//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Yumi

Pages: 1 2 3 [4] 5
46
Lingkungan / Pengalaman Melintas di Rel KA Jl. Bakaran Batu
« on: 19 February 2009, 05:54:30 PM »
Ini secuil pengalaman saya ketika melintasi rel kereta api di Jalan Bakaran Batu Medan. Seusai latihan bulu tangkis dengan teman-teman, Senin (9/2), kami ngobrol sambil makan di warung Jalan Suasa Medan. Waktu itu sudah menunjukkan dini hari pukul, 02.00 WIB.

Karena waktu sudah makin larut, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Saya mengendarai mobil Kijang melintas di Jalan Bakaran Batu. Tapi entah karena firasat apa, ketika hendak melintasi rel kereta api Jalan Bakaran Batu itu, hati saya tidak tenang. Seolah-olah ada perasaan yang mengganjal membuat saya berhenti tepat di depan rel kereta api. Tiba-tiba hanya dalam hitungan detik melintas kereta api barang persis di depan hidung mobil saya.

Wah..wah.. bulu kudukku jadi bergidik. Kalau tadi saya tidak berhenti, saya bakal tidak ketemu lagi dengan teman-teman sepermainan, keluarga dan sanak famili. Saya kaget luar biasa. Kok tiba-tiba kereta api barang itu bagai menyelonong tanpa aba-aba. Pintu nengnong atau plang kereta api dini hari itu sekitar pukul 02.20 WIB juga tidak turun, sehingga pengguna jalan termasuk saya mengira aman-aman saja.

Saya mengucap syukur pada Tuhan, firasat tak enak itu yang membuat saya berhenti sehingga saya masih bernafas hingga saat ini.

Saya tidak tahu mengapa plang kereta api dini hari itu tidak berfungsi. Apakah penjaganya tertidur atau rusak. Entahlah. Kiranya pengalaman saya ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua pengguna jalan, agar tetap hati-hati, terutama ketika melintasi rel kereta api.

Tidak ada jaminan plang kereta api itu akan berfungsi sebagai mana mestinya. Biasanya, kalau sudah terjadi kecelakaan, akan muncul opini dari pihak tertentu, hal ini terjadi karena hukum error atau penjaga pintu nengnong juga manusia biasa, bisa silap. Maka hati-hatilah.

Arie Dermawan
Jalan Bangau Medan


Sumber: Surat Pembaca Harian Analisa, Kamis, 19 Feb '09, hal. 20

47
Kafe Jongkok / Pada Dasarnya, Dia Mungkin Orang yang Sangat Baik
« on: 19 February 2009, 05:20:08 PM »
Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar di sebuah hotel,
saya melihat suatu kejadian yang menarik, bagaimana seseorang
menghadapi orang yang penuh emosi.
 
Saat itu pukul 17.00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu
yang baru datang. Orang yang persis di depan saya memberikan namanya
kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah.
Pegawai tersebut berkata, "Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar 'single'
untuk Anda."
 
"Single?!" bentak orang itu. "Saya memesan double!"
 
Pegawai tersebut berkata dengan sopan, "Coba saya periksa sebentar."
 
Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, "Maaf, Tuan.
Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempat-
kan Anda di kamar double, kalau memang ada, tetapi semua kamar double
sudah penuh."
 
Tamu yang berang itu berkata, "Saya tidak perduli apa bunyi kertas itu,
saya mau kamar double."
 
Kemudian ia mulai bersikap 'Anda-tahu-siapa- saya' lalu berkata,
"Saya akan usahakan agar Anda di pecat. Anda lihat nanti. Saya akan
buat Anda di pecat."
 
Di bawah serangan gencar, pegawai muda tersebut menyela, "Tuan, kami
menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda."
 
Akhirnya, sang tamu yang benar-benar marah itu berkata, "Saya tidak akan
mau tinggal di kamar yang terbagus di hotel ini sekarang, manajemennya
benar-benar buruk."  Lalu ia pun pergi keluar.
 
Saya menghampiri meja penerimaan tamu sambil berpikir, si pegawai pasti
marah setelah baru saja dimarahi habis-habisan.  Sebaliknya, ia menyambut
semua dengan salam yang ramah sekali, "Selamat malam, Tuan."
 
Ketika ia mengerjakan hal yang rutin, yaitu mengatur kamar untuk saya,
saya berkata kepadanya, "Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri
tadi. Anda benar-benar sabar."
 
"Ya, Tuan" katanya. "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu.
Anda lihat, dia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban
pelampiasan kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja
ribut dengan isterinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barang-
kali dia merasa rendah  diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk  me-
lampiaskan kekesalannya. "
Pegawai tadi menambahkan, "Pada dasarnya dia mungkin orang yang
sangat baik. Kebanyakan orang begitu."
 
Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya,
"Pada dasarnya dia mungkin orang yang sangat baik.
Kebanyakan orang begitu."

48
Diskusi Umum / Nasehat Biksu Tua
« on: 19 February 2009, 03:49:00 PM »
Posted by: "Subhadevi" subhadevi [at] samaggi-phala.or.id   subhadevi55
Tue Feb 17, 2009 6:08 am (PST)

Seorang biksu tua dalam biara mengajak muridnya yang masih muda untuk
pergi turun gunung mencari sedekah. Di dalam perjalan pulang mereka
bertemu dengan seorang nenek tua yang hampir menemui ajalnya karena
kelaparan.

Biksu tua segera memerintahkan muridnya untuk meninggalkan makanan dan
sedikit uang kepada nenek tua itu, akan tetapi muridnya merasa enggan.

Biksu tua lalu menasehati muridnya itu dengan berkata, "Mati hidup dan
pahala itu hanya terletak pada sekilas pikiran, uang dan makanan
tersebut bagi kita hanyalah sekedar untuk mempertahankan hidup kita
untuk sementara saja. Akan tetapi bagi nenek tua itu, benda-benda
tersebut dapat menolong nyawanya."

Murid biksu tua itu setengah mengerti setengah tidak, dengan hormat
dan berhati-hati dia berkata, "Bimbingan Guru selamanya akan murid
camkan dalam hati, suatu hari nanti jika murid berhasil memajukan
biara dan ketika telah terkumpul banyak uang dan pangan, pasti
membantu dan menolong rakyat miskin."

Siapa sangka setelah mendengarkan kata-kata itu biksu tua hanya
menghela nafas sambil menggeleng-gelengka n kepala.

Beberapa tahun kemudian, biksu tua ini telah hampir mencapai ajalnya.
Sebelum ajalnya tiba dia telah menyerahkan sebuah kitab sutra kepada
muridnya, mulutnya bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu tapi tidak
keburu mengucapkan sepatah kata pun, biksu tua itu telah berpulang.

