//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?  (Read 28889 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« on: 08 September 2009, 05:32:24 PM »
eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :


#

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #1 on: 08 September 2009, 05:38:32 PM »
Sumber DN 3
There is no place like 127.0.0.1

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #2 on: 08 September 2009, 06:02:28 PM »
oh em ji

"saya tidak yakin, itu perkataan sang buddha langsung" (hudoyo mode : on)
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #3 on: 08 September 2009, 06:06:35 PM »
Ada beberapa poin yang perlu ditinjau di sini:

- Selama ini saya hanya menemukan kisah Sang Buddha 'mengancam' di Ambatha Sutta. Saya belum menemukan Sutta lain yang mengindikasikan hal yang sama. Maka, bisa disimpulkan bahwa "Sang Buddha tidak suka mengancam lawan diskusi-Nya", tapi "Sang Buddha pernah mengancam lawan diskusi-Nya".

- Bila kita membaca dengan saksama isi Sutta itu, kesimpulan yang menyatakan bahwa Sang Buddha mengancam Ambatha adalah kesimpulan tautologis. Kesimpulan tautologis adalah kesimpulan yang dinyatakan dengan mengambil perumusan masalah secara melompat, tidak berdasarkan kesimpulan berantai. ... Dalam Sutta itu, dijelaskan bahwa Sang Buddha menegaskan bahwa jika Ambatha tidak menjawab pertanyaan ketiga-Nya, maka kepala Ambatha akan terbelah menjadi tujuh keping. Ini hanyalah notify (pemberitahuan). Tidak dijelaskan bahwa Sang Buddha yang akan membelah kepala Ambatha. Tidak juga ada pernyataan bahwa Sang Buddha menyuruh orang lain untuk membelah kepala Ambatha. Yang disiratkan adalah Yakkha Vajirapani dalam postur siap hendak membelah kepala Ambatha.

- Menurut banyak cendekiawan, beberapa cerita dalam Sutta itu merupakan perumpamaan ataupun bermakna konotasi (analogi ataupun metafora). Saya juga sependapat dengan hal ini. Terutama untuk kasus cerita yang berhubungan dengan Mara, Deva, Brahma, maupun Yakkha.

- Kelangsungan Tipitaka tidak terlepas dari penulisan ulang, hal yang sama juga berlaku dengan semua kitab agama lainnya. Karena itu, tidak menutup kemungkinan kalau isi Sutta itu pun mengalami penambahan maupun pengurangan.


Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #4 on: 08 September 2009, 06:30:54 PM »
he...he...he...

deva sangat senang hatinya, karena suhu upasaka kata-katanya benar dan bijaksana.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #5 on: 08 September 2009, 06:36:56 PM »
:))

turut seneng juga deh...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline th socrates

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #6 on: 07 October 2009, 08:05:38 PM »
baru kali ini tahu. kalau benar , ya manusiawi, kalau engga benar itu fitnah namanya

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #7 on: 07 October 2009, 10:04:51 PM »
"DN 3 Ambattha Sutta": ShowHide
1.20.
-a-
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha:
"Ambattha, aku mempunyai satu pertanyaan mendasar untukmu, yang tidak akan suka engkau jawab. Jika engkau tidak menjawab, atau menghindari pertanyaan, jika engkau berdiam diri atau pergi, maka kepalamu akan pecah menjadi tujuh keping. Bagaimana menurutmu, Ambattha? Pernahkah engkau mendengar dari para Brahmana tua dan terhormat, guru dari para guru, dari mana asalnya suku Kanhaya, atau siapakah leluhurnya?"

-b-
atas pertanyaan ini, Ambattha berdiam diri.
Sang Bhagava bertanya untuk ke dua kalinya. Ambattha masih berdiam diri.

-c-
Dan Sang Bhagava berkata:
"Jawab pertanyaanKu sekarang, Ambattha, ini bukan waktunya untuk berdiam diri. Siapapun, Ambattha, yang tidak menjawab pertanyaan mendasar yang diajukan oleh Sang Tathagata untuk ke tiga kalinya, maka kepalanya akan pecah menjadi tujuh keping."

1.21.
-d-
Dan pada saat itu yakkha Vajirapani, memegang pentungan besi besar, menyala dan berkilauan, melayang di angkasa tepat di tas Ambattha, dan berpikir:
"Jika pemuda Ambattha ini tidak menjawab pertanyaan wajar yang diajukan oleh Yang Terberkahi untuk ke tiga kalinya, aku akan memecahkan kepalanya menjadi tujuh keping!"

-e-
Sang Tathagata melihat Vajirapani, demikian pula Ambattha.

-f-
Dan melihat pemandangan itu, Ambattha ketakutan dan kehilangan akal, bulu badannya berdiri, dan ia mencari perlindungan, tempat bernaung dan keselamatan dari Sang Bhagava. Merangkak mendekati Sang Bhagava, ia berkata: "Apakah yang Yang Mulia Gotama tanyakan? Sudilah yang Mulia Gotama mengulangi pertanyaannya!"
sumber: http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.03.wlsh.html#t-10

Kalao seandainya yg tertulis bukan a,b,c,d,e,f.
dan yang tertulis berupa a,b,d,e,c,f

Mungkin ancaman bukan lagi ancaman, melainkan peringatan

"versi peringatan": ShowHide

-b-
atas pertanyaan ini, Ambattha berdiam diri.
Sang Bhagava bertanya untuk ke dua kalinya. Ambattha masih berdiam diri.

-d-
Dan pada saat itu yakkha Vajirapani, memegang pentungan besi besar, menyala dan berkilauan, melayang di angkasa tepat di tas Ambattha, dan berpikir:
"Jika pemuda Ambattha ini tidak menjawab pertanyaan wajar yang diajukan oleh Yang Terberkahi untuk ke tiga kalinya, aku akan memecahkan kepalanya menjadi tujuh keping!"

-e-
Sang Tathagata melihat Vajirapani, demikian pula Ambattha.

-c-
Dan Sang Bhagava berkata:
"Jawab pertanyaanKu sekarang, Ambattha, ini bukan waktunya untuk berdiam diri. Siapapun, Ambattha, yang tidak menjawab pertanyaan mendasar yang diajukan oleh Sang Tathagata untuk ke tiga kalinya, maka kepalanya akan pecah menjadi tujuh keping."


-f-
Dan melihat pemandangan itu, Ambattha ketakutan dan kehilangan akal, bulu badannya berdiri, dan ia mencari perlindungan, tempat bernaung dan keselamatan dari Sang Bhagava. Merangkak mendekati Sang Bhagava, ia berkata: "Apakah yang Yang Mulia Gotama tanyakan? Sudilah yang Mulia Gotama mengulangi pertanyaannya!"


Pertanyaan:
1. Adakah kemungkinan salah timeline pemaparan?
mengingat 1.21 terlihat seperti menjelaskan siapa itu Vajirapani.

2. Adakah pemaparan lain dimana seseorang tidak menjawab pertanyaan buddha setelah 3x ditanyakan?
« Last Edit: 07 October 2009, 10:11:05 PM by Kemenyan »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #8 on: 07 October 2009, 11:31:12 PM »
[at] Kemenyan

1) Sepertinya tidak ada kesalahan timeline. Sutta bernada 'ancaman Sang Buddha' ini juga ditemukan pada Cula-saccaka Sutta, Majjhima Nikaya. Kronologisnya mirip: "Sang Buddha diajak berdebat. Kemudian setelah melalui diskusi, Sang Buddha mengeluarkan pertanyaan kepada lawan diskusi-Nya. Sang Buddha mengulang pertanyaan-Nya sampai kedua kalinya, namun belum ada jawaban yang dikeluarkan oleh lawan diskusi-Nya. Sebelum Sang Buddha mengajukan pertanyaan untuk ketiga kalinya, Sang Buddha memperingati lawan diskusi-Nya untuk segera menjawab pada pertanyaan ketiga ini; karena jika tidak kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian. Saat itu juga dikisahkan dewa (yakkha) Vajirapani dalam postur siap hendak membelah kepala lawan diskusi itu. Kemudian setelah Sang Buddha bertanya untuk ketiga kalinya, lawan diskusi-Nya pun akhirnya menjawab."

Jika sampai ada dua Sutta yang memiliki kronologis yang serupa seperti ini, sepertinya memang tidak ada kesalahan dalam pemaparan kronologis.

Menurut pemahaman saya, Sang Buddha bukanlah mengancam. Sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya, kalau kata-kata Sang Buddha itu tidak bisa disebut sebagai ancaman. Menurut mitologi Buddhisme, seseorang yang tidak menjawab pertanyaan dari Sang Raja Dhamma (Sang Buddha) sampai ketiga kalinya, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian. Hal yang sama juga berlaku apabila seseorang tidak memberi hormat kepada Sang Buddha ketika Beliau menunjukkan keagungan-Nya; maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian.

Peran dewa (yakkha) Vajirapani mungkin hanyalah suatu perumpamaan dalam cerita. Saya melihat kemungkinan terbelahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian ini disebabkan karena keseimbangan Niyama. Atau jika seandainya dewa (yakkha) Vajirapani memang sedang berancang-ancang kala itu, mungkin dia melakukannya karena ingin menakut-nakuti lawan diskusi Sang Buddha.


2) Sampai saat ini, sepertinya belum ada Sutta yang menceritakan ada orang yang tetap tidak menjawab meski Sang Buddha sudah mengajukan pertanyaan sampai ketiga kalinya.

« Last Edit: 07 October 2009, 11:33:39 PM by upasaka »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #9 on: 08 October 2009, 12:11:40 AM »
faktanya adalah Ambattha sendiri melihat sang yakkha yg sedang memegang pentungan, jadi saya rasa Ambattha sendiri sudah yakin bahwa kata2 Sang Buddha bukanlah sekedar ancaman, namun akan benar terjadi, jika ia tidak menjawab untuk ke 3 kalinya

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #10 on: 08 October 2009, 12:27:21 AM »
Bisakah disimpulkan hanya untuk "menakuti-nakuti"??
dipertemuan itu yg bisa melihat yakkha ..... Sang Buddha dan Ambattha

Yakkha = Dewa Sakka??
Dewa Sakka telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna
tingkat kesucian ..... yg gak mungkin mencelakakan makhluk
apalagi di hadapan Sang Buddha
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #11 on: 08 October 2009, 12:34:11 AM »
 [at]  virya,
tidak jelas apakah dewa sakka sudah sotapana pada saat itu. Sakka mencapai sotapana pada saat pembabaran Sakka panha sutta, dan tidak diketahui apakah Ambattha sutta atau Sakka panha sutta lebih dulu dibabarkan. Sutta2 tidak pernah mencantumkan waktu, hanya lokasi, diperlukan studi menyeluruh untuk dapat mengurutkan sutta2 secara kronologis

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #12 on: 08 October 2009, 12:41:38 AM »
Bisakah disimpulkan hanya untuk "menakuti-nakuti"??
dipertemuan itu yg bisa melihat yakkha ..... Sang Buddha dan Ambattha

Yakkha = Dewa Sakka??
Dewa Sakka telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna
tingkat kesucian ..... yg gak mungkin mencelakakan makhluk
apalagi di hadapan Sang Buddha


Yakkha adalah sejenis makhluk deva tingkat rendah. Yakkha tergolong sebagai penghuni Alam Deva Catumaharajika. Biasanya yakkha berdiam di pohon. Menurut kisah di Ambatha Sutta, yang hendak membelah kepala Ambatha adalah Yakkha Vajirapani.

