Salam kenal..
semangat tuk topik 1 ne. Krn baru lewat qing ming (cheng beng), masih fresh memory melihat banyaknya penziarah yang melakukan pembakaran kertas sembahyang
saya pribadi kurang setuju terhadap pembakaran kertas sembahyang, apalagi ada yang mengharapkan dengan pembakaran kertas2 tersebut di depan makam leluhur dirinya akan bertambah kaya
yg dikatakan bro edward mmg benar, ada sebagian orang yg beranggapan dengan melakukan ritual pembakaran rumah tuk para leluhur (yang biayanya bisa mencapai puluhan juta maka leluhur akan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Padahal uang tersebut akan lebih baik bila di danakan kepada pihak yang lebih membutuhkan.
Untuk menjelaskan kepada orang yg lebih tua, kadang diperlukan usaha dan perjuangan besar mengingat mereka sangat mempercayai ritual2 tsb.
Sorry, menanggapi sedikit : tradisi panjang budaya Tionghoa selama 5-6.000 tahun telah mewariskan banyak pengetahuan dan ritual yang manfaat dan kebenarannya telah dinikmati kakek moyang, orang tua sampai pada generasi terkini masyarakat Tionghoa.
Namun banyak makna yang sulit dijelaskan secara linear (baca pemahaman sesuai logika barat yang lebih bersifat konkrit) oleh generasi muda sekarang yang menikmati pendidikan sekolah modern, yang kurang mendapat ajaran tradisi Tionghoa yang mendalam, dianggap tidak masuk akal.
Selain itu memang tidak semua tingkat pendidikan dan pemahaman budaya para orang tua (maupun pendahulunya) cukup mendalam, sehingga mereka hanya mengikuti tradisi turun temurun tanpa paham apa arti semua ritual tersebut. Satu yang masih tertinggal adalah dasar laku bakti menurut ajaran Kong Hu Cu.
Jadi kita mesti berhati-hati, jangan menganggap pandangan sendiri benar, para orang tua salah mempercayai ritual demikian. Kita bisa menikmati keadaan yang sekarang (sekolah tinggi, mengenal budha dharma) selain karma sendiri juga tidak terlepas dari amal perbuatan para orang tua.
Jangan melupakan seperti penganut agama tetangga yang menganggap diri anak ******, orang tua hanya tumpangan
untuk menjelaskan secara detail memang perlu banyak halaman, dan sebagaimana juga ajaran sang Budha perlu Ehi Passiko baru memudahkan mempercayainya.
Walaupun demikian, karena dalamnya makna, serta kurangnya pemahaman yang benar, memang kebanyakan senior-senior tersebut menjadi terlalu mistik atau katakan terlalu berlebih-lebihan, dalam pembakaran kertas sembahyang sampai harus ber pak2 maupun membeli dari para
pengusaha cerdas model tiruan perkakas modern yang sebenarnya tidak relevan (seperti mobil-mobilan, televisi, rolex, kulkas, uang kertas dollar dengan banyak digit, rumah mewah dst-dst
memang lebih baik sebagian didanakan kepada pihak yang memerlukan,
sebagai jalan :)tengahBakar kertas sembahyang tentu bermanfaat, yaitu bermanfaat bg penjual kertas smbhyang. Kalau urusan arwah, tidak tau apakah kertas sembhyang jadi uang untuk arwah dri keluarga yg ditinggal.No coment.
kan tetap ada manfaatnya tho
Apapun kejadiannya tentu saja selalu ada manfaatnya
::
Setuju sekali.
Salam,
Robert Yang