//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat  (Read 10466 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« on: 30 January 2008, 06:31:49 PM »
83. Jalan Menuju Tingkat Arahat

Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika YM Ananda berdiam di Kosambi di Vihara Ghosita. Di sana YM Ananda menyapa para bhikkhu demikian:

"Para sahabat!"

"Ya, sahabat," jawab para bhikkhu. Kemudian YM Ananda berkata:

"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semua melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini. Apakah yang empat itu?

"Di sini, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan.65 Ketika dia telah mengembangkan pandangan terang yang didahului ketenangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.(66)

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang.(67) Sementara dia mengembangkan ketenangan yang didahului oleh pandangan terang itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, seorang bhikkhu mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan berpasangan.(68) Sementara dia mengembangkan ketenangan dan pandangan terang yang digabungkan secara berpasangan itu, Sang Jalan pun muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Atau juga, para sahabat, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.(69) Tetapi ada saat ketika pikirannya secara internal menjadi mantap, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian Sang Jalan itu muncul di dalam dirinya. Sekarang dia mengejar, mengembangkan dan mengolah jalan itu. Sementara dia melakukannya, belenggu-belenggu ditinggalkan dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari pun lenyap.

"Para sahabat, siapa pun bhikkhu atau bhikkhuni yang menyatakan di hadapanku bahwa mereka telah mencapai pengetahuan akhir tingkat Arahat, semuanya melakukannya dengan salah satu dari empat cara ini."

(IV, 170)

65 Samatha-pubbangamam vipassanam. Ini mengacu pada meditator yang menggunakan ketenangan sebagai sarana prakteknya (samatha-yanika), yaitu orang yang pertama-tama mengembangkan konsentrasi akses, jhana-jhana atau pencapaian tanpa-bentuk dan kemudian mengambil meditasi pandangan terang (vipassana).

66 "Sang Jalan" (magga) adalah jalan supra-duniawi pertama, jalan pemasuk-arus. Untuk "mengembangkan jalan itu", menurut AA, berarti berpraktek untuk pencapaian tiga jalan yang lebih tinggi. Mengenai sepuluh kekotoran batin, lihat Bab III, no. 65-67; tentang tujuh kecenderungan mendasar, lihat Bab I, no. 25.

67 Vipassana-pubbangamam samatham. AA: "Ini mengacu pada orang yang lewat kecenderungan alaminya terlebih dahulu mencapai pandangan terang, dan kemudian, berdasarkan atas pandangan terang, menghasilkan konsentrasi (samadhi)." AT: "Ini adalah orang yang menggunakan pandangan terang sebagai sarana (vipassana-yanika)."

68 Samatha-vipassanam yuganaddham. Di dalam praktek jenis ini, orang memasuki jhana pertama. Kemudian, setelah keluar dari situ, dia menerapkan pandangan terang pada pengalaman itu; yaitu orang melihat bahwa lima kelompok kehidupan di dalam jhana (bentuk, perasaan, persepsi, dll.) itu bersifat tidak kekal, terkena penderitaan dan tanpa-diri. Kemudian dia memasuki jhana kedua dan merenungkannya dengan pandangan terang; dan menerapkan prosedur pasangan seperti itu pada jhana-jhana lain juga, sampai dia dapat merealisasikan jalan pemasuk-arus dll.

69 Dhammuddhacca-viggahitam manasam hoti. Menurut AA, "kegelisahan" (uddhaca) yang dimaksudkan di sini adalah reaksi terhadap munculnya sepuluh "korupsi pandangan terang" (vipassanupakkilesa) ketika mereka secara salah dianggap merupakan indikasi pencapaian-Sang-Jalan. Istilah dhammavitakka, "pemikiran-pemikiran tentang keadaan-keadaan yang lebih tinggi" (lihat Teks 41 dan Bab III no. 70) diambil untuk mengacu pada sepuluh korupsi yang sama itu. Tetapi, ada kemungkinan bahwa "kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi" itu adalah tekanan mental yang disebabkan karena keinginan untuk merealisasikan Dhamma, suatu keadaan kecemasan spiritual yang kadang-kadang dapat mempercepat pengalaman pencerahan instan. Sebagai contoh, lihat kisah tentang Bahiya Daruciriya di Ud I, 10. _/\_


Sumber: 
http://www.mail-archive.com/dharmajala [at] yahoogroups.com/msg05144.html


Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #1 on: 31 January 2008, 06:25:13 AM »
Sumber aslinya dari Samadhi Sutta (Anguttara Nkaya 4.94)


Quote
"Monks, these four types of individuals are to be found existing in the world. Which four?