Wajar kalau yakkha masih bersikap 'kasar' seperti itu. Karena yakkha memang masih diliputi kekotoran batin yang cukup pekat. Dalam suatu kisah di masa Buddha Dipankara, ada makhluk yakkha bernama Narada yang suka memakan manusia. Kalau ditinjau, memang sepertinya Yakkha Vajirapani hendak 'mencuri' kesempatan dalam kesempitan pada kasus di Ambatha Sutta. Mungkin dalam benaknya, dia ingin membelah kepala Ambatha jika pertanyaan ketiga dari Sang Buddha itu tidak dijawab. Namun ternyata Ambatha menjawab pada kesempatan itu. Sehingga Yakkha Vajirapani tidak jadi membelah kepala Ambatha.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #13 on: 08 October 2009, 12:55:11 AM »
menurut catatan kaki DN no.139. ancaman aneh ini adalah tradisi verbal yg telah ada sejak sebelum Buddhisme.

catatan kaki no. 140 mengatakan bahwa menurut Diggha Nikaya Atthakatha, Yakkha ini adalah Indra, namun tidak disebutkan di sini bahwa Indra=Sakka, namun yg jelas bukan saya

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #14 on: 08 October 2009, 01:13:24 AM »
menurut catatan kaki DN no.139. ancaman aneh ini adalah tradisi verbal yg telah ada sejak sebelum Buddhisme.

catatan kaki no. 140 mengatakan bahwa menurut Diggha Nikaya Atthakatha, Yakkha ini adalah Indra, namun tidak disebutkan di sini bahwa Indra=Sakka, namun yg jelas bukan saya

Mungkin juga. Sepertinya memang beberapa pilihan kata dari Sang Buddha itu 'meniru' kebiasaan dari lawan diskusi-Nya. Ada kemungkinan memang 'ancaman' bernada seperti itu cukup populer di Tanah India saat itu. Jika memang ada tradisi verbal seperti itu, kemungkinan Ambatha sering menggunakan beberapa trik ancaman pada lawan diskusinya. Mengetahui hal ini, Sang Buddha justru 'menyindir' Ambatha dengan tradisi verbal ini. Kalau istilah dari Bro Kainyn itu "dry homour". ;D




Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #15 on: 08 October 2009, 01:19:45 AM »
Quote
1.20. Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha: "Ambattha, aku mempunyai satu pertanyaan mendasar untukmu, yang tidak akan suka engkau jawab. Jika engkau tidak menjawab, atau menghindari pertanyaan, jika engkau berdiam diri atau pergi, maka kepalamu akan pecah menjadi tujuh keping. Bagaimana menurutmu, Ambattha? Pernahkah engkau mendengar dari para Brahmana tua dan terhormat, guru dari para guru, dari mana asalnya suku Kanhaya, atau siapakah leluhurnya?" atas pertanyaan ini, Ambattha berdiam diri. Sang Bhagava bertanya untuk ke dua kalinya. [95] Ambattha masih berdiam diri. Dan Sang Bhagava berkata: "Jawab pertanyaanKu sekarang, Ambattha, ini bukan waktunya untuk berdiam diri. Siapapun, Ambattha, yang tidak menjawab pertanyaan mendasar yang diajukan oleh Sang Tathagata untuk ke tiga kalinya, maka kepalanya akan pecah menjadi tujuh keping."

yg saya tangkap, sudah jelas ia tidak akan menjawab pertanyaan tsb.
dengan "ancaman" pun, ia tidak menjawabnya.

saya lebih sehati dengan bro Virya yaitu menakut-nakuti, sehingga bukan mengenai ancam-mengancam atau hina-menghina. seperti penjelasan pada judul "Merendahkan Kesombongan".
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #16 on: 08 October 2009, 01:21:41 AM »
Yang penting dalam Sejarah di sutta .....
Tidak ada yang benar2 pecah kepalanya karna tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha

Penting bagi yg baru belajar Buddhis
karna kedengarannya memang sadis  ;D

 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #17 on: 08 October 2009, 01:56:36 AM »
lets assume ini adalah ancient-curse yang sudah ada sejak dahulu kala
lets assume ini adalah hukum-niyama yang berlaku bila tidak menjawab Sang Tathagata

Dengan kesimpulan diatas, dan juga dengan pertimbangan bahwa Sang Buddha juga mampu menghitung kamma sebelum dan sesudah seseorang, maka
- amat tidak mungkin seorang Bhagava memutuskan roda kehidupan seseorang.
- amat tidak mungkin Buddha mematangkan kamma
- amat tidak mungkin Sang Tathagata menanyakan pertanyaan fundamental yang tidak mampu dijawab lawan bicaranya

yang berarti,
ancient-curse/hukum-niyama yang apa bila tidak menjawab pertanyaan Sang Tathagata itu tidak mungkin ada/terjadi.

Comment...?

akan tetapi,
Kesimpulan diatas juga akan bercabang lagi menjadi:
a. Sang Tathagata membual tentang ancient-curse
b. Sang Tathagata mengancam dengan kepercayaan kuno (sesuai topic thread)

Kalau ternyata Sang Tathagata tidak berbohong (membual),
Timbul pertanyaan baru lagi: "Apakah mungkin seorang Bhagava mengancam?"

Lets assume jawabannya "mungkin"
Timbul pertanyaan baru lagi: "Untuk apa? Dalam kasus ini hanya untuk membuktikan bahwa Sang Buddha benar."
Timbul kesimpulan baru lagi: "Ego...? Masa iya Buddha masih gede Ego?"
Timbul asumsi baru lagi: "Tidak mungkin Ego, mengingat kalao mau nge-cover Ego bisa dilakukan sejak awal dengan tanpa memojokan ambattha, mengingat Sang Tathagaha mampu menghitung kamma sebelum dan vipaka sesudah"

Lha... muter...  kesimpulannya balik keatas :o :o
auk ah... puyeng... makin digali, makin balik lage keatas...
« Last Edit: 08 October 2009, 02:08:38 AM by Kemenyan »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #18 on: 08 October 2009, 12:39:41 PM »
Mungkin kita tidak perlu terlalu jauh berspekulasi tentang pemikiran Sang Buddha. Yang perlu kita renungkan adalah 'ancaman' Sang Buddha itu memberi manfaat untuk kebaikan Ambatha. Di sini yang perlu kita perhatikan adalah, Sang Buddha tidak melakukannya atas dasar keserakahan, kebencian, atau kebodohan. Sang Buddha 'mengancam' untuk menyadarkan Ambatha, dan Ambatha juga mendapatkan manfaat baik dari hal itu.

Di Aggikkhandopama Sutta, Sang Buddha membabarkan khotbah tentang perumpamaan yang ekstrim. Khotbah itu ditujukan agar para bhikkhu menyadari bahwa mengambil prioritas meskipun menyakitkan adalah lebih baik daripada menunda kewajiban dan mencari pemuasan indria. Di akhir khotbah; enam puluh bhikkhu muntah darah, enam puluh bhikkhu lainnya menyerah dan meninggalkan kehidupan suci, dan enam puluh bhikkhu sisanya berhasil mencapai tataran Arahat.

Apakah Sang Buddha telah berucap 'kasar' sehingga menyebabkan 120 bhikkhu menjadi terluka dan ketakutan? Tidak. Sang Buddha hanya membabarkan Dhamma, dan Beliau melakukannya tanpa dasar keserakahan, kebencian dan kebodohan. Hal yang sama juga dapat kita simpulkan dari Ambatha Sutta (dan juga Cula-saccaka Sutta). Meski kedengarannya memang Sang Buddha 'mengancam', namun Beliau melakukannya untuk kebaikan Ambatha. Dan perlu ditekankan sekali lagi, bahwa Sang Buddha melakukannya tanpa dilandasi oleh lobha-dosa-moha.

Inilah poin krusialnya.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #19 on: 08 October 2009, 12:54:03 PM »
menurut catatan kaki DN no.139. ancaman aneh ini adalah tradisi verbal yg telah ada sejak sebelum Buddhisme.

catatan kaki no. 140 mengatakan bahwa menurut Diggha Nikaya Atthakatha, Yakkha ini adalah Indra, namun tidak disebutkan di sini bahwa Indra=Sakka, namun yg jelas bukan saya
menurut catatan kaki DN no.139. ancaman aneh ini adalah tradisi verbal yg telah ada sejak sebelum Buddhisme.

catatan kaki no. 140 mengatakan bahwa menurut Diggha Nikaya Atthakatha, Yakkha ini adalah Indra, namun tidak disebutkan di sini bahwa Indra=Sakka, namun yg jelas bukan saya

Mungkin juga. Sepertinya memang beberapa pilihan kata dari Sang Buddha itu 'meniru' kebiasaan dari lawan diskusi-Nya. Ada kemungkinan memang 'ancaman' bernada seperti itu cukup populer di Tanah India saat itu. Jika memang ada tradisi verbal seperti itu, kemungkinan Ambatha sering menggunakan beberapa trik ancaman pada lawan diskusinya. Mengetahui hal ini, Sang Buddha justru 'menyindir' Ambatha dengan tradisi verbal ini. Kalau istilah dari Bro Kainyn itu "dry homour". ;D

Wah berarti Sang Buddha menggunakan 'argumentum ad baculum' kalo gitu? Nakut-nakutin lawan debat. ;D
Ujung2nya sih setuju deh ama Bro Ups, jangan menalar Sang Buddha.

« Last Edit: 08 October 2009, 01:04:00 PM by xuvie »
appamadena sampadetha

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #20 on: 08 October 2009, 01:42:57 PM »
argumentum ad baculum itu kalau Sang Buddha mengancam akan menyakiti (dilakukan Sang Buddha). tapi kepala pecah itu karena perbuatan Ambatha sendiri, sama seperti seseorang membunuh akan kena karmanya sendiri.

Quote
- amat tidak mungkin seorang Bhagava memutuskan roda kehidupan seseorang.
tapi nyatanya Sang Buddha lebih memilih 2 orang tua jadi Sotapanna & 1 orang ditelan bumi, daripada 1 orang kagak masuk neraka & 2 orang tidak tercerahkan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #21 on: 13 October 2009, 12:49:37 PM »
Sepenggal kisah:

Seorang ibu berkata, “Hati-hati menyeberang jalan raya, nak, kalau tidak hati-hati kamu ketabrak mobil”. Si anak hanya diam saja tidak memperhatikan. Dan kedua kali si ibu berkata, "Kamu dengarkan ibu Nak, hati-hati menyeberang jalan raya, kalau tidak hati-hati kamu ketabrak mobil”

Dan pada saat itu lalu lintas dijalan raya dipenuhi dengan mobil yang berjalan dengan cepat yang akan menabrak siapa saja yang tidak berhati-hati menyeberang jalan.........

----

Apakah ibu tersebut mengancam anaknya? Atau justru sekedar memperingati atau menasihati akan adanya bahaya jika anaknya tidak hati-hati di jalan raya?

Sama halnya dengan kisah dalam Ambattha Sutta  _/\_
« Last Edit: 13 October 2009, 12:51:53 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #22 on: 13 October 2009, 02:38:51 PM »
argumentum ad baculum itu kalau Sang Buddha mengancam akan menyakiti (dilakukan Sang Buddha). tapi kepala pecah itu karena perbuatan Ambatha sendiri, sama seperti seseorang membunuh akan kena karmanya sendiri.

