//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sabar  (Read 2487 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Sabar
« on: 07 August 2009, 02:49:52 PM »
Dalam Dhammapada bait 184 , Buddha mengatakan ,
" Kesabaran adalah praktik bertapa atau pengendalian diri yang terbaik . Nirwana adalah yang tertinggi . Begitulah sabda Para Buddha . Dia yang masih menyakiti dan meng aniaya orang lain sesunggunya bukanlah seorang pertapa ( samana ) ."
Para bhiksu , penceramah agama , guru guru agama dan orang orang bijaksana bukanlah guru - guru kesabaran yang terbaik .
Bijaksana bukanlah guru-guru kesabaran yang terbaik .
Mereka hanya bisa mengajarkan ,menganjurkan dan mengajak kita untuk berpraktik kesabaran .
Akan tetapi mereka bukanlah pelaku langsung yang aktif dalam pembinaan kesabaran kita .

Seharusnya orang -orang yang menyulitkan dan berbuat tidak baik kepada kitalah yang merupakan guru guru terbaik dalam latihan kesabaran
Demikianpula situasi dan kondisi se hari hari yang kurang menyenangkan dan tidak memuaskan kita sesungguhnya pemberi pelajaran kesabaran terandal bagi kita .

Kesabaran tidak memadai jika hanya dipelajari teorinya saja .
Yang terutama dibutuhkan adalah praktik melalui latihan rutin dalam kehidupan kita setiap hari.
Tanpa praktik langsung , kita hanya ' bermain' kesabaran dalam tataran pemikiran saja atau paling jauh sampai pada level ucapan , tetapi tidak melangkah sampai praktik secara fisik jasmani melalui perbuatan badan kita .
Melalui praktik nyatalah , kesabaran dapat menjadi kebiasaan yang baik dari diri kita .

Buddha perna di undang oleh seorang brahmana untuk menerima dana dirumahnya .
Bukannya menyambut dan melayani beliau dengan baik , bramana tersebut malah
mencaci maki dan menhina Sang Bhagava dengan kata kata yang paling kasar dan menyakitkan .

Setelah brahmana selesai dengan ' semprotan ' nya , Buddha dengan lembut bertanya , " Apakah sering ada tamu datang kerumahmu brahmana ?" Apa yang engkau lakukan jika para tamu datang ?" "Tentu aku sediakan jamuan besar untuk menyambut mereka " . "Bagaimana jika mereka tidak menyentuh atau menghabiskan perjamuan tersebut ? " " Dengan senang hati kami akan menghabiskannya "
Setelah percakapan itu , Buddha menutup dengan kalimat ,
"Brahmana yang baik , engkau telah mengundang-Ku  kemari untuk berdana dan menjamu -Ku dengan kata kata kasar yang sama sekali tidak kuterima dan membekas dalam diriku ,Jadi ambillah semuanya kembali untukmu ."

Seorang Buddha-pun masih menghadapi orang , situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan , apalagi kita sebagai umat biasa.
Dalam keseharian , akan banyak ketidak baikan dan ketidak enakan menghampiri kita .
Marilah kita mencontoh Buddha dalam mempraktikan kesabaran walaupun tentu kualitas dan kemampuan kita bersabar masih jauh dari junjungan kita tersebut

Namo Sanghyang Adi Buddhaya .
« Last Edit: 07 August 2009, 02:55:38 PM by hariyono »