“Bhante Moggallana yang baik, kami amat sibuk, amat banyak yang harus kami lakukan, tidak hanya urusan kami sendiri, tetapi juga urusan para dewa di Alam Tiga-Puluh-tiga Dewa. Sealain itu, Bhante Moggallana yang baik, apa yang didengar dengan baik, dipelajari dengan baik, [253] diperhatikan dengan baik, diingat dengan baik, tidak lenyap secara tiba-tiba. Bhante Moggallana yang baik, pernah terjadi ada perang yang pecah antara para dewa dan para raksasa.398 Di dalam perang itu para dewa menang dan para raksasa kalah. Ketika saya telah memenangkan perang itu dan kembali dari sana sebagai penakluk, saya menyuruh agar Istana Vejayanta di bangun. Bhante Moggallana yang baik, Istana Vejayanta memiliki seratus menara, dan setiap menara memiliki tujuh ratus ruang di lantai atas, dan setiap ruang di lantai atas memiliki tujuh peri, dan setiap peri mempunyai tujuh pelayan. Maukah Bhante melihat keelokan Istana Vejayanta, Bhante Moggallana yang baik?” Y.M. Maha Moggallana setuju dengan berdiam diri.
((CULATANHASANKHAYA SUTTA (37)) ,Khotbah pendek tentang Hancurnya Nafsu Keinginan.
"Namun mengapa, Nanda, engkau tidak puas menjalani kehidupan suci?"
"Bhante, sewaktu aku meninggalkan rumah, seorang gadis Sakya -- tercantik di seluruh negeri -- mengerling kepadaku, dengan rambutnya yang setengah tersisir, dan berkata, 'Kembalilah segera, tuan.' Mengingat itu, aku tidak puas menjalani kehidupan suci. Aku tidak dapat memikul kehidupan suci. Berhenti dari latihan ini, aku akan kembali ke kehidupan awam."
Kemudian, memegang tangan YM Nanda -- bagai seorang lelaki yang kuat dapat melenturkan lengannya yang terjulur atau menjulurkan lengannya yang terlentur -- Sang Bhagava lenyap dari Hutan Jeta dan muncul kembali di antara para dewa di Surga Tavatimsa. Adapun pada saat itu kira-kira 500 bidadari berkaki-merah-muda telah datang untuk melayani Sakka, penguasa para dewa. Dan Sang Bhagava berkata kepada YM Nanda, "Nanda, apakah engkau melihat 500 bidadari berkaki-merah-muda itu?"
"Ya, bhante."
"Bagaimana pendapatmu, Nanda: Yang mana lebih cantik, lebih indah dipandang, lebih mempesona -- si gadis Sakya, yang tercantik di seluruh negeri, atau 500 bidadari berkaki-merah-muda ini?"
"Bhante, dibanding dengan 500 bidadari berkaki-merah-muda ini, si gadis Sakya, yang tercantik di seluruh negeri itu, seperti seekor monyet hangus dengan telinga dan hidung buntung. Dia tidak masuk hitungan. Dia bahkan tidak nempil sedikitpun. Sama sekali tidak bisa diperbandingkan. Lima ratus bidadari ini jauh lebih cantik, lebih indah dipandang, lebih mempesona."
"Lalu bergembiralah, Nanda. Bergembiralah! Aku adalah jaminanmu untuk memperoleh 500 bidadari berkaki-merah-muda."
"Bila Sang Bhagava adalah jaminanku untuk memperoleh 500 bidadari berkaki-merah-muda, aku akan puas menjalani kehidupan suci di bawah Sang Bhagava."
(Nanda Sutta)