"There is the case of the individual who has attained internal tranquillity of awareness, but not insight into phenomena through heightened discernment. Then there is the case of the individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment, but not internal tranquillity of awareness. Then there is the case of the individual who has attained neither internal tranquillity of awareness nor insight into phenomena through heightened discernment. And then there is the case of the individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"The individual who has attained internal tranquillity of awareness, but not insight into phenomena through heightened discernment, should approach an individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment and ask him: 'How should fabrications be regarded? How should they be investigated? How should they be seen with insight?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'Fabrications should be regarded in this way. Fabrications should be investigated in this way. Fabrications should be seen in this way with insight.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained insight into phenomena through heightened discernment, but not internal tranquillity of awareness, he should approach an individual who has attained internal tranquillity of awareness... and ask him, 'How should the mind be steadied? How should it be made to settle down? How should it be unified? How should it be concentrated?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'The mind should be steadied in this way. The mind should be made to settle down in this way. The mind should be unified in this way. The mind should be concentrated in this way.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained neither internal tranquillity of awareness nor insight into phenomena through heightened discernment, he should approach an individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment... and ask him, 'How should the mind be steadied? How should it be made to settle down? How should it be unified? How should it be concentrated? How should fabrications be regarded? How should they be investigated? How should they be seen with insight?' The other will answer in line with what he has seen & experienced: 'The mind should be steadied in this way. The mind should be made to settle down in this way. The mind should be unified in this way. The mind should be concentrated in this way. Fabrications should be regarded in this way. Fabrications should be investigated in this way. Fabrications should be seen in this way with insight.' Then eventually he [the first] will become one who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment.

"As for the individual who has attained both internal tranquillity of awareness & insight into phenomena through heightened discernment, his duty is to make an effort in establishing ('tuning') those very same skillful qualities to a higher degree for the ending of the (mental) fermentations.

"These are four types of individuals to be found existing in the world."

yang punya jhana tanya ke yg mengerti fenomena bagaimana mengembangkan pengertian tersebut, yg mengerti fenomena tanya ke yg punya jhana bagaimana mengembangkan jhana, yg nga punya apa2x harus tanya kepada orang2x yg mengerti jhana dan pengertian, yang punya dua2xnya tinggal mengembangkannya.

singkat kata, ketenangan (jhana) dan pengertian itu harus dimiliki bersama.  :)
« Last Edit: 31 January 2008, 06:27:08 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #2 on: 31 January 2008, 08:07:31 AM »

singkat kata, ketenangan (jhana) dan pengertian itu harus dimiliki bersama.  :)

Sama juga dgn yg lagi dibahas di SP yah Bang, soal jalan kearahatan dan jhana ini, aku setuju dengan Bang Medho...

...Jhana dan Pandangan terang jalan barengan....  :)

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #3 on: 31 January 2008, 09:06:20 AM »
Thanks Bro Medho, utk sumber asli suttanya. Kesimpulannya tidak mungkin salah satu ditiadakan, keduanya saling mendukung. Sehingga dikemudian hari para meditator tidak dibingungkan oleh masalah samatha dan vipasana. Smoga bermanfaat_/\_
« Last Edit: 31 January 2008, 09:14:10 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #4 on: 11 May 2008, 04:11:01 PM »
Di dalam Yuganaddha-sutta ini, YM Ananda mengatakan bahwa pembebasan bisa dicapai melalui salah satu dari empat jalan, dalam kaitan antara 'samatha' dan 'vipassana':

(1) 'samatha' dulu, dilanjutkan dengan 'vipassana';
(2) 'vipassana' dulu, dilanjutkan dengan 'samatha';
(3) 'samatha' bergandengan dengan 'vipassana';
(4) yang ini kurang jelas maksudnya dalam kaitan dengan 'samatha' dan 'vipassana' - bagi saya ini merupakan "rahasia" dari segi interpretasi.

Jalan #1-3 melibatkan 'samatha' dan 'vipassana'; yang berbeda cuma urutannya. - Tetapi apakah hakikat jalan #4? ... Di situlah "rahasia"-nya. ...

"... pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.(69) Tetapi ada saat ketika pikirannya secara internal menjadi mantap, tenang, terpusat, dan terkonsentrasi; kemudian Sang Jalan itu muncul di dalam dirinya. ..."