Muridnya yang masih muda ini setelah mewarisi kedudukannya, sangat
piawai dalam memimpin biara. Dia tak henti-hentinya memperluas biara
kecil yang sudah usang itu. Di dalam hati muridnya ini berpikir,
tunggu hingga perluasan biara ini rampung, saya pasti
bersungguh-sungguh melaksanakan bimbingan dari biksu tua untuk
menolong masyarakat secara luas.

Akan tetapi setelah biaranya sudah mencapai skala tertentu,dalam
hatinya berpikir lagi, tunggu biara ini mencapai skala yang lebih
besar lagi, baru saya laksanakan perbuatan amal untuk menolong masyarakat.

Waktu berlalu dengan cepat, ketika murid ini sudah mencapai umur
80-an, kuilnya juga sudah menjadi besar dan mentereng, juga memiliki
sawah ratusan hektar.

Akan tetapi, selama puluhan tahun ini, dikarenakan sibuk dengan
pembangunan kuil, telah mengabaikan perbuatan amal (kebaikan),
akhirnya dia tidak pernah melaksanakan satu hal apapun yang bisa
mendatangkan pahala.

Sebelum ajalnya tiba, murid ini tiba-tiba teringat kepada buku sutra
yang ditinggalkan oleh biksu tua. Ketika dia membuka halaman judul
dari buku itu, tertera tulisan nasihat biksu tua yang ketika itu tidak
sempat biksu tua tunjukkan :

"Memberi pertolongan kepada orang satu kali, melebihi melafalkan sutra
(kitab suci agama Buddha) selama sepuluh tahun."

Sebenarnya, menolong orang itu tidak perlu menunggu setelah kita
sendiri memiliki kemampuan yang cukup baru melaksanakannya. Penting
untuk diketahui bahwa mengulurkan tangan memberi bantuan kepada orang
lain dengan kemampuan yang kita miliki, akan mengandung makna yang
lebih mendalam.

Hati belas kasih yang timbul untuk menolong orang lain, merupakan
watak hakiki yang nampak secara alami, dijalankan dan dilaksanakan
kapan dan dimana saja.Cara kerja yang harus menunggu setelah kita
memiliki kemampuan yang cukup, sebenarnya adalah suatu alasan untuk
menutupi ketidak relaan hati kita untuk berkorban.
(The Epoch Times/lin)

49
Pengalaman Pribadi / FW: Juz a sharing...
« on: 14 February 2009, 12:15:59 AM »
copas from email..  _/\_

ARE YOU READY???

A friend, who is so stressed up with her family life, is insisted on going for a period of retreat in Thailand. Probably 3 to 6 months of retreat, as an antidote to her depression. I put my previous comfort to her in writing….. I hope to be no harm to share with all of you. May it be useful to anybody who wishes to go for a retreat especially those who love going periodically.

Some people treat meditation as direct antidote to depression. They tend to avoid problems than to solve problems…thinking that a period of retreat can truly solve their problems. This is not an easy issue. Once they go back to their hectic life, again they feel depressed. In that case, retreat is just a temporary place to hide from problems.

Another simple teaching given by Buddha, if a person has so much anger within, it is not proper to immediately sit for a Metta meditation. Only after his anger subsided, then he can do Metta meditation. Similarly, one needs to solve problems before hand, then go to meditate. This is the correct way.

There are some basic things that are NO less important that we should not object to practice if we want to excel in meditation.

Take these few things into your consideration [for a support to your progress]:


1.   Learn the words of the Buddha.

He said that the entire holy life is good friendship, by relying upon him as a good friend; beings are freed from birth, aging, death, sorrow, lamentation, pain, displeasure, and despair. It is of utmost important to understand and to know what the Buddha taught. In present days, many have been teaching methods [of meditation] that have not come from the Buddha. Good friendship [with right knowledge to the teaching of the Buddha] is the entire holy life. Therefore, one must be wise enough to choose the right teacher or to choose a kalyanamitta. Right view [thorough understanding to the teaching of the Buddha] is the first factor of the Noble Eightfold Path.


2.   Practice Generosity.

Buddha talked about Dana and Sila to lay people on many occasions. Dana is a basic training of giving, of non-clinging.

Now, if we do not even know how to give thing with small value, then I have doubt if we are able to detach from things rather valuable and rather important, i.e. status, name and fame, not to say of five aggregates - body, feeling, perception, volitional formations and consciousness – that we cling so much to. So, it is rather impossible for a person who never learns to give to understand that body, feeling, etc are to be detached/not to be clung to, since they do not belong to him.

There are several ways to do Dana. Dana can be in term of giving material things, giving time for charity work, social activities participation, giving comfort to someone, to be forgiving etc.

Another important reason why we do Dana is because a well-given Dana brings much happiness that leads to tranquility of mind and right concentration – Jhana. [This is what Visakha – the chief Patroness in Buddha’s time replied when she was asked a question about Dana. When I remember it (generosity), I shall be glad. When I am glad, I shall be happy. When my mind is happy, my body will be tranquil. When my body is tranquil, I shall feel pleasure. When I feel pleasure, my mind will become concentrated. That will bring the development of the spiritual faculties in me and also the development of the spiritual powers and the enlightenment factors.]

Sila [morality] is another aspect that helps to progress in meditation. But before morality, I’d like to share a bit on restraining of the sense faculties.


3.   Restrain of the sense faculties.

Buddha said about one thing, when developed and cultivated, fulfills the three kinds of good conduct. That is, to restrain of the sense faculties.

 “And how, is restraint of the sense faculties developed and cultivated so that it fulfills the three kinds of good conduct?

Here, having seen an agreeable form with the eye, a bhikkhu does not long for it, or become excited by it, or generate lust for it. His body is steady and his mind is steady, inwardly well composed and well liberated. But having seen a disagreeable form with the eye, he is not dismayed by it, not daunted, not dejected, without ill-will. His body is steady and his mind is steady, inwardly, well composed and well liberated.

The same thing applies to things heard, sensed, and cognized…

Thing is not easy when it comes to a matter of feeling e.g. somehow you meet a guy, feel good then fall in love, seeing pleasant form with the eye, being delight on it, thinking ‘I wish he could be my boyfriend’, but later you find out that this guy is already attached to another girl, seeing unpleasant form, being displeasure on it, thinking ‘I wish they would not last’ and if you are too obsessed with the guy, you might probably act weirdly to separate them. [I’m not saying you can’t fall in love…haha…but not to the wrong person]

Then regarding sound, when we hear people praise us, talk good about us, give us credit, we like it that way but when people criticize us, we become mad, heartbroken, in return we might talk back in anger, rudely, unreasonably.

Now, you see that the unrestrained sense faculties lead one to conduct immorally through his mind, body and speech.
Restraining of the sense faculties means that we should be careful of desire and lust. This is where the problem lies. This is where the fetter is. So we should learn to overcome our desire and lust to things that we know as conditioned, impermanent, with little satisfaction and keep on changing.


4.   Morality

Many people are ignorant about making merit. They think being virtuous is just simply having a chance to do Dana. One of my girl friends says that it is almost impossible for her to do Dana, as there’s hardly any Buddhist temple or charity in her small town, so she is confuse how to do good.

