//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis  (Read 46676 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #30 on: 16 August 2010, 10:22:19 AM »
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

Hmmm...setahu saya Sallekha Sutta di Access diterjemahkan oleh Nyanaponika Thera bukan B. Bodhi  :-?

kel: maksudnya source text yang kita pake itu terjemahan B. Bodhi

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #31 on: 16 August 2010, 10:26:23 AM »
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.

dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan  memperbaiki apa yg salah.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #32 on: 16 August 2010, 10:35:52 AM »
bagaimana soal yang ini ? salekha sutta :
terjemaahan om kum :
16. “Cunda, bahwa seseorang yang tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah tidak mungkin; bahwa seseorang yang tidak tenggelam dalam lumpur harus menarik seorang lainnya yang tenggelam dalam lumpur adalah mungkin. Bahwa seorang yang tidak jinak, tidak disiplin, [dengan kekotoran] belum padam, harus menjinakkan orang lain, mendisiplinkannya, dan membantunya memadamkan [kekotorannya] adalah tidak mungkin;

dari accesstoinsight :
"It is not possible, Cunda, that one who is himself not restrained, not disciplined and not quenched [as to his passions],[24] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions].[25]  But it is possible, Cunda, that one who is himself restrained, disciplined and fully quenched [as to his passions] should make others restrained and disciplined, should make them attain to the full quenching [of passions]. Even so, Cunda:

dari SP :
Orang yang menggapai-gapai (menyelamatkan diri) dalam rawa untuk menyelamatkan orang lain yang mengapai-gapai dalam rawa adalah tidak mungkin; orang yang tidak berada dalam rawa dapat menyelamatkan orang yang menggapai-gapai dalam rawa adalah mungkin. Orang tidak terlatih, tidak disiplin dan tidak mencapai nibbana akan melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah tidak mungkin; orang yang terlatih, disiplin dan telah mencapai nibbana bila melatih, mendisiplinkan dan membimbing orang lain untuk mencapai nibbana adalah mungkin.

dari bhikkhu bodhi yang di bold umtamed=belum jinak

dari accestoinsight=not restrained=tidak terkendali.


karena yang dipake adalah terjemahan b. bodhi maka acuannya adalah b.bodhi utk untamed = tidak jinak - jika maksudnya tidak terkendali, maka yg dipake b. bhodi kemungkinan unrestrained.

itulah, mungkin saja SP mengambil dari terjemaahan yang lain, dan DC menggunakan terjemaahan punya B. Bodhi.

"tidak jinak" atau "tidak terkendali" tidak bisa dikatakan salah terjemahan, hanya beda sumber (mungkin), apalagi dijelaskan dalam lanjutannya keduanya mengandung "tidak disiplin", pembaca masih dapat memahami maksudnya dengan benar. jadi ini tidak fatal. tapi pada kasusnya "right intention" menjadi "perhatian benar" padahal yg seharusnya adalah "kehendak benar" ini tentu salah, karena ini merupakan komponen dari JMB8, ini fatal karena bisa menyesatkan.

dalam postingan saya, saya tidak bermaksud untuk membenarkan saya dan menyalahkan orang lain, tapi adalah baik sekali jika kita bisa mempertahankan apa yang benar dan  memperbaiki apa yg salah.
setuju, kadang ada yang menterjemaahkan ke arti yang salah dan memang harus di luruskan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #33 on: 16 August 2010, 11:10:17 AM »
Ini sebenarnya masalah 3 tahun yang lalu, namun belum juga ada perubahan. Sempat berbicara dengan penerjemahnya, dan katanya akan ditinjau, tapi saya lihat belum ada kepastian.

Kumpulan Beberapa Sutra Buddhisme Mahayana, hal 54 http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-beberapa-sutra-buddhisme-mahayana-1/
Arśapraśamanasūtra(佛說療痔病經 - Foshuo Liaozhibingjing), Taisho Tripitaka 1325

Penerjemah baik ke bahasa Inggris maupun Indonesia, sama-sama mengatakan bahwa sutra ini berjudul Sutra Penyembuhan Penyakit Berat (Kanker) Yang Disabdakan Buddha, The Buddha Speaks the Cancer Healing Sutra.

Intinya ada pada kata zhibing(痔病), yang diartikan oleh penerjemah sebagai Penyakit berat atau Kanker. Menurut saya ini salah besar.

Kata ini seharusnya dipisah menjadi zhi bing, yang arti sebenarnya adalah Hemorrhoids atau dalam bahasa Indonesianya adalah Wasir. Jadi sutra ini bukan mengenai penyembuhan Kanker tapi penyembuhan Wasir.

Ciri-ciri, indikasi bahwa ini adalah penyakit Wasir sangat jelas terdapat dalam sutra. Adanya darah dan nanah, serta yang terjadi ketika penyakit itu sembuh yaitu mengering dan layu yang diibaratkan seperti bunga pada pohon Brahma. Sama dengan wasir yang saat sembuh akan layu dan putus. Wasir juga terjadi karena terlalu banyak duduk, sebuah indikasi yang sesuai dengan keseharian para bhikkhu yang sering duduk bermeditasi.

Selain itu, kata zhi bing ini berasal dari kata dalam bahasa sanskerta arsa (arza) dan jelas berarti wasir (hemorrhoids).

