//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - ryu

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 27
31
Humor / Surat Lamaran Bocah 17 Tahun Di Restoran
« on: 11 February 2012, 08:33:11 AM »
Ini adalah sebuah formulir lamaran pekerjaan yang diserahkan seorang anak 17 tahun di sebuah restoran Mc'D di Florida...
dan mereka mempekerjakan dia karena ia jujur dan lucu.
FORMULIR PENGAJUAN LAMARAN PEKERJAAN

Nama : Greg Bulmas

Sex : Belum pernah. Masih menunggu orang yang tepat. (Sex di sini maksud'y jns kelamin)
Posisi yang diinginkan : Presiden atau Wapres perusahaan. Tapi serius, apa saja boleh. Kalau saya bisa memilih, saya tidak akan melamar di sini.

Gaji yg diinginkan : $ 185.000 / tahun ditambah opsi saham dan paket bergaya Michael Ovitz. Jika itu tidak mungkin, maka kita bisa melakukan tawar-menawar.
Pendidikan : Ya
Posisi terakhir : Sasaran atas kebencian manajemen menengah.
Gaji : Kurang dari yang saya inginkan.
Prestasi paling penting : Koleksi pulpen dan stiker 'post-it' curian yang luar biasa.
Alasan keluar : "It sucked" (Terjemahin sendiri.. )
Siap bekerja : Tentu saja. Maka dari itu saya melamar.
Waktu yang tersedia : 1.30 - 3.30 siang, Senin, Selasa dan Kamis.
Apakah Anda memiliki keterampilan khusus : Ya, tapi itu lebih cocok untuk situasi yang lebih intim.
Bisakah kami menghubungi atasanmu yang sekarang? : Kalau saya punya atasan, apakah saya akan berada di sini?
Apakah Anda memiliki kondisi fisik yang melarang anda mengangkat sampai seberat 50lbs? : 50lbs dari apa?
Apakah Anda memiliki mobil? : Saya kira pertanyaan yang tepat adalah "Apakah Anda memiliki mobil yang berjalan?"
Pernakah Anda menerima penghargaan ataupun pengakuan khusus? : Saya mungkin sudah memenangkan undian dari penerbit Clearinghouse.
Apakah kamu merokok? : Saat bekerja, tidak; Saat istirahat, ya.
Apakah yang ingin Anda lakukan dalam lima tahun ke depan? : Hidup di Bahama dengan supermodel pirang bodoh yang sangat kaya yang berpikir saya adalah hal terbesar sejak awal. Sebenarnya, saya ingin melakukan itu sekarang.
Apakah Anda menyatakan bahwa pernyataan di atas adalah benar dan lengkap menurut pengetahuan terbaik Anda? : Ya. Tentu saja.




Jadi ceritanya nih anak, dipanggil wawancara gan, nih kutipan tes wawancaranya..
Q : Penanya
A : Pelamar
===
Q : Bagaimana Anda menjatuhkan telur mentah ke lantai beton tanpa memecahkannya?
A : Lantai beton sangat susah untuk pecah, pak.
Q : Jika 10 orang membangun sebuah dinding dalam 8 jam, berapa lama waktu yang dibutuhkan 4 orang untuk membangunnya?
A : Ga perlu waktu sedikitpun. Kan dindingnya sudah dibangun sama yang 10 orang.
Q : Jika Anda memiliki 3 apel dan 4 jeruk di satu tangan dan 4 apel dan 3 jeruk di tangan yang lain, apa yang Anda miliki?
A : Tangan yang sangat besar.
Q : Bagaimana Anda mengangkat gajah dengan satu tangan?
A : Ga masalah, karena kita tidak akan pernah menemukan gajah dengan satu tangan.
Q : Jika Anda melempar bata merah ke laut biru, apa yang akan terjadi?
A : Itu akan basah dan tenggelam.
Q : Apa yang terlihat seperti setengah apel?
A : Setengah sisi yang satunya.
Q : Apa yang terjadi ketika roda diciptakan?
A : Hal ini menyebabkan revolusi.
Q : Teluk Benggala ada di mana?
A : Di laut.
===
Kemudian penanya berkata : "Saya telah menanyakan pertanyaan2 mudah, sekarang saya mempunyai 1 pertanyaan terakhir yang sangat sulit dan wawancara ini selesai."
Q : Mana yang lebih dulu, siang atau malam??
A : Tentu saja siang.
Q : Kenapa?
A : Maaf, Bapak berjanji hanya menanyakan 1 pertanyaan sulit

33
Mahayana Sarva Tathagata Adhisthana Hrdaya Guhya Dhatu Karannda Mudra Dharani Mahayana Suttram.

Demikianlah yang telah Kudengar. Sang Buddha sedang berdiam di Kolam Kegemilangan Berharga di Taman Tanpa Kekotoran, Negeri Magadha. Ia dikelilingi oleh kumpulan tak terhitung para bodhisattva serta pratyeka buddha tingkat tinggi, dewa, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda, kinnara, mahoraga, manusia, dan bukan manusia.

Pada saat itu hadirlah seorang Brahmana mulia dalam kumpulan itu yang bernama Tanpa Kekotoran dan Cahaya Mendalam. Ia merupakan seorang bijaksana dengan pengetahuan mendalam. Semua orang senang berjumpa dengannya. Ia telah berlindung pada Tiga Permata dan senantiasa melaksanakan sepuluh tindakan bajik. Hatinya selalu diliputi belas kasih dan bijaksana. Ia selalu berharap agar semua makhluk berada dalam keadaan sejahtera serta berkelimpahan.

Brahmana yang bernama Tanpa Kekotoran dan Cahaya Mendalam itu bangkit dari tempat duduknya. Ia berjalan mendekati Sang Buddha serta mengelilingi-Nya sebanyak tujuh kali (Pradaksina). Dipersembahkannya banyak bunga serta dupa pada Sang Buddha. Ia meletakkan jubah-jubah dan perhiasan sangat berharga di hadapan Sang Buddha. Ditundukkannya kepalanya sebagai tanda hormat ke Kaki Sang Buddha, lalu berdiri pada satu sisi seraya berkata, "Kami mengundang Yang Dijunjungi Dunia dan siapa saja yang hadir di tempat ini untuk menerima persembahan di tempat kediamanku besok pagi". Sang Buddha menerima undangan itu.

Sang brahmana memahami bahwa Sang Buddha menerima undangannya. Dengan segera ia kembali ke tempat kediamannya serta mempersiapkan seratus makanan dan minuman lezat malam itu. Dibersihkannya seluruh gedung dan ruangan, serta digantungkannya banyak panji-panji. Pagi berikutnya, ia membawa serta keluarganya sambil
membawa dupa dan bunga. Para pemain musik turut serta dalam rombongan tersebut. Mereka menghadap Sang Buddha dan berkata, "Telah tiba waktunya, silakan datang ke tempat kediamanku." Sang Buddha menyetujui apa yang dikatakan Brahmana Tanpa Kekotoran dan Suara Mendalam itu. Beliau mengumumkan pada semua yang hadir di tempat itu, Kalian semua hendaknya pergi ke rumah Brahmana ini guna menerima persembahan sehingga ia dapat memperoleh pahala Kebajikan Besar.Kemudian Buddha berdiri dari tempat duduk-Nya dan bersamaan dengan itu memancarlah cahaya aneka warna. Semua orang yang menyaksikannya ikut dan mulai berjalan.

Selanjutnya, sang Brahmana beserta keluarganya berjalan sambil membawa dupa serta bunga dengan penuh hormat. Demikian pula dengan naga surgawi, delapan kelompok makhluk dan Empat Maharaja Langit. Mereka berjalan di depan guna menjadi pembuka serta penunjuk jalan bagi Sang Buddha. Tidak berapa lama Sang Buddha berjalan, tibalah Ia di sebuah taman yang bernama Kaya.

Di sana terdapatlah Stupa tua yang rusak dan ditumbuhi oleh alang-alang dan rumput. Stupa itu terkubur dalam tumpukan ubin serta bebatuan. Ia nampak bagaikan seongok lumpur. Sang Buddha berjalan menuju stupa tersebut, yang memancarkan sinar gemilang. Terdengarlah suara pujian dari gundukan lumpur itu: "Bagus sekali, bagus sekali, Sakyamuni. Perjalanan-Mu hari ini merupakan saat yang sangat menguntungkan, dan engkau, wahai Brahmana, akan menerima pahala kebajikan luar biasa." Kemudian Sang Bhagava Buddha menghaturkan penghormatan pada Stupa itu dan berjalan mengelilingi-Nya searah jarum jam (Pradaksina). Sang Buddha mengambil jubah-Nya dan meletakkannya di atas gundukan lumpur tersebut. Ia menitikkan air mata dengan derasnya. Setelah menangis, Buddha tersenyum kembali. Pada saat itu, para Buddha dari sepuluh penjuru menyaksikan peristiwa tersebut dan meneteskan air mata pula. Mereka memancarkan sinar terang pada Stupa ini. Semua orang yang melihatnya menjadi gemetar dan bingung. Pada saat itu, Bodhisattva Vajrapani menitikkan air mata. Ia berjalan ke hadapan Sang Buddha dengan sikap hormat sambil membawa Vajranya dan bertanya:

"Mengapakah cahaya yang dipancarkannya begitu gemilang? Mengapakah Engkau menangis? Para Buddha dari sepuluh penjuru menampakkan diri dengan kecemerlangan yang sama. Kami berharap agar Tathagata menjawab pertanyaan-Ku di hadapan semua yang hadir di tempat ini."

Sang Bhagava memberitahu Vajrapani, "Tak terhingga Dharma Meterai Rahasia Dharani Hati terdapat dalam Stupa Kumpulan Sarira Seluruh Tubuh Buddha ini. Stupa ini benar-benar dipenuhi tanpa celah sedikitpun, sebanyak biji wijen; dengan ratusan dan ribuan koti Tubuh Buddha, yang banyak-Nya juga bagaikan biji wijen. Ratusan dan ribuan koti kumpulan Sarira seluruh Tubuh Buddha, bahkan 84.000 Dharma bersemayam dalam stupa ini. Sembilan juta sembilan ratus ribu koti tak terhingga Sarira kepala Buddha juga terdapat di dalam-Nya. Karena musabab yang luar biasa inilah, tidak peduli di manapun Stupa ini berada, Ia memiliki daya batin yang manjur. Pahala kebajikannya sanggup mengabulkan seluruh dambaan duniawi."

Ketika hadirin mendengar apa yang dibabarkan Buddha tersebut. Mereka menghapuskan segenap kekotoran batin dan begitu pula dengan seluruh kekhawatiran dalam diri masing-masing. Mereka memperoleh mata Dharma yang murni. Mereka memperoleh buah hasil sesuai dengan kondisi batin dan timbunan pahala kebajikan mereka yang beraneka ragam. Beberapa orang mencapai tingkatan sakadagamin, shrotapanna, anagamin, arhat, pratyeka buddha, bodhisattva, avaivartas, serta kebijaksanaan sarvajnana. Selanjutnya ada pula yang mencapai tingkatan Bodhisattva pertama, kedua, hingga kesepuluh. Beberapa di antara mereka menyempurnakan enam paramita. Sang brahmana sendiri menghapuskan kekotoran batinnya dan merealisasi lima penembusan batin.

Ketika Bodhisattva Vajrapani menyaksikan hal yang ajaib ini, ia bertanya pada Sang Buddha, Bagus sekali, sungguh ajaib. Kami memperoleh manfaat pahala kebajikan luar biasa setelah mendengarnya. Jika kami mendengarkan Ajaran Kebenaran dan dengan segenap hati meyakininya, berapa besarkah jasa serta pahala kebajikan yang akan kami peroleh?