Quote
- amat tidak mungkin seorang Bhagava memutuskan roda kehidupan seseorang.
tapi nyatanya Sang Buddha lebih memilih 2 orang tua jadi Sotapanna & 1 orang ditelan bumi, daripada 1 orang kagak masuk neraka & 2 orang tidak tercerahkan.
kita tidak tahu sampai sejauh mana SangBuddha melihat kedepan....siapa tahu Buddha melihat orang yang ditelan bumi itu memiliki kamma baik 2-3 kali kehidupan mendatang...who know? ia kan.

jadi ingat cerita anak pincang, sehari - hari di tertawakan tetangga dan teman-teman nya, pas ada peperangan, yang pincang disuruh tinggal di rumah saja, dan yang normal harus ikut perang...pincang tapi selamat, normal justru sial...
demikian hukum kamma, kita tidak tahu kedepan-nya seperti apa...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #23 on: 13 October 2009, 05:03:42 PM »
 _/\_

Setuju bgt dengan Bro Kelana dan Bro Marcedes....
Sang Bhagava tentu mengetahui tindakan apa yg terbaik untuk setiap orang yg ditemui beliauu..

 _/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #24 on: 13 October 2009, 08:40:30 PM »
Vijjacarano-Sampanno = Sempurna Pengetahuan serta tindak tanduknya
Jadi apakah perlu keraguan terhadap Sang Buddha !

IMO, Tidak

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #25 on: 15 October 2009, 04:29:23 AM »
Di sini, di thread ini...
Untuk memuaskan Ego saya sendiri bahwa Buddha tidak pernah salah, dan tidak mungkin salah

Saya mencoba memutar-mutar a,b,c,d,e,f menjadi a,b,d,e,c,f.
Saya mencoba meng-revisi kitab sesuai dengan persepsi dan prespektif saya sendiri.

Namun ternyata,
Buddha Dhamma tetap indah pada awal, tengah dan akhir.
Tidak perlu di "Edit / Revisi", Tidak perlu di tata ulang,
dan Tidak perlu dikosmetik maupun di poles kata dan tata bahasanya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #26 on: 15 October 2009, 05:00:16 AM »
Di sini, di thread ini...
Untuk memuaskan Ego saya sendiri bahwa Buddha tidak pernah salah, dan tidak mungkin salah

Saya mencoba memutar-mutar a,b,c,d,e,f menjadi a,b,d,e,c,f.
Saya mencoba meng-revisi kitab sesuai dengan persepsi dan prespektif saya sendiri.

Namun ternyata,
Buddha Dhamma tetap indah pada awal, tengah dan akhir.
Tidak perlu di "Edit / Revisi", Tidak perlu di tata ulang,
dan Tidak perlu dikosmetik maupun di poles kata dan tata bahasanya.

GRP untuk keyakinan yg tidak tergoyahkan, tapi bagaimanakah prosesnya? mohon penjelasan

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #27 on: 15 October 2009, 05:37:00 AM »
Proses? maksud'nya ?

tapi... um...
Saya mulai tidak memperdulikan edisi revisi setelah membaca "Sang Buddha melakukannya tanpa dilandasi oleh lobha-dosa-moha."
yang disusulkan dengan contoh ancaman yang tidak berlandaskan lobha-dosa-moha.

Sungguh beruntung saya hadir di DhammaCitta dan diingatkan oleh KalyanaMitta (sahabat) dalam memahami Dhamma
« Last Edit: 15 October 2009, 05:42:07 AM by Kemenyan »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #28 on: 15 October 2009, 05:41:48 AM »
then GRP juga untuk Upasaka

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #29 on: 15 October 2009, 08:47:33 AM »
eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :
#
Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."
Kalau menurut saya Buddha mengatakan sebenarnya... (sebab akibat)

3X ditanya Buddha gak jawab  kepala akan pecah....
(pakai atau tidak dgn ancaman, ya kepalanya bakal pecah....)

Buddha kan Maha Tau juga, dan udah diberitahukan begitu lho...

dan saya yakin Buddha mengatakan dgn apa adanya tidak
dgn EMOSI, bentak2, suara KERAS...(itu lho contoh mengancam)...

Jadi menurut Deva19, ancanmannya dimana tuhhhh ?

(contoh ancaman :
  kalau elu gak mau,.. gw maksa (sambil mata melotot gitu)
)

jadi si DUNGU memilih kepalanya pecah dari pada menjawab ?

GRP urk bro Kemenyan... supaya lebih sering nongol gitu..

_/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #30 on: 15 October 2009, 10:24:25 AM »
Ada beberapa poin yang perlu ditinjau di sini:

- Selama ini saya hanya menemukan kisah Sang Buddha 'mengancam' di Ambatha Sutta. Saya belum menemukan Sutta lain yang mengindikasikan hal yang sama. Maka, bisa disimpulkan bahwa "Sang Buddha tidak suka mengancam lawan diskusi-Nya", tapi "Sang Buddha pernah mengancam lawan diskusi-Nya".

Dalam Majjhima Nikaya 35, Cula Saccaka Sutta, Buddha juga mengatakan hal yang sama pada Saccaka Niganthaputta.
Dalam Digha Nikaya 24, Patika Sutta, Buddha juga mengatakan bahwa jika Patikaputta mempertahankan ide bahwa ia akan menantang Buddha dalam pertunjukan kekuatan bathin, kepalanya akan pecah.


yg saya tangkap, sudah jelas ia tidak akan menjawab pertanyaan tsb.
dengan "ancaman" pun, ia tidak menjawabnya.

saya lebih sehati dengan bro Virya yaitu menakut-nakuti, sehingga bukan mengenai ancam-mengancam atau hina-menghina. seperti penjelasan pada judul "Merendahkan Kesombongan".
Buddha tidak pernah menakut-nakuti, namun Buddha selalu memberitahu sebuah konsekwensi dari perbuatan yang tercela. Yang menakut-nakuti adalah Yakkha Vajirapani yang sengaja menampakkan diri dalam wujud menyeramkan dengan maksud agar jangan sampai orang bodoh itu kepalanya pecah tujuh betulan.


Yang penting dalam Sejarah di sutta .....
Tidak ada yang benar2 pecah kepalanya karna tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha

Penting bagi yg baru belajar Buddhis
karna kedengarannya memang sadis  ;D

 _/\_
Jika suatu diskusi tidak menghasilkan manfaat, maka Buddha tidak akan berdiskusi. Biasa Buddha akan "menghindar". Maka jika suatu diskusi akan menyebabkan kepala seseorang pecah tujuh, tentu saja tidak akan dilayani oleh Buddha.



eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :


#

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."

Menurut Buddhisme tradisi India, kepala pecah tujuh bukanlah sesuatu yang luar biasa yang hanya berhubungan dengan seorang Buddha. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang tercela (terutama pada makhluk yang mulia), kamma buruk tersebut bisa menyebabkan kepala seseorang pecah tujuh. Oleh karena itu, sebetulnya pernyataan "jika tidak menjawab sampai tiga kali jika ditanya oleh Tathagata mengenai dhamma, kepalamu akan pecah tujuh" tidak ada bedanya dengan "kalau tidak makan, maka kamu kelaparan".

Jadi dalam hal ini, tidak ada ancam-mengancam. Yang ada hanyalah mengingatkan akan konsekwensi sebuah perbuatan, kecuali kalau anda mengatakan bahwa "tidak makan = kelaparan" adalah sebuah ancaman.


Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #31 on: 15 October 2009, 10:32:28 AM »
Ada beberapa poin yang perlu ditinjau di sini:

- Selama ini saya hanya menemukan kisah Sang Buddha 'mengancam' di Ambatha Sutta. Saya belum menemukan Sutta lain yang mengindikasikan hal yang sama. Maka, bisa disimpulkan bahwa "Sang Buddha tidak suka mengancam lawan diskusi-Nya", tapi "Sang Buddha pernah mengancam lawan diskusi-Nya".

Dalam Majjhima Nikaya 35, Cula Saccaka Sutta, Buddha juga mengatakan hal yang sama pada Saccaka Niganthaputta.
Dalam Digha Nikaya 24, Patika Sutta, Buddha juga mengatakan bahwa jika Patikaputta mempertahankan ide bahwa ia akan menantang Buddha dalam pertunjukan kekuatan bathin, kepalanya akan pecah.


yg saya tangkap, sudah jelas ia tidak akan menjawab pertanyaan tsb.
dengan "ancaman" pun, ia tidak menjawabnya.

saya lebih sehati dengan bro Virya yaitu menakut-nakuti, sehingga bukan mengenai ancam-mengancam atau hina-menghina. seperti penjelasan pada judul "Merendahkan Kesombongan".
Buddha tidak pernah menakut-nakuti, namun Buddha selalu memberitahu sebuah konsekwensi dari perbuatan yang tercela. Yang menakut-nakuti adalah Yakkha Vajirapani yang sengaja menampakkan diri dalam wujud menyeramkan dengan maksud agar jangan sampai orang bodoh itu kepalanya pecah tujuh betulan.


Yang penting dalam Sejarah di sutta .....
Tidak ada yang benar2 pecah kepalanya karna tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha

Penting bagi yg baru belajar Buddhis
karna kedengarannya memang sadis  ;D

 _/\_
Jika suatu diskusi tidak menghasilkan manfaat, maka Buddha tidak akan berdiskusi. Biasa Buddha akan "menghindar". Maka jika suatu diskusi akan menyebabkan kepala seseorang pecah tujuh, tentu saja tidak akan dilayani oleh Buddha.



eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :


#

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."

Menurut Buddhisme tradisi India, kepala pecah tujuh bukanlah sesuatu yang luar biasa yang hanya berhubungan dengan seorang Buddha. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang tercela (terutama pada makhluk yang mulia), kamma buruk tersebut bisa menyebabkan kepala seseorang pecah tujuh. Oleh karena itu, sebetulnya pernyataan "jika tidak menjawab sampai tiga kali jika ditanya oleh Tathagata mengenai dhamma, kepalamu akan pecah tujuh" tidak ada bedanya dengan "kalau tidak makan, maka kamu kelaparan".

Jadi dalam hal ini, tidak ada ancam-mengancam. Yang ada hanyalah mengingatkan akan konsekwensi sebuah perbuatan, kecuali kalau anda mengatakan bahwa "tidak makan = kelaparan" adalah sebuah ancaman.


ini konteksnya waktu sidharta sudah mencapai penerangan sempurna, nah apakah ketika masih jadi pangeran hal ini juga berlaku?
Quote
siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #32 on: 15 October 2009, 10:44:04 AM »
ini konteksnya waktu sidharta sudah mencapai penerangan sempurna, nah apakah ketika masih jadi pangeran hal ini juga berlaku?
Quote
siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya

Kalau menurut saya, sepertinya tidak berlaku karena disinggung kata "Tathagata".

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #33 on: 15 October 2009, 10:55:46 AM »
Mungkin juga. Sepertinya memang beberapa pilihan kata dari Sang Buddha itu 'meniru' kebiasaan dari lawan diskusi-Nya. Ada kemungkinan memang 'ancaman' bernada seperti itu cukup populer di Tanah India saat itu. Jika memang ada tradisi verbal seperti itu, kemungkinan Ambatha sering menggunakan beberapa trik ancaman pada lawan diskusinya. Mengetahui hal ini, Sang Buddha justru 'menyindir' Ambatha dengan tradisi verbal ini. Kalau istilah dari Bro Kainyn itu "dry homour". ;D

"Ancaman" itu sepertinya bukan "dry humour" karena memang tidak ada konotasi lain atau sindiran yang disampaikan. Mungkin kalau contoh dalam kasus itu seperti ini: "Demikianlah, Ambattha, nenek moyang 'kasta tinggi' Kanhayana adalah anak dari seorang budak wanita dari nenek moyang 'kaum budak' Sakya."


Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #34 on: 15 October 2009, 11:27:40 AM »
ini konteksnya waktu sidharta sudah mencapai penerangan sempurna, nah apakah ketika masih jadi pangeran hal ini juga berlaku?
Quote
siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya

Kalau menurut saya, sepertinya tidak berlaku karena disinggung kata "Tathagata".

Saya pernah membaca di suatu referensi, yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa: "Petapa Asita memberi hormat pada Siddhattha kecil setelah melihat 32 Mahapurisa. Ketika ditanya oleh Raja Suddhodana kenapa Petapa Asita melakukannya, Petapa Asita menjawab: 'karena jika tidak menghormat pada Siddhattha kecil, maka kepalanya akan terbelah tujuh keping.' Kemudian Raja Suddhodana pun ikut memberi hormat pada Sidddhattha kecil."

Apakah Bro Kainyn pernah membaca referensi yang senada dengan hal ini? Atau apakah Anda punya referensi ini?


Mungkin juga. Sepertinya memang beberapa pilihan kata dari Sang Buddha itu 'meniru' kebiasaan dari lawan diskusi-Nya. Ada kemungkinan memang 'ancaman' bernada seperti itu cukup populer di Tanah India saat itu. Jika memang ada tradisi verbal seperti itu, kemungkinan Ambatha sering menggunakan beberapa trik ancaman pada lawan diskusinya. Mengetahui hal ini, Sang Buddha justru 'menyindir' Ambatha dengan tradisi verbal ini. Kalau istilah dari Bro Kainyn itu "dry homour". ;D

"Ancaman" itu sepertinya bukan "dry humour" karena memang tidak ada konotasi lain atau sindiran yang disampaikan. Mungkin kalau contoh dalam kasus itu seperti ini: "Demikianlah, Ambattha, nenek moyang 'kasta tinggi' Kanhayana adalah anak dari seorang budak wanita dari nenek moyang 'kaum budak' Sakya."

"Dry humour" itu cuma spekulasi saya saja. Karena jika seandainya memang ada tradisi verbal 'mengancam' di India saat itu, mungkin Sang Buddha sengaja menyisipkannya untuk membuat Ambatha tertegun. ;D

Tapi saya sendiri tidak yakin apakah memang ada tradisi verbal demikian.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #35 on: 15 October 2009, 01:34:18 PM »
ini konteksnya waktu sidharta sudah mencapai penerangan sempurna, nah apakah ketika masih jadi pangeran hal ini juga berlaku?
Quote
siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya

Kalau menurut saya, sepertinya tidak berlaku karena disinggung kata "Tathagata".
Berarti hebat sekali ya tingkatan "tathagata" sehingga berdampak sedemikian besar apabila pertanyaannya tidak di jawab.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #36 on: 15 October 2009, 01:45:58 PM »
Saya pernah membaca di suatu referensi, yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa: "Petapa Asita memberi hormat pada Siddhattha kecil setelah melihat 32 Mahapurisa. Ketika ditanya oleh Raja Suddhodana kenapa Petapa Asita melakukannya, Petapa Asita menjawab: 'karena jika tidak menghormat pada Siddhattha kecil, maka kepalanya akan terbelah tujuh keping.' Kemudian Raja Suddhodana pun ikut memberi hormat pada Sidddhattha kecil."

Apakah Bro Kainyn pernah membaca referensi yang senada dengan hal ini? Atau apakah Anda punya referensi ini?

Dari beberapa percakapan tentang "kepala pecah tujuh" ini, kalau saya pribadi simpulkan, sepertinya hal itu berkenaan dengan "menyangkal kebenaran". Misalnya dalam kasus Ambattha dan Saccaka Niganthaputta, mereka tahu kebenarannya, namun tidak mau mengakuinya (di depan Buddha), maka kepala bisa pecah. Seorang Buddha bertanya tentu saja bukan untuk mencari tahu jawaban, melainkan meminta pernyataan. Kita tahu dari dulu sampai sekarang, para pendebat suka melakukan siasat licik menyangkal pernyataan sendiri, tidak mau menjawab, atau berputar-putar menghindari jawaban, kalau mereka sudah tahu dirinya tersudut. Sepertinya siasat licik itu akan berakibat sangat buruk jika lawan bicaranya adalah seorang mulia.

Saya tidak pernah baca tentang Petapa Asita itu. Dari cerita Bro Upasaka, saya melihat dalam kasus itu Petapa Asita juga sudah melihat sendiri 32 Mahapurisa Lakkhana. Kalau dia menyangkal kebenaran itu sendiri dan tidak mau menghormat pada Pangeran Siddhatta kecil, maka kepalanya akan pecah tujuh. Yang ini juga mirip kasus Patikaputta yang mempertahankan ide yang menyangkal kebenaran bahwa ia sebetulnya tidak bisa apa-apa dibanding Buddha. Jadi kalau menurut saya, sepertinya, "kepala pecah" itu adalah akibat konflik pikiran "internal" yang sangat berat karena mengingkari kebenaran yang sebetulnya ia ketahui dengan baik. Jika seseorang tidak tahu tentang Mahapurisa Lakkhana, tidak tahu petanda Buddha atau Cakkavati menolak menghormati Pangeran Siddhatta, saya yakin tidak akan terjadi apa-apa.

Walaupun begitu, ada juga kasus lain yang berhubungan dengan perilaku yang sangat buruk seperti dikisahkan dalam Pandara Jataka di mana seorang yang pura-pura sebagai petapa membocorkan rahasia Naga kepada Garuda, dikutuk oleh Raja Naga dan kepalanya pecah tujuh. Dalam Kutadanta Sutta juga disinggung oleh Brahmana Kutadanta bahwa siapa pun yang tidak menyetujui pembabaran Buddha Gotama yang sangat indah mengenai upacara korban, kepalanya pasti pecah tujuh di tempat itu juga.



Quote
"Dry humour" itu cuma spekulasi saya saja. Karena jika seandainya memang ada tradisi verbal 'mengancam' di India saat itu, mungkin Sang Buddha sengaja menyisipkannya untuk membuat Ambatha tertegun. ;D

Tapi saya sendiri tidak yakin apakah memang ada tradisi verbal demikian.

Ya, mungkin juga ada tradisi cara bicara tertentu saat itu yang kita tidak tahu. Itu hanya intermezzo saja. :)


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #37 on: 15 October 2009, 01:47:43 PM »
Berarti hebat sekali ya tingkatan "tathagata" sehingga berdampak sedemikian besar apabila pertanyaannya tidak di jawab.

Seberapa hebatnya sih, saya tidak tahu. Tetapi yang jelas kalau tidak menjawab jika ditanya oleh teman, akibatnya memang berbeda dengan tidak menjawab jika ditanya oleh boss. Akibatnya bisa sangat berbeda jauh. 

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #38 on: 15 October 2009, 02:21:01 PM »
Berarti hebat sekali ya tingkatan "tathagata" sehingga berdampak sedemikian besar apabila pertanyaannya tidak di jawab.

Seberapa hebatnya sih, saya tidak tahu. Tetapi yang jelas kalau tidak menjawab jika ditanya oleh teman, akibatnya memang berbeda dengan tidak menjawab jika ditanya oleh boss. Akibatnya bisa sangat berbeda jauh. 

apabila Buddha di hina seperti apakah akibatnya untuk si penghina?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #39 on: 15 October 2009, 02:23:14 PM »
kalau gak salah sih menghina para ariya gak bisa mencapai kemajuan batin
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #40 on: 15 October 2009, 05:26:12 PM »
Berarti hebat sekali ya tingkatan "tathagata" sehingga berdampak sedemikian besar apabila pertanyaannya tidak di jawab.

Seberapa hebatnya sih, saya tidak tahu. Tetapi yang jelas kalau tidak menjawab jika ditanya oleh teman, akibatnya memang berbeda dengan tidak menjawab jika ditanya oleh boss. Akibatnya bisa sangat berbeda jauh. 

apabila Buddha di hina seperti apakah akibatnya untuk si penghina?

Sepertinya tergantung hinaannya. Sebetulnya jenis akibatnya sama saja dengan menghina orang biasa, tetapi hasilnya lebih "melimpah ruah" kalau dilakukan kepada orang mulia, baik kamma baik maupun buruk.
Misalnya Bodhisatta Gotama dulu merendahkan ajaran Buddha Kassapa maka di kehidupan terakhirnya, Ia sulit menembus Buddha-dhamma. Di lain waktu, Bodhisatta juga menghina Pacceka Buddha sebagai petapa palsu yang sebetulnya menikmati kesenangan indrawi, akibatnya di kehidupan terakhir harus mengalami fitnahan dari Sundarika.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #41 on: 15 October 2009, 05:27:22 PM »
Saya pernah membaca di suatu referensi, yang isinya kurang lebih menyatakan bahwa: "Petapa Asita memberi hormat pada Siddhattha kecil setelah melihat 32 Mahapurisa. Ketika ditanya oleh Raja Suddhodana kenapa Petapa Asita melakukannya, Petapa Asita menjawab: 'karena jika tidak menghormat pada Siddhattha kecil, maka kepalanya akan terbelah tujuh keping.' Kemudian Raja Suddhodana pun ikut memberi hormat pada Sidddhattha kecil."

Apakah Bro Kainyn pernah membaca referensi yang senada dengan hal ini? Atau apakah Anda punya referensi ini?

Dari beberapa percakapan tentang "kepala pecah tujuh" ini, kalau saya pribadi simpulkan, sepertinya hal itu berkenaan dengan "menyangkal kebenaran". Misalnya dalam kasus Ambattha dan Saccaka Niganthaputta, mereka tahu kebenarannya, namun tidak mau mengakuinya (di depan Buddha), maka kepala bisa pecah. Seorang Buddha bertanya tentu saja bukan untuk mencari tahu jawaban, melainkan meminta pernyataan. Kita tahu dari dulu sampai sekarang, para pendebat suka melakukan siasat licik menyangkal pernyataan sendiri, tidak mau menjawab, atau berputar-putar menghindari jawaban, kalau mereka sudah tahu dirinya tersudut. Sepertinya siasat licik itu akan berakibat sangat buruk jika lawan bicaranya adalah seorang mulia.

Saya tidak pernah baca tentang Petapa Asita itu. Dari cerita Bro Upasaka, saya melihat dalam kasus itu Petapa Asita juga sudah melihat sendiri 32 Mahapurisa Lakkhana. Kalau dia menyangkal kebenaran itu sendiri dan tidak mau menghormat pada Pangeran Siddhatta kecil, maka kepalanya akan pecah tujuh. Yang ini juga mirip kasus Patikaputta yang mempertahankan ide yang menyangkal kebenaran bahwa ia sebetulnya tidak bisa apa-apa dibanding Buddha. Jadi kalau menurut saya, sepertinya, "kepala pecah" itu adalah akibat konflik pikiran "internal" yang sangat berat karena mengingkari kebenaran yang sebetulnya ia ketahui dengan baik. Jika seseorang tidak tahu tentang Mahapurisa Lakkhana, tidak tahu petanda Buddha atau Cakkavati menolak menghormati Pangeran Siddhatta, saya yakin tidak akan terjadi apa-apa.

Walaupun begitu, ada juga kasus lain yang berhubungan dengan perilaku yang sangat buruk seperti dikisahkan dalam Pandara Jataka di mana seorang yang pura-pura sebagai petapa membocorkan rahasia Naga kepada Garuda, dikutuk oleh Raja Naga dan kepalanya pecah tujuh. Dalam Kutadanta Sutta juga disinggung oleh Brahmana Kutadanta bahwa siapa pun yang tidak menyetujui pembabaran Buddha Gotama yang sangat indah mengenai upacara korban, kepalanya pasti pecah tujuh di tempat itu juga.



