kalau buat gw, buat apa narik narik umat M untuk berpindah agama ke agama Buddha,belum tentu mereka akan sreg dengan Buddhism dikarenakan tabrakan pemahaman memerlukan adaptasi sabentar.
Aku lebih prefer mereka untuk ber-ehipassiko mengenai ajaran Dhamma, kalau sampai mereka merasa gw lebih cocok dengan agama asal gw ya silahkan belajar Buddhadhamma adalah sebuah jalinan jodoh.
Namun dari saya sendiri tentu tidak akan menyatakan toleransi selama pemikiran Dhamma disalahterjemahkan yang akhirnya menyebabkan micchaditthi. lebih tidak toleransi lagi kalau sampai fanatik dan akhirnya menarik-narik orang untuk menjadi pemeluk agamanya karena Sang Buddha sendiri tidak pernah memaksa org mempelajari Dhamma melainkan menyilahkan mereka untuk datang.
Kalau cocok,silahkan pelajari,kalo ngga, ya sudah tinggalkan. asal jangan akhirnya menyerang atau sengaja mengasimilasi Dhamma dengan pemikiran dari agama. masih syukur Buddhism yang putar balikkan,bagaimana kalo tersiar kabar bahwa Yes Us dari Karesten ternyata juga diputar balikkan dan diberi merk label sendiri.saya yakin agama lain juga tidak akan tinggal diam kalo ajaran mereka dicomot keluar.
Saya punya beberapa rekan petinggi Taoism yang merasa sangat tersinggung karena pemahaman Taoism yang dibuat-buat oleh aliran M ini,namun apa boleh buat mereka adalah minoritas dalam negara ini. coba sekali-kali kalian memutar ajaran Islam juga,saya yakin mereka akan lebih bisa berbicara daripada seorang Buddhist yang "harus belajar toleransi" yang"harus melatih kesabaran dan cinta kasih" yang"harus memiliki kebijaksanaan"