Buddha berkata, "Dengarlah wahai Vajrapani. Jika ada pria atau wanita serta empat kelompok siswa-Ku yang memiliki keyakinan di masa mendatang menuliskan Sutra ini, maka tindakan itu dapat disamakan dengan menyalin seluruh Sutra yang dibabarkan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha. Semua Buddha akan menjaganya laksana melindungi mata-Nya sendiri, atau bagaikan seorang ibu yang penuh belas kasih merawat anaknya. Apabila seseorang membaca Sutra ini, maka tindakan itu dapat disamakan dengan membaca semua Sutra yang dibabarkan para Buddha di masa lampau, sekarang, dan mendatang. Oleh karena itulah, sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha, Yang Tercerahi, sebanyak biji wijen hadir semua-Nya tanpa celah sedikitpun. Mereka menampakkan diri guna melimpahkan berkah baik siang maupun malam pada orang ini. Semua Buddha yang jumlah-Nya bagaikan butiran pasir di sungai Ganga akan hadir, kendati para Buddha yang telah hadir sebelumnya masih belum meninggalkan tempat tersebut. Mereka datang bergiliran bagaikan pasir yang bergerak memutar dalam pusaran air. Mereka datang dan pergi tanpa henti. Jika seseorang mempersembahkan dupa, bunga, jubah indah, serta perhiasan yang elok dipandang pada Sutra ini, maka seluruh persembahan itu akan berubah menjadi bunga-bunga surgawi, jubah serta perhiasannya akan berubah menjadi benda-benda yang terbuat dari tujuh jenis permata di hadapan sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha dari sepuluh penjuru alam semesta. Benda-benda ini akan berlipat ganda bagaikan Gunung Sumeru untuk dipersembahkan. Benih kebajikan yang mereka tanam juga sungguhlah besar."

Pada saat itu, para dewa, naga, delapan kelompok makhluk (Asta-Gatyah), manusia dan bukan manusia mendengar mengenai hal ini. Mereka merasa keheranan dan berkata satu sama lain, Begitu anehnya gundukan lumpur terbengkalai ini. Ia telah berubah wujud secara batin karena berkah para Buddha. Vajrapani bertanya pada Buddha kembali, "Yang Dijunjungi Dunia, mengapa Stupa Tujuh Permata itu menjadi gundukan lumpur sekarang?"

Buddha berkata pada Vajrapani, "Ini bukanlah gundukan lumpur sama sekali. Ia merupakan Stupa Agung Yang Sangat Indah. Stupa itu tidak muncul karena pengaruh karma buruk orang yang melihatnya. Stupa itu tak terlihat tetapi keseluruhan tubuh Buddha yang tersimpan di dalamnya tidak dapat rusak. Bagaimana mungkin Tubuh Vajra seorang Buddha dapat dihancurkan? Setelah Aku parinirvana, pada masa kemerosotan dan kekacauan; jika umat manusia melakukan tindakan-tindakan jahat, mereka akan terjerumus ke neraka. Mereka tidak meyakini Tiga Permata. Mereka tidak menanam akar kebajikan. Buddhadharma akan hilang karena hal ini. Tetapi Stupa yang kuat dan kokoh ini tidak akan hancur karena berkah kekuatan batin semua Buddha. Para makhluk yang diliputi pandangan salah diselubungi oleh karma buruk. Mereka menyia-nyiakan permata berharga dan tidak tahu bagaimana memanfaatkannya. Itulah yang menyebabkan aku menangis hari ini dan begitu pula dengan semua Buddha lainnya."

Buddha memberitahu lebih jauh pada Vajrapani, "Jika ada orang yang menyalin sutra ini dan meletakkannya ke dalam sebuah stupa, maka stupa itu akan menjadi Stupa Gudang Vajra semua Buddha. Ia juga merupakan Stupa Berkah Rahasia Hati Dharani Semua Buddha. Ia merupakan Stupa sembilan juta sembilan ratus ribu koti Buddha. Ia juga merupakan stupa puncak mahkota (usnisha) dan Mata Semua Buddha. Stupa ini akan dilindungi oleh kekuatan batin semua Buddha. Apabila ada orang yang meletakkan Sutra ini ke dalam suatu stupa atau patung Buddha, patung itu akan menjadi terbuat dari tujuh permata, serta memiliki daya kekuatan sehingga dapat mengabulkan semua dambaan. Payung, tirai, jala, roda, piring, genta, alas, dan anak tangga akan tercipta dengan kekuatan. Benda-benda yang terbuat dari lumpur, kayu, batu, atau bata akan berubah menjadi Tujuh Permata berharga karena kekuatan Sutra ini. Semua Buddha akan menambahkan daya kekuatan-Nya yang tak terhingga dan tanpa henti memberkahi Sutra ini dengan sabda-sabda murni.Jika ada orang yang menghaturkan hormat di hadapan Stupa ini lalu mempersembahkan dupa dan bunga pada Stupa ini, kesalahan berat selama delapan juta kalpa akan dihapuskan. Ia akan terhindar dari semua bencana dalam kehidupannya. Ia akan terlahir kembali dalam keluarga yang beragama Buddha setelah akhir hidupnya. Apabila ada orang yang seharusnya terjerumus ke dalam neraka Avici, namun menghaturkan penghormatan pada Stupa ini satu kali saja atau berjalan mengelilingi-Nya searah jaruh jam, maka gerbang neraka akan tertutup baginya dan jalan menuju Bodhi akan terbuka. Semua Buddha akan memberkahi dengan kekuatan batin-Nya pada tempat-tempat di mana terdapat stupa-stupa atau gambar Buddha. Tidak ada angin topan, badai, dan halilintar yang membahayakan akan menimpa. Tidak ada ular berbisa, cacing berbahaya, serta hewan beracun lainnya akan dapat melukai. Tidak ada singa, gajah gila, harimau, serigala, dan lebah liar akan melukai. Tidak ada kepanikan yang disebabkan oleh makhluk halus yaksha, raksasa, putana, kritya, khumbandas, preta, pisacasa, mahluk mengerikan, atau penyakit ayan. Tidak akan ada penyakit baik karena serangan hawa dingin atau panas, tidak pula berjangkit penyakit lilou, tanzhu, borok, atau skabies. Seseorang akan terhindar dari bencana hanya dengan semata-mata memandang pada Stupa ini. Tidak ada wabah penyakit yang akan menimpa manusia, kuda, hewan, anak laki-laki dan perempuan. Mereka tak akan mengalami kematian tak wajar. Mareka tak akan terluka oleh senjata tajam, air, dan api. Mereka tidak akan dicelakai oleh para perampok, pencuri, ataupun musuh. Mereka tak akan menderita karena kelaparan atau kemiskinan. Tidak ada serangan gaib dan makhluk halus jahat serta mengerikan yang sanggup mencelakakan mereka. Empat Maharaja Langit beserta pengikutnya akan melindungi mereka seharian dan malam. Para Jenderal yaksha dari keduapuluh delapan bagian beserta matahari, rembulan, panji lima bintang, dan bintang-bintang berekor akan melindungi mereka seharian dan malam. Seluruh raja naga akan mengumpulkan uap air untuk membuat hujan turun pada waktunya. Seluruh makhluk surgawi, termasuk dari Surga Tavatimsa akan datang tiga kali guna menghaturkan persembahan."

34
Demikianlah Telah Ku dengar. Pada satu waktu, Sang Buddha mencapai Samyak-Sambodhi di bawah Pohon Bodhi, Negeri Magadha. Nama Pohon Bodhi itu adalah Ahsipah, akarnya sangat dalam di bawah tanah, batangnya tinggi, lurus dan tidak punya simpul, seperti kayu cendana. Setiap saat Burung yang terbang mendekat, burung itu harus kembali, karena tidak dapat terbang di atas Pohon Bodhi. Pohon Bodhi itu memiliki kulit yang halus dan mengkilat, dengan macam-macam warna yang terjalin, mirip kain tebal merah muda. Pohon Bodhi itu bercabang dan mahkotanya sangat Lebat dan Hijau. Di sekitar Pohon Bodhi, terdapat banyak bunga indah dan cantik yang bermekaran dan memancarkan wewangian. Mereka jauh lebih indah dari semua bunga-bunga kecuali Bunga Kovidars dan Parijatas. Di sekitar Pohon Bodhi, terdapat juga banyak pohon-pohon yang lebih pendek. Pohon Bodhi ini, Sang Raja Pohon, sangatlah Indah dan menawan. Ia seperti gunung Sumeru, yang merupakan raja dari semua gunung. Ia sangat tinggi yang bahkan orang yang berada di luar satu yojana dapat melihatnya. Wewangiannya mengalir di seluruh tempat dan Lingkaran Cahayanya menyinari semua tempat. Orang yang melihat Pohon Bodhi itu dari jarak yang jauh pada malam hari akan menduga bahwa itu adalah sekelompok besar nyala api. Tempat di bawah Pohon Bodhi tampak megah, indah, luas, dan rata, seperti taman kebahagiaan, dengan rimbunan rumput yang wangi. Ia seperti leher dari Raja merak, indah dan wangi, orang-orang tidak akan bosan untuk melihatnya. Di tempat seperti itu, maka Sang Tathagata duduk pada tempat-Nya dengan Sempurna, dengan banyak makhluk di sekeliling-Nya, seperti bulan yang dikelilingi oleh banyak bintang. Pada saat itu, datang dari berbagai penjuru lain, Para Buddha sebanyakatom dari sepuluh Alam Buddha. Untuk membuat Bodhi-manda (tempat pencerahan) dari Vairocana lebih Mulia, Para Buddha muncul sebagai Bodhisattva-Bodhisattva dan bergabung dengan Persamuan (Perkumpulan) itu.

Nama-nama Para pemimpin Mereka adalah: Avalokitesvara Bodhisattva, Manjusri Bodhisattva, Ksitigarbha Bodhisattva, Akasagarbha Bodhisattva, Vajragarbha Bodhisattva, Vimalakirti Bodhisattva, Bodhisattva cahaya kuat budi luhur, Bodhisattva Penghancur semua gerhana , Ratna Pani Bodhisattva, Mahamati Bodhisattva, Samantabhadra Bodhisattva, dan seterusnya. Selain itu, ratusan miliar Para Bodhisattva muncul sebagai Sravaka dan datang untuk bergabung dalam Pesamuan. Nama-nama para pemimpin mereka adalah: Shariputra, Maha Maudgalyayana, Subhuti, Rahula, Ajnata-Kaundinya, Maha-Kasyapa, Upali, Aniruddha, Revata, Ananda, Devadatta, Upandanda, dan seterusnya. Mereka semuanya telah melaksanakan Enam-Paramita dalam waktu yang lama, dan sudah sangat dekat dengan Pencapaian ke Bodhi menjadi Buddha. Untuk memberikan penerangan kepada makhluk hidup, mereka muncul sebagai Sravaka di dunia yang kotor ini. Ada juga banyak sekali Bhikshuni yang dipimpin oleh Maha-Prajapati. Mereka semua telah mencapai Jasa Kebajikan dan Kebijaksanaan Besar, untuk meringankan penderitaan makhluk hidup yang rendah, mereka muncul sebagai perempuan. Hadir juga tidak terhitung Para Sakra Devanam Indra, Brahma, Dharmapala Deva, Deva, Naga, Yaksa, Gandharva, Asura, Garuda, Kinnara, Mahoraga, manusia dan makhluk bukan manusia. Mereka semua adalah Para Bodhisattva Agung, tidak satupun dari mereka yang bersifat duniawi. Pada saat itu, Sang Bhagavan, yang sedang duduk di bawah Pohon Bodhi, tampak Maha Mulia, Murni, Sangat Halus dan indah, seperti Mutiara Pengabul Keinginan di bawah Pohon Citta. Dengan Kesadaran Benar yang Tenang, Dia seperti Gunung Sumeru. Untuk membuat semua Bodhisattva dan makhluk hidup mengerti tentang Kekuatan Sang Buddha Yang Perkasa, Suci, Mendalam Rahasia Dhyana, Dia memasuki samadhi yang bernama "Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan".