Quote
"Dry humour" itu cuma spekulasi saya saja. Karena jika seandainya memang ada tradisi verbal 'mengancam' di India saat itu, mungkin Sang Buddha sengaja menyisipkannya untuk membuat Ambatha tertegun. ;D

Tapi saya sendiri tidak yakin apakah memang ada tradisi verbal demikian.

Ya, mungkin juga ada tradisi cara bicara tertentu saat itu yang kita tidak tahu. Itu hanya intermezzo saja. :)

Terus apa pendapat Anda tentang perenungan Sang Buddha ketika hendak kembali ke Istana di Kapilavatthu di bawah ini...?

"Suku Sakya terkenal sebagai suku yang tinggi hati. Bila Aku menyambut mereka dengan tetap duduk di tempat duduk-Ku, mereka akan mencela sikap-Ku dan mengatakan, 'sungguh keterlaluan Sang Pangeran ini, Ia telah meninggalkan tahta, menjadi petapa dan mengaku telah memperoleh Pencerahan Sempurna; Raja Dhamma, namun Ia duduk dan tidak berdiri menyambut kedatangan ayah-Nya yang sudah tua dan sangat dihormati seluruh rakyat Sakya'. Namun apabila Sang Tathagata bangun untuk menghormatinya, semua kelompok makhluk yang menerima penghormatan-Nya, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh keping. Untuk itu, lebih baik Aku berjalan di udara setinggi orang dewasa."
« Last Edit: 15 October 2009, 05:32:11 PM by upasaka »

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #42 on: 15 October 2009, 11:09:02 PM »
 _/\_

Parami yg disempurnakan oleh Tathagata tdk dapat ditandingi oleh mahkluk apapun juga, oleh karena itu jika Tathagata dgn kebajikan yg tak terhitung yg dimilikinya terus menghormat pada mahkluk yang paraminya tdk sebanding dengannya maka akan menyebabkan hal tdk baik terhadap mahkluk tersebut... Tathagata mampu melihat ke masa depan maupun masa lampau, oleh sebab itu Beliau bisa mengetahui hal tersebut akan berdampak kepada mahkluk tersebut. ini semata mata karena Tathagata memiliki cinta kasih makanya beliau tdk melakukannya.....

 _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #43 on: 15 October 2009, 11:37:11 PM »
_/\_

Parami yg disempurnakan oleh Tathagata tdk dapat ditandingi oleh mahkluk apapun juga, oleh karena itu jika Tathagata dgn kebajikan yg tak terhitung yg dimilikinya terus menghormat pada mahkluk yang paraminya tdk sebanding dengannya maka akan menyebabkan hal tdk baik terhadap mahkluk tersebut... Tathagata mampu melihat ke masa depan maupun masa lampau, oleh sebab itu Beliau bisa mengetahui hal tersebut akan berdampak kepada mahkluk tersebut. ini semata mata karena Tathagata memiliki cinta kasih makanya beliau tdk melakukannya.....

 _/\_

Jadi menurut Anda, kepala terbelah menjadi tujuh keping itu disebabkan karena apa? :)

Adakah korelasi (hubungan) dari kemungkinan pecahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian antara:
- tidak menjawab pertanyaan dari Sang Buddha untuk ketiga kalinya
- menerima penghormatan dari Sang Buddha

?
« Last Edit: 15 October 2009, 11:39:18 PM by upasaka »

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #44 on: 16 October 2009, 12:24:30 AM »
 _/\_

Menurut saya pribadi, seorg Buddha mengatakan apa adanyaa.
korelasinya menurut saya pribadi disebabkan karena Buddha telah mencapai Samma Sambuddha. seperti halnya seorg Arahat tdk memberi hormat kepada seorg umat awam biasa, karena sila dan pencapaian umat awam tdk sampai sejauh itu, maka jika seorg Arahat memberi hormat maka umat awam akan terkena dampak kamma buruknya...
tidak menjawab pertanyaan Sang Bhagava sebyk 3 kali, kepala pecah bisa dihubungkan dengan parami yg telah dicapai Sang Bhagava tdk bisa dibandingkan dgn mahkluk lain, itulah kekuatan parami (ini hanya menurut saya). coba tdk menjawab pertanyaan umat biasa kan biasa biasa saja, namun dalam yg dinamakan diskusi pasti ada tanya jawab , tentu pihak yang ditanya juga harus memberikan jawaban walaupun dia tdk tahu, apalagi kalo dia mengetahuinya dgn niat untuk menutup nutupi kebenaran maka ini merupakan niat yg tdk baik (menurut saya) dan tentunya ini juga sedikit banyak berdampak kepada org tersebut.. makanya saya melihat bahwa pecahnya kepala karena tdk menjawab pertanyaan Sang Bhagava ini ada korelasinya.. sama juga dgn menerima penghormatan


Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #45 on: 16 October 2009, 12:48:44 AM »
Dalam dunia nyata kita sekarang juga bisa membuktikan .....

Seandainya anda bertemu Presiden SBY, dan pak Presiden berbasa-basi dgn anda .....
Bertanya anda kerja dimana ato di mana rumahmu?? .....
Anda diem saja sambil cuek  ;D ......
Anda selamat dari SBY, tapi tidak oleh pengawalnya ..... paling tidak anda dikatakan tidak sopan dan "plak" dijitak  8) :P ........
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #46 on: 16 October 2009, 06:30:47 AM »
_/\_

Menurut saya pribadi, seorg Buddha mengatakan apa adanyaa.
korelasinya menurut saya pribadi disebabkan karena Buddha telah mencapai Samma Sambuddha. seperti halnya seorg Arahat tdk memberi hormat kepada seorg umat awam biasa, karena sila dan pencapaian umat awam tdk sampai sejauh itu, maka jika seorg Arahat memberi hormat maka umat awam akan terkena dampak kamma buruknya...
tidak menjawab pertanyaan Sang Bhagava sebyk 3 kali, kepala pecah bisa dihubungkan dengan parami yg telah dicapai Sang Bhagava tdk bisa dibandingkan dgn mahkluk lain, itulah kekuatan parami (ini hanya menurut saya). coba tdk menjawab pertanyaan umat biasa kan biasa biasa saja, namun dalam yg dinamakan diskusi pasti ada tanya jawab , tentu pihak yang ditanya juga harus memberikan jawaban walaupun dia tdk tahu, apalagi kalo dia mengetahuinya dgn niat untuk menutup nutupi kebenaran maka ini merupakan niat yg tdk baik (menurut saya) dan tentunya ini juga sedikit banyak berdampak kepada org tersebut.. makanya saya melihat bahwa pecahnya kepala karena tdk menjawab pertanyaan Sang Bhagava ini ada korelasinya.. sama juga dgn menerima penghormatan


berarti Buddha masih memikirkan Kasta dong, Buddha itu kasta yang paling tinggi, Buddha itu yang paling hebat, orang yang tidak menjawab pertanyaan/menerima penghormatan dari Buddha akan pecah kepalanya, terdengar seperti "Buddha itu pangkat paling besar". Kalau di bandingkan dengan kepercayaan agama lain, bila tidak menyembah Tuhan atau berpaling ke Tuhan yang lain maka Hukumannya API neraka.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #47 on: 16 October 2009, 06:33:28 AM »
Dalam dunia nyata kita sekarang juga bisa membuktikan .....

Seandainya anda bertemu Presiden SBY, dan pak Presiden berbasa-basi dgn anda .....
Bertanya anda kerja dimana ato di mana rumahmu?? .....
Anda diem saja sambil cuek  ;D ......
Anda selamat dari SBY, tapi tidak oleh pengawalnya ..... paling tidak anda dikatakan tidak sopan dan "plak" dijitak  8) :P ........

Setidaknya Presiden juga manusia, mempunyai perasaan takut atau senang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #48 on: 16 October 2009, 08:52:34 AM »
Terus apa pendapat Anda tentang perenungan Sang Buddha ketika hendak kembali ke Istana di Kapilavatthu di bawah ini...?

"Suku Sakya terkenal sebagai suku yang tinggi hati. Bila Aku menyambut mereka dengan tetap duduk di tempat duduk-Ku, mereka akan mencela sikap-Ku dan mengatakan, 'sungguh keterlaluan Sang Pangeran ini, Ia telah meninggalkan tahta, menjadi petapa dan mengaku telah memperoleh Pencerahan Sempurna; Raja Dhamma, namun Ia duduk dan tidak berdiri menyambut kedatangan ayah-Nya yang sudah tua dan sangat dihormati seluruh rakyat Sakya'. Namun apabila Sang Tathagata bangun untuk menghormatinya, semua kelompok makhluk yang menerima penghormatan-Nya, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh keping. Untuk itu, lebih baik Aku berjalan di udara setinggi orang dewasa."

Kalau pendapat pribadi saya, bukan karena penghormatan Buddha-nya, tetapi karena pikiran yang merasa pantas menerima penghormatan dari seorang Buddha. Ada kalanya Buddha berjalan menyembunyikan "identitas"-nya dan orang lain memperlakukannya sebagai orang biasa, misalnya Pukkusati atau Uruvela Kassapa yang memperlakukannya seperti sejajar dengan dirinya namun tidak mengetahui bahwa Petapa Gotama adalah seorang Buddha; maka tidak ada akibat yang "seheboh" kepala pecah tujuh.





berarti Buddha masih memikirkan Kasta dong, Buddha itu kasta yang paling tinggi, Buddha itu yang paling hebat, orang yang tidak menjawab pertanyaan/menerima penghormatan dari Buddha akan pecah kepalanya, terdengar seperti "Buddha itu pangkat paling besar". Kalau di bandingkan dengan kepercayaan agama lain, bila tidak menyembah Tuhan atau berpaling ke Tuhan yang lain maka Hukumannya API neraka.

Perbedaan kasta dengan kemuliaan adalah kasta diperoleh dari kelahiran sedangkan kemuliaan adalah dari tindak-tanduk seseorang (baik pikiran, ucapan, perbuatan). Jadi seseorang tidak bisa "naik kasta" dalam satu kelahiran, namun bisa menjadi lebih mulia jika ia senantiasa memperbaiki diri.

Perbedaan lain lagi adalah bahwa tidak menghormat pada seorang Buddha, tidak menerima ajaran Buddha, tidak menyebabkan orang terlahir di neraka. Lagi-lagi perbuatan seseoranglah yang menentukan kelahiran selanjutnya.


Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #49 on: 16 October 2009, 09:56:53 AM »
 _/\_

perlu ditekankan kepala org pecah menjadi berapa karena tdk menjawab pertanyaan Buddha dalam 3 kali atau Buddha memberi hormat kepadanya, bukannya karena Buddha menghendakinya, tp kembali lagi ini merupakan urusan Kamma sang pembuat....

Yang kedua adalah dalam Buddhism tdk diharuskan org percaya pada Buddha Dhamma oleh sebab itu Muncul istilah Ehippasiko, dan tdk ada ancaman bagi yg tdk percy kepala akan pecah jd berapa.... itu saja  :))

 _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #50 on: 16 October 2009, 10:00:25 AM »
Perbedaan kasta dengan kemuliaan adalah kasta diperoleh dari kelahiran sedangkan kemuliaan adalah dari tindak-tanduk seseorang (baik pikiran, ucapan, perbuatan). Jadi seseorang tidak bisa "naik kasta" dalam satu kelahiran, namun bisa menjadi lebih mulia jika ia senantiasa memperbaiki diri.