I suggest that she can practice to refrain from taking lives and harming beings, refrain from taking things that are not given, refrain for sexual misconduct, refrain from telling untruth, refrain from intoxicated drinks and drugs. We give so much happiness to other beings when we keep precepts. We, in return have a peace of mind, free of remorse, of guilt, of fear, from wrongdoing. A mind that free from remorse will quickly focus.


5.   Be Mindful

Next, the Buddha says with virtue that is well purified and right view, one should develop mindfulness.

“Well then, bhikkhu, purify the very starting point of wholesome states. And what is the starting point of wholesome states? Virtue that is well purified and view that is straight. Then, when your virtue is well purified and your view straight, based upon virtue, established upon virtue, you should develop the four establishments of mindfulness.

Mindfulness in Buddha’s teaching is mindfulness to four things, namely body, feeling, mind and Dhamma. I’d probably just talk on a basic mindfulness in our daily routines. Certain people are quite forgetful. It is quite irritating when we often forget what we do. At workplace, you will know that being mindful is really important. When your boss asks certain questions to check on work progress and it happens to say I don’t know, I have no idea, I can not remember, and then you must be in trouble. Sometimes, when there is plenty of work to do. We tend to forget things easily. What we have done earlier, we can’t remember. Give attention when doing things will improve our mindfulness.

I have ever met a lady who is very forgetful. I met this lady in Thai temple. I have ever chit chat with her once or twice. But there was quite some time I didn’t go to this temple. When I went back some time later. She said she didn’t know who I am. Haha…. Then I told her, long time no see yeah but I still remember you, your name, your job and where you stay. Maybe when she talked to me, she didn’t bother to look at me because I’m not a male. Haha…. She was quite shameful by then.

There are plenty of things we can do with mindfulness. For example, while crossing the road, cross mindfully. While working, work mindfully. While walking, walk mindfully… etc.

As an addition, you are probably required to observe eight precepts if you stay in Theravadin temple. The first five is explained in morality, with a difference in third precept, that is, to lead a celibate life. The sixth is to refrain from eating after noon. Seventh, to refrain from all kinds of entertainments. Eighth, to refrain from using high & luxurious bed and seat. So if you are serious about long retreat, then you should practice by your own at home before going. For example: stop eating too much as this will cause you sloth and torpor… stop sleeping too much as you need to wake up pretty early in a temple… stop pampering yourself with so much entertainments and luxurious things. [Even if you are not practicing in a temple, observing eight precepts in uposatha days is greatly encouraged]

I chat with my girl friends quite some time ago, with whom I have been friends for 10 or 20 years, some even since kindergarten class. I told them that we are no longer young, but middle aged women now. Haha… Each person might have different priority in life. But whatever your priority is, lead your life skillfully. If you set career to be priority number one, then work skillfully. Do not find any loophole to create unnecessary thing that will cause you harm like cheating company’s money for your personal sake etc… 

Put care to your spiritual need. We tend to forget about this need especially when we are in our prime time, with good career and good bonuses, good food and good clothing. I might be busy with my work, sometimes I return home in the morning and go back to work on the same morning…haha… but spiritual growth is still my primary concern.

Everyone has some stress up to a certain level in life. As a working person, there’s stress at work. As a homemaker, there’s stress at home. As a member of an organization, there’s also stress in that organization. Few years behind, when I was a teacher, there was a time I was so stressed up with my teaching career. I always thought maybe working in the office would be much better than being a teacher. But now, working in the office seems to be no less trouble than being a teacher… Haha… We should learn to take things easy in life. [拿得起, 放得下]

Well, this is the end of my sharing. Wishing all of you a very Happy Magha Puja Day and Cap Go Meh. May there be joy, good luck and good health throughout the year. May you progress in your spiritual journey.

With Metta,
Yulia

50
Seremonial / Selamat Ulang Tahun.. Gina..
« on: 20 January 2009, 01:26:24 PM »
 _/\_

Happy Birthday, cc Gina..
Semoga sehat dan bahagia selalu..
  :rose:

 >:)< :x :-*

51
 _/\_

Tgl 21-29 Des '08 di Vihara Saddhavana, Sidikalang
akan diadakan meditasi vipassana yg akan dibimbing oleh Bhante Jinadhammo.

Bila berminat jd peserta dpt hub. Delon 0816 33333 0,
dan bila ingin berdana dpt hub. Reny 0812 6469 115.

52
Keluarga & Teman / Kisah Baut Kecil
« on: 02 November 2008, 07:53:51 PM »
Bacaan: Filipi 2:1-11

Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; - Filipi 2:3

Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula.

Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.

Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang kr****n seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.

Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"

Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga.

(Dioni)

53
                                  zǒng   xù
                                   縂 敘

           dì   zǐ  guī,                           shèng rén xùn.
         弟 子 規,                      聖 人 訓。
         Ini adalah pedoman                  Berdasarkan nasihat
         Untuk menjadi anak                  orang-orang suci.
              berbudi,


          shǒu xiào  dì,                          cì  jǐn  xìn.
         首 孝 弟,                      次 謹 信。
         Pertama, bakti pada                  Kedua, mawas diri,
           orang tua dan                        tepati janji.
          menyayangi saudara,


A.   Rangkuman

1.   Pengantar Umum

      Buku, yang akan menerangkan tentang budi pekerti seorang anak manusia ini, disusun berdasarkan pemikiran seorang filsuf dunia Kong Fu Zi (Kong Hu Cu). Buku ini akan memberikan tuntunan tentang tata cara berperilaku dalam seluruh aspek kehidupan dan keseharian kita.

      Misalnya, sebagai anak kita harus berbakti dan patuh pada orang tua, hormat pada kakak, sayang pada adik dan santun, lembut dalam bertutur kata. Begitu pula dalam bergaul di masyarakat luas, kita harus sangat berhati-hati dan mawas diri, dalam pengertian, mampu mengendalikan cara berpikir, cara berbuat, dan cara bertutur kata.


54
Srimala adalah putri dari Raja Prasenajit dari kerajaan Saravasti. Ia telah menikah dengan Raja Ayodhya dari kerajaan lain.
Srimala was the daughter of King Prasenajit of Saravasti and the wife of King Ayodhya.

Meskipun ia memiliki status sosial yang sangat tinggi dalam hidupnya, ia sama sekali tidak cantik. Ia selalu bertanya-tanya mengapa bisa demikian.
Although she held a very high position in life, she was not at all beautiful. She always wondered why this was so.

Suatu hari, ketika Sang Buddha datang menetap di Vihara Jetavana, Srimala pun datang untuk memberi hormat dan bertanya kepada Beliau:
One day, when the Buddha came to stay at the Jetavana Monastery, she went to pay him her respects and asked him the following questions:

“Guru, mengapa ada wanita yang jelek, berwatak sangat kasar, berstatus sosial rendah dan miskin?”
“Lord Buddha, why are there some women who are ugly, terribly rough in manner, hold a low position in life and are poor?”

