Sutra Jasa Pahala Membuat Patung Buddha
Foshuozuofoxingxian gjing1
Taisho Tripitaka 692
Diterjemahkan dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa
Mandarin oleh YA. Shiyi
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke dalam bahasa Inggris
oleh Robert H. Sharf
(Sumber: Religions of China in Practice, editor Donald S.
Lopez, Princeton University Press, New Jersey, 1996, halaman
264 ¨C 267)
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia
oleh Ivan Taniputera
Buddha tiba di negeri Kausambi, yakni di sebuah hutam milik
Kausika. Saat itu, raja negeri tersebut bernama Udayana,
yang berusia 14 tahun. Tatkala mendengar kedatangan Buddha,
raja memerintahkan para menteri dan pengawalnya untuk
mempersiapkan kereta kerajaan. Raja kemudian datang
menyambut kehadiran Buddha.
Begitu melihat Buddha dari kejauhan, hati raja dipenuhi
dengan kegembiraan. Raja segera bangkit dari keretanya dan
dengan berjalan kaki, ditinggalkannya para menteri,
pengawal, serta pembawa payungnya. Raja menghaturkan salam
pada Buddha, menyembah ke kaki Buddha, dan mengelilingi
Buddha searah jarum jam sebagai tanda hormat. Selanjutnya
dengan merangkapkan tangan penuh hormat berkatalah ia pada
Buddha, Di langit dan bumi tiada seorangpun yang dapat
disepadankan dengan Buddha. Wajah, mata, dan tubuh Buddha
kini memancarkan sinar dengan gemilangnya, dan aku tak
pernah jemu sedikitpun memandang pada Buddha. Buddha adalah
guru bagi para dewa beserta manusia, dan banyak di antara
mereka yang mengagungkan belas kasihnya.
Buddha berdiam diri tanpa mengatakan sepatah katapun.
Raja berkata lagi pada Buddha, Apabila seseorang melakukan
kebajikan, ia akan menuai pahala keberuntungan, tetapi ke
manakah hal ini akan membawa mereka? Aku khawatir tidak akan
sanggup memandang Buddha lagi, bila ia telah parinirvana.
Aku berniat untuk membuat sebuah patung Buddha sebagai obyek
penghormatan dan mewariskannya pada generasi berikutnya.
Pahala kebajikan apakah yang akan kuperoleh, karena
melakukannya, karena aku sungguh-sungguh ingin
mengetahuinya?
Buddha menjawab, Wahai Raja yang Masih Berusia Muda! Bagus
sekali pertanyaanmu. Dengarlah apa yang kubabarkan. Setelah
mendengarnya pautkan dalam hatimu. Raja berkata, Baik, aku
siap mendengar ajaran tersebut.
Buddha berkata pada raja,Aku akan menjelaskan padamu pahala
kebajikan yang akan diperoleh dari membuat patung Buddha.
Raja menjawab, Aku gembira sekali mendengarnya.
Buddha bersabda, Orang yang membuat patung Buddha pada
kehidupan berikut akan memiliki mata yang tajam pandangannya
serta penampilan rupawan. Tubuh, tangan, dan kakinya akan
sempurna. Apabila terlahir di alam surga, ia akan menjadi
yang terkemuka di antara para dewa dalam hal kemurnian,
dengan sepasang mata yang elok dan memancarkan ketenangan.
Demikianlah pahala kebajikan yang didapat oleh orang yang
membuat patung Buddha.
Tempat di mana orang yang membuat patung Buddha itu
dilahirkan akan terbebas dari kekotoran, tubuh orang-orang
yang terlahir di sana juga akan tanpa cela. Setelah
mengalami kematian, ia akan terlahir di surga Brahma tingkat
ketujuh. Lebih jauh lagi, penampilan eloknya tiada yang
menandingi dan melebihi dewa-dewa lainnya. Ia akan
dihormati oleh para dewa. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di keluarga
mulia, dengan kekayaan yang melebihi orang lainnya di muka
bumi ini. Ia tak akan terlahir dalam keluarga miskin atau
kekurangan pada kehidupan berikutnya. Demikianlah pahala
kebajikan yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Tubuh orang yang membuat patung Buddha, dalam kehidupan
berikutnya, akan selalu berwarna keemasan dan elok dipandang
tanpa ada yang menandingi.
