//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bhiksu profesional  (Read 26442 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bhiksu profesional
« Reply #45 on: 11 November 2010, 06:11:07 AM »
Praktek tersebut memang ada!
Bahkan terkadang udh kga pake malu2 mintanya..
Selain itu, prnh ngobrol juga sama "biku" yg lokasi vihara ada di kompleks yg sebelah PLTU Muara Karang, ngajak jalan2 ke Bandung, trus dengan tersirat udh ga menghargai vinaya sama sekali.
Cth : Katanya dlm vinaya Mahayana seorang Bhikku tidak boleh memakai barang2 hasil pembunuhan makhluk hidup, ehh, dy malah cerita suka pake sepatu boot kulit asli.

Untuk mengundang Bhikku NianFo untuk keperluan upacara, kita sebagai umat juga perlu tegas dan jangan takut dengan oknum2 seperti itu. Jika memang dari awal sudah memasang tariff, tdk perlu kita berpikir 2 kali untuk tetap meminta oknum tersebut. Cari bhikku lain, kalau sampai tak ketemu, mendingan kaga usah sama sekali. Kaga ada manfaatnya.
« Last Edit: 11 November 2010, 06:18:20 AM by Edward »
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #46 on: 11 November 2010, 06:13:14 AM »
berpikir positif: memberikan kesempatan berbuat baik tambahan

berpikir negatif: bonus, tips, extra, dkk

IMO
tradisi china digabungkan dengan ajaran Buddha jadilah yang begituan. ^-^
lebih bagus 'angpao' ada isinya baru dikatakan memberi yang benar, tidak terkesan bohong2an.

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bhiksu profesional
« Reply #47 on: 11 November 2010, 06:22:04 AM »
IMO
tradisi china digabungkan dengan ajaran Buddha jadilah yang begituan. ^-^
lebih bagus 'angpao' ada isinya baru dikatakan memberi yang benar, tidak terkesan bohong2an.

 _/\_

Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Bhiksu profesional
« Reply #48 on: 11 November 2010, 06:29:28 AM »
pagi2 santapannya nian fo..bikkhu profesional...beuuuhhhhh... ;D
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bhiksu profesional
« Reply #49 on: 11 November 2010, 06:36:54 AM »
ah, ini mah cuma topik lama yg dibahas kembali...
enteng laaa...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2994.0
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bhiksu profesional
« Reply #50 on: 11 November 2010, 07:29:27 AM »
Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...
mutter aye pelayanan nien fo juga nih, tapi kaga pernah di amplopin, blom propesional,  keknya harus protes yak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #51 on: 11 November 2010, 08:00:01 AM »
Mendingan mengundang Ai-ai yg aktif suka memberikan pelayanan bacain nianfo...

IMO
tujuan sebenarnya baca paritta (mengulang Sutta) pada saat upacara kematian adalah
1. Paritta yang dibaca adalah mengingat kembali kepada keluarga/kerabat yang meninggal utk perenungan kembali kehidupan ini yang semuanya berkondisi adalah Anicca & Dukkha.
2. bagi yang meninggal kebetulan terlahir kembali menjadi makluk peta, dan disaat ada pelimpahan jasa sewaktu mengundang para Bhikkhu membaca Paritta, tentunya momen ini bisa bermamfaat terlahir kembali ke alam bahagia bagi yang meninggal itu. (jika yang meninggal terlahir menjadi makluk neraka, manusia, hewan) tentunya tidak pengaruh lagi.

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Bhiksu profesional
« Reply #52 on: 11 November 2010, 08:12:34 AM »
mutter aye pelayanan nien fo juga nih, tapi kaga pernah di amplopin, blom propesional,  keknya harus protes yak =))

tapi harus pakai jubah warna mentereng, biar keliatan 'profesional'  =))

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Bhiksu profesional
« Reply #53 on: 11 November 2010, 09:23:24 PM »
yah demikianlah pelayanan upacara kematian :(

diminta satu kali baca 3.5 jt/orang karena suhunya ada 3 orang yah jadinya 11.5

hint: muara karang
Suhu ... masih kemahalan  ;D
kata teman baikku ..... panggil utk baca sampe upacara penguburan 1,5 juta /orang
lokasi : mangga besar raya