Perbedaan lain lagi adalah bahwa tidak menghormat pada seorang Buddha, tidak menerima ajaran Buddha, tidak menyebabkan orang terlahir di neraka. Lagi-lagi perbuatan seseoranglah yang menentukan kelahiran selanjutnya.


apakah dengan seseorang yang dari tindak-tanduk seseorang (baik pikiran, ucapan, perbuatan) baik dan suci otomatis orang yang menerima penghormatan atau tidak menjawab pertanyaan akan hasilnya sama seperti kasus Buddha?

(contoh : nasib apakah yang akan di terima oleh orang yang membunuh/Menyalibkan TUHAN? , kalau soal Yudas sih sudah di tulis nasibnya, nah kalau yang menyalibkan tuh bagaimana? )
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #51 on: 16 October 2009, 10:10:34 AM »
 _/\_

kembali kepribadi masing masing pula............ kan dikatakan dalam Sutta demikian adanya, dan penjelasan saya mungkin cukup saat ini haha, karena jika saya menjelaskan lebih jauh lagi, tetap tdk akan menemukan titik terang  :)) ..kecuali saya tao cr tepat untuk menjelaskan prosesnya. oleh sebab itu, jika mao mengetahui kenapa demikian buktikan sendiri saja namun saya tdk menyarankan loh,.. :)) :)) :)). jks

 _/\_
« Last Edit: 16 October 2009, 10:13:25 AM by wangsapala »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #52 on: 16 October 2009, 12:06:41 PM »
apakah dengan seseorang yang dari tindak-tanduk seseorang (baik pikiran, ucapan, perbuatan) baik dan suci otomatis orang yang menerima penghormatan atau tidak menjawab pertanyaan akan hasilnya sama seperti kasus Buddha?

(contoh : nasib apakah yang akan di terima oleh orang yang membunuh/Menyalibkan TUHAN? , kalau soal Yudas sih sudah di tulis nasibnya, nah kalau yang menyalibkan tuh bagaimana? )

Jika seseorang memang mencapai tahap yang sama seperti seorang Buddha mencapainya, maka otomatis hasilnya akan sama.

Kalau di Buddhisme, tidak dikenal suatu "Tuhan" yang dilahirkan, sehingga tidak ada pembahasan tentang membunuh Tuhan.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #53 on: 16 October 2009, 12:12:52 PM »
apakah dengan seseorang yang dari tindak-tanduk seseorang (baik pikiran, ucapan, perbuatan) baik dan suci otomatis orang yang menerima penghormatan atau tidak menjawab pertanyaan akan hasilnya sama seperti kasus Buddha?

(contoh : nasib apakah yang akan di terima oleh orang yang membunuh/Menyalibkan TUHAN? , kalau soal Yudas sih sudah di tulis nasibnya, nah kalau yang menyalibkan tuh bagaimana? )

Jika seseorang memang mencapai tahap yang sama seperti seorang Buddha mencapainya, maka otomatis hasilnya akan sama.

Kalau di Buddhisme, tidak dikenal suatu "Tuhan" yang dilahirkan, sehingga tidak ada pembahasan tentang membunuh Tuhan.
apakah ada jaminannya sama? atau hanya berdasarkan iman dari sutta?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #54 on: 16 October 2009, 12:20:59 PM »
oh ya ada tambahan, apakah seorang bhikkhu tidak boleh menghormati umat awam? apakah ada akibatnya bila umat awam mendapat penghormatan dari bhikkhu?

1 lagi orang tua dengan ana pangkatnya lebih besar mana? orang tua menghormat anak apakah ada akibatnya untuk si anak? atau ada pengecualian misalkan si anak tingkat kesuciannya lebih tinggi?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #55 on: 16 October 2009, 01:22:13 PM »
apakah ada jaminannya sama? atau hanya berdasarkan iman dari sutta?
Itu berdasarkan sutta. Saya tidak punya iman apa-apa, maka juga tidak menjamin apa pun.


oh ya ada tambahan, apakah seorang bhikkhu tidak boleh menghormati umat awam? apakah ada akibatnya bila umat awam mendapat penghormatan dari bhikkhu?

1 lagi orang tua dengan ana pangkatnya lebih besar mana? orang tua menghormat anak apakah ada akibatnya untuk si anak? atau ada pengecualian misalkan si anak tingkat kesuciannya lebih tinggi?
Secara tradisi, bhikkhu memang tidak menghormat pada umat awam karena penghormatan ditujukan semata-mata kepada sila dan kebijaksanaan. Bhikkhu menjalankan lebih banyak sila, sedangkan kebijaksanaan tidak bisa diukur.

Begitu juga untuk anak yang telah menjadi bhikkhu menjalankan sila, orang tua menghormat bukan sebagai orang tua kepada anak, tetapi semata-mata menghormat pada sila yang dimiliki oleh bhikkhu/anaknya tersebut.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #56 on: 16 October 2009, 02:13:05 PM »
Di thailand pernah ada Bhikkhu senior yang biasa bolak-balik ke surga / sering dikunjungi para dewa, tapi ia dan murid-muridnya pernah direkam video bernamaskara kepada seseorang misterius dengan baju hijau. Katanya sih pria berbaju hijau tersebut adalah Bodhisatta.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #57 on: 16 October 2009, 04:58:37 PM »
Terus apa pendapat Anda tentang perenungan Sang Buddha ketika hendak kembali ke Istana di Kapilavatthu di bawah ini...?

"Suku Sakya terkenal sebagai suku yang tinggi hati. Bila Aku menyambut mereka dengan tetap duduk di tempat duduk-Ku, mereka akan mencela sikap-Ku dan mengatakan, 'sungguh keterlaluan Sang Pangeran ini, Ia telah meninggalkan tahta, menjadi petapa dan mengaku telah memperoleh Pencerahan Sempurna; Raja Dhamma, namun Ia duduk dan tidak berdiri menyambut kedatangan ayah-Nya yang sudah tua dan sangat dihormati seluruh rakyat Sakya'. Namun apabila Sang Tathagata bangun untuk menghormatinya, semua kelompok makhluk yang menerima penghormatan-Nya, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh keping. Untuk itu, lebih baik Aku berjalan di udara setinggi orang dewasa."

Kalau pendapat pribadi saya, bukan karena penghormatan Buddha-nya, tetapi karena pikiran yang merasa pantas menerima penghormatan dari seorang Buddha. Ada kalanya Buddha berjalan menyembunyikan "identitas"-nya dan orang lain memperlakukannya sebagai orang biasa, misalnya Pukkusati atau Uruvela Kassapa yang memperlakukannya seperti sejajar dengan dirinya namun tidak mengetahui bahwa Petapa Gotama adalah seorang Buddha; maka tidak ada akibat yang "seheboh" kepala pecah tujuh.

Jadi, apa yang menyebabkan kepala seseorang bisa terbelah menjadi tujuh bagian?
- Karena tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha untuk ketiga kalinya? atau
- Karena menerima penghormatan Sang Buddha?


Ada beragam kisah di dalam Tipitaka yang menyinggung soal kemungkinan pecahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian. Berikut saya sertakan dua contoh kasus yang lain:

Suatu ketika ada seorang Raja yang mendanakan sebagian besar hartanya kepada Sang Buddha dan Sangha. Raja itu memiliki 2 orang menteri; Kala dan Junha. Kala berpikir: "Suatu dana yang besar. Raja menghambur-hamburkan hartanya hanya untuk para petapa ini. Dan segera setelah menikmati dana ini, para petapa itu akan pergi pulang dan tidur. Sungguh sia-sia harta pemberian dari Raja ini."

Sedangkan Junha berpikir: "Luar biasa dana yang diberikan oleh Raja. Saya turut berbahagia atas dana ini."

Setelah Sang Buddha selesai menyantap makan, Raja itu membantu Sang Buddha membawa mangkuk-Nya dengan harapan untuk mendapat pujian dari Sang Buddha. Mengetahui hal ini, Sang Buddha berpikir: "Jika Aku mengucapkan terima kasih (anumodana) kepada Raja, maka kepala Kala akan terbelah menjadi tujuh bagian; sedangkan Junha akan memperoleh penglihatan Dhamma. Oleh karena itu, lebih baik Aku mengucapkan empat baris syair yang indah saja."



Ada juga kisah lain yang berhubungan dengan YA. Sariputta...

Suatu ketika di Vihara Jetavana, Sang Buddha, YA. Sariputta dan sejumlah bhikkhu sedang berdiam di sana. Pada saat itu adalah waktunya untuk menjalani masa vassa. Sekumpulan bhikkhu berpamitan pada Sang Buddha dan YA. Sariputta untuk menjalani vassa di vihara-vihara lain. Sudah menjadi tradisi dalam Sangha, bahwa setiap bhikkhu harus dikenali jelas latar-belakangnya. YA. sariputta saat itu memberi salam untuk para bhikkhu yang ingin pergi. Semua bhikkhu telah dikenali dengan baik oleh YA. Sariputta, termasuk nama keluarga setiap bhikkhu itu. Namun ada satu orang bhikkhu yang tidak dikenal oleh YA. Sariputta, dan dia pun diabaikan.

Bhikkhu itu kesal dan berpikir: "YA. Sariputta tidak memberi salam padaku." Setelah itu, secara tidak sengaja jubah YA. Sariputta dan bhikkhu itu bersentuhan, dan ini membuatnya makin jengkel. Kemudian bhikkhu itu melapor kepada Sang Buddha, dan memfitnah YA. Sariputta sebagai orang yang angkuh, memukulnya dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

Mendengar hal ini, Sang Buddha mengajak YA. Sariputta, bhikkhu itu, dan sekumpulan bhikkhu untuk berdiskusi. Setelah beberapa tanya jawab dan mengerti duduk perkaranya, Sang Buddha berucap pada YA. Sariputta:

"Sariputta, maafkanlah penipu ini. Karena jika tidak, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian."



Menurut Anda, apa penyebab kemungkinan pecahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian dari dua contoh kasus di atas?

Apakah ada korelasi dari kemungkinan pecahnya kepala seseorang antara:
- Tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha untuk ketiga kalinya.
- Menerima penghormatan dari Sang Buddha.
- Mendengar ucapan terimakasih dari Sang Buddha dengan konsep pemikiran negatif.
- Tidak dimaafkan oleh seorang Siswa Utama Sang Buddha.



« Last Edit: 16 October 2009, 05:03:47 PM by upasaka »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #58 on: 16 October 2009, 05:17:39 PM »
Jadi, apa yang menyebabkan kepala seseorang bisa terbelah menjadi tujuh bagian?
- Karena tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha untuk ketiga kalinya? atau
- Karena menerima penghormatan Sang Buddha?


Ada beragam kisah di dalam Tipitaka yang menyinggung soal kemungkinan pecahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian. Berikut saya sertakan dua contoh kasus yang lain:

Suatu ketika ada seorang Raja yang mendanakan sebagian besar hartanya kepada Sang Buddha dan Sangha. Raja itu memiliki 2 orang menteri; Kala dan Junha. Kala berpikir: "Suatu dana yang besar. Raja menghambur-hamburkan hartanya hanya untuk para petapa ini. Dan segera setelah menikmati dana ini, para petapa itu akan pergi pulang dan tidur. Sungguh sia-sia harta pemberian dari Raja ini."

Sedangkan Junha berpikir: "Luar biasa dana yang diberikan oleh Raja. Saya turut berbahagia atas dana ini."

Setelah Sang Buddha selesai menyantap makan, Raja itu membantu Sang Buddha membawa mangkuk-Nya dengan harapan untuk mendapat pujian dari Sang Buddha. Mengetahui hal ini, Sang Buddha berpikir: "Jika Aku mengucapkan terima kasih (anumodana) kepada Raja, maka kepala Kala akan terbelah menjadi tujuh bagian; sedangkan Junha akan memperoleh penglihatan Dhamma. Oleh karena itu, lebih baik Aku mengucapkan empat baris syair yang indah saja."