“Mengapa ada wanita yang jelek, berwatak sangat kasar, tetapi berstatus sosial tinggi dan kaya?”
“Why are some women ugly and terribly rough in manner but hold high position in life and are rich?”

“Mengapa ada wanita yang cantik tetapi berstatus sosial rendah dan miskin?”
“Why are some women beautiful but hold a low position in life and are poor?”

“Mengapa ada wanita yang terbekahi dengan kecantikan dan juga lemah lembut, penuh kebaikan, kaya dan mulia?”
“Why are some women blessed with beauty and are gentle, virtuous, wealthy and noble?”

“Srimala,” jawab Sang Buddha, “wanita yang terlahir jelek, berwatak sangat kasar, berstatus sosial rendah dan miskin dalam kehidupan sekarang adalah karena dalam kehidupannya yang lampau ia memiliki sifat mudah marah, tidak senang terhadap orang-orang yang mencercanya, tidak pernah mendanakan makanan, kebutuhan sehari-hari ataupun yang lain kepada petapa atau bhikkhu, dan juga iri terhadap orang-orang yang kaya, terhormat, dihargai, sopan dan dermawan.”
“Srimala,” the Buddha replied, “those women who were born ugly, are terribly rough in manner, hold a low position in life and are poor in this lifetime were in their past life irascible and angry by nature, held grudges against those who criticised them, never offered any alms, daily requisites or anything else to samanas or brahmins, and were envious of people who were wealthy, honorable, respected, courteous and generous.”

“Di lain pihak, Srimala, wanita yang terlahir jelek dan berwatak kasar, tetapi berstatus sosial tinggi dan kaya dalam kehidupan sekarang adalah karena dalam kehidupannya yang lampau ia memiliki sifat mudah marah, tidak senang terhadap orang-orang yang mencercanya, tetapi ia senantiasa mendanakan makanan, minuman, buah dan bunga, kebutuhan sehari-hari dan tempat bernaung kepada petapa atau bhikkhu. Juga, ia tidak iri kepada orang-orang yang kaya, terhormat, dihargai, sopan dan dermawan, melainkan ia malah memuji dan menghargai mereka.”
“On the other hand, Srimala, those women who were born ugly, are terribly rough in manner, but hold a high position in life time and are rich were in their past life irascible, angry, hateful, and held grudges against people who criticised them, but they failed not to offer food, drinks, fruit and flowers, daily requisites, and property to samanas or brahmins. Also, they did not envy those who were wealthy, honorable, respected, courteous and generous, but praised and appreciated them.”

“Srimala, wanita yang terlahir cantik dan lemah lembut dalam kehidupan sekarang tetapi berstatus sosial rendah dan miskin adalah karena dalam kehidupannya yang lampau ia senantiasa ramah dan menghadapi cercaan dengan kesabaran dam ketabahan, bukan dengan amarah. Akan tetapi, ia tidak memberi persembahan apapun kepada petapa atau bhikkhu, dan juga iri kepada orang-orang yang kaya, terhormat, dihargai, sopan dan dermawan.”
“Those women, Srimala, who were beautiful, and gentle in this lifetime but hold a low position in life and are poor were in their past life gentle by nature, and met criticism with patience and perserverance instead of anger. However, they did not make any offerings to samanas and brahmins and were envious of those wealthy, honorable, respected, courteous and generous.

“Srimala, wanita yang terlahir cantik, lemah lembut, berwatak menyenangkan, kaya, penuh kebaikan, dan mulia dalam kehidupan sekarang adalah karena dalam kehidupan yang lampau ia penyabar, tidak marah terhadap orang-orang yang mencercanya, serta dengan hormat mempersembahkan tempat bernaung, bunga, buah, minuman dan obat-obatan kepada petapa atau bhikkhu. Ia juga banyak melakukan kebajikan, tidak memiliki iri hati, bertutur kata dengan sopan, serta memuji dan menghargai semua makhluk yang baik.”

“Inilah, Srimala, penyebab-penyebab mengapa ada wanita yang kaya, miskin, berstatus sosial tinggi, berstatus sosial rendah, cantik dan buruk rupa.”
“Those woman, Srimala, who were beautiful, gentle, kind, well-mannered, rich, virtuous and noble in this lifetime were in their past life gentle and kind by nature. They were patient, not angry with those who criticised them, and respectfully offered property, flowers, fruit, drinks and medicine to samanas and brahmins. They also did a lot of meritorious deeds, were never envious, spoke mindfully, and praised and appreciated all good beings.”

“These, Srimala, are the reasons for rich, poor, high-positioned, low-positioned, beautiful and ugly women.”


Srimala merasa malu setelah mendengar jawaban Sang Buddha, tetapi pada saat yang sama ia juga merasa bahagia dan berkata, “Guru, setelah mendengarkan uraian-Mu, sekarang saya paham mengapa saya tidak cantik walaupun memiliki status sosial yang tinggi. Bagaikan seberkas cahaya yang menghalau kegelapan, sebuah jalan telah ditemukan di tengah-tengah ketersesatan. Kebenaran ini sungguh mengagumkan.”
Srimala felt ashamed upon hearing the Buddha’s reply, but at the same time felt elated and said, “Lord Buddha, after listening to Your words, I understand the reasons why although I hold a high position in life, I am not beautiful. It is like a light has dispelled the darkness, a path has been found in the wilderness. The truth is marvellous!”

“Mulai sekarang, saya tidak akan marah, walaupun orang-orang mencerca saya. Saya akan memuji dan menghargai mereka yang hidup penuh dengan kebajikan dan tidak iri terhadap yang lain. Saya juga akan mempersembahkan tempat bernaung, makanan, obat-obatan dan bunga kepada para petapa dan bhikkhu.”
“From now on, I will not be angry, even though people may criticise me. I will praise and appreciate those who live virtuous lives and not be envious of others. I will also offer property, food, medicine, and flowers, to samanas or brahmins.”

“Ada banyak wanita yang menjadi pengikutku. Saya akan mengajarkan mereka semua untuk melakukan hal yang sama. Guru, mohon terimalah saya sebagai murid Anda. Saya ingin bernaung dalam Tiga Permata mulai saat ini.”
“There are a lot of women under my common. I will teach them all to do the same. Lord Buddha, please accept me as your discipline. I would like to take refuge in the Triple Gem in this very lifetime.”


Kesimpulan

Setelah mendengarkan ajaran Sang Buddha, keraguan Srimala menjadi lenyap dan ia menjadi paham. Sudahkan kalian memahami makna sesungguhnya dari cara untuk menjadi orang yang cantik, kaya, mulia dan terhormat?