Gak jadi panggil ..... sayang duit segitu  :))
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bhiksu profesional
« Reply #54 on: 11 November 2010, 09:34:36 PM »
membacakan sutta/sutra di mana pembacanya mengharapkan imbalan, menjadikan pembacaan itu tidak bermanfaat sama sekali.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Bhiksu profesional
« Reply #55 on: 12 November 2010, 09:11:28 PM »
Mengikuti pembahasan topik ini saya teringat pada surat bhikkhu Sudhammacaro yang berisi tentang kronologis pengunduran dirinya [secara paksa] dari STI pada beberapa tahun silam. Pada akhir suratnya ia mengutip bagian dari Itivuttaka:

"Oh, para bhikkhu, kehidupan suci ini bertujuan
bukan untuk mencari keuntungan duniawi (mengumpulkan
uang/ kekayaan), bukan untuk mencari popularitas
(merebutkan jatah/ pangkat), bukan untuk mencari
gelar kehormatan, bukan untuk menipu orang lain
(berkata tidak pegang uang tapi mengumpulkan uang),
bukan untuk mencari nama harum, bukan untuk menjadi
orang munafik (kata-katanya berlawanan dengan
tindakan), bukan...bukan...bukan itu, Kehidupan
bhikkhu ini dijalani hanya untuk mengikis kekotoran
batin (kilesa) yaitu lobha, dosa dan moha
(keserakahan, kebencian dan kegelapan batin), untuk
mencapai pembebasan dan pengabdian, kebahagiaan
Nibbana. Dan akhirnya demi kesejahteraan dan
kebahagiaan semua makhluk."

(Itivuttaka)

Sungguh menyedihkan melihat bahwa amanat dari Sang Buddha ini begitu seringnya dilanggar hingga Buddhadharma saat ini berada di ujung tanduk. Komersialisasi atas nama Buddhadharma bisa terjadi di mana-mana tanpa batas aliran ataupun. Jika ini yang terjadi, maka kepercayaan Umat Buddha terhadap Buddhadharma akan terus menyusut dari waktu ke waktu.   
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Bhiksu profesional
« Reply #56 on: 13 November 2010, 09:58:49 AM »
Mengikuti pembahasan topik ini saya teringat pada surat bhikkhu Sudhammacaro yang berisi tentang kronologis pengunduran dirinya [secara paksa] dari STI pada beberapa tahun silam. Pada akhir suratnya ia mengutip bagian dari Itivuttaka:

"Oh, para bhikkhu, kehidupan suci ini bertujuan
bukan untuk mencari keuntungan duniawi (mengumpulkan
uang/ kekayaan), bukan untuk mencari popularitas
(merebutkan jatah/ pangkat), bukan untuk mencari
gelar kehormatan, bukan untuk menipu orang lain
(berkata tidak pegang uang tapi mengumpulkan uang),
bukan untuk mencari nama harum, bukan untuk menjadi
orang munafik (kata-katanya berlawanan dengan
tindakan), bukan...bukan...bukan itu, Kehidupan
bhikkhu ini dijalani hanya untuk mengikis kekotoran
batin (kilesa) yaitu lobha, dosa dan moha
(keserakahan, kebencian dan kegelapan batin), untuk
mencapai pembebasan dan pengabdian, kebahagiaan
Nibbana. Dan akhirnya demi kesejahteraan dan
kebahagiaan semua makhluk."

(Itivuttaka)

Sungguh menyedihkan melihat bahwa amanat dari Sang Buddha ini begitu seringnya dilanggar hingga Buddhadharma saat ini berada di ujung tanduk. Komersialisasi atas nama Buddhadharma bisa terjadi di mana-mana tanpa batas aliran ataupun. Jika ini yang terjadi, maka kepercayaan Umat Buddha terhadap Buddhadharma akan terus menyusut dari waktu ke waktu.   

Ikutan Nimbrung ahhhh...