Ada juga kisah lain yang berhubungan dengan YA. Sariputta...

Suatu ketika di Vihara Jetavana, Sang Buddha, YA. Sariputta dan sejumlah bhikkhu sedang berdiam di sana. Pada saat itu adalah waktunya untuk menjalani masa vassa. Sekumpulan bhikkhu berpamitan pada Sang Buddha dan YA. Sariputta untuk menjalani vassa di vihara-vihara lain. Sudah menjadi tradisi dalam Sangha, bahwa setiap bhikkhu harus dikenali jelas latar-belakangnya. YA. sariputta saat itu memberi salam untuk para bhikkhu yang ingin pergi. Semua bhikkhu telah dikenali dengan baik oleh YA. Sariputta, termasuk nama keluarga setiap bhikkhu itu. Namun ada satu orang bhikkhu yang tidak dikenal oleh YA. Sariputta, dan dia pun diabaikan.

Bhikkhu itu kesal dan berpikir: "YA. Sariputta tidak memberi salam padaku." Setelah itu, secara tidak sengaja jubah YA. Sariputta dan bhikkhu itu bersentuhan, dan ini membuatnya makin jengkel. Kemudian bhikkhu itu melapor kepada Sang Buddha, dan memfitnah YA. Sariputta sebagai orang yang angkuh, memukulnya dan pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

Mendengar hal ini, Sang Buddha mengajak YA. Sariputta, bhikkhu itu, dan sekumpulan bhikkhu untuk berdiskusi. Setelah beberapa tanya jawab dan mengerti duduk perkaranya, Sang Buddha berucap pada YA. Sariputta:

"Sariputta, maafkanlah penipu ini. Karena jika tidak, maka kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian."



Menurut Anda, apa penyebab kemungkinan pecahnya kepala seseorang menjadi tujuh bagian dari dua contoh kasus di atas?

Apakah ada korelasi dari kemungkinan pecahnya kepala seseorang antara:
- Tidak menjawab pertanyaan Sang Buddha untuk ketiga kalinya.
- Menerima penghormatan dari Sang Buddha.
- Mendengar ucapan terimakasih dari Sang Buddha dengan konsep pemikiran negatif.
- Tidak dimaafkan oleh seorang Siswa Utama Sang Buddha.


Kalau menurut saya, memang banyak hal yang menyebabkan kepala orang pecah tujuh, di antaranya menyangkal kebenaran seperti ketika ditanya Buddha, atau juga karena kamma buruk yang berat seperti dalam Pandara Jataka. Dalam kasus Kala, sepertinya mirip dengan yang dikatakan Kutadanta. Jika seseorang tidak menyetujui sebuah perbuatan yang sangat mulia, kepalanya bisa pecah tujuh.
Sedangkan dalam kasus pemfitnah Sariputta itu mungkin adalah akibat kamma buruk yang tidak tertahankan. Seorang Ariya tentu tidak menyimpan dendam, tetapi orang yang bersalah akan semakin tidak tenang hatinya jika belum mengaku salah dan "dimaafkan". Sepertinya itu sebabnya dikatakan kalau Sariputta tidak "memaafkan", maka kepalanya akan pecah tujuh.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #59 on: 16 October 2009, 10:26:20 PM »
oh ya ada tambahan, apakah seorang bhikkhu tidak boleh menghormati umat awam? apakah ada akibatnya bila umat awam mendapat penghormatan dari bhikkhu?

1 lagi orang tua dengan ana pangkatnya lebih besar mana? orang tua menghormat anak apakah ada akibatnya untuk si anak? atau ada pengecualian misalkan si anak tingkat kesuciannya lebih tinggi?

Sila para Bhikkhu 227 sedangkan umat awan 5 - 8 sila .......
Masa Jendral beri hormat pada Kopral  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #60 on: 16 October 2009, 10:57:27 PM »
Kalau menurut saya, memang banyak hal yang menyebabkan kepala orang pecah tujuh, di antaranya menyangkal kebenaran seperti ketika ditanya Buddha, atau juga karena kamma buruk yang berat seperti dalam Pandara Jataka. Dalam kasus Kala, sepertinya mirip dengan yang dikatakan Kutadanta. Jika seseorang tidak menyetujui sebuah perbuatan yang sangat mulia, kepalanya bisa pecah tujuh.
Sedangkan dalam kasus pemfitnah Sariputta itu mungkin adalah akibat kamma buruk yang tidak tertahankan. Seorang Ariya tentu tidak menyimpan dendam, tetapi orang yang bersalah akan semakin tidak tenang hatinya jika belum mengaku salah dan "dimaafkan". Sepertinya itu sebabnya dikatakan kalau Sariputta tidak "memaafkan", maka kepalanya akan pecah tujuh.

Saya pikir juga demikian.

Maka sekarang kita semua dapat lebih memahami 'ancaman' Sang Buddha di Ambatha Sutta. Kesimpulannya, Sang Buddha tidak mengancam Ambatha. Sang Buddha hanya menegur Ambatha agar terhindar dari akibat yang sangat buruk.

Dengan penjelasan kongkrit ini, sekarang terbukti bahwa Sang Buddha tidak menghardik Ambatha. Semoga tidak ada lagi kesalahan pandang bahwa Sang Buddha memakai metode menghardik dalam berdiskusi.

:)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #61 on: 17 October 2009, 06:53:20 AM »
^^^ tapi kenyataannya blom ada korban yang pecah kepalanya khan gara2 Buddha? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #62 on: 17 October 2009, 07:02:40 AM »
oh ya ada tambahan, apakah seorang bhikkhu tidak boleh menghormati umat awam? apakah ada akibatnya bila umat awam mendapat penghormatan dari bhikkhu?

1 lagi orang tua dengan ana pangkatnya lebih besar mana? orang tua menghormat anak apakah ada akibatnya untuk si anak? atau ada pengecualian misalkan si anak tingkat kesuciannya lebih tinggi?

Sila para Bhikkhu 227 sedangkan umat awan 5 - 8 sila .......
Masa Jendral beri hormat pada Kopral  ;D
Gimana kalau Kopral itu ortunya si jendral? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #63 on: 17 October 2009, 08:28:45 AM »
Kalau menurut saya, memang banyak hal yang menyebabkan kepala orang pecah tujuh, di antaranya menyangkal kebenaran seperti ketika ditanya Buddha, atau juga karena kamma buruk yang berat seperti dalam Pandara Jataka. Dalam kasus Kala, sepertinya mirip dengan yang dikatakan Kutadanta. Jika seseorang tidak menyetujui sebuah perbuatan yang sangat mulia, kepalanya bisa pecah tujuh.
Sedangkan dalam kasus pemfitnah Sariputta itu mungkin adalah akibat kamma buruk yang tidak tertahankan. Seorang Ariya tentu tidak menyimpan dendam, tetapi orang yang bersalah akan semakin tidak tenang hatinya jika belum mengaku salah dan "dimaafkan". Sepertinya itu sebabnya dikatakan kalau Sariputta tidak "memaafkan", maka kepalanya akan pecah tujuh.

Saya pikir juga demikian.

Maka sekarang kita semua dapat lebih memahami 'ancaman' Sang Buddha di Ambatha Sutta. Kesimpulannya, Sang Buddha tidak mengancam Ambatha. Sang Buddha hanya menegur Ambatha agar terhindar dari akibat yang sangat buruk.

Dengan penjelasan kongkrit ini, sekarang terbukti bahwa Sang Buddha tidak menghardik Ambatha. Semoga tidak ada lagi kesalahan pandang bahwa Sang Buddha memakai metode menghardik dalam berdiskusi.

:)

Ya, setuju sekali. Seorang Buddha tidak punya kepentingan dalam "ancam-mengancam" sama sekali. Semua hanya demi kebaikan orang lain.



^^^ tapi kenyataannya blom ada korban yang pecah kepalanya khan gara2 Buddha? ;D
Jika suatu diskusi tidak memberikan manfaat, Buddha tidak akan berdiskusi, apalagi jika kepala seseorang akan pecah.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #64 on: 17 October 2009, 10:43:21 AM »
di jataka ada kasus laen, waktu ada orang yang kasus sama bodhisatta, dan orang tersebut terancam kepala pecah tujuh bila fajar menyingsing, maka karena bodhisatta kasian, malam terus berlanjut sampe orang tersebut minta maaf
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #65 on: 17 October 2009, 10:51:56 AM »
di jataka ada kasus laen, waktu ada orang yang kasus sama bodhisatta, dan orang tersebut terancam kepala pecah tujuh bila fajar menyingsing, maka karena bodhisatta kasian, malam terus berlanjut sampe orang tersebut minta maaf

Lagi-lagi bisa dilihat seorang Bodhisatta saja penuh belas kasih, apalagi seorang Buddha yang jauh lebih bijaksana. Tidak mungkin "mengancam" hanya karena suatu diskusi.

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #66 on: 17 October 2009, 12:12:54 PM »
di jataka ada kasus laen, waktu ada orang yang kasus sama bodhisatta, dan orang tersebut terancam kepala pecah tujuh bila fajar menyingsing, maka karena bodhisatta kasian, malam terus berlanjut sampe orang tersebut minta maaf

Lagi-lagi bisa dilihat seorang Bodhisatta saja penuh belas kasih, apalagi seorang Buddha yang jauh lebih bijaksana. Tidak mungkin "mengancam" hanya karena suatu diskusi.

Bagi yang tidak mau mengerti, pernyataan tersebut merupakan ancaman
Bagi yang mau mengerti, pernyataan tersebut merupakan peringatan/pemberitahuan yg merupakan bentuk belas kasih.
yaa... gitu deh

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #67 on: 17 October 2009, 06:31:53 PM »
Selalu ada persepsi berbeda, nevermind. just have our faith in the Triple Gem.
appamadena sampadetha

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #68 on: 17 October 2009, 09:40:51 PM »
yang mau aye tanya kenapa harus pecah jadi 7, ko engga 8 atau 6, berarti buddha meramalkan nya pasti tepat ya kalau terjadi pasti pecah jadi 7
di jataka ada kasus laen, waktu ada orang yang kasus sama bodhisatta, dan orang tersebut terancam kepala pecah tujuh bila fajar menyingsing, maka karena bodhisatta kasian, malam terus berlanjut sampe orang tersebut minta maaf
=))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #69 on: 17 October 2009, 11:06:36 PM »
yang gw bingung pecahnya melintang ato membujur yak?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #70 on: 17 October 2009, 11:10:27 PM »
yang gw bingung pecahnya melintang ato membujur yak?
bisa jadi objek asubha ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #71 on: 18 October 2009, 09:36:53 PM »
oh ya ada tambahan, apakah seorang bhikkhu tidak boleh menghormati umat awam? apakah ada akibatnya bila umat awam mendapat penghormatan dari bhikkhu?

1 lagi orang tua dengan ana pangkatnya lebih besar mana? orang tua menghormat anak apakah ada akibatnya untuk si anak? atau ada pengecualian misalkan si anak tingkat kesuciannya lebih tinggi?

Sila para Bhikkhu 227 sedangkan umat awan 5 - 8 sila .......
Masa Jendral beri hormat pada Kopral  ;D
Gimana kalau Kopral itu ortunya si jendral? ;D
Yang di hormat khan Sila-nya bukan individu/orang  ;D
biasanya bila ortu menghormat anak-nya yg sudah jadi Bhikkhu .....
si-anak akan membalas kembali ......

pernah liat film Thailand .....
si-anak jadi Bhikkhu ketika pulang kerumah
si-anak tetap bernamaskara pada ibu-nya  ;)
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #72 on: 02 November 2009, 05:14:08 PM »
masih lanjut aja ni thread. sampai mana nih diskusinya?