Tiba-tiba, masing-masing 32 Tanda-Tanda Besar dari Sang Bhagavan mengungkapkan Alam-Alam Buddha Yang Tak Terbatas dan Para Buddha dari sepuluh penjuru, seperti cermin terang yang mencerminkan berbagai warna. Selain itu, masing-masing dari 80 Tanda Tanda tambahan dari Sang Bhagavan mengungkapkan praktek Bodhisattva-Nya di masa lalu. Dari Sang Raja Pancaran hingga inkarnasi terakhir di tempat Dipamkara Budha, semua kesulitan dan praktek berat, sejarah bahwa Ia sepenuhnya menyumbangkan semua kepala, mata, badan, kulit, daging, lengan, kaki, isteri, pembantu, dan martabat Raja, istana, dan seterusnya. Samadhi ini memiliki Kekuatan Besar Yang Kuat, semua Buddha selalu berada dalam samadhi ini ketika Mereka sedang makan, sedang berjalan, sedang mengajar Dharma, dan bahkan di Nirvana. Mengapa? Karena semua Buddha mengandalkan Samadhi ini untuk mencapai Kekuatan Suci, Besar, Perkasa, Yang Tak ada batasnya, sejauh untuk mewujudkan dan membuktikan Kehampaan Alami Dari Sifat Semua Dharma, sehingga Mereka dapat menjelmakan berbagai hal yang tak terjangkau di seluruh alam Budha sepuluh penjuru dunia. Misalnya, seseorang melihat berbagai hal dalam mimpinya, namun ketika ia bangun, segala sesuatu yang dilihat di mimpinya hilang. Demikian juga, bagi orang duniawi, karena mimpi-mimpi dari ketidaktahuannya, mereka keliru dengan berpikir bahwa segala sesuatu adalah satu kesatuan; Sementara itu, semua Buddha akan terbangun dan tidak berpegang teguh kepada apa pun, sehingga mereka dapat secara bebas menunjukkan Kegiatan Budha (Budha-karya) Yang Tak Terhingga dalam satu pemikiran kecil, untuk keuntungan semua makhluk hidup dan membuat mereka berhasil, untuk membantu mereka memahami tak terbatas Hal yang susah di mengerti dan Gerbang Kebebasan Yang Menakjubkan.


Pada saat itu, Bodhisattva Gudang Kebajikan, yang belum mencapai kesempurnaan dari praktek Bodhi, bertanya kepada Samantabhadra Bodhisattva: "Apa Nama Samadhi yang di masuki Sang Tathagata tadi? Bagaimana ia bebas menampilkan berbagai kegiatan-Budha di seluruh dunia dari sepuluh penjuru untuk menyelamatkan makhluk hidup?"

Kemudian Samantabhadra Bodhisattva berkata kepada Bodhisattva Gudang Kebajikan: "Dengar dengan hati-hati dan saya akan memberitahukan kepada Anda."

Pada saat itu, semua Bodhisattva melihat Mereka dengan rasa ingin tahu dan penuh hormat, serta bersama-sama memuliakan dengan satu suara: "Sungguh sebuah pertanyaan yang sangat baik! Sungguh mendalam, lembut dan indah! Yang Maha Suci Samantabhadra, Yang Maha Tahu Semuanya, akan segera mengabarkannya sekarang."

Dengan segera, bumi berguncang dalam enam cara yang berbeda, langit menurunkan hujan bunga-bunga yang sangat indah, semua makhluk hidup yang menderita banyak penderitaan dan kesukaran menjadi lega untuk sementara waktu.

Samantabhadra Bodhisattva kemudian berkata: "Putra Budha, samadhi ini bernama Pangkalan Tathagata Yang Tak Terbayangkan, yaitu, Bodhi Semua Buddha, karena semua Buddha selalu mengandalkan dan tinggal di dalamnya. Sejak Sang Bhagavan telah diberikan Penetapan Menjadi Buddha Yang Akan Datang oleh Dipamkara Budha, Ia telah selalu berada dalam samadhi ini. Dia selalu tidak berbuat sesuatupun, dan pada saat yang sama, Dia secara alami mempertunjukkan Kegiatan-Kegiatan Buddha Yang Tidak Terbatas sebagai tanggapan terhadap semua makhluk hidup. "

"Katakanlah, dalam satu-ujung rambut di dalam alam semesta, terdapat Dunia-Dunia Buddha sebanyak atom-atom dari semua Dunia Buddha. Di dalam dunia-dunia ini, Sang Bhagavan mungkin lahir di Surga Tushita; mungkin muncul dengan turun dari Surga itu dan memasuki rahim Ibu-Nya; Mungkin muncul sebagai yang baru lahir, Yang telah mengambil Tujuh langkah dan berkata bahwa 'Saya telah bebas dari kelahiran dan kematian'; Mungkin muncul dengan berada di dalam Istana, mungkin muncul dengan meninggalkan rumah atau berlatih kesucian; Mungkin muncul dengan menundukkan iblis, atau mencapai Kebangkitan Yang Benar, atau memutar Roda Dharma Yang Indah; Mungkin tinggal di dunia selama kalpa-kalpa yang tidak terhingga, Menyelamatkan semua makhluk hidup dan membuat mereka bebas dari penderitaan; mungkin muncul seperti di dalam Nirvana; mungkin mengungkapkan bahwa semua kalpa berada dalam satu kshana, atau satu Kshana mencakup semua kalpa, kalpa-kalpa dan kshana-kshana tidak meningkat atau menurun, sehingga semua makhluk hidup belum terbebas. Dari kshana ke kshana, dan secara umum di seluruh dunia, Sang Bhagavan terus melakukan berbagai Kegiatan Buddha dan tidak pernah beristirahat, namun pada kenyataannya, Ia tidak berbuat sesuatupun. "

"Seperti halnya, bahwa di dalam satu-ujung rambut dalam alam semesta, terdapat dunia-dunia yang tak terbatas. Dalam dunia itu, setiap titik pemikiran yang sangat kecil dari Bhagavan secara menyeluruh mengungkap berbagai Keagungan dan Prinsip semua Buddha, dan sementara itu, Dia tidak berbuat sesuatupun. Demikian pula, di dalam semua ujung rambut yang tersebar di seluruh alam semesta, ada dunia-dunia yang tidak terbatas. Untuk atom-atom dari dunia itu, setiap atom berisi dunia yang lebih banyak daripada atom-atom dari semua Alam Buddha. Dalam satu kshana, dalam seluruh di dunia itu, berbagai kagungan dan Kegiatan Para Buddha semua yang secara alami dan menyeluruh terungkapkan. Sebagai contoh, mungkin akan lahir di surga, mungkin dalam Nirvana, Mungkin telah membebaskan tak terhitung Asamkhyeya makhluk hidup. Dalam sedemikian rupa, pikiran yang sangat kecil sekali kepada masa depan yang tidak ada akhirnya, Sang Bhagavan secara tetap melakukan Perbuatan Budha untuk manfaat semua makhluk hidup, tidak pernah beristirahat, bahkan di ujung berakhirnya alam semesta, dan pada masa yang paling akhir dari dunia semua makhluk hidup. Sementara itu, Alam Buddha tidak berkurang, atom tidak meningkat. Mengapa? karena semua dharma adalah tidak nyata, seperti api yang tidak stabil. "


"Misalnya, di dalam Pesamuan ini, Para Bodhisattva-Bodhisattva Agung sebanyak atom dari Sepuluh Alam Buddha, tinggal bersama di daerah ini dari 12 yojana di negara Magadha, tetapi tidak bertekanan satu sama lain. Demikian pula, setiap atom-atom itu berisi Alam Buddha Yang Tak Terbatas. Alam-Alam Buddha itu, beberapa ada yang naik, beberapa ada yang ke bawah, beberapa ada yang saling berhadapan, beberapa ada yang saling membelakangi, beberapa ada yang berdampingan, beberapa ada yang saling meresap dalam sekali, namun tidak menghambat satu sama lain."


"Misalnya, orang dalam mimpinya melihat banyak hal di tempat yang sama, karena mereka tidak nyata, mereka tidak menghalangi satu sama lain. Demikian juga, seluruh alam semesta ditunjukkan oleh hati(Alaya). Makhluk hidup dapat melihat kalpa api, atau api itu membakar segalanya; mungkin melihat dunia ini dibuat oleh angin, mungkin melihat sesuatu yang bersih atau kotor, mungkin melihat dunia tanpa Buddha. Masing-masing dari mereka melihat pemandangan yang berbeda, semua ini disebabkan oleh karma dari hati mereka sendiri. "

"Misalnya, karena didorong oleh rasa lapar dan haus, Hantu Kelaparan pergi ke Sungai Gangga. Ketika mereka tiba, beberapa dari mereka mungkin melihat air, beberapa dari mereka mungkin melihat bahwa sungai itu dipenuhi dengan debu, keadaan penuh dengan nanah, darah, kotoran, dan hal kotor lainnya. "

35
Teknologi Informasi / Megaupload Resmi Ditutup
« on: 20 January 2012, 01:18:20 PM »
Jakarta - Lantaran dianggap mengandung banyak konten ilegal Megaupload akhirnya ditutup. Hal ini merupakan buah tuntutan dari industri yang merasa dirugikan dengan keberadaan situs berbagi file tersebut.

Menurut Department of Justice di Amerika Serikat, Megaupload ditaksir telah merugikan industri senilai USD 500 juta. Sebab, situs tersebut sudah menampung jutaan konten ilegal seperti musik, film, dan file lainnya.

Dikutip detikINET dari Digital Spy, Jumat (20/1/2012), meski berbasis di Hongkong tapi ternyata Megaupload memiliki sejumlah server yang terletak di Ashburn, Virginia, Amerika Serikat. Inilah yang membuat pemerintah setempat berhasil membungkam situs tersebut.