Orang yang membuat patung Buddha pastilah akan terlahir di
keluarga makmur, dengan uang dan permata berharga tak
terhingga banyaknya. Ia akan selalu dicintai oleh orang tua,
sanak saudara, dan kerabatnya. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di India
(Jambudvipa) , baik dalam keluarga seorang maharaja,
pangeran, atau keluarga bajik. Demikianlah pahala kebajikan
yang didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang
maharaja pada kehidupan berikutnya. Ia akan menjadi yang
paling dihormati dan dimuliakan di antara para penguasa,
yakni menjadi tempat berlindung dan penghormatan bagi para
penguasa lainnya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan menjadi seorang raja
pemutar roda Dharma pada kehidupan berikutnya. Ia akan
sanggup naik ke alam surga dan kembali lagi seturut
kehendaknya. Ia akan berhasil menyelesaikan apapun yang
direncanakannya. Demikianlah pahala kebajikan yang didapat
oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan terlahir di alam surga
Brahma tingkat ketujuh. Kurun waktu kehidupannya akan
mencapai satu kalpa dan kebijaksanaannya tak tertandingi.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan lagi terlahir pada
salah satu alam rendah setelah kematiannya. Ia akan
senantiasa menjaga kemurniannya dan pikirannya selalu
mengikuti Jalan Kebudhaan. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan senantiasa menghormati
Buddha dan kitab-kitab suci. Ia akan terus menerus
menghaturkan persembahan pada sarira-sarira Buddha berupa
aneka kain sutera, bunga-bunga indah, dupa, pelita, permata
berharga, dan seluruh benda langka di muka bumi ini. Setelah
itu, selama berkalpa-kalpa yang tak terhingga ia akan
menapaki jalan menuju ke nirvana. Orang yang beraspirasi
untuk mempersembahkan permata berharga pada Buddha bukanlah
orang biasa; mereka telah mempraktekkan Jalan Kebuddhaan
pada kehidupan lampaunya. Demikianlah pahala kebajikan yang
didapat oleh orang yang membuat patung Buddha.
Orang yang membuat patung Buddha akan memperoleh kekayaan
yang tak pernah habis pada kehidupan berikutnya; jumlah
kekayaan tak terhitung pula banyaknya. Barangkali tidak
mustahil untuk menakar jumlah air di seluruh sungai dan
samudera pada keempat penjuru. Tetapi kekayaan yang
diperoleh orang yang membuat patung Buddha sepuluh kali
lipat lebih banyak dibandingkan air di seluruh sungan serta
samudera di keempat penjuru. Orang yang membuat patung
Buddha dapat diumpamakan dengan orang yang saat hujan
memiliki tempat perlindungan nan baik ¨C tak ada sesuatupun
yang perlu ditakutinya.
Orang yang membuat patung Buddha tak akan pernah terlahir di
alam-alam rendah, baik itu berupa alam neraka, hewan,
maupun hantu kelaparan setelah kematiannya. Orang yang
melihat patung Buddha dan dengan hati tulus merangkapkan
tangan sebagai tanda hormat serta berlindung pada stupa
Buddha ataupun reliknya tak akan terlahir kembali di alam
neraka, hewan, ataupun hantu kelaparan setelah kematiannya.
Ia akan terlahir di alam surga dan setelah habis masa
kehidupannya di sana, ia akan terlahir kembali di dunia
sebagai putera kelurga kaya yang memiliki tak terhingga
permata berharga serta benda-benda langka. Setelah itu, ia
akan merealisasi Jalan Kebuddhaan menuju nirvana.
Buddha memberitahu raja, Membuat patung Buddha merupakan
tindakan mulia, dan pahala kebajikan yang akan diperoleh
sebagai buahnya adalah seperti yang kukatakan sebelumnya;
tanpa dilebih-lebihkan sedikitpun. Raja merasa puas dan
membungkukkan kepalanya ke kaki Buddha. Ia dan segenap
menterinya lalu menyembah di hadapan Buddha dan meninggalkan
tempat itu. Setelah kurun waktu kehidupan mereka yang
panjang berakhir, terlahirlah mereka semua di surga Buddha
Amitabha.