Catatan kaki penulis (#69) mengacu pada kitab Komentar, yang bicara tentang 'kotoran vipassana'. ... Catatan kaki itu ditutup dengan:
"Tetapi, ada kemungkinan bahwa 'kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi' itu adalah tekanan mental yang disebabkan karena keinginan untuk merealisasikan Dhamma, suatu keadaan kecemasan spiritual yang kadang-kadang dapat mempercepat pengalaman pencerahan instan. Sebagai contoh, lihat kisah tentang Bahiya Daruciriya di Ud I, 10." ... (Siapa ya penulis catatan kaki itu?)

Bagi saya, jalan #4 itu tetap merupakan "rahasia". ... Tapi tampaknya jalan #4 itu tidak lagi mempermasalahkan kontroversi 'samatha' vs 'vipassana'. ... Tapi apakah itu? ...

Penulis komentar #69 itu mengacu pula pada Bahiya-sutta, yang saya gunakan dalam mengajar MMD. ... Memang tuntunan vipassana kepada Bahiya tidak bicara tentang 'samatha' dan tidak menamakan tuntunannya 'vipassana'. ... Apakah ini yang dimaksud oleh YM Ananda dengan jalan #4 itu? ...

Tentang 'kecemasan spiritual' atau 'tekanan mental', yang disebut-sebut oleh penulis komentar #69 itu, saya rasa tidak terlalu menentukan, karena tuntunan vipassana yang persis sama dengan yang diberikan Sang Buddha kepada Bahiya juga diberikan kepada Malunkyaputta (lihat: Malunkyaputta-sutta). Yang tersebut belakangan ini adalah seorang bhikkhu yang ditahbiskan pada usia lanjut. Berbeda dengan Bahiya, yang begitu mendengar tuntunan Sang Buddha langsung menjadi arahat tanpa perlu latihan lagi, Malunkyaputta harus berlatih beberapa lama melaksanakan tuntunan Sang Buddha itu, sekalipun akhirnya ia juga mencapai tingkat arahat.

Nah, kembali kepada Yuganaddha-sutta, apakah yang dimaksud oleh YM Ananda dengan jalan #4 itu? ... Saya tidak tahu ... dan hanya sampai di situ pemahaman saya tentang Yuganaddha-sutta ini ...

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 11 May 2008, 04:14:36 PM by hudoyo »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #5 on: 11 May 2008, 09:18:30 PM »
konteks dari Yuganaddha-Sutta itu kan salah satu cara bagaimana mencapai arahat. Ini spesifik sekali utk mencapai arahat. Bagaimana dengan mencapai kesucian yg lain tentu diluar konteks.

Tentang pertapa Bahiya dan Malukyaputta tentu menurut saya termasuk dalam tipe ke 4. Ketika kita sedang mendengar sesuatu/pengarahan yang terdengar biasa tetapi buat kita terasa seperti siraman air dingin. Disana kegelisahan, pikiran buruk dst yg merupakan hambatan/gangguan batin tertekan dan tidak ada. Seperti malam berawan tiba2x ada angin kencang menghembus semua awan, bulan dapat terlihat jelas. Semua menjadi sangat terang dan sangat jelas.

Well, demikianlah apa yg saya 'tahu', walaupun bukan pengalaman pribadi menjadi arahat :)), tetapi demikianlah yg saya punya dalam kerangka pikir ini.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #6 on: 12 May 2008, 03:43:55 AM »
konteks dari Yuganaddha-Sutta itu kan salah satu cara bagaimana mencapai arahat. Ini spesifik sekali utk mencapai arahat. Bagaimana dengan mencapai kesucian yg lain tentu diluar konteks.
[...]

Menurut hemat saya tidak ada bedanya apa yang "harus dilakukan" untuk mencapai Sotapatti dll atau Arahat. ... Bahkan dalam vipassana tidak perlu dipermasalahkan adanya tingkat-tingkat "kesucian" itu. Itu kan cuma PENGETAHUAN Dhamma yang tidak relevan dengan vipassana itu sendiri, malah bisa MENGHAMBAT praktik vipassana itu sendiri.

Bagi saya, cukup niat untuk diam. ... Di dalam diam itu semuanya akan mengalir ... entah ke mana ... tanpa orang perlu campur tangan lagi.

Suatu pepatah dari J Krishnamurti sangat tepat di sini: "Langkah pertama adalah langkah terakhir."

Salam,
hudoyo

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #7 on: 12 May 2008, 12:39:06 PM »
Kalau soal sutta itu, maksud saya sih, utk tingkat kesucian tertentu bisa saja dicapai tanpa harus mengenal meditasi.