Tak cukup hanya sekadar menutup situs Megaupload, empat orang yang mengoperasikan situs itu pun juga diciduk oleh pemerintah. Mereka adalah Kim Dotcom, 37 tahun, tiga karyawan yang berada di Selandia Baru, dan 3 karyawan lain yang belum diketahui identitasnya.

detiknet

36
Sutra Penjelasan Keadaan Kebuddhaan yang Tak Terbayangkan


Demikianlah telah kudengar:
Suatu ketika Sang Buddha sedang berdiam di taman milik Anathapindika, di Taman Jeta dekat Shravasti, diiringi dengan seribu orang bhikshu, sepuluh ribu Bodhisattva- Mahasattva, dan banyak dewa dari Alam Nafsu (Kamaloka) dan Alam Bentuk (Rupaloka).
Pada waktu itu, Manjusri Bodhisattva- Mahasattva dan dewa Suguna hadir di antara perkumpulan tersebut. Yang Dimuliakan berkata pada Manjusri, “Kamu harus menjelaskan keadaan Kebuddhaan yang mendalam untuk para dewa dan para Bodhisattva dalam perkumpulan ini.”
Manjusri berkata kepada Sang Buddha, “Baiklah, Yang Dimuliakan. Jika pria dan wanita yang baik hati ingin mengetahui keadaan Kebuddhaan, mereka harus mengetahui bahwa ini bukanlah keadaan dari mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, atau pikiran; bukan pula keadaan dari bentuk-bentuk, suara-suara, bebauan, rasa, sentuhan, atau objek pikiran. Yang Dimuliakan, tanpa keadaan adalah keadaan Kebuddhaan. Inilah yang menjadi masalahnya, apakah keadaan dari pencerahan sempurna seperti yang dicapai oleh Sang Buddha?”
Sang Buddha berkata, “Ini adalah keadaan dari kekosongan, karena semua pandangan adalah sama. Ini adalah keadaan dari tanpa tanda, karena semua tanda adalah sama. Ini adalah keadaan dari tanpa keinginan karena ketiga alam adalah sama. Ini adalah keadaan dari tanpa tindakan, karena semua tindakan adalah sama. Ini adalah keadaan dari yang tidak berkondisi, karena semua hal yang berkondisi adalah sama.”
Manjusri bertanya, “Yang Dimuliakan, apakah keadaan dari yang tidak berkondisi itu?”
Sang Buddha berkata, “Ketiadaan pikiran adalah keadaan dari yang tidak berkondisi.”
Manjusri berkata, “Yang Dimuliakan, jika keadaan yang tidak berkondisi dan seterusnya adalah keadaan Kebuddhaan, dan keadaan yang tidak berkondisi adalah ketiadaan pikiran, kemudian atas dasar apakah keadaan Kebuddhaan diungkapkan? Jika tidak ada dasar yang demikian, maka tidak ada yang dapat dikatakan; dan karena tidak ada yang dapat dikatakan, tidak ada yang dapat diungkapkan. Oleh karena itu, Yang Dimuliakan, keadaan Kebuddhaan tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata.”
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, di manakah keadaan Kebuddhaan seharusnya dicari?”
Manjusri menjawab, “Ia harus dicari tepat di dalam kekotoran batin makhluk-mahkluk. Mengapa, karena secara alami kekotoran batin makhluk-makhluk tidak dapat dipahami. Perwujudan dari hal ini melampaui pemahaman para Sravaka dan Pratyekabuddha; oleh sebab itu, ia disebut keadaan Kebuddhaan.”
Sang Buddha bertanya pada Manjusri, “Apakah keadaan Kebuddhaan bertambah atau berkurang?”
“Ia tidak bertambah ataupun berkurang.”
Sang Buddha bertanya, “Bagaimana seseorang memahami sifat dasar dari kekotoran batin semua mahkluk?”
“Sama seperti keadaan Kebuddhaan tidak bertambah ataupun berkurang, maka dengan sifat dasar mereka kekotoran batin tidak bertambah ataupun berkurang.”
Sang Buddha bertanya, “Apakah sifat dasar kekotoran batin?”
“Sifat dasar kekotoran batin adalah sifat dasar dari keadaan Kebuddhaan. Yang Dimuliakan, jika sifat dasar kekotoran batin berbeda dari sifat dasar keadaan Kebuddhaan, maka tidak dapat dikatakan bahwa Sang Buddha berdiam di dalam kesamaan dari semua benda. Ini karena sifat kekotoran batin adalah sifat sangat dasar dari keadaan Kebuddhaan sehingga Sang Tathágata dikatakan berdiam dalam kesamaan.”
Sang Buddha bertanya lebih lanjut, “Dalam kesamaan apakah kamu pikir Sang Tathágata berdiam?”
“Seperti yang aku pahami, Sang Tathágata berdiam dalam kesamaan yang benar-benar sama di mana makhluk-makhluk yang berbuat dengan keinginan, kebencian, dan kebodohan tinggal.”
Sang Buddha bertanya, “Dalam kesamaan apakah makhluk-makhluk yang bertindak dengan ketiga racun itu tinggal?”
“Mereka tinggal dalam kesamaan dari kekosongan, tanpa tanda, dan tanpa keinginan.”
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, dalam kekosongan, bagaimana terdapat keinginan, kebencian, dan kebodohan?”
Manjusri menjawab, “Tepat di dalam yang ada terdapat kekosongan, di mana keinginan, kebencian, dan kebodohan juga ditemukan.”
Sang Buddha bertanya, “Dalam keberadaan apakah terdapat kekosongan?”
“Kekosongan dikatakan ada hanya dalam kata-kata dan bahasa. Karena terdapat kekosongan, terdapat keinginan, kebencian, dan kebodohan. Sang Buddha telah mengatakan, ‘Para bhikshu! Yang tidak muncul, tidak berkondisi, tanpa tindakan, dan tidak berasal mula semuanya ada. Jika semua ini tidak ada, maka seseorang tidak dapat berkata tentang yang muncul, yang berkondisi, tindakan, dan asal mula. Oleh sebab itu, para bhikshu, karena terdapat yang tidak muncul, tidak berkondisi, tanpa tindakan, tidak berasal mula, seseorang dapat berkata tentang keberadaan yang muncul, berkondisi, tindakan, dan asal mula.’ Sama halnya, Yang Dimuliakan, jika tidak ada kekosongan, tanpa tanda, atau tanpa keinginan, seseorang tidak dapat berkata tentang keinginan, kebencian, kebodohan, atau gagasan-gagasan lainnya.”
Sang Buddha berkata, “Manjusri, jika ini adalah masalahnya, maka pasti ada, seperti yang kamu katakan. Bahwa siapa yang berdiam dalam kekotoran batin tinggal dalam kekosongan.”
Manjusri berkata, “Yang Dimuliakan. Jika seorang meditator mencari kekosongan terpisah dari kekotoran batin, pencariannya akan sia-sia. Bagaimana terdapat kekosongan yang berbeda dari kekotoran? Jika ia merenungkan kekotoran batin sebagai kekosongan, ia dikatakan berlatih dalam praktek yang benar.”
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, apakah kamu memisahkan diri dari kekotoran batin atau berdiam di dalamnya?”
Manjusri berkata, “Semua kekotoran batin adalah sama [dalam kenyataan]. Aku telah menyadari kesamaan itu melalui praktek yang benar. Oleh karena itu, aku tidak memisahkan diri dari kekotoran batin ataupun berdiam di dalamnya. Jika seorang sramana atau Brahmana mengaku bahwa ia telah mengatasi nafsu keinginan dan melihat makhluk-makhluk lain diliputi kekotoran batin, ia telah jatuh ke dalam dua pandangan ekstrem. Apakah keduanya itu? Yang satu adalah pandangan eternalisme, yang menyatakan bahwa kekotoran batin ada; yang lainnya adalah pandangan nihilisme, yang menyatakan bahwa kekotoran batin tidak ada.”
“Yang Dimuliakan, ia yang menjalankan praktek yang benar tidak melihat benda-benda sebagai diri sendiri atau orang lain, ada atau tidak ada. Mengapa? Karena ia dengan jelas memahami semua dharma.”
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, bergantung pada apakah seharusnya seseorang untuk praktek yang benar?”
“Ia yang menjalankan praktek dengan benar tidak bergantung pada apa pun.”
Sang Buddha bertanya, “Apakah ia tidak menjalankan praktek berdasarkan pada sang jalan?”
“Jika ia menjalankan praktek sesuai dengan apa pun, prakteknya akan menjadi berkondisi. Praktek yang berkondisi bukanlah salah satu dari kesamaan. Mengapa? Karena ini tidak bebas dari kemunculan, kediaman, dan kemusnahan.”
Sang Buddha bertanya kepada Manjusri, “Adakah pengelompokan di dalam yang tidak berkondisi?”
Manjusri menjawab, “Yang Dimuliakan, jika terdapat pengelompokan dalam yang tidak berkondisi, maka yang tidak berkondisi akan menjadi berkondisi dan tidak lagi akan menjadi yang tidak berkondisi.”
Sang Buddha berkata, “Jika yang tidak berkondisi dapat direalisasi oleh para Arahat, maka terdapat hal yang seperti itu di dalam yang tidak berkondisi; bagaimana dapat kamu katakan tidak ada pengelompokan di dalamnya?”
“Benda-benda tidak memiliki pengelompokan, dan para Arahat telah melampaui pengelompokan. Itulah sebabnya mengapa Aku mengatakan tidak ada pengelompokan. “
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, tidakkah kamu mengatakan kamu telah mencapai Kearahatan?”
Manjusri berbalik bertanya, “Yang Dimuliakan, andaikata seseorang bertanya pada seorang yang diciptakan secara sihir, ‘Tidakkah kamu mengatakan kamu telah mencapai Kearahatan?’ Apakah yang akan menjadi jawabannya?”
Sang Buddha menjawab Manjusri, “Seseorang tidak dapat mengatakan pencapaian atau bukan pencapaian dari seorang yang diciptakan secara sihir.”
Manjusri bertanya, “Tidakkah Sang Buddha telah mengatakan bahwa semua benda bagaikan khayalan?”
Sang Buddha menjawab, “Demikianlah telah Ku-katakan.”
“Jika semua benda bagaikan khayalan, mengapa Anda menanyakan apakah aku telah mencapai Kearahatan atau belum?”
Sang Buddha bertanya, “Manjusri, kesamaan apakah di dalam tiga kendaraan yang telah kamu realisasikan? “
“Aku telah merealisasi kesamaan dari keadaan Kebuddhaan?”
Sang Buddha bertanya, “Apakah kamu telah mencapai keadaan Kebuddhaan?”
“Jika Yang Dimuliakan telah mencapainya, maka aku juga telah mencapainya. “
Setelah itu, Yang Mulia Subhuti bertanya pada Manjusri, “Bukankah Sang Tathágata telah mencapai keadaan Kebuddhaan?”
Manjusri berbalik bertanya, “Apakah kamu telah mencapai sesuatu dalam keadaan Sravaka?”
Subhuti menjawab, “Pembebasan seorang Arahat bukanlah sebuah pencapaian ataupun bukan pencapaian.”
“Demikian pula, pembebasan Sang Tathágata bukanlah pencapaian ataupun bukan pencapaian.”
Subhuti berkata, “Manjusri, kamu tidak membimbing para Bodhisattva pemula dengan mengajarkan Dharma melalui cara ini.”
Manjusri bertanya, “Subhuti, bagaimana pendapatmu? Andaikan seorang tabib, dalam merawat pasien-pasiennya, tidak memberikan mereka obat-obatan yang pedas, asam, dan kecut. Apakah ia menolong mereka untuk sembuh atau menyebabkan mereka meninggal?”
Subhuti menjawab, “Ia menyebabkan mereka menderita dan meninggal dunia alih-alih memberikan mereka kedamaian dan kebahagian.”
Manjusri berkata, “Demikianlah halnya dengan seorang guru Dharma. Jika, dalam membimbing orang lain, ia khawatir mereka mungkin akan takut dan demikian menyembunyikan dari mereka makna Dharma yang mendalam dan sebagai gantinya, mengatakan pada mereka dalam kata-kata yang tidak sesuai dan ungkapan khayalan, maka ia menyebabkan makhluk-makhluk menanggung derita kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian, alih-alih memberikan mereka kemakmuran, kedamaian, kebahagiaan, dan Nirvana.”
Ketika Dharma ini dijelaskan, lima ratus bhikshu terbebaskan dari kemelekatan pada semua dharma, bersih dari kekotoran batin dan terbebaskan dalam pikiran; delapan puluh ribu dewa meninggalkan noda-noda alam keduniawian yang jauh di belakang dan mencapai mata Dharma yang murni yang melihat menembus semua dharma; tujuh ratus dewa bertekad untuk mencapai Pencerahan Sempurna dan berikrar: “Pada masa yang akan datang, kami akan mencapai kepandaian berbicara seperti yang dimiliki Manjusri.”
Kemudian Subhuti Thera bertanya kepada Manjusri, “Apakah kamu tidak menjelaskan Dharma dari kendaraan Sravaka (Sravaka-yana) kepada para Sravaka?”
“Aku mengikuti Dharma dari semua kendaraan.”
Subhuti bertanya, “Apakah kamu seorang Sravaka, seorang Pratyekabuddha, atau seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? “
“Aku adalah seorang Sravaka, tetapi pemahamanku tidak datang melalui perkataan orang lain. Aku seorang Pratyekabuddha, tetapi aku tidak melepaskan belas kasihan ataupun takut dengan apa pun. Aku seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha, tetapi aku masih belum meninggalkan ikrar-ikrarku yang semula.”
Subhuti bertanya, “Mengapa kamu adalah seorang Sravaka?”
“Karena aku menyebabkan makhluk-makhluk mendengarkan Dharma yang belum pernah mereka dengar.”
“Mengapa kamu adalah seorang Pratyekabuddha? “
“Karena aku sepenuhnya memahami sebab akibat yang saling bergantungan dari semua dharma.”
“Mengapa kamu adalah seorang Yang Berharga, seorang Samyaksambuddha? “
“Karena aku menyadari bahwa semua benda adalah sama di dalam Dharmadhatu. “
Subhuti bertanya, “Manjusri, dalam tingkat apakah kamu sebenarnya berdiam?”
“Aku berdiam dalam setiap tingkat.”
Subhuti bertanya, “Mungkinkah bahwa kamu juga berdiam dalam tingkat orang biasa?”
Manjusri berkata, “Aku tentu saja berdiam dalam tingkat orang biasa.”
Subhuti bertanya, “Dengan sebab mendalam apakah kamu berkata demikian?”
“Aku berkata demikian karena semua dharma adalah sama secara alamiah.”
Subhuti bertanya, “Jika semua dharma adalah sama, di manakah dharma seperti tingkat dari para Sravaka, para Pratyekabuddha, para Bodhisattva, dan para Buddha dikembangkan? “
Manjusri menjawab, “Sebagai gambaran, pikirkanlah tentang angkasa kosong di sepuluh arah. Orang-orang mengatakan angkasa sebelah timur, angkasa sebelah selatan, angkasa sebelah barat, angkasa sebelah utara, empat angkasa di antaranya, angkasa sebelah atas, angkasa sebelah bawah, dan seterusnya. Perbedaan ini diucapkan, walaupun angkasa kosong itu sendiri tanpa perbedaan-perbedaan . Dengan cara yang sama, Yang Mulia, tingkat-tingkat yang berbeda dikembangkan di dalam kekosongan dari semua benda, walaupun kekosongan itu sendiri tanpa perbedaan.”
Subhuti bertanya, “Apakah kamu telah memasuki realisasi Kearahatan dan selamanya terbebas dari samsara?”
“Aku telah memasukinya dan keluar darinya.”
Subhuti bertanya, “Mengapa kamu keluar darinya setelah kamu memasukinya? “
Manjusri menjawab, “Yang Mulia, anda harus mengetahui bahwa ini adalah perwujudan dari kebijaksanaan dan kearifan seorang Bodhisattva. Ia sesungguhnya memasuki realisasi Kearahatan dan terbebas dari samsara; kemudian, sebagai cara untuk menyelamatkan makhluk-makhluk, ia keluar dari realisasi itu. Subhuti, misalkan seorang pemanah yang ahli merencanakan untuk melukai musuh bebuyutannya, tetapi, karena salah menyangka putra kesayangannya di dalam hutan sebagai musuh, ia menembakkan panah padanya. Putranya berkata, ‘Aku tidak melakukan kesalahan apa pun. Mengapa ayah ingin melukaiku?’ Seketika itu juga, sang pemanah, yang berlari dengan cepat, mendorong putranya dan menangkap panah itu sebelum ia melukai seseorang. Seorang Bodhisattva adalah seperti ini: untuk melatih dan membimbing para Sravaka dan para Pratyekabuddha, ia memasuki Nirvana; tetapi, ia keluar darinya dan tidak jatuh ke tingkat Sravaka dan Pratyekabuddha. Itulah mengapa tingkat Bodhisattva disebut tingkat Buddha.”