Pertama kalian harus menumbuhkan kepribadian yang baik, selalu rendah hati dan tidak iri hati, selalu mempraktekkan kesabaran dan ketabahan, bergembira atas jasa kebajikan orang lain dan atas seringnya mereka berbuat baik.

Kedua, harus murah hati dan dengan hormat mempersembahkan jubah, makanan, tempat tidur, obat-obatan, dupa, bunga dan tempat bernaung bagi para bhikkhu dan bhikkhuni yang sedang berlatih, karena apa yang kalian tanam dalam kehidupan sekarang, itulah yang akan kalian petik di masa mendatang.

Jadi, sekarang kalian telah tahu bahwa apabila kalian senantiasa hidup sesuai dengan Dhamma, seperti yang dijabarkan di atas, maka dengan sendirinya kalian akan terhindar dari terlahir sebagai orang miskin, jelek, ataupun berstatus sosial rendah.


Conclusion

Listening to the Buddha’s teaching, Srimala’s doubts were cleared up and she was filled with understanding. Have you yourself attained the true understanding of how to become a beautiful, rich, noble, and honorable being?

First, you have to cultivate a kind personality, be modest and not jealous, practice patience and perseverance, rejoice in others merits and skills in doing good.

Second, you have to be generous and respectfully offer clothing, food, beds, medicine, incense, flowers and property to practising monks and nuns, for as you sow in this lifetime, so shall you reap in the future. Heeding the principle of cause and effect, the true nature of the Dhamma will lead you from being poor, ugly, and having a low position in life.



Sumber: Mengapa Ada Orang Kaya, Miskin, Cantik dan Buruk Rupa?-The Reason for Rich, Poor, High-Positioned, Low-Positioned, Beautiful and Ugly Women, pp. 1-30

55
Keluarga & Teman / Kaca Spion
« on: 25 October 2008, 05:50:52 PM »
Sejak bekerja saya tidak pernah lagi berkunjung ke Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro di Jalan Rasuna Said, Jakarta . Tapi, suatu hari ada kerinduan dan dorongan yang luar biasa untuk ke sana . Bukan untuk baca buku, melainkan makan gado-gado di luar pagar perpustakaan. Gado-gado yang dulu selalu membuat saya ngiler. Namun baru dua tiga suap, saya merasa gado-gado yang masuk ke mulut jauh dari bayangan masa lalu. Bumbu kacang yang dulu ingin saya jilat sampai piringnya mengkilap, kini rasanya amburadul. Padahal ini gado-gado yang saya makan dulu. Kain penutup hitamnya sama. Penjualnya juga masih sama. Tapi mengapa rasanya jauh berbeda?

Malamnya, soal gado-gado itu saya ceritakan kepada istri. Bukan soal rasanya yang mengecewakan, tetapi ada hal lain yang membuat saya gundah.
Sewaktu kuliah, hampir setiap siang, sebelum ke kampus saya selalu mampir ke perpustakaan Soemantri Brodjonegoro. Ini tempat favorit saya. Selain karena harus menyalin bahan-bahan pelajaran dari buku-buku wajib yang tidak mampu saya beli, berada di antara ratusan buku membuat saya merasa begitu bahagia. Biasanya satu sampai dua jam saya di sana . Jika masih ada waktu, saya melahap buku-buku yang saya minati. Bau harum buku, terutama buku baru, sungguh membuat pikiran terang dan hati riang. Sebelum meninggalkan perpustakaan, biasanya saya singgah di gerobak gado-gado di sudut jalan, di luar pagar. Kain penutupnya khas, warna hitam. Menurut saya, waktu itu, inilah gado-gado paling enak seantero Jakarta . Harganya Rp 500 sepiring sudah termasuk lontong. Makan sepiring tidak akan pernah puas. Kalau ada uang lebih, saya pasti nambah satu piring lagi. Tahun berganti tahun. Drop out dari kuliah, saya bekerja di Majalah TEMPO sebagai reporter buku Apa dan Siapa Orang Indonesia . Kemudian pindah menjadi reporter di Harian Bisnis Indonesia .. Setelah itu menjadi redaktur di Majalah MATRA. Karir saya terus meningkat hingga menjadi pemimpin redaksi di Harian Media Indonesia dan Metro TV.

Sampai suatu hari, kerinduan itu datang. Saya rindu makan gado-gado di sudut jalan itu. Tetapi ketika rasa gado-gado berubah drastis, saya menjadi gundah. Kegundahan yang aneh. Kepada istri saya utarakan kegundahan tersebut. Saya risau saya sudah berubah dan tidak lagi menjadi diri saya sendiri. Padahal sejak kecil saya berjanji jika suatu hari kelak saya punya penghasilan yang cukup, punya mobil sendiri, dan punya rumah sendiri, saya tidak ingin berubah. Saya tidak ingin menjadi sombong karenanya.

Hal itu berkaitan dengan pengalaman masa kecil saya di Surabaya . Sejak kecil saya benci orang kaya. Ada kejadian yang sangat membekas dan menjadi trauma masa kecil saya. Waktu itu umur saya sembilan tahun. Saya bersama seorang teman berboncengan sepeda hendak bermain bola. Sepeda milik teman yang saya kemudikan menyerempet sebuah mobil. Kaca spion mobil itu patah.

Begitu takutnya, bak kesetanan saya berlari pulang. Jarak 10 kilometer saya tempuh tanpa berhenti. Hampir pingsan rasanya. Sesampai di rumah saya langsung bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Upaya yang sebenarnya sia-sia. Sebab waktu itu kami hanya tinggal di sebuah garasi mobil, di Jalan Prapanca. Garasi mobil itu oleh pemiliknya disulap menjadi kamar untuk disewakan kepada kami. Dengan ukuran kamar yang cuma enam kali empat meter, tidak akan sulit menemukan saya. Apalagi tempat tidur di mana saya bersembunyi adalah satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Tak lama kemudian, saya mendengar keributan di luar. Rupanya sang pemilik mobil datang. Dengan suara keras dia marah-marah dan mengancam ibu saya. Intinya dia meminta ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Pria itu, yang cuma saya kenali dari suaranya yang keras dan tidak bersahabat, akhirnya pergi setelah ibu berjanji akan mengganti kaca spion mobilnya. Saya ingat harga kaca spion itu Rp 2.000. Tapi uang senilai itu, pada tahun 1970, sangat besar. Terutama bagi ibu yang mengandalkan penghasilan dari menjahit baju. Sebagai gambaran, ongkos menjahit baju waktu itu Rp 1.000 per potong. Satu baju memakan waktu dua minggu. Dalam sebulan, order jahitan tidak menentu. Kadang sebulan ada tiga, tapi lebih sering cuma satu. Dengan penghasilan dari menjahit itulah kami – ibu, dua kakak, dan saya – harus bisa bertahan hidup sebulan.