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #73 on: 02 November 2009, 05:16:43 PM »
^
^
Baca aja dr awal jgn malas  :)) :)) :))

May GOd Bless U.

 _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #74 on: 02 November 2009, 05:31:29 PM »
yang mau aye tanya kenapa harus pecah jadi 7, ko engga 8 atau 6, berarti buddha meramalkan nya pasti tepat ya kalau terjadi pasti pecah jadi 7
di jataka ada kasus laen, waktu ada orang yang kasus sama bodhisatta, dan orang tersebut terancam kepala pecah tujuh bila fajar menyingsing, maka karena bodhisatta kasian, malam terus berlanjut sampe orang tersebut minta maaf
=))

Hanya spekulasi saja. Mungkin yang hancur adalah tulang-tulang pembungkus otak bagian luar tengkorak yang memang berjumlah 7 keping. (Tulang pembungkus otak ada 8, tetapi satu lagi ada di dalam, sebagai pemisah rongga hidung dan otak.)

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #75 on: 02 November 2009, 05:38:43 PM »
^
^
Baca aja dr awal jgn malas  :)) :)) :))

May GOd Bless U.

 _/\_


malas gimana. yang awal kan saya yang nulis. jadi, gak perlu dibaca lagi. yang akhir ini, say belum ngeh!

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #76 on: 02 November 2009, 05:43:15 PM »
^'
^
kok tanya sampai mana diskusinya
berarti nga nyimak donk  :)) (sama donk  :)) )
 _/\_

Offline ananda78

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 11
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #77 on: 08 December 2010, 09:10:01 AM »
Hahaha,itu bukan ancaman,tp fakta sudah jelas sang buddha tidak pernah berbohong justru dengan memberitahu ambhata beliau menyelamatkannya.
Karena sang buddha hanya menyatakan fakta.

Offline silemot

  • Teman
  • **
  • Posts: 82
  • Reputasi: 4
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #78 on: 08 December 2010, 10:10:52 AM »
eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :


#

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."
imo beliau sudah melihat kondisi jiwa seseorang dgn mata batin beliau sebelum beliau membabarkan dhamma kepada org lain. oleh karena itu dia tau bagaimana cara menjelaskan sesuatu yang dapat di cerna oleh pendengarnya tsb.
we learn how to accept reality, not how to escape from reality.. nor how we forget the reality and let it pass..

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #79 on: 09 December 2010, 03:57:32 PM »
itu bukan mengancam, sang buddha hanya menjelaskan kepada si ambattha FAKTA nya, kalo dia tidak menjawab pertanyaan mendasar dari yang terberkahi sebanyak tiga x, maka kepalanya akan pecah.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #80 on: 16 December 2010, 08:54:27 PM »
imo beliau sudah melihat kondisi jiwa seseorang dgn mata batin beliau sebelum beliau membabarkan dhamma kepada org lain. oleh karena itu dia tau bagaimana cara menjelaskan sesuatu yang dapat di cerna oleh pendengarnya tsb.

Saya lebih setuju dengan yang ini. Jika saya perhatikan selama yang saya baca, kelihatan banyak sekali cara Sang Buddha dalam menyampaikan dhamma. Sesuai dengan tingkat batin seseorang.

Contohnya:
- Ketika Sang Buddha memperlihatkan disampingnya seorang gadis cantik yang sedang mengipasi Sang Buddha. Bagaimana perubahan terjadi gadis itu makin tua,sakit,mati dan mayatnya membengkak,berulat.
-Mayat pelacur bernama sirima,kalau saya tidak salah ingat namanya.Sang Buddha meminta kepada raja,supaya mayat itu jangan dikremasi dulu.Tapi dibiarkan 3hari lamanya dikuburan.Dijaga oleh pengawal supaya jangan dimakan burung,serigala dll.Dan setelah 3 hari kelihatan belatung-belatung keluar dan tubuh itu hancur,membengkak dan sangat menjijikkan.Kemudian semua rakyat disuruh melihat kesana.
-Pemberitahuan oleh Sang Buddha tentang tubuh yang dimakan usia dan tidak kekal.Hanya lewat kata-kata tanpa ada gambaran apa-apa.Banyak ditemui di sutta.

Kesimpulan:
-Dari contoh yang pertama.Saya melihat orang itu lebih banyak terikat dengan inderawi mata.Sehingga dia bangga melihat kecantikannya.Seandainya Sang Buddha ceramah berjam-jam pun tentang tubuh tidak kekal, orang tersebut tetap tidak akan mengerti.Tapi dengan cara yang Sang Buddha lakukan,itu menjadi lebih efektif.
-Dari contoh yang kedua.Cara ini lebih jelas lagi.Bukan hanya mata saja yang melihat.Tapi hidung juga berfungsi.Bagaimana bau-nya tubuh yang sudah jadi bangkai dan berulat?
-Dari contoh yang ketiga. Itu cocok buat orang-orang yang suka menganalisa.Dia mendengarkan dan kemudian dia merenungkan sendiri kata-kata itu.Hanya dengan begitu saja,orang itu sudah mengerti.

Jadi Sang Buddha bukan seperti preman pasar dalam berdiskusi.Ada orang yang menilai sang buddha mengancam, disaat membaca tentang itu.Menurut saya itu karena kecenderungan pikiran seseorang disaat membaca. Sehingga menimbulkan persepsi begini..persepsi begitu.

Apalagi jika seseorang itu membaca dengan tujuan mencari kelemahan seseorang.Dia tidak akan nampak hal-hal baik yang lain.Saya pikir disinilah salah satu kesempatan kita melakukan ehipasiko (maaf kalau penulisan kata-katanya salah,saya tidah hafal tulisannya). Bukan saja kata-kata orang, tapi juga termasuk hasil pikiran kita sendiri di ehipasiko.
« Last Edit: 16 December 2010, 08:55:59 PM by sriyeklina »
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #81 on: 16 December 2010, 09:07:17 PM »
Jadi kata-kata yang kelihatan mengancam itu menurut saya memang cocok untuk tingkat batin orang tersebut. Karena Sang Buddha setiap berbicara,dia sudah sangat tahu kemampuan seseorang.

Jika kata-kata terbelah jadi 7.Saya pikir itu mungkin kata-kata dongeng disana.Sama seperti dongeng anak durhaka yang bernama malin kundang di Padang.Setiap ada anak yang melawan ibunya, akan ditakut-takuti bahwa nanti akan jadi batu.Dan jaman sekarang tentang malin kundang jarang didengar.Karena banyak yang melawan ibu-nya tapi tidak ada yang terbukti jadi batu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline waliagung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 417
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #82 on: 19 May 2011, 12:51:58 AM »
semua ada sebab maka timbul akibat andaikata budha berkata seperti itu maka sy menyimpuiilkan

bahwa Ambatha tidak mau membuka hatinya untuk menerima kebenaran yg sudah jelas-jelas dia pahami hanya dia menutup hati dengan sekut tenaga dan pikiran tapi hartinya merasakan kebenaran tersebiut

jadilah dia diam.........

ini salah satu mereka yg terikat oleh AVIJA

Offline PIKOCHAN RAPTOR

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 261
  • Reputasi: -2
  • Gender: Male
  • SSBS
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #83 on: 19 May 2011, 07:38:38 AM »
Permisi Kakak-kakak semuannya, sy tny sst ya  :) :

Apakah setiap perTanyaan/perNyataan dr seseorang/ bbrp orng wajib utk selalu diberikan jawabanNya? Mohon penjelasannya beserta contoh?

 _/\_ SSBS
 [at]  Perjalanan seribu mil diawali dengan sebuah langkah.
 [at]  Sebuah batu permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, seperti halnnya seorang manusia disempurnakaan dengan cobaan hidup.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #84 on: 19 May 2011, 07:56:23 AM »
eit...jangan dulu dihapus.... ini menurut sutta ambattha :


#

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Selanjutnya timbul pertanyaan lagi, Ambattha, suatu pertanyaan yang walaupun tidak diinginkan, engkau harus menjawabnya. Apabila engkau tidak memberikan jawaban yang jelas atau memberikan jawaban yang lain; atau engkau tetap diam atau pergi, maka kepalamu akan pecah berkeping-keping di tempat ini juga. Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapa yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ?"

Setelah beliau berkata demikian, pemuda Ambattha tetap diam. Dan untuk kedua kalinya Sang Bhagava bertanya kepada pemuda Ambattha: "Bagaimanakah pendapatmu, Ambattha? Apakah engkau pernah mendengar, sewaktu para brahmana yang lanjut usianya atau para guru dari guru-gurumu yang berusia tua sedang bercakap-cakap bersama mengenai darimana asalnya suku Kanhayana dan siapakah yang menjadi nenek moyang suku Kanhayana ? Dan juga untuk kedua kalinya pemuda Ambattha tetap diam.

Kemudian Sang Bhagava berkata kepada Ambattha : "Engkau lebih baik menjawab pertanyaan itu sekarang, Ambattha. Ini bukan waktunya bagimu untuk tetap diam. Karena, Ambattha, siapapun juga yang tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Tathagata sampai ketiga kalinya; maka kepalanya akan pecah berkeping-keping di tempat itu juga."


kurasa aku dah nemu jawabannya

itu kondisi yg di atur oleh ..mungkin.. dhamma niyama

seperti halnya kamma niyama.. seseorg yg membunuh org tuanya.. PASTI dlm kelahiran berikutnya masuk avicci (tampa perlu di beritahu..atau tidak diberitahu..., tp saat di beritahu org yg mendegar dan di beritahu..kadang merasa di ancam)

kasusnya sama dgn tidak menjawab pertanyaan Buddha... kalau tidak di jawab..yah kepala hancur...itu kurasa di atur hukumnya dlm dhamma niyama
...

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #85 on: 19 May 2011, 12:00:58 PM »
kurasa aku dah nemu jawabannya

itu kondisi yg di atur oleh ..mungkin.. dhamma niyama

seperti halnya kamma niyama.. seseorg yg membunuh org tuanya.. PASTI dlm kelahiran berikutnya masuk avicci (tampa perlu di beritahu..atau tidak diberitahu..., tp saat di beritahu org yg mendegar dan di beritahu..kadang merasa di ancam)

kasusnya sama dgn tidak menjawab pertanyaan Buddha... kalau tidak di jawab..yah kepala hancur...itu kurasa di atur hukumnya dlm dhamma niyama

yang membelah-nya kan bukan Buddha... tapi ada siapa gitu...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Mengapa Budha Gotama Suka Mengancam Lawan Diskusi?
« Reply #86 on: 19 May 2011, 03:11:09 PM »
yang membelah-nya kan bukan Buddha... tapi ada siapa gitu...
ya bener....
bahkan yg melakukan akusala garuka kamma pun.. yg memasukannya ke dlm avicci bukan Buddha

krn ga ada kasus..kepala terbelah ( mungkin krn bahan bacaan ku blm lengkap) kurasa dewa yg muncul dgn membawa senjata..itu hanya simbolis...
soalnya klo baca ttg Asura yg ingin memakan dewa/dewi di bulan ( agak lupa dewa or dewi), setelah di minta oleh Sang Buddha, maka asura itu menurutinya..krn takut kepalanya terbelah...( bahkan tampa perlu di beri tahu oleh Buddha..).. jd semacam.. mereka udah tau.
...

 

anything