Oh kalau soal yang "harus dilakukan" ketika meditasi sih saya kurang tahu, soalnya belum pernah ikut meditasi vipassana formil. Buat saya karena belum pernah "terkontaminasi" :)), yah buat saya semuanya itu memang harus duduk diam dan biarkan semua mengalir. Bahkan saya tidak bisa membedakan mana vipassana dan samatha itu. Buat saya itu barang yg sama hanya kita melihat dari sudut yg mana saja.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #8 on: 13 May 2008, 08:43:33 AM »
Kalau soal sutta itu, maksud saya sih, utk tingkat kesucian tertentu bisa saja dicapai tanpa harus mengenal meditasi.

Tingkat-tingkat "kesucian" itu hanya berbeda dalam gradasinya saja. Tidak ada bedanya bagaimana orang sampai pada tingkat Sotapatti maupun tingkat Arahat. Kalau dia mencapai tingkat Sotapatti tanpa lewat meditasi vipassana, dia juga akan sampai pada tingkat Arahat tanpa lewat meditasi vipassana.


Quote
Oh kalau soal yang "harus dilakukan" ketika meditasi sih saya kurang tahu, soalnya belum pernah ikut meditasi vipassana formil. [...]

Oh, saya sangka Anda pernah ikut retret MMD di Ciloto. ... Rupanya kita bertemu membahas Dhamma cuma di pelatihan Dhammaduta di Parung itu.

Salam,
Hudoyo

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #9 on: 13 May 2008, 10:11:20 AM »
Quote
Tingkat-tingkat "kesucian" itu hanya berbeda dalam gradasinya saja. Tidak ada bedanya bagaimana orang sampai pada tingkat Sotapatti maupun tingkat Arahat. Kalau dia mencapai tingkat Sotapatti tanpa lewat meditasi vipassana, dia juga akan sampai pada tingkat Arahat tanpa lewat meditasi vipassana.

Kalau pakai meditasi lain pak ? atau bisa tanpa meditasi ?

Yang diciloto waktu itu kan saya terpaksa menolak pak, lah wong pagi2x diajak sampe pakai ditawarin dijemput lagi (lebih-lebih tidak enak hati saya jadinya), tapi saya sudah dikantor waktu itu.

Saya memang tidak pernah ikut vipassana formil, tapi pernah ikut mmd 3 hari. Buat saya mmd bukan meditasi vipassana formil *dengan aturan dan metoda2x*.

« Last Edit: 13 May 2008, 10:15:18 AM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #10 on: 13 May 2008, 10:41:56 PM »
Quote
Kalau pakai meditasi lain pak ? atau bisa tanpa meditasi ?

Kalau pakai meditasi lain saya tidak tahu; saya rasa, jika meditasi itu membawa pada runtuhnya si aku bersama runtuhnya latihan, bisa.

Kalau tanpa meditasi, saya juga tidak mengalaminya sendiri. Tapi kisah Bernadette Roberts--yang saya percaya kebenarannya--menunjukkan itu bisa saja terjadi.


Quote
Saya memang tidak pernah ikut vipassana formil, tapi pernah ikut mmd 3 hari. Buat saya mmd bukan meditasi vipassana formil *dengan aturan dan metoda2x*.

O ya terserah kalau Anda mengatakan MMD bukan meditasi vipassana. ... :)  Apa, sih, artinya label, bukan? :)

Salam,
Hudoyo

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #11 on: 13 May 2008, 10:54:07 PM »
Quote
Kalau pakai meditasi lain saya tidak tahu; saya rasa, jika meditasi itu membawa pada runtuhnya si aku bersama runtuhnya latihan, bisa.

Kalau tanpa meditasi, saya juga tidak mengalaminya sendiri. Tapi kisah Bernadette Roberts--yang saya percaya kebenarannya--menunjukkan itu bisa saja terjadi
Kalau saya sih pola pikirnya, selama kondisi mendukung dan memungkinkan, batin hening, dia melihat apa adanya, mau ketika meditasi, ketika duduk melihat keluar jendela, duduk di kendaraan umum, ataupun keseharian, disana ada kebijaksanaan yang bisa muncul. Meditasi duduk itu hanya salah satu cara "masuk".

