//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 199988 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #435 on: 26 December 2012, 05:14:46 PM »
sudah biasa menuduh tanpa bukti

sptnya pelanggaran HAM.... bro Adi...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #436 on: 26 December 2012, 05:16:43 PM »
berarti anda mengatakan master sunya itu fanatik dan
bahkan master sunya menuduh orang lain fanatik.

ya guru saya juga fanatik,kalau dia tidak fanatik----begitu diberitahu orang lain atau mendengar konsep orang lain ,dia akan langsung merubah keyakinannya ikut dengan orang itu.
hehe dia ulet.
setiap orang harus ulet ----tidak gampang goyah,tapi tidak gampang bukan berarti final.
fanatik bukan sesuatu yang haram tapi manusiawi sekali,jangan alergy dengan kata fanatik,tapi kendalikan fanatik.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #437 on: 26 December 2012, 05:24:18 PM »
Koan Zen
Ada seorang pedagang yang berteman dengan seorang guru Zen..
Suatu kali pedagang ini membuat sebuah puisi yang bercerita tentang sunya..
Dengan bangga menyuruh anak buahnya mengirimkan puisi tersebut kepada guru zen temannya untuk dikomentari
Setelah guru zen membaca puisi tersebut dicoret coret puisi tersebut dengan komentar puisi kentut
tentu saja pedagang tersebut sangat marah dan akhirnya menemui guru zen itu hendak mempertanyakan komentarnya..
Sang guru berkata bukankah kamu mengatakan semua sunya, angin apa yang membawa dirimu jauh jauh ke mari...

sptnya angin panatik....
nice posting...

kalau cumi sih ketemu dgn biksu tsb... dan minta diperagakan
PUISI KENTUT... supaya ada buktinya.... soal kentuk kan cumi udah banyak berlatihh
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #438 on: 26 December 2012, 05:25:52 PM »
pertama kali cumi membaca ada thread...

kosong = isi, isi = kosong...


ahh jangan2 ini mengajarkan trik magic... :P :P :P

Quote
cumi:
sebelum lebih jauh.. coba jelaskan dgn detail apa itu :

1 Sunyata
2 Realisasi
3 Realisasi Sunyata
4 Kosong
5 Isi

trims sebelumnya... 

6 kalau ada kosong dan isi, apakah ada 1/2 kosong dan 1/2 isi ?
7 kalau kosong = isi, isi = kosong, bagaimana mengetahui mana yg kosong, mana yg isi ?
inilah pertanyaan2 cumi pada halaman awal yg belum dijawab dgn baik....
« Last Edit: 26 December 2012, 05:28:14 PM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #439 on: 26 December 2012, 05:28:26 PM »
ya guru saya juga fanatik,kalau dia tidak fanatik----begitu diberitahu orang lain atau mendengar konsep orang lain ,dia akan langsung merubah keyakinannya ikut dengan orang itu.
hehe dia ulet.
setiap orang harus ulet ----tidak gampang goyah,tapi tidak gampang bukan berarti final.
fanatik bukan sesuatu yang haram tapi manusiawi sekali,jangan alergy dengan kata fanatik,tapi kendalikan fanatik.

tapi mengapa master Sunya menuduh orang fanatik, sedangkan dia sendiri fanatik berat
tolong beritahu master SUNnya, supaya jangan sembarangan menuduh, akhirnya jadi fitnah.
 ;D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #440 on: 26 December 2012, 05:35:54 PM »
soal teori/konsep fanatik yang saya tulis,saya tidak belajar dari Sunya.ada guru yang lain.
mungkin dia bisa belajar dari saya kalau dia ingin tahu tentang fanatik.
soal kenapa dan kapan dia menuduh,akan dia selesaikan sendiri.


Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #441 on: 26 December 2012, 05:37:56 PM »
ini tulisan saya tahun lalu.silahkan di simak,

fanatik
kata fanatik kalau sesuai kamus>keyakinan/kepercayaan yang teramat kuat terhadap suatu ajaran(kepercayaan atau agama)..terjemahan ini menurut saya masih kurang lengkap,karena ada hal lain yang bisa di katagorikan fanatik,misalnya fanatik merk handpon,mobil atau dokter dsb, yang ke 2 pada umumnya yang di katakan orang fanatik adalah keyakinan pada ajaran yang SESAT,extrem,padahal sebetulnya meyakini ajaran yang menurut umum adalah real/resmi pun juga bisa di katakan fanatik(menurut saya).

jadi menurut saya meyakini sesuatu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya secara nyata adalah fanatik,contohnya setiap agama mengatakan bahwa ada suatu alam surga(tempat yang sangat baik) sebagai tujuan akhir dari perjalanan hidup manusia,namun dengan catatan manusia tersebut harus lulus ujian,dengan nilai pahala atau kamma baik yang CUKUP, ketentuan atau aturan ini ada di setiap kitab suci,dengan versinya masing2,tapi garis besarnya sama,untuk menunjang agar umat yakin /percaya akan hal tsb,ada tambahan keterangan yang melukiskan apa isi alam surga tsb, . disinilah letak unsur fanatik berlaku.tidak ada satupun manusia di dunia ini yang bisa membuktikan kebenaran tentang hal tsb,semuanya HANYA tertulis di buku. secara logika bila seorang umat meyakini hal tsb berarti dia sudah bisa dikatakan fanatik,begitu juga masih banyak sekali hal2 yang tertulis di buku agama yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya, jadi dengan meyakini /mempercayai segala sesuatu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya ,menurut saya itu sudah fanatik.

namun bila di tanya >kalau begitu umat TIDAK boleh yakin/percaya dengan hal2 yang belum bisa dibuktikan?? TIDAK JUGA. . menurut hemat saya,semua orang di dunia ini harus/pasti ada fanatiknya,hanya bidangnya yang berbeda,karena kemampuan manusia sangatlah terbatas,tidak mungkin manusia ,mampu menguasai SEGALA bidang, terutama masalah teology,tidak mungkin manusia bisa menguasai masalah dalam segala hal(menguasai tentang handpon,mobil,kesehatan,pendidikan,dan masih banyak2 lagi),jadi pasti ada sebagian yang dia pasrahkan kepada yang ahli di bidang tsb,sehingga terjadilah fanatik itu.

apalagi masalah agama/teology,sangat jarang sekali manusia MENDALAMINYA, yang banyak adalah MENGIKUTINYA. .dari sinilah terjadi fanatik agama, bila seseorang berani mengaku sebagai umat Budha maka konsekuensinya dia HARUS fanatik terhadap apa yang ada di kitab suci Budha,walaupun ada sebagian besar dia tidak/belum mengerti atau belum/tidak bisa membuktikan sendiri apakah BENAR isi buku tsb, jadi umat agama sebenarnya dituntut