Kasus dari Bro Daniel:
Ada yg mau mencelakakan anak kita, kita terlibat perkelahian: kill or be killed. Akhirnya kita yg membunuh.
Akan saya lihat dari teori B3 nya Bro Gunasaro (maap Bro Gun sy pinjam dulu yah):
~ Bela / selamatin anak: motif sudah
baik (+)
~ Membunuh ancaman tsb: cara sudah
nggak bener (-)
~ Menyadari / mengakui pembunuhan sebagai kekeliruan dan perlu di manage: ini
bijak (+)
Jadi, bertindak BIJAKSANA itu perlu, jangan setelah 'nggak bener' (-) eh ditambahin lagi 'nggak bijak' (-)(batin dua kali minus (-); kata orang dagang .....bocuan deh
)
Jadi sebisa mungkin kita menjaga batin kita agar selalu tiga plus: sebelum(+), saat (+) dan sesudah (+) melakukan.
Kalo keadaan tidak memungkinkan, yah minimal dua plus: sebelum(+) dan sesudah (+)
Jangan sampai hanya satu plus: niat (+) doang yg baik; cara (-) dan manage bathin (-)nya kedodoran. Ini udah bocuan deh, boro2 bertambah, pelan2 kebijaksanaan kita akan berkurang.
lagi,
Menjadi pelacur krn tdk ada alternatif, lantas bilang bhw melacur sebagai OK... Itu yg kita takutkan...
Seperti yg saya tulis pertama: Mengakui kesalahan sebagai kesalahan, apa adanya. Ini adalah Kebijaksanaan. Jadi, 'niat' dan 'cara' saja tidaklah cukup, diperlukan suatu kebijaksanaan dalam memanage bathin.
Mungkin begitu, Bro Dan maaf jika kata2nya berantakan...
::