Setiap bulan ibu harus mengangsur ganti rugi kaca spion tersebut. Setiap akhir bulan sang pemilik mobil, atau utusannya, datang untuk mengambil uang. Begitu berbulan-bulan. Saya lupa berapa lama ibu harus menyisihkan uang untuk itu.. Tetapi rasanya tidak ada habis-habisnya. Setiap akhir bulan, saat orang itu datang untuk mengambil uang, saya selalu ketakutan. Di mata saya dia begitu jahat. Bukankah dia kaya? Apalah artinya kaca spion mobil baginya? Tidakah dia berbelas kasihan melihat kondisi ibu dan kami yang hanya menumpang di sebuah garasi?

Saya tidak habis mengerti betapa teganya dia. Apalagi jika melihat wajah ibu juga gelisah menjelang saat-saat pembayaran tiba. Saya benci pemilik mobil itu. Saya benci orang-orang yang naik mobil mahal. Saya benci orang kaya.
Untuk menyalurkan kebencian itu, sering saya mengempeskan ban mobil-mobil mewah. Bahkan anak-anak orang kaya menjadi sasaran saya. Jika musim layangan, saya main ke kompleks perumahan orang-orang kaya. Saya menawarkan jasa menjadi tukang gulung benang gelasan ketika mereka adu layangan. Pada saat mereka sedang asyik, diam-diam benangnya saya putus dan gulungan benang gelasannya saya bawa lari. Begitu berkali-kali. Setiap berhasil melakukannya, saya puas. Ada dendam yang terbalaskan.
Sampai remaja perasaan itu masih ada. Saya muak melihat orang-orang kaya di dalam mobil mewah. Saya merasa semua orang yang naik mobil mahal jahat. Mereka orang-orang yang tidak punya belas kasihan. Mereka tidak punya hati nurani.

Nah, ketika sudah bekerja dan rindu pada gado-gado yang dulu semasa kuliah begitu lezat, saya dihadapkan pada kenyataan rasa gado-gado itu tidak enak di lidah. Saya gundah. Jangan-jangan sayalah yang sudah berubah. Hal yang sangat saya takuti. Kegundahan itu saya utarakan kepada istri. Dia hanya tertawa. ''Andy Noya, kamu tidak usah merasa bersalah. Kalau gado-gado langgananmu dulu tidak lagi nikmat, itu karena sekarang kamu sudah pernah merasakan berbagai jenis makanan. Dulu mungkin kamu hanya bisa makan gado-gado di pinggir jalan. Sekarang, apalagi sebagai wartawan, kamu punya kesempatan mencoba makanan yang enak-enak. Citarasamu sudah meningkat,'' ujarnya. Ketika dia melihat saya tetap gundah, istri saya mencoba meyakinkan, "Kamu berhak untuk itu. Sebab kamu sudah bekerja keras."

Tidak mudah untuk untuk menghilangkan perasaan bersalah itu. Sama sulitnya dengan meyakinkan diri saya waktu itu bahwa tidak semua orang kaya itu jahat. Dengan karir yang terus meningkat dan gaji yang saya terima, ada ketakutan saya akan berubah. Saya takut perasaan saya tidak lagi sensisitif. Itulah kegundahan hati saya setelah makan gado-gado yang berubah rasa. Saya takut bukan rasa gado-gado yang berubah, tetapi sayalah yang berubah. Berubah menjadi sombong.

Ketakutan itu memang sangat kuat. Saya tidak ingin menjadi tidak sensitif. Saya tidak ingin menjadi seperti pemilik mobil yang kaca spionnya saya tabrak.
Kesadaran semacam itu selalu saya tanamkan dalam hati. Walau dalam kehidupan sehari-hari sering menghadapi ujian. Salah satunya ketika mobil saya ditabrak sepeda motor dari belakang. Penumpang dan orang yang dibonceng terjerembab. Pada siang terik, ketika jalanan macet, ditabrak dari belakang, sungguh ujian yang berat untuk tidak marah. Rasanya ingin melompat dan mendamprat pemilik motor yang menabrak saya. Namun, saya terkejut ketika menyadari yang dibonceng adalah seorang ibu tua dengan kebaya lusuh. Pengemudi motor adalah anaknya. Mereka berdua pucat pasi. Selain karena terjatuh, tentu karena melihat mobil saya penyok.

Hanya dalam sekian detik bayangan masa kecil saya melintas. Wajah pucat itu serupa dengan wajah saya ketika menabrak kaca spion. Wajah yang merefleksikan ketakutan akan akibat yang harus mereka tanggung. Sang ibu, yang lecet-lecet di lutut dan sikunya, berkali-kali meminta maaf atas keteledoran anaknya. Dengan mengabaikan lukanya, dia berusaha meluluhkan hati saya. Setidaknya agar saya tidak menuntut ganti rugi. Sementara sang anak terpaku membisu. Pucat pasi. Hati yang panas segera luluh...
Saya tidak ingin mengulang apa yang pernah terjadi pada saya. Saya tidak boleh membiarkan benih kebencian lahir siang itu. Apalah artinya mobil yang penyok berbanding beban yang harus mereka pikul.
Maka saya bersyukur. Bersyukur pernah berada di posisi mereka. Dengan begitu saya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Setidaknya siang itu saya tidak ingin lahir sebuah benih kebencian. Kebencian seperti yang pernah saya rasakan dulu. Kebencian yang lahir dari pengalaman hidup yang pahit.

Andy Noya

56
Kafe Jongkok / Mengungkap Rahasia Panjang Umur
« on: 24 October 2008, 09:05:00 PM »
Ingin awet muda, hidup lebih dari 100 tahun dan tetap sehat? berikut ada rahasia yang didapatkan melalui jajak pendapat terhadap 100 orang yg berusia lebih dari 100 tahun di USA.

Dari semua tips yang ada, ada satu tips yang paling dianjurkan, yaitu tetaplah berinteraksi, berhubungan dekat dengan teman atau keluarga, dan selalu berupaya membuat otak dan pikiran untuk selalu aktif, menjaga hati tetap bahagia dengan tertawa juga sangat dianjurkan. Sedang hal yang harus anda hindari dan jauhkan dari hidup adalah stress.

Jajak pendapat yang dilakukan via telp ini juga mengungkap fakta meski berusia lanjut, mereka memiliki gaya hidup modern, sekitar 19% mengaku menggunakan ponsel, 12% mengaku terbiasa menggunakan internet, bahkan 3% mengaku berkencan dengan seseorang yg dikenal lewat chatting.

Berikut tips lengkap rahasia untuk panjang umur
Tetap dekat dengan keluarga dan teman : 90%
Menjaga pikiran tetap aktif : 89%
Tertawa dan memiliki rasa humor: 88%
Tetap memelihara kerohanian atau spiritualitas: 84%
Terus berharap dapat melewati hari-hari baru: 83%
Tetap bergerak dan olahraga : 82%
Memelihara rasa kebebasan : 81%
Makan dengan sehat : 80%
Tetap mengikuti berita dan perkembangan terbaru : 63%
Terus mencari kawan baru: 63%


Sumber kompas

http://www.artiku.com/2008/08/19/mengungkap-rahasia-panjang-umur/

57
Kafe Jongkok / Menjadi Matahari
« on: 24 October 2008, 08:55:33 PM »
Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan..

Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata ingin menjadi matahari. Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu-kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari.

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.

Pria merenung sendiri dan menatap matahari..

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.
Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut.
Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya.
Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.
Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya.
Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita.

58
Kafe Jongkok / Fw: Top 10 Tradisi Mengerikan di Dunia
« on: 23 October 2008, 10:51:00 PM »
Sebagian besar tradisi ini sekarang merupakan bagian dari sejarah dan dianggap paling kejam atau jahat. Namun beberapa diantaranya dihentikan baru-baru ini. Ini adalah daftar 10 tradisi yang aneh yang sekarang kebanyakan sudah hilang dari peradaban manusia.


1.Foot Binding

Foot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China . Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.

Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China . Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar w anita China mengalami pengikatan kaki.

Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.




2.Self Mummification

Sokushinbutsu adalah rahib Buddha atau imam yang didakwa menyebabkan kematian dengan cara menjadikan mereka jadi mumi. Praktek ini dilaporkan terjadi hampir secara eksklusif di utara Jepang sekitar Prefektur Yamagata. Terdapat Antara 16 sampai 24 mummi yang telah ditemukan.

Tiga tahun para imam hanya makan diet khusus yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian, Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar dalam waktu tiga tahun dan mulai minum teh racun yang dibuat dari getah pohon yang Urushi,yang biasanya digunakan untuk laka mangkuk. Ini menyebabkan muntah dan cepat hilangnya cairan tubuh, dan yang terpenting, mematikan anggota tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh yang bisa menimbulkan kematian. Akhirnya,pada mummifying biarawan akan mengunci dirinya dalam kubur batu yang ukurannya hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana dia tidak akan bergerak dari posisinya. Penghubung ke dunia luar adalah tabung udara. Setiap hari ia mengingatkan pada agar orang-orang di luar bahwa ia masih hidup.




3. Eunuchs

Eunuchs disebut juga kasim,seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain.Catatan- catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di harem.
Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim di Istana kaisar. Jabatan seperti itu demikian berharga—orang-orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan perdana menteris—sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang. Jumlah orang kasim yang menjadi pegawai Istana Kaisar akhirnya menurun hingga 470 orang pada 1912, ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan pegawai negeri yang demikian tinggi dengan alasan bahwa karena mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti. Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di Vietnam
 



4.Sati

Tradisi sati atau bakar diri hidupp-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan,sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan,biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya. Tradisi sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suami, daripada mereka mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.
Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri,tetapi juga bagi istri simpanan,saudara ipar dan bahkan ibu,untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenasah laki-laki yang memiliki mereka.pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan,sesuai dengan ajaran hindu




5.Dueling

Tradisi duel dipraktikkan pada abad 15-20 oleh masyarakat Barat, yang merupakan tanding antara dua orang, kematian dicocokkan dengan senjata, sesuai dengan aturan eksplisit atau implisit yang telah disepakati, sebagai lambang kehormatan, biasanya diiringi oleh perwakilan yang dipercaya.

Dueling biasanya terjadi karena keinginan satu pihak (yang penantang)karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap kehormatannya. Tujuan dari dueling tidak laain adalah untuk kepuasan semata, untuk memulihkan status kehormatan mereka bersedia mempertaruhkan nyawa.dueling biasanya dilakukan bisa dengan pedang ataupun pistol




6.Seppuku

seppuku disebut juga Harakiri,Salah satu tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Harakiri juga dikenal dengan istilah seppuku. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan. Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.

Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih, dan makan makanan favorit. Pelaku harakiri ditemani seorang pelayan (kaishakunin) , yang ia pilih sendiri. Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan. Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu Kaishaku bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku




7. Human Sacrifice

Human Sacrifice adalah pengorbanan manusia,tindakan membunuh manusia untuk tujuan menawarkan persembahan kepada dewa atau lainnya. Dilakukan oleh banyak kebudayaan kuno. persembahan ini bervariasi,beberapa seperti Mayans dan Aztecs yang terkenal jahat mereka untuk upacara persembahan, sedangkan yang lainnya sudah tampak sebagai praktek primitif. Korban persembahan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda, ada yang dibakar,dipenggal, atau dikubur hidup-hidup. dapat berupa anak kecil,atau gadis-gadis perawan.
ini adalah sejarah umum yang pernah ada didunia, Kebanyakan agama mengutuk praktek-ini dan undang-undang menganggapnya sebagai tindak pidana. Namun sampai hari ini,kadang masih ada yang melakukan tradisi tersebut terutama didaerah-daerah terpencil dimana kepercayaan tradisional masih berlanjut




8. Concubinage

Concubinage disebut juga pergundikan. foto di bawah menunjukkan sekelompok selir berdiri di belakang pelindung mereka (biasanya kasim)




9.Geisha

Geisha berasal dari kata "Gei" yang berarti seni atau pertunjukan dalam bahasa Jepang dan "Sha" berarti orang, jadi Geisha (person of the arts) merupakan seorang seniman tradisional penghibur di Jepang. Di Kyoto sendiri, kata “Geiko” digunakan untuk gambaran para seniman seperti itu. Kehadiran geisha di abad 18 dan 19 merupakan hal yang umum dan hingga kini merekapun masih tetap ada walaupun jumlah mereka sdh semakin berkurang.
Geisha dilatih secara tradisional sejak masa kecil mereka. Rumah geisha sering membeli gadis-gadis kecil dari keluarga yang miskin dan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan dan melatih mereka. Selama masa kanak-kanak, geisha yang dilatih pertama-tama bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah geisha, selain sebagai latihan ini juga dipakai untuk membantu kontribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Sistem tradisi latihan yang panjang ini masih tetap ada di Jepang, dimana seorang mahasiswa yang tinggal di rumah guru seninya, mulai melakukan pekerjaan rumah yang umum dan mengamati serta membantu gurunya hingga akhirnya berpindah untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Latihan ini memakan waktu beberapa tahun.




10. Tibetan Sky Burial

Tibet ialah sebuah kawasan penara di Asia Tengah dan petempatan asli bagi orang Tibet . Dengan ketinggian purata sebanyak 4,900 meter (16,000 kaki), Tibet merupakan rantau yang tertinggi di Bumi dan sering bergelar “Bumbung Dunia.”

Bagi masyarakat tibet yang beragama buddha ini, tanah tempat tinggal mereka terletak di atas gunung di mana tiada tanah lembut. Hampir kesemuanya diliputi batu atau salji/air batu.Oleh kerana tiada tanah perkuburan disebabkan keadaan geografi , mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung.