Arsa+prasamana = wasir + penyembuhan

Demikian, semoga rekan-rekan yang lain, ikut menelaah hal ini, khususnya Mahayanis.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #34 on: 16 August 2010, 11:41:08 AM »
bener wasir...

* keterangan dari seorang guru mandarin di rumah  ;D

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #35 on: 18 August 2010, 11:32:52 AM »
Kebetulan ketemu ini, gak tau ya uda pernah dibahas ato belom..

Dhammpada Bab 1, nomor 6. (tentang pertengkaran di Kosambi).

Quote
Pare ca na vijananti, mayam-ettha yamæmase;
Ye ca tattha vijananti, tato sammanti medhaga.

Terjemahan yang beredar di internet maupun buku Dhammapada yang sudah dicetak:

Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa,
dalam pertengkaran mereka akan binasa;
tetapi mereka,yang dapat menyadari kebenaran ini;
akan segera mengakhiri semua pertengkaran.

Inggrisnya di Access to Insight:

Quote
There are those who do not realize that one day we all must die. But those who do realize this settle their quarrels.

Sebagian orang tidak menyadari bahwa suatu saat nanti kita semua akan meninggal (oleh karena itu mereka terus bertengkar).
Mereka yang menyadari kebenaran ini; akan segera mengakhiri semua pertengkaran.


Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #36 on: 20 August 2010, 12:08:55 AM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #37 on: 20 August 2010, 05:28:38 AM »
 [at] Mayvise: good finding
There is no place like 127.0.0.1

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #38 on: 20 August 2010, 07:45:49 AM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #39 on: 20 August 2010, 11:31:48 AM »
Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.

Mungkin saja mereka berada dalam silsilah Mpu yang sudah menyebar ke luar India... Atau kalau memang keliru, adakah yang bisa memberikan penjelasan? 

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #40 on: 20 August 2010, 11:49:19 AM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #41 on: 20 August 2010, 11:53:49 AM »
jadi yang tepat apa?

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #42 on: 20 August 2010, 11:59:39 AM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #43 on: 20 August 2010, 09:19:20 PM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

jadi yg benar apa dong? saya sendiri memang tidak pernah menggunakan "Yang Terberkahi", biasanya saya mengembalikan ke kata asli "Bhagava", jadi apapun arti kata sebenarnya, saya tidak bisa disalahkan.

Saya sedang menunggu konfirmasi dari orang yang lebih mengerti istilah-istilah ini. Sepertinya Sam Peacemind juga punya pengetahuan mengenai istilah-istilah ini. Mungkin kita juga bisa menunggu jawabannya...

Sambil nunggu konfirmasi dari yang berpengetahuan, saya cari2 di DPN (http://www.palikanon.com/english/pali_names/dic_idx.html) maupun Pali Dictionary (http://dsal.uchicago.edu/dictionaries/pali) tidak ada menemukan entry "Bhagavā" ini.

Cuma ada dalam Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Bhagavan):

Quote
Bhagavan, also written Bhagwan or Bhagawan, from the Sanskrit nt-stem bhaga-vant- (nominative/vocative भगवान् Bhagavān) literally means "possessing fortune, blessed, prosperous" (from the noun bhaga, meaning "fortune, wealth", cognate to Slavic bog "god"), and hence "illustrious, divine, venerable, holy", etc.[1]

In some traditions of Hinduism it is used to indicate the Supreme Being or Absolute Truth, but with specific reference to that Supreme Being as possessing a personality (a personal God)[2]. This personal feature indicated in Bhagavan differentiates its usage from other similar terms[3] such as Brahman, the "Supreme Spirit" or "spirit", and thus, in this usage, Bhagavan is in many ways analogous to the general Christian conception of God.

Bhagavan used as a title of veneration is often translated as "Lord", as in "Bhagavan Krishna", "Bhagavan Shiva", "Bhagavan Swaminarayan", etc. In Buddhism and Jainism, Gautama Buddha, Mahavira and other Tirthankaras, Buddhas and bodhisattvas are also venerated with this title. The feminine of Bhagavat is Bhagawatī and is an epithet of Durga and other goddesses.

The title is also used as a respectful form of address for a number of contemporary spiritual teachers in India.

Sepertinya benar jika Bhagava (Sanskrit: Bhagavan) diterjemahkan sebagai "the Blessed One" (Yang Terberkahi) atau boleh juga "Lord" (mungkin sama dengan "Yang Dimuliakan/Dijunjungi" dalam konteks Buddhis).
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Temuan salah penerjemahan dalam teks Buddhis
« Reply #44 on: 20 August 2010, 10:13:19 PM »
Saya dapat info kalau kata "Bhagava" yang sering diterjemahkan menjadi "The Blessed One" atau "Yang Terberkahi" sebenarnya keliru.

Katanya, "Bhagava" ini merupakan panggilan untuk petapa dari Kasta Khattiya di India dulu. Sedangkan panggilan untuk petapa dari Kasta Brahmana adalah "Bhadanta", untuk petapa dari Kasta Vessa adalah "Isi", sedangkan untuk petapa dari Kasta Sudda adalah "Mpu".

Bagaimana menurut teman-teman?

Jadi mpu gandring dan mpu tantular dan mpu kanwa dan mpu prapanca dan mpu sedah dan mpu mpu lainnya itu golongan sudra? buset dah.

kayaknya Rev.Peacemind yang bisa jawab nih, saya juga baru baca ini sekarang...