kemudian pertanyaan om :
dapatkah saya sadar dan mengenali kemelekatan2 yang ada di agama saya dan --yg lebih sulit lagi-- yang ada di dalam batin saya beserta pamrih2nya?
dalam agama budha, kemelekatan seperti apakah yang menuju pada tahayul, tradisi dll?
pertanyaan saya ditujukan untuk diri masing2... walau sama2 buddhis satu sekte satu vihara pun, pembebekkannya berbeda2.
apa yang tampak dari luar tidak bisa menilai apa yang ada di dalam.
seperti analogi cerita di atas, mungkin ada murid sang guru yang membebek, mengikat kucing hanya karena gurunya dulu juga begitu atau karena gurunya dulu menginstruksikan demikian, tanpa mengerti maksudnya.
mungkin pula ada murid cerdas, juga mengikat kucing, namun dengan alasan supaya si kucing tidak mengganggu sesi meditasi. si murid mengerti maksud gurunya. bahkan mungkin dengan kecerdasan dan pengertiannya atas maksud sang guru, si murid menemukan cara yang lebih efektif dan berperikekucingan, membuat aula meditasi kedap suara yang tak terjangkau kucing, serangga dan binatang lainnya, misalnya...
sekali lagi, dari luar tampak sama. yang membedakan adalah apa yang ada di dalam, apa yang melandasi perbuatan itu, kecerdasan atau pembebekkan...