37
Sutra Mahayana / Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
« on: 10 January 2012, 11:10:36 AM »
Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha

Foshuozuofoxingxian gjing1
 
 
Taisho Tripitaka 692
Diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa
Mandarin oleh YA. Shiyi
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke dalam bahasa Inggris
oleh Robert H. Sharf
(Sumber: Religions of China in Practice, editor Donald S.
Lopez, Princeton University Press, New Jersey, 1996, halaman
264 ¨C 267)
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
oleh Ivan Taniputera
Buddha tiba di negeri Kausambi, yakni di sebuah hutam milik
Kausika. Saat itu, raja negeri tersebut bernama Udayana,
yang berusia 14 tahun. Tatkala mendengar kedatangan Buddha,
raja memerintahkan para menteri dan pengawalnya untuk
mempersiapkan kereta kerajaan. Raja kemudian datang
menyambut kehadiran Buddha.
Begitu melihat Buddha dari kejauhan, hati raja dipenuhi
dengan kegembiraan. Raja segera bangkit dari keretanya dan
dengan berjalan kaki, ditinggalkannya para menteri,
pengawal, serta pembawa payungnya. Raja menghaturkan salam
pada Buddha, menyembah ke kaki Buddha, dan mengelilingi
Buddha searah jarum jam sebagai tanda hormat. Selanjutnya
dengan merangkapkan tangan penuh hormat berkatalah ia pada
Buddha, Di langit dan bumi tiada seorangpun yang dapat
disepadankan dengan Buddha. Wajah, mata, dan tubuh Buddha
kini memancarkan sinar dengan gemilangnya, dan aku tak
pernah jemu sedikitpun memandang pada Buddha. Buddha adalah
guru bagi para dewa beserta manusia, dan banyak di antara
mereka yang mengagungkan belas kasihnya.
Buddha berdiam diri tanpa mengatakan sepatah katapun.
Raja berkata lagi pada Buddha, Apabila seseorang melakukan
kebajikan, ia akan menuai pahala keberuntungan, tetapi ke
manakah hal ini akan membawa mereka? Aku khawatir tidak akan
sanggup memandang Buddha lagi, bila ia telah parinirvana.
Aku berniat untuk membuat sebuah patung Buddha sebagai obyek
penghormatan dan mewariskannya pada generasi berikutnya.
Pahala kebajikan apakah yang akan kuperoleh, karena
melakukannya, karena aku sungguh-sungguh ingin
mengetahuinya?
Buddha menjawab, Wahai Raja yang Masih Berusia Muda! Bagus
sekali pertanyaanmu. Dengarlah apa yang kubabarkan. Setelah
mendengarnya pautkan dalam hatimu. Raja berkata, Baik, aku
siap mendengar ajaran tersebut.
Buddha berkata pada raja,Aku akan menjelaskan padamu pahala
kebajikan yang akan diperoleh dari membuat patung Buddha.
Raja menjawab, Aku gembira sekali mendengarnya.
Buddha bersabda, Orang yang membuat patung Buddha pada
kehidupan berikut akan memiliki mata yang tajam pandangannya
serta penampilan rupawan. Tubuh, tangan, dan kakinya akan
sempurna. Apabila terlahir di alam surga, ia akan menjadi
yang terkemuka di antara para dewa dalam hal kemurnian,
dengan sepasang mata yang elok dan memancarkan ketenangan.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang
membuat patung Buddha.
Tempat di mana orang yang membuat patung Buddha itu
dilahirkan akan terbebas dari kekotoran, tubuh orang-orang
yang terlahir di sana juga akan tanpa cela. Setelah
mengalami kematian, ia akan terlahir di surga Brahma tingkat
ketujuh. Lebih jauh lagi, penampilan eloknya tiada yang
menandingi dan melebihi dewa-dewa lainnya. Ia akan
dihormati oleh para dewa. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di keluarga
mulia, dengan kekayaan yang melebihi orang lainnya di muka
bumi ini. Ia tak akan terlahir dalam keluarga miskin atau
kekurangan pada kehidupan berikutnya. Demikianlah pahala
kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Tubuh orang yang membuat patung Buddha, dalam kehidupan
berikutnya, akan selalu berwarna keemasan dan elok dipandang
tanpa ada yang menandingi.
Orang yang membuat patung Buddha pastilah akan terlahir di
keluarga makmur, dengan uang dan permata berharga tak
terhingga banyaknya. Ia akan selalu dicintai oleh orang tua,
sanak saudara, dan kerabatnya. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di India
(Jambudvipa) , baik dalam keluarga seorang maharaja,
pangeran, atau keluarga bajik. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang
maharaja pada kehidupan berikutnya. Ia akan menjadi yang
paling dihormati dan dimuliakan di antara para penguasa,
yakni menjadi tempat berlindung dan penghormatan bagi para
penguasa lainnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang raja
pemutar roda Dharma pada kehidupan berikutnya. Ia akan
sanggup naik ke alam surga dan kembali lagi seturut
kehendaknya. Ia akan berhasil menyelesaikan apapun yang
direncanakannya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di alam surga
Brahma tingkat ketujuh. Kurun waktu kehidupannya akan
mencapai satu kalpa dan kebijaksanaannya tak tertandingi.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan lagi terlahir pada
salah satu alam rendah setelah kematiannya. Ia akan
senantiasa menjaga kemurniannya dan pikirannya selalu
mengikuti Jalan Kebudhaan. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan senantiasa menghormati
Buddha dan kitab-kitab suci. Ia akan terus menerus
menghaturkan persembahan pada sarira-sarira Buddha berupa
aneka kain sutera, bunga-bunga indah, dupa, pelita, permata
berharga, dan seluruh benda langka di muka bumi ini. Setelah
itu, selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga ia akan
menapaki jalan menuju ke nirvana. Orang yang beraspirasi
untuk mempersembahkan permata berharga pada Buddha bukanlah
orang biasa; mereka telah mempraktekkan Jalan Kebuddhaan
pada kehidupan lampaunya. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan memperoleh kekayaan
yang tak pernah habis pada kehidupan berikutnya; jumlah
kekayaan tak terhitung pula banyaknya. Barangkali tidak
mustahil untuk menakar jumlah air di seluruh sungai dan
samudera pada keempat penjuru. Tetapi kekayaan yang
diperoleh orang yang membuat patung Buddha sepuluh kali
lipat lebih banyak dibandingkan air di seluruh sungan serta
samudera di keempat penjuru. Orang yang membuat patung
Buddha dapat diumpamakan dengan orang yang saat hujan
memiliki tempat perlindungan nan baik ¨C tak ada sesuatupun
yang perlu ditakutinya.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan pernah terlahir di
alam-alam rendah, baik itu berupa alam neraka, hewan,
maupun hantu kelaparan setelah kematiannya. Orang yang
melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan
tangan sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa
Buddha ataupun reliknya tak akan terlahir kembali di alam
neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan setelah kematiannya.
Ia akan terlahir di alam surga dan setelah habis masa
kehidupannya di sana, ia akan terlahir kembali di dunia
sebagai putera kelurga kaya yang memiliki tak terhingga
permata berharga serta benda-benda langka. Setelah itu, ia
akan merealisasi Jalan Kebuddhaan menuju nirvana.
Buddha memberitahu raja, Membuat patung Buddha merupakan
tindakan mulia, dan pahala kebajikan yang akan diperoleh
sebagai buahnya adalah seperti yang kukatakan sebelumnya;
tanpa dilebih-lebihkan sedikitpun. Raja merasa puas dan
membungkukkan kepalanya ke kaki Buddha. Ia dan segenap
menterinya lalu menyembah di hadapan Buddha dan meninggalkan
tempat itu. Setelah kurun waktu kehidupan mereka yang
panjang berakhir, terlahirlah mereka semua di surga Buddha
Amitabha.