Menurut Milinda Panha BAB Pemecahan Dilema,
bagian ke-7. Umur Agama

"Setelah pentahbisan para wanita, Sang Buddha berkata bahwa ajaran yang murni itu hanya akan bertahan selama lima ratus tahun.26 Tetapi kepada Subaddha Beliau berkata,
'Selama para bhikkhu Sangha masih menjalani kehidupan suci yang sempurna maka dunia ini tidak akan kekurangan Arahat.' Pernyataan-pernyataan ini bertentangan."
"O, baginda, Sang Buddha memang membuat kedua pernyataan itu, tetapi keduanya berbeda di dalam inti dan arti. Yang satu berhubungan dengan umur ajaran yang murni, sedangkan satunya lagi berhubungan dengan praktek dari kehidupan agama. Dan dua hal ini jelas sangat berbeda. Pada saat berkata tentang lima ratus tahun itu Beliau memberikan batasan kepada agama. Akan tetapi ketika berbicara kepada Subaddha Beliau menyatakan tentang apa yang terkandung di dalam agama. Jika murid-murid Sang Buddha terus berusaha sekuat-kuatnya di dalam lima faktor perjuangan,27 mempunyai keinginan murni untuk tiga latihan,28 menyempurnakan diri mereka di dalam tindakan dan nilai-nilai yang luhur; maka Ajaran Sang Penakluk yang mulia itu akan bertahan lama dan akan semakin kuat dan kokoh dengan berjalannya waktu. Ajaran Sang Buddha, O, baginda, berakar pada praktek. Prakteklah intinya, dan ajaran akan tetap bertahan selama praktek tidak kendur.
Suatu ajaran tetap bisa lenyap karena tiga hal:

1. mundurnya pencapaian pandangan terang menjadi hanya sekadar pemahaman intelektual,
2. mundurnya praktek perilaku yang berhubungan dengan ajaran itu, dan
3. mundurnya bentuk luar ajaran itu.

Bila pemahaman intelektual hilang, maka meskipun orang itu telah menjalani hidup dengan benar, dia tidak mempunyai pengertian yang jelas tentang ajaran itu. Dengan mundurnya praktek perilaku, penerapan aturan Vinaya akan hilang dan hanya bentuk luar agama itu saja yang tertinggal. Bila bentuk luar itu lenyap maka tradisi itu terputus dan tidak akan dapat berlanjut

27. Padhana - keyakinan, kesehatan, kejujuran, semangat dan kebijaksanaan.
26. Sila, samadhi, pañña (Moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan).
« Last Edit: 13 November 2010, 10:01:03 AM by dilbert »
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline kur0bane

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 392
  • Reputasi: 8
  • namo buddhaya,namo dhammaya,namo sanghaya
Re: Bhiksu profesional
« Reply #57 on: 13 November 2010, 02:09:51 PM »
wah2 ada juga tuh bhikku orderan.
masa liam kheng aja di tarifin
ckckckck kasih aja angpao kosong.
wakkwakwakaw

Offline Terasi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 111
  • Reputasi: 12
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bhiksu profesional
« Reply #58 on: 13 November 2010, 06:51:07 PM »
3.5 jt lumayan sih. Kalau biksuni tarifnya berapa ya? Ada marketnya nggak?

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Bhiksu profesional
« Reply #59 on: 13 November 2010, 07:12:12 PM »
Quote
Once on a time in the kingdom of Seri, five aeons ago, the Bodhisatta dealt in pots and pans, and was called 'the Serivan.' In the company of another dealer in the same wares, a greedy fellow who was also known as 'the Serivan,' he came across the river Telavāha and entered the city of Andhapura. Apportioning the streets between the two of them, he set about hawking his wares round the streets of his district, and the other did the same in his district.

Now in that city there was a decayed family. Once they had been rich merchants, but by the time of our story they had lost all the sons and brothers and all their wealth. The sole survivors were a girl and her grandmother, and they got their living by working for hire. Nevertheless, they had got in their house the golden bowl out of which in the old days the great merchant, the head of the family, used to eat; but it had been thrown among the pots and pans, and having been long out of use, was grimed over with dirt, so that the two women did not know that it was gold. To the door of their house came the greedy hawker on his round, crying, "Waterpots to sell! Waterpots to sell!" And the damsel, when she knew be was there, said to her grandmother, "Oh, do buy me a trinket, grandmother."

http://www.sacred-texts.com/bud/j1/j1006.htm

kalau kita melirik cerita serivan dari jataka prepesi yang kita bisa rasakan rumah keluarga ini mungkin pada mula nya sangat besar mewah dll, tetapi rumah ini pada akhirnya mengalami pelapukan,kehancuran hingga tersisa hanya mangkuk emas yang telah di penuhi kotoran dan jelaga saja hingga tidak dapat di kenali.

bila kita mengangap ini suatu kiasaan maka kemungkinan yang di maksud dari great merchant ini adalah Buddha yang ada pada masa lampau dan ajarannya mengalami kemunduran hingga tersisa mangkuk emas(dhamma) yang di tutupi kotoran dan jelaga (kotoran bathin)yang bahkan tidak dapat di kenali/di pahami oleh keturunan atau penganut ajaran Buddha tersebut.
« Last Edit: 13 November 2010, 07:29:33 PM by daimond »