dari Milinda Panha
"Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha bersabda bahwa ajaran yang
murni itu hanya akan bertahan selama 500 tahun. Tetapi kepada Subaddha
Beliau bersabda, 'Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci
maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.'
Pernyataan-pernyataan ini bertentangan."
"O Baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya
berbeda dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang
murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan
agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat bersabda tentang 500
tahun itu. Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika
berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung
dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya
dalam lima faktor perjuangan (Padhana: keyakinan, kesehatan yang baik,
kejujuran, semangat, dan kebijaksanaan); mempunyai keinginan murni untuk 3
latihan (sila, samadhi, panna); menyempurnakan diri mereka dalam tindakan
dan nilai-nilai luhur; maka ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan
bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu.
Ajaran Sang Buddha, O Baginda raja, berakar pada praktek. Prakteklah
intinya, dan ajaran itu akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.
Suatu ajaran bisa lenyap karena tiga hal:
1. mundurnya pencapaian pandangan terang di dalam ajaran itu,
2. mundurnya praktek yang berhubungan dengan ajaran itu, dan
3. mundurnya bentuk luar ajaran itu.
Bila pengertian intelektual hilang, maka meskipun orang yang sudah menjalani
hidup dengan benarpun tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran
itu. Dengan mundurnya praktek, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya
bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka
tradisi itu terputus dan tidak akan dapat
berlanjut."