38
Diskusi Umum / weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye
« on: 05 January 2012, 11:00:45 PM »
Quote
devaapineraka [$]

anda mau tahu
inilah member-member senior dhamma-citta
jadi kalau ada praktisi "dhamma" yang dapat merealisasikan dengan hasil-hasil
yang di sebutkan di sutta "orang-orang semecan ini" yang disusupkan untuk
meng counter, agar dhamma yang sudah di praktekan itu tidak di terima secara
luas, karena agama mereka ini kalau di lapangan masuk ke ras (maaf) chinesse

lalu mereka bertanya;
agamamu apa
kalau di jawab buddhis,
mereka langsung menjawab; ooooooooooo masih buddhis,

inilah yang ingin mereka bangun bahwa buddhis agama nenek moyang yang
patut di tngalkan, ini bukan isapan jempol saja, sudah merupakan program
terinci di agama mereka untuk menarik, ras chinesse ke agama mereka

cilakanya dan menjijikan, mereka di terima dengan tangan terbuka di "web"
berbasis theravada, karena mereka dengan cepat belajar sutta dan umumnya
theravadin menolak hal-hal supra (indhi/abhinna) jadi mereka dapat memanupulasi umat lain yang sudah masuk di tahap realisasi dhamma di tolak
dengan sadar,

coba baca di thread dhammacitta yang notabena web berbasis theravada ada
moderatornya "menolak" bermeditasi dan terang-terangan bilang hasil meditasi adalah orang gila, mabok, sakau dll

suatu "kebodohan" nyata, jika pengelola web benar-benar buddhis seharusnya
moderator yang menulis begini berulang-ulang "harus di banned"

saya mempertanyakan apakah pengelola web dhammacitta memang umat buddhis atau malah umat lain,?

sesuatu yang harus kita pelajari, jika pengelolanya umat buddhis biarlah ini
teguran buat mereka
banyak yang dapat di pelajari di thread menyan beserta Choa, ada orang agama lain dengan getol menjatuhkan orang yang mengklaim sudah merealisasikan dhamma "tampa tendeng aling-aling" sampai nyasar disini.

saya berharap tulisan saya ini di copy paste oleh menyan ke dhammacitta.
ternyata Choa itu pengikutnya banyak nih, dan ternyata orang yang sudah merealisasikan buda darma itu seperti Choa

apakah ciri2 orang yang sudah merealisasikan buda dama?
bilang bodoh (mencontoh buda?)
bilang binatang (contoh merealisasikan buda dama?)
hasil dari meditasi apakah sehingga bisa memposting kata2 bodoh, binatang, BMA?
tehnik meditasi apakah yang diajarkan buda sehigga merealisasikan buda dama seperti choa?

saya berharap tulisan saya ini di copas oleh menyan di sono.

39
silahkan dikupas :

http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_28:_Sampasādanīya_Sutta

‘Engkau mengatakannya dengan berani dengan suara seekor banteng, Sāriputta, engkau telah mengaumkan auman singa ketegasan! Bagaimanakah ini? Apakah para Buddha Arahant masa lampau terlihat olehmu, dan apakah pikiran para Bhagavā itu terbuka bagimu, sehingga engkau dapat mengatakan: “Para Bhagavā ini memiliki moralitas demikian, ajaran Mereka demikian, [100] kebijaksanaan Mereka demikian, pembebasan Mereka demikian”?’ ‘Tidak, Bhagavā.’ ‘Dan apakah engkau melihat para Buddha Arahant yang akan muncul di masa depan?’ ‘Tidak, Bhagavā.’ ‘Kalau begitu, Sāriputta, engkau mengenal-Ku sebagai seorang Buddha Arahant, dan apakah engkau mengetahui: “Sang Bhagavā memiliki moralitas demikian, ajaran-Nya demikian, kebijaksanaan-Nya demikian, pembebasan-Nya demikian”?’ ‘Tidak, Bhagavā.’ ‘Jadi, Sāriputta, engkau tidak memiliki pengetahuan atas pikiran para Buddha masa lampau, masa depan, atau masa sekarang. Namun demikian, Sāriputta, tidakkah engkau telah mengucapkan dengan berani, dengan suara seekor banteng dan mengaumkan auman singa ketegasan dengan pernyataanmu?’

41
Lingkungan / Pakistan: Pemerkosaan Sebagai Metode Islamisasi
« on: 22 October 2011, 10:43:30 AM »
http://www.thenewamerican.com/world-mainmenu-26/asia-mainmenu-33/9449-pakistan-rape-as-a-tool-for-conversion-to-islam

Pakistan: Rape as a Tool for Conversion to Islam


WRITTEN BY JAMES HEISER
THURSDAY, 20 OCTOBER 2011 16:57

For Zubaida Bibi, a Christian woman working in a garment factory in the Korangi Industrial Area of Karachi, Pakistan, the workday on October 12 at Crescent Enterprises probably began like most. Her job as a custodian helped make it possible for her to care for her children. But before her shift was over, a Muslim worker at the factory attempted to rape her, and then slit her throat, leaving four orphans without a mother to care for them. And the case of Zubaida Bibi is far from unique: In Pakistan, the phenomena of Islamic men raping Christian women is becoming more common.

An October 18 story for PakistanChristianPost.com relates some of the details of the tragic death of Zubaida Bibi:

On October 12, 2011, during duty hours, Zubaida Bibi entered to clean factory bathrooms when one Muslim employee named Mohammad Asif followed her and locked door behind him.

When Mohammad Asif attempted to sexually assault Zubaida Bibi, she cried for help on which Mohammad Asif took out a dagger and slit the throat of Zubaida Bibi.

The factory management called police help and Mohammad Asif was arrested on crime scene where throat cut dead body of Zubaida Bibi was lying on floor.

One might want to imagine that the case of Zubaida Bibi was isolated, or that the assault and murder of this woman had nothing to do with the religious beliefs of the alleged murderer and his victim. However, the truth is that in Islamic societies such as Pakistan, it is not at all uncommon for Muslims to get away without punishment for raping Christian women.

The situation in Pakistan has reached the point that at Persecution.org, a website for International Christian Concern, it was noted in an article for October 4:

Many Christian girls are raped at the hands of Muslims in Pakistan. Rape has been used as a weapon of persecution against Christian girls in Pakistan, a country where Christians are treated as third-class citizens. In the Muslim majority country, Christian girls are particularly vulnerable to these types of crimes because Muslim authorities are reluctant to protect them when their rights are violated by Muslims.

According to Compass Direct News, a Christian mother of five said that she was raped by two Pakistani Muslims on September 15th. In January, Muhammad Aftab was arrested after raping six Christian girls at different times.

The president of the Pakistan Christian Congress, Dr. Nazir Bhatti, told us, “The incidents of rape and enforced conversion of Christian women to Islam is rising every year. 99.9% of rape cases go unreported in Pakistan… If a Muslim man rapes a Christian girl, then he easily forces her to convert to Islam, marries her and covers up his heinous crime of rape under Islamic law. Some cases of rapes of Christian women are reported, but the majority of such rapes are never reported.”

The Pakistan Christian Post article regarding Zubaida Bibi made essentially the same observation:

There are rising incidents of sexual harassment against Christian women workers on workplaces in Pakistan which go unreported due to cultural and social values. The influential Muslims feel free to kidnap and rape Christian women in Pakistan where Islamic laws protect culprits. In kidnap and rape cases against Christian women, the Muslim culprits walk free from courts which keep victims silent on such abuses.

A report from the Barnabas Fund was released in September, detailing the widespread problem in Pakistani society of Muslim men kidnapping Christian girls and forcing them to marry the very men who abducted them. According to the report, the horrifying tragedy of such a crime is played out hundreds of times every year in Pakistan:

The abduction and forced conversion to Islam of Christian girls who are then married against their will to their captors is a disturbing and growing trend in Pakistan; it is estimated that there are over 700 cases every year. …

The forced conversions and marriages are often carried out by influential Muslim families who threaten and severely beat the young girls to frighten them into compliance, as seemingly happened in the case of Farah Hatim. The authorities rarely take action, and often the young girls never return to their families unless they manage to escape their captors. The girls are often raped and become pregnant, making it almost impossible for the courts to release them.

One father was told by police to “forget his daughters” after the two Christian sisters were abducted, raped and forcibly converted in Faisalabad in May.

Even when a captive does manage to escape, it is by no means the end of her suffering. If a woman leaves her new Muslim family and Islam to return to her Christian background, she is considered an apostate — even though she was forcibly converted — and is therefore liable to be killed.

Such widespread and systematic criminal activity nevertheless remains virtually unknown outside the Muslim world, and attempts to highlight the tragic plight of Christians living under Islam is often dismissed out of hand. However, such crimes — and the attitudes which make them possible — are hardly isolated to Pakistani society; just last year, a controversy erupted in the United Kingdom when a guest on a show for the Islam Channel allegedly advocated marital rape. An observer may reasonably ask: Is it really difficult to believe that if a husband is permitted to rape his wife, is it really difficult to justify the use of such a crime as a means of converting a woman to Islam?

The horrifying case of the murder of Zubaida Bibi is made all the more terrifying by the commonality of the crime which motivated it. Foreign intervention cannot bring about a change in a society which is so fundamentally influenced by a religion which justifies such crimes; but for those who do not yet live under Islam, Bibi’s death is a powerful reminder that the religion embraced by an individual — or a society — shapes the entire lives of those who adhere to that religion.

Quote
Bagi Zubaida Bibi, seorang wanita kr****n yang bekerja di sebuah pabrik garmen di Kawasan Industri Korangi Karachi, Pakistan, tanggal 12 Oktober dimulai seperti biasanya. Pekerjaannya di Crescent Enterprise sebagai kustodian memungkinkan baginya untuk merawat anak-anaknya. Tapi sebelum giliran kerjanya berakhir, seorang pekerja Muslim di pabrik berusaha memerkosanya, yang kemudian menggorok lehernya, meninggalkan empat anak yatim tanpa seorang ibu untuk merawat mereka. Dan kasus Zubaida Bibi, bukan hal baru: Di Pakistan, fenomena pria Islam memperkosa wanita kr****n telah menjadi lebih umum.

Pada tanggal 18 Oktober, PakistanChristianPost.com memberikan rincian dari kematian tragis Zubaida Bibi:

Pada tanggal 12 Oktober 2011, selama jam kerja, Zubaida Bibi masuk untuk membersihkan kamar mandi, dia kaget saat seorang karyawan pabrik Muslim bernama Mohammad Asif mengikutinya dan mengunci pintu di belakangnya.

Ketika Mohammad Asif mencoba memperkosa Zubaida Bibi, dia berteriak minta tolong, Mohammad Asif yang panik mengambil pisau dan menggorok leher Zubaida Bibi.

Manajemen pabrik segera memanggil polisi, lalu Mohammad Asif ditangkap di tempat kejadian, dimana mayat Zubaida Bibi, dengan tenggorokan terpotong terbaring di lantai.

Kita mungkin ingin membayangkan bahwa kasus Zubaida Bibi tidak ada hubungannya dengan keyakinan agama yang diduga pembunuh dan korbannya. Namun, sudah rahasia umum bahwa dalam masyarakat Islam seperti Pakistan, sering terjadi dimana umat Islam bebas tanpa hukuman karena memperkosa wanita kr****n.

Situasi di Pakistan telah mencapai titik dimana Persecution.org, sebuah website untuk International Christian Concern, mencatatnya dalam sebuah artikel tanggal 4 Oktober:

Banyak gadis kr****n diperkosa di tangan Muslim di Pakistan. Dalam suatu negara di mana orang-orang kr****n diperlakukan sebagai warga negara kelas tiga, pemerkosaan telah digunakan sebagai senjata penganiayaan terhadap gadis kr****n di Pakistan. Di negara mayoritas Muslim, gadis kr****n sangat rentan terhadap jenis kejahatan karena pemerintah Muslim enggan untuk melindungi mereka ketika hak mereka dilanggar oleh umat Islam.

Menurut Compass Direct News, seorang ibu kr****n dengan lima anak mengatakan bahwa dia diperkosa oleh dua orang Muslim Pakistan pada 15 September. Pada bulan Januari, Muhammad Aftab ditangkap setelah memperkosa enam gadis kr****n dalam waktu yang berbeda.