Quote
O ya terserah kalau Anda mengatakan MMD bukan meditasi vipassana. ...   Apa, sih, artinya label, bukan?
Sepertinya kita nga nyambung nih pak. Maksudnya ikut meditasi vipassana formil itu bukan ikut artinya pernah ikut retreat meditasi, tetapi ikut meditasi vipassana formil yang biasa sudah ada metodanya, misalnya metoda mahasi sayadaw atau goenka. Kalau mmd kan vipassana non formil, tanpa metoda :D

yah label terkadang membantu dan terkadang mengecoh. Selama masih pada tempatnya yah ngikut sajah. Ketika tidak dibutuhkan, yah di singkirkan dulu, jangan dipake. bukan begitu pak ? hehehehe
« Last Edit: 13 May 2008, 10:56:06 PM by Sumedho »
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #12 on: 15 May 2008, 04:36:39 AM »
Kalau saya sih pola pikirnya, selama kondisi mendukung dan memungkinkan, batin hening, dia melihat apa adanya, mau ketika meditasi, ketika duduk melihat keluar jendela, duduk di kendaraan umum, ataupun keseharian, disana ada kebijaksanaan yang bisa muncul. Meditasi duduk itu hanya salah satu cara "masuk".

Betul. "Meditasi" itu bukan hanya pada waktu duduk & jalan secara formal saja ... tetapi bisa dalam situasi apa pun, ... di mana orang tidak melihat bahwa ada orang bermeditasi.


Quote
Sepertinya kita nga nyambung nih pak. Maksudnya ikut meditasi vipassana formil itu bukan ikut artinya pernah ikut retreat meditasi, tetapi ikut meditasi vipassana formil yang biasa sudah ada metodanya, misalnya metoda mahasi sayadaw atau goenka. Kalau mmd kan vipassana non formil, tanpa metoda :D

yah label terkadang membantu dan terkadang mengecoh. Selama masih pada tempatnya yah ngikut sajah. Ketika tidak dibutuhkan, yah di singkirkan dulu, jangan dipake. bukan begitu pak ? hehehehe

Ya, betul, saya mengerti. ... Maksud saya bukan menyanggah, kok. ... Dengan berkata "apa artinya label", maksud saya, silakan saja kalau mau disebut "vipassana", "bukan vipassana formal", bahkan "MMD" ... dsb. ... Dalam praktik pengajarannya sendiri saya berusaha untuk tidak memberikan label pada apa yang tengah dilakukan ... agar tidak menjadi 'identitas' baru.

Salam,
Hudoyo

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #13 on: 17 May 2008, 06:20:13 AM »
"Atau juga, para sahabat, pikiran seorang bhikkhu dicengkeram oleh kegelisahan yang disebabkan oleh keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi.(69)"

69 Dhammuddhacca-viggahitam manasam hoti. Menurut AA, "kegelisahan" (uddhaca) yang dimaksudkan di sini adalah reaksi terhadap munculnya sepuluh "korupsi pandangan terang" (vipassanupakkilesa)

----

keadaan-keadaan pikiran yang lebih tinggi benarkah meng-refer ke "vipassanupakkilesa" ?

um... eniwei...
secara kasar kelihatannya seperti vipasanna (pengertian/pandangan terang)
Vipasanna sendiri kelihatannya bakalan kosong kalau tanpa "kegalauan pikiran"
Mengupas kegalauan pikiran bahasa gampangnya adalah Vipasanna (bener tak ?)

Kalau dibaca secara kasar...
Yang nomer 4, menegaskan kembali Vipasanna

CMIIW

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Penerapan Samatha dan Vipasana-->Magga &Phala->Arahat
« Reply #14 on: 17 May 2008, 06:49:37 AM »
Kalau #4 itu memang maksudnya 'vipassana', mengapa tidak dikatakan saja begitu secara terus terang? Mengapa harus berputar-putar secara samar-samar?
Bukankah #1 - #3 juga terus terang: vipassana didahului samatha ... samatha didahului vipassana ... samatha & vipassana bergandengan tangan? ... Semua kemungkinan yang ada mengenai hubungan vipassana dan samatha telah tercakup secara exhaustive dalam #1 - #3.

Perlu diingat bahwa kitab Atthakatha itu ditulis pada abad ke 5 M, SERIBU tahun setelah zaman Sang Buddha. Seberapa jauh otoritasnya untuk menjelaskan sutta-sutta secara benar?

Menurut hemat saya, #4 itu tetap merupakan enigma (rahasia); tampak jelas bahwa #4 itu berbeda secara kategorikal dari #1 - #3, di mana jelas-jelas disebut 'vipassana' dan 'samatha' dalam tiga kemungkinan urutan yang exhaustive.

Entah apa yang dimaksud dengan #4 itu ... Setiap orang akan menafsirkan sesuai kecenderungan masing-masing. ...

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 17 May 2008, 06:55:04 AM by hudoyo »

 

anything