saya tidak pernah memaksa, disini forum bebas kok
buktikan dimana, saya memaksa anda utk menjawab pertanyaan saya !
jika anda tidak berkenan jawab, itu adalah hak anda
bertanya tentunya tidak bisa dilarang di forum ini.
saya sampai sekarang masih sopan kok, tidak pernah memaki, menghujat dengan kata2 kasar
wong cuma tertawa melihat antara badut beraksi kok bilang tidak sopan.
bisakah anda membuktikan saya mengatakan Buddha Gotama adalah badut.
jika anda tidak bisa membuktikan, berarti anda memfitnah
bukankah memfitnah adalah lebih kejam dari pada pembunuhan (istilah duniawi)
yang ada saya mengatakan para badut2 yang mengaku buda hidup pernah ngopi bareng dengan buda, mungkin anda juga ambil bagian ikut ngopi bareng dengan buda, tentunya boleh share pengalaman forum ini, tentang ngopi bareng buda.
disinilah terlihat kualitas anda, karena suka menuduh orang lain fanatik.
ternyata saya tidak fanatik kok, wong saya juga menghargai teman2 yang non buddhis dan tidak pernah minta orang tsb utk melepaskan kepercayaan, bila orang tsb ingin bahas masalah ajaran
maap, saya tidak ada jawaban serius dan ringan
tidak seperti anda, suka mutar2
apa yang ada, itulah kita bahas
saya tu de poin
Kalau tidak memaksa, kenapa masih menyatakan keberatan untuk abstainnya saya dalam konfirmasi perihal bhikkhu dan arahat? Tentunya orang yang bisa melepas (
let go dan tidak melekat pada keinginan) tidak keberatan sama sekali dengan tolakan halus dari lawan bicara. Mengulang-ulang sesuatu yang sudah ditolak di awal percakapan, adalah sebuah indikasi kuat bahwa pengeluh (
whiner) ingin seperti anak kecil yang memaksa dibelikan permen walau sudah ditolak satu kali (ini baru Anda mengerti, setelah pura-pura tidak memaksa namun masih membawanya ke percakapan berikutnya). Bila belum paham juga, berarti Anda lemah dalam EQ, karena orang pada umumnya sudah tidak akan mengulang pembahasan sama, kecuali dia masih berharap pertanyaan/pernyataan dia direspon sesuai keinginan/harapan dia.
Belum pernah juga saya menyaksikan seorang mengklaim diri sebagai sopan (kecuali memang orang ini kurang introspeksi atau percaya diri terlalu berlebih).
Apakah memberikan sindiran dan ekspresi tawa sinis pada postingan itu bisa dianggap sopan? Mungkin jika kiblat/acuan penilaian diri Anda adalah diri sendiri, saya tidak akan komentar lebih jauh.
Pernahkah Anda melihat saya menuduh Anda mengatakan Buddha Gautama sebagai badut? Lucu juga, Anda untuk kesekian kali kembali menunjukkan kekurangan Anda dalam memahami bahasa, bahkan lebih lucu lagi sudah melabeli orang lain sebagai memfitnah Anda.
Tentang mengopi dengan Buda, maaf saya belum pernah punya pengalaman. Saya cuma punya pengalaman orang yang merendahkan orang lain, dengan sebutan Buda. Bagi saya junjungan Anda tidak berbeda jauh dengan yang Anda sebut (karena Anda menunjukkan bahwa Anda adalah hasil didikan yang "hampir sempurna").
Tidak fanatik? Apakah jika saya sebut Buda Gautama Anda adalah Badut, Anda akan marah dan mengejar saya?
Bagaimana bila saya (maaf) mengencingi dan membakar rupang yang Anda puja setiap hari? (ungkapan Zen)
Bagaimana bila saya bunuh saja Buda yang mengajarkan Anda untuk menyebut orang lain Buda dan juga Badut? Bukankah pujaan Anda itu demikian kurang ajar sehingga mengajarkan muridnya sedemikian rupa?
Melepas kepercayaan? Memangnya mau bahas apa sampai melepas kepercayaan? Dan apakah ajaran Buddha tentang percaya, atau
ehipassiko?
Lucu, Anda merasa berputar, saya merasa Anda yang berputar sehingga melihat saya berputar.
Senang berdiskusi dengan anggota forum yang menghibur, terima kasih Adi Lim.