Presiden Kongres kr****n Pakistan, Dr Nazir Bhatti, mengatakan, "Insiden perkosaan dan konversi paksa wanita kr****n terhadap Islam meningkat setiap tahun. 99,9% dari kasus perkosaan tidak dilaporkan di Pakistan ... Jika seorang Muslim memperkosa seorang gadis kr****n, maka ia dengan mudah memaksanya untuk masuk Islam, menikahinya dan menutupi kejahatan keji tentang pemerkosaan dengan hukum Islam. Beberapa kasus pemerkosaan wanita kr****n dilaporkan, namun sebagian besar perkosaan tersebut pernah dilaporkan. "

Artikel Pos kr****n Pakistan menulis tentang Zubaida Bibi dengan dasar pengamatan yang sama:

Meningkatnya insiden pelecehan seksual terhadap pekerja wanita kr****n di tempat kerja di Pakistan yang tidak dilaporkan karena nilai-nilai budaya dan sosial. Kaum Muslim berpengaruh merasa bebas untuk menculik dan memperkosa wanita kr****n di Pakistan di mana hukum Islam melindungi penjahatnya. Dalam kasus penculikan dan perkosaan terhadap perempuan kr****n, para pelaku muslim mudah bebas dari pengadilan sehingga korban penganiayaan memilih untuk diam.

Sebuah laporan dari Barnabas Fund yang dirilis pada bulan September, merinci meluasnya masalah penculikan gadis-gadis kr****n oleh pria Muslim lalu kemudian memaksa mereka untuk menikahi dengan orang yang menculik mereka. Menurut laporan itu, tragedi mengerikan seperti kejahatan dimainkan ratusan kali setiap tahun di Pakistan:

Penculikan dan konversi paksa ke Islam seorang anak perempuan kr****n yang kemudian menikah melawan keinginan mereka untuk penculik mereka adalah tren mengganggu dan tumbuh di Pakistan; diperkirakan bahwa ada lebih dari 700 kasus setiap tahun. ...

Konversi paksa melalui pernikahan sering dilakukan oleh keluarga Muslim yang berpengaruh, dengan cara mengancam dan memukul gadis-gadis muda, menakut-nakuti, agar mereka patuh, yang tampaknya terjadi pada kasus Farah Hatim. Pihak berwenang jarang mengambil tindakan, bahkan seringkali gadis-gadis tersebut tidak pernah kembali lagi ke keluarga mereka, kecuali bila mereka berhasil melarikan diri dari penculik mereka. Gadis-gadis sering diperkosa dan menjadi hamil, sehingga hampir tidak mungkin bagi pengadilan untuk membebaskan mereka.

Seorang ayah diberitahu oleh polisi untuk "melupakan anak-anaknya" setelah dua bersaudara kr****n diculik, diperkosa dan dipaksa pindah agama di Faisalabadm, pada bulan Mei.

Bahkan ketika tawanan tidak berhasil melarikan diri, tidak berarti penderitaannya telah berakhir. Jika seorang wanita meninggalkan keluarga Muslimnya dan meninggalkan Islam, lalu kembali ke latar belakang kr****n, dia dianggap murtad (meskipun tadinya ia dipaksa pindah agama) dan oleh karena itu dirinya wajib untuk dibunuh.

Kegiatan kriminal yang luas dan sistematis, namun hampir tidak diketahui diluar dunia Muslim, dan upaya untuk menyoroti penderitaan tragis hidup kr****n di bawah Islam sering ditutup-tutupi. Sebaliknya, metoda kejahatan seperti itu (dan pandangan yang membenarkannya) menyebar luas dalam masyarakat Pakistan; hanya tahun lalu, sebuah kontroversi meletus di Inggris, dimana seorang pembicara tamu pada sebuah acara TV Channel Islam, diduga menganjurkan perkosaan dalam pernikahan. Pengamat cukup mungkin bertanya: Apakah benar-benar sulit untuk percaya bahwa jika seorang suami diperbolehkan untuk memperkosa istrinya, apakah benar-benar sulit untuk membenarkan kejahatan seperti itu sebagai sarana mengkonversi wanita menjadi Islam?

Bila dilihat dari kesamaan motif pelakunya, kasus pembunuhan Zubaida Bibi terlihat lebih mengerikan. Intervensi asing tidak dapat membawa perubahan dalam masyarakat dimana pembenaran kejahatan tersebut adalah fundamental dalam agama, tetapi bagi mereka yang belum hidup di bawah Islam, kematian Bibi adalah pengingat kuat dimana agama yang dianut oleh individu (atau masyarakat) mempengaruhi pribadi orang-orang yang menganut agama itu.

42
MARTHA: ShowHide

Seorang anak perempuan yang menderita leukimia ternyata menyimpan suatu kisah yang memalukan di suatu perkampungan Itali. Martha, 35 thn, adalah wanita yang menjadi pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi di antara kedua anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik perhatian setiap orang di sekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan kakeknya berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini

Musim gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam tinggi. Terakhir , Dr. Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan satu-satunya hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok untuknya. Dokter menjelaskan lebih lanjut.

Diantara mereka yang ada hubungan darah dengan Monika merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani pemeriksaan. Hasilnya tak satupun yang cocok. Dokter memberitahu mereka, dalam kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah kecil kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu cara yang paling manjur, yaitu Martha dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak untuk Monika. Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata tanpa suara Tuhan. . kenapa menjadi begini ?

Ia menatap suaminya, sinar matanya dipenuhi ketakutan dan putus asa. Peterson mengerutkan keningnya berpikir. Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini banyak orang yang menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para penderita leukimia, lagi pula cara ini terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali tak ada pengaruhnya. Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri tersebut, dan termenung begitu lama. Terakhir mereka hanya berkata, Biarkan kami memikirkannya kembali.


DOKTER ADELY: ShowHide

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut. Martha menggigit bibirnya keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami suami-istri selama beberapa tahun. Dr. Adely menganggukkan kepalanya.

Itu adalah 10 tahun lalu, bulan Mei tahun 1992. Waktu itu anak kami yang pertama, Eleana telah berusia 2 tahun. Martha bekerja di sebuah restoran fast food. Setiap hari pukul 10 malam baru pulang kerja. Malam itu, turun hujan lebat. Saat Martha pulang kerja, seluruh jalanan telah tiada orang satupun. Saat melalui suatu parkiran yang tak terpakai lagi.

Martha mendengan suara langkah kaki, dengan ketakutan memutar kepala untuk melihat, seorang remaja berkulit hitam tengah berdiri di belakang tubuhnya. Orang tersebut menggunakan sepotong kayu, memukulnya hingga pingsan, dan memperkosanya. Saat Martha sadar, dan pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1 malam. Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu untuk membuat perhitungan. Tapi telah tak ada bayangan orang satupun. Malam itu kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan. Sepertinya seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik orang hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi kami. Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan. Maret 1993, Martha melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa, pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar suara tangisnya, kami sungguh tak tega.
 Terlebih lagi bagaimanapun Martha telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa.

Aku dan Martha merupakan warga kr****n yang taat, pada akhirnya kami memutuskan untuk memeliharanya, dan memberinya nama Monika.

Mata Dr. Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya ia memahami kenapa bagi kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal yang sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala berkata
 Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan sulit untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Monika.


A HOPE: ShowHide

Beberapa lama kemudian, ia memandang Martha dan berkata Kelihatannya, kalian harus mencari ayah kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnya, atau sumsum tulang belakang anaknya ada yang cocok untuk Monika. Tetapi, apakah kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan kalian ?

Martha berkata : “Demi anak, aku bersedia berlapang dada memaafkannya. Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya. Dr. Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu. Berita pencarian yang istimewa ini mengakibatkan banjir pedonor sumsum tulang belakang.

Terlebih lagi lewat waktu begitu lama, mau mencari sang pemerkosa di mana Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama samaran. November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian ini, seperti yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak perempuan penderita leukimia !

Begitu berita ini keluar, tanggapan masyarakat begitu menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr. Adely bagaikan meledak saja, kebanjiran surat masuk dan telepon, orang-orang terus bertanya siapakah wanita ini Mereka ingin bertemu dengannya, berharap dapat memberikan bantuan padanya. Tetapi Martha menolak semua perhatian mereka, ia tak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi identitas Monika sebagai anak hasil pemerkosaan terungkap.

Saat ini juga seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita ini berakhir. (surat kabar Roma) Komentar dengan topik : Orang hitam itu akan munculkah ? Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya, ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini ? (Surat kabar Wayeli) manulis topik Bila Anda orang berkulit hitam itu, apa tindakan yang Anda lakukan? sebagai bahan diskusi. Dan menarik berbagai pendapat akan sulitnya berada di dua pilihan ini. Bagian penjara setempat terus berupaya membantu Martha, memberikan laporan terpidana hukuman pada tahun 1992 pada RS. Dikarenakan jumlah orang berkulit hitam di kota ini hanya sedikit, maka dalam 10 tahun terakhir ini juga hanya sedikit jumlah terhukum berkulit hitam. Mereka berkata pada Martha : Sekalipun beberapa orang bukanlah terhukum karena tindak perkosaan, tapi mungkin beberapa juga menemui hal seperti ini.

Beberapa orang ini juga sebagian telah keluar penjara, sebagian lainnya masih berada di dalam penjara. Martha dan Peterson menghubungi beberapa orang ini, begitu banyak terpidana waktu itu yang bersungguh-sungguh dan antusias untuk memberikan petunjuk.

Tapi sayangnya, mereka semua bukanlah orang hitam yang memperkosanya waktu itu. Tak lama kemudian, kisah Martha menyebar ke seluruh rumah tahanan, tak sedikit terpidana yang tergerak karena kasih ibu ini, tak peduli mereka berkulit hitam maupun berkulit putih, mereka semua bersukarela mendaftar untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, berharap dapat mendonorkannya untuk Monika. Tapi tak satupun pedonor yang memenuhi kriteria di antara mereka.

Berita pencarian ini mengharukan banyak orang, tak sedikit orang yang bersukarela untuk menjalani pemeriksaan sumsum tulang belakang, untuk mengetahui apakah dirinya memenuhi kriteria. Para sukarelawan semakin lama semakin bertambah, di Wayeli timbullah wabah untuk mendonorkan sumsum tulang belakang.


Hal yang mengejutkan adalah kesediaan para sukarelawan ini menyelamatkan banyak penderita leukimia lainnya, sayangnya Monika tak termasuk diantara mereka yang beruntung. Martha dan Peterson menantikan dengan panik kemunculan si kulit hitam. Akhirnya dua bulan telah lewat, orang ini tak muncul-muncul juga. Dengan tidak tenang, mereka mulai berpikir,mungkin orang hitam itu sudah telah meninggalkan dunia ini Mungkin ia telah meninggalkan jauh-jauh kampung halamannya. Sudah sejak lama tak berada di Itali. Mungkin ia tak bersedia merusak kehidupannya sendiri, tak ingin muncul.

Tapi tak peduli bagaimanapun, asalkan Monika hidup sehari lagi, mereka tak rela untuk melepaskan harapan untuk mencari orang hitam itu.
Disaat sebuah jiwa merana tak menentu, harapan selalu ada disaat keputusasaan melanda kembali muncul.


FLASHBACK: ShowHide

Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, memporak-porandakan perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 tahun. Ia seorang kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia adalah sang peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili yang sangat kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan. Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak iamasih muda, ia yang tak pernah mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat demi mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya, bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikannya.