Disamping itu , dengan cara begitu dipercayai roh si mati akan kekal di gunung bersama burung berkenaan.Tindakan lelaki di dalam gambar di bawah memotong serta menghancurkan mayat adalah untuk memudahkan burung tersebut mempercepat proses ini. Mereka juga tidak mau burung tersebut membawa anggota badan yang masih utuh (seperti kepala, tangan dll) ke tempat lain.



59
Kafe Jongkok / FW: NEVER GIVE UP!!
« on: 23 October 2008, 08:58:18 PM »
*Selalu ada 1001 alasan untuk menyerah, namun orang" yg berhasil adalah orang" yg tidak memutuskan untuk menyerah. Dia selalu bisa menemukan sebuah alasan untuk tidak menyerah... *

*NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)*

Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."

Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, "anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia."

Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai "diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya!

Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison di rumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.



*JOANNE KATHLEEN ROWLING*

Sejak kecil, Rowling memang sudah memiliki kegemaran menulis. bahkan di usia 6 tahun, ia sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. ia juga memiliki kegemaran tanpa malu" menunjukan karyanya kepada teman" dan orangtuanya. kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. Daya imajinasi yang tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia.

Akan tetapi, dalam kehidupan nyata, Rowling seperti tak henti didera masalah. Keadaan yang miskin, yang bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam sebuah kereta api. Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.

Naskah yang akhirnya selesai dengan perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di pasaran. Berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih dahulu. Diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan memakai nama aslinya, Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling. Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.

Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry Potter luar biasa meledak dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. tak ada kesuksedan yang dibayar dengan harga murah.



*STEVE JOBS*

Tahun 1976, bersama rekannya Steve Wozniak, Jobs yang baru berusia 21 tahun mulai mendirikan Apple Computer Co. di garasi milik keluarganya. Dengan susah payah mengumpulkan modal yang diperoleh dengan menjual barang-barang mereka yang paling berharga, usaha itu pun dimulai. Komputer pertama mereka, Apple 1 berhasil mereka jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko lokal. Dalam beberapa tahun, usaha mereka cukup berkembang pesat sehingga tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley dari Pepsi Cola untuk memimpin perusahaan itu. Sampai sejauh itu, Apple Computer menuai kesuksesan dan makin menancapkan pengaruhnya dalam industri komputer terlebih dengan diluncurkannya Macintosh. Namun, pada tahun 1985, setelah konflik dengan Sculley, perusahaan memutuskan memberhentikan pendiri mereka, yaitu Steve Jobs sendiri.

Setelah menjual sahamnya, Jobs yang mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan bersepeda dan berpergian ke Eropa. Namun, tak lama setelah itu, pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. Ia pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. Akan tetapi, Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. Melalui Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo dan The Incredibles.

Sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris terpuruk. Maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi pimpinan sementara. Dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.

Kisah sukses Steve Jobs mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. penolakan dan kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti.



*OPRAH WINFREY*

Bermodal keberanian "Menjadi Diri Sendiri", Oprah menjadi presenter paling populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara "The Oprah Winfrey Show" telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.

TAHUKAH ANDA?

Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di lingkungan yang kumuh dan sangat miskin. Luarbiasanya, di usia 3 tahun Oprah telah dapat membaca Injil dengan keras.

"Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia" katanya dalam suatu wawancaranya.

Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua minggu setelah dilahirkan.

Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan berdisiplin tinggi.

Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih. Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia menjadi sorotan publik..

Karirnya di mulai sebagai penyiar radio lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun di usia 19 tahun. Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!

Latar belakang kehidupannya yang miskin, rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.

Oprah juga dikenal dengan kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.

Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007 lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan 20 juta pounsterling ( 1 pons kira2 rp. 17.000,- )atau 340 milyiar rupiah dari kekayaannya. "Dengan memberi pendidikan yang baik bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini" ujarnya berharap.

Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!


*7UP*

Tentu kamu mengenal 7up. Merk softdrink rasa jeruk nipis ini terbilang cukup populer di penjuru dunia. Di balik ketenaran merk 7up rupanya ada kisah yang sangat menarik untuk kita pelajari tentang arti "pantang menyerah".

Awal mulanya perusahaan ini mengambil nama 3up sebagai merek sodanya. Namun sayangnya, usaha ini gagal. Kemudian si pendiri kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya dengan 4up. Malangnya, produk ini pun bernasib sama dengan sebelumnnya. Selanjutnya dia berusaha bangkit lagi dan mengganti lagi namanya menjadi 5up. Gagal lagi. Kecintaannya pada soda membuatnya tak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6up. Produk ini pun gagal dan dia pun menyerah.

Beberapa tahun kemudian, orang lain muncul dan membuat soda dengan nama 7up dan mendapat sukses besar! Mungkin kita tidak tahu kapan usaha kita akan membuahkan hasil, tapi suatu saat nanti pastilah waktu itu akan tiba. Justru karena kita ga tahu kapan waktu keberhasilan kita, maka jangan pernah kita menghentikan usaha kita dan memutuskan untuk menyerah. 3up gagal, buatlah 4up! 4up gagal, dirikan 5up! bahkan meski harus muncul 6up, 7up, 8up, atau 100up sekalipun, jangan pernah berhenti sampai jerih payah kita membuahkan hasil.

Percayalah bahwa Tuhan menghargai usaha kita. keberhasilan tidak datang pada orang yang malas berjuang dan gampang menyerah. Tunjukan kualitas iman kita melalui ketekunan kita dalam berjuang! TETAP SEMANGAT!



*MARK ZUCKERBERG (FACEBOOK)*

Pernah mendengar situs jaringan pertemanan Friendster? Konon, melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian, dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan. Salah satunya adalah Facebook.

Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya, yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut-kala itu-mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal orang lain di kampus bersangkutan.

Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.

Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak
orang bergabung, ia memutuskan mengikuti jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya-andre McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.

Mark ternyata tak sekadar nekad. Ia punya banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.

Sejak kemunculan Facebook tahun 2004 silam, anggota terus berkembang pesat. Presentase kenaikannya melebihi seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun 2008 ini, angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.

Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, Facebook menjadi 'barang dagangan' yang sangat laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya. Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri. %


60
Keluarga & Teman / Di saat daku tua…
« on: 21 October 2008, 11:08:32 PM »
Di saat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu.
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.

Di saat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
Di saat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,

Ingatlah saat-saat bagaimana daku mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.

Di saat saya dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Di masa kecilmu, Daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah
cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.


Di saat saya membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku.
Ingatkah di masa kecilmu, bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?


Di saat saya kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
Janganlah menertawaiku.
Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan di saat itu.


Di saat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaikan di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.


Di saat daku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku,
asalkan engkau berada di sisiku untuk mendengarkanku, daku telah bahagia.


Di saat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih.
Maklumilah diriku, dukunglah daku, bagaikan daku terhadapmu
di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.


Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini, kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu, Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.


 >:)< >:)< >:)<  :x :x :x :-* :-* :-*

Pages: 1 2 3 [4] 5
anything