Tak peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya. 17 Mei 1992, merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja lebih awal merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan ia memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu berlari keluar meninggalkan restoran. [COLOR="Red"]Ditengah kemarahannya ia bertekad untuk membalas dendam pada si kulit putih.[/COLOR] Malam berhujan lebat, tiada seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan dendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang tak berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu juga ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju Napulese, meninggalkan kota ini. Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika. Kedua pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya dengan anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya untuk mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas, tak hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak yang lucu.

Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah yang baik. Tapi hati nuraninya tetap membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita yang pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. Tapi ia menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari itu, Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah membayangkan bahwa wanita malang itu mengandung anaknya, bahkan menanggung tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah miliknya.



bersambung...

43
Seremonial / happy b'day ai i a.k.a ginny
« on: 30 September 2011, 04:03:05 PM »
happy b'day, semoga cepet mendapat pasangan yang sakinah, mawadah, warohmah

44
Jurnal Pribadi / Jurnal umum Ryu
« on: 26 September 2011, 12:13:16 PM »
budisme, ketika kecil, mengetahui itu aliran sesat, penyembah berhala, pengkonvertan pada budis menjadi tujuan hidup.

kemudian terjebak pada situasi menyembah berhala, perasaan seperti menjadi orang yang paling berdosa, dari tidak mau menyembah patung menjadi terpaksa nungging2, dipaksa membaca pancasila budis, itulah 3 tahun penyiksaan.

setelah masa itu selesai maka jadilah seorang ateis yang membenci semua agama, kemudian malah mengenal ajaran buda dari teman, buku komik zen maka mulailah menggali apa itu aliran budis.

lalu mulai belajar menyembah patung, puja bakti, san bu yi pai, dilakukan menjadi rutinitas tetapi karena tidak pernah bersosialisasi maka tetap blank mengenai ajaran buda, karena mengunjungi vihara mahayana yang hanya baya keng, puja bakti tanpa mengenal dama sama sekali, dan itu rutin terus dilakukan bertahun2 seperti robot.

kemudian pada masa internet mulailah menggali lagi, join pertama forum malah forum kr****n, mulailah mengobrak-abrik forum tersebut.

setelah itu masuklah ke forum budis WDC, lalu mengenal DC dan kemudian mendownload e-book2 budis yang menambah pengetahuan aliran buda yang baru tahu dari forum itu bahwa bertahun2 itu melakukan rutinitas aliran mahayana.

kemudian melalui perjalanan waktu terbentuklah RYU yang sekarang yang semakin "aneh" dalam memahami budis.


*)disklaimer : ini hanya pengalaman pribadi, bukan berusaha menjelekkan aliran tertentu.
apabila ada aliran tertentu yang merasa secara kebetulan disebut, mohon maaf apabila merasa tersinggung.

45
Mahayana / Seputar Saddharmapundarika Sutra
« on: 10 September 2011, 07:43:52 AM »
baru dapet ini nih :


sumber: MABINDO [at] yahoogroups.com

Salam sejahtera,

Teman milis yth, saya ingin bertanya seputar Saddharmapundarika Sutra
(Nan-U-Miau-Fa-Lien-Hua-Ching) tanpa bermaksud mendebat ataupun
memarjinalkan hal/ajaran tertentu. Saya sangat mengharapkan teman
milis dapat membantu.

1. Mengapa Saddharmapundarika-Sutra tidak ditemukan dalam Kitab
Tipitaka-Pali?
Reply :

Jangan berkecil hati dan menjadi marah atau terkena sentimen virus-sektarian,
dibawah ini ditulis apa yang aku dengar dari satelite TV Hwazan kotbah Cing Kung
Fashe, Beliau dianggap Sesepuh Sukawati zaman ini yang dihormati kalangan
Mahayana, maupun 9 Agama di Singapore.

Buddha Sakyamuni setelah memcapai Penerangan Agung dibawah Pohon Bodhi,
memutar Roda Dharma PERTAMA dalam Samadhi meditasi dialam Dewa, yaitu Kitab Suci
Avamtaska (Hwa Yen Cing), dialam manusia Buddha memutar roda Dharma pertama
membabarkan 4 Kesynyataan Mulia kepada 5 Pertapa.

Dalam Tripitaka Sanskrit, Buddha membabarkan dharma dialam manusia muapun
dialam Dewa sbb :

1. Kitab Suci A Han Cing (Kitab Agama) identik dengan Pali Sutra, dibabarkan
selama 12 tahun dalam Misi Pendidikan Beliau. Praktisi A Han Cing bisa mencapai
titel Arahat, kalau sudah dapat mematahkan 88 Kilesa (Cien She Fan Nau),
tingkatan batin ----Aku kosong, Dharma belum kosong.

2. Kitab Prajna (Ta Pou Lo Ding) selama 22 tahun, dialam Dewa, dimana murid2
Buddha seperti Ananda, Kasyapa, para Arahat, para Bodhisattva, para Dewa, Para
biksu/biksuni juga ikut mendengar Sutra dalam meditasi Samadhi.Praktisi Prajna
bisa mencapai titel Bodhisattva, dimana juga terdapat berbagai tingkat
Bodhisattva, kalau sudah dapat mematahkan 90-an Kilesa (Chen Sa Fan nau).
tingkatan batin------aku kosong, Dharma setengah kosong.

3. Fa Hwa cing (Lotus Sutra), dialam Dewa dan dihardiri murid2 Buddha bertubuh
manusia dalam Samadhi. Praktisi Lotus Sutra dapat menjadi Mirip-Buddha di 10
alam dharma(Wu Ming fan Nau). tingkatan batin----aku kosong, dharma 95% kosong.

Thus, tanpa ada keinginan untuk berdebat sektarian, bahwasanya A Han Cing(Pali
Sutra) juga dikenal dalam Kitab Tripitaka Sanskrit. thus, kalau dalam Pali Sutra
tidak ditemukan Lotus Sutra adalah wajar saja, Buddha Sakayamuni membabarkan
Dharma dijagat raya ini sebanyak bintang2 dilangit, thus, Dharma tidak bisa
dibatasi dengan catatan Ananda dalam Pali Sutra maupun catatan Ananda dalam
Sanskrit Sutra saja, coba ingat2, dimuka bumi ini telah ada 3 Buddha mendahului
Buddha Sakyamuni, tetapi ajaran dari 3 Buddha kuno tidak dikenal atau dicatat
manusia purba dimuka bumi ini.

================================================== =====================


2. Apakah ada bukti otentik, entah berdasarkan sejarah maupun
arkeologik bahwa Saddharmapundarika-Sutra adalah benar-benar berisi ajaran
dari Sang Buddha sendiri?

reply :

Ajaran Buddha itu adalah "rahasia hukum mathematik modern, phisika, kimia,
astro phisika, quantum mechanic etc" dari jagat raya ini. Buddha dharma yang
diturunkan dialam manusia dan ditulis manusia barangkali bisa ada "bukti
acherologi" seperti Buddha Scroll, tetapi kita juga percaya telah ada 3 Buddha
mendahului Buddha Sakyamunis, tetapi tidak ditemukan bukti tertulis apalagi
bukti achelogy.

Transmisi Buddha Dharma itu dikenal dengan berbagai cara.

1. Dengan ucapan lisan dan ditulis kembali oleh bahasa manusia
2. Mind to Mind transmision (Buddha kepada mahluk Suci kaliber DEwa atau
manusia Suci)
3. Mudra tanpa kata2, misalnya dikenal dalam Pali Sutra juga, buddha
memetik(menunjukan) sekuntum bunga, Maha Kasyapa tersenyum (Yen Ci Sing
Kung-----semua rupa yang muncul dari berkumpulnya kondisi, pada intinya adalah
kosong).
4. Memancarkan sinar
5, Mengusap kepala
6. dst
Kitab Suci Hua Jen Cing diturunkan dan ditulis kedalam bahasa manusia oleh
Bodhisattva Nagarjuna, Beliau itu cendikiawan Dharma hebatdan praktisi kelas
berat, dengan modal ini beliau menjadi PD dan sombong, berpikir bahwa dia sudah
menguasai dan merealisasikan semua ajaran Buddha dialam manusia, suatu ketika
Beliau masuk dalam Samadhi dan berkunjung ke alam Naga, begitu terkejut saat
Beliau melihat Tripitaka yang tidak dikenal dialam dunia, diantaranya adalah Hua
Yen Cing(Avamtasaka).

Vajrrayana mengenal ajaran Terma, yaitu ajaran yang "ditemukan" dilangit,
di-bebatuan, atau dari Batin murni oleh Jigme Lingpa etc, Penemu ajaran terma
disebut Terton.


================================================== ==============================\
===
3. Apakah ada bukti otentik, bahwa Sang Buddha mengajarkan sutra ini
pada kurun waktu 8 tahun terakhir masa kehidupan-Nya?

reply :
Dalam amanak Sakyamuni tertulis begitu.

--------------------------------------------------------------------------------\
--------------------------------------------------------


4. Mengapa sutra ini banyak dikatakan oleh para praktisi Mahayana
sebagai sutra yang berisi ajaran paling tinggi dibandingkan
dengan yang lainnya? Apakah alasannya?

reply :
Lotus Sutra adalah ajaran Buddha Sakyamuni, yang dapat membawa praktisi dari
SD(manusia penuh Lobha-dosa-Moha) sampai PhD(Annutara Samyak Sambodhi).

Pali Sutra sampai titel Arahat (Pandangan Terang/Bodhi).

Ta Po Jou sampai titel Bodhisattva (Samyak Sambodhi).

Vajrayana sampai titel Mirp-Buddha (Semi Anuttara Samyak Sambodhi)

maka Lotus Sutra dipuji sebagai Sutra paling lengkap, sudah tentu disamping
Sutra lainnya

--------------------------------------------------------------------------------\
---------------------------------------------------------------

Dan dua pertanyaan lagi tentang 'Jiwa' :
1. Dalam ajaran Theravada, tidak ada yang disebut jiwa/atman/roh/inti
diri (anatta). Apakah dalam Mahayana juga diajarkan demikian?
Setahu saya, ada beberapa ajaran Mahayana mengajarkan adanya
'Jiwa'. Mana yang benar?

reply :

Mahayana versi mana ?

Mahayana sebagai pendidikan batin : Dalam Sanskrit Sutra tidak dikenal Jiwa
atau roh atau Atman, tetapi dinamakan "Shen She"--Kesadaran, tidak berbeda
dengan arti dari Pali Sutra.

Mahayana sebagai AGAMA Buddha, dimana Buddha dinobatkan sebagai "The Supreme",
Avalokitesvara sebagai the Supreme----ya....begitulah.........biarkan....asal
masih takut berbuat jatah dan percaya hukum karma....mau diapakan ?


-------------------------------------------------------------------------
2. Bila dalam Theravada, tidak ada yang dinamakan inti diri. Yang ada
adalah hanyalah kesadaran, rupa, perasaan, pencerapan, dan pikiran
sehingga tidak ada satupun dari 5 hal diatas yang dapat disebut
sebagai 'aku' atau 'inti diri', sehingga tidak ada yang dapat
disebut sebagai aku, maka bagaimanakah pandangan
ajaran Mahayana tentang inti diri ini?

reply :
jangan terlaly theoritis dalam belajar Dharma baik Pali munpun Sankrit.

Coba aku maki kamu, pasti kamu balik memaki----------siapa bilang tidak ada
kamu.....hehehe untuk tingkat awam seperti kita2 ini, sudah pasti ada "aku" atau
"Ilusi atta"--------via Buddhime untuk menjadi anatta.

5 pancha skanda juga cuma iLUsi, orang awam menamakan sebagai "aku"

Diamond Sutra :

"Semua Dharma terkondisi,
Seperti mimpi seperti gelembung busa
Seperti embun seperti halilintar
Demikian kita harus ber Vipassana"

Pages: 1 2 [3] 4 5 6 7 8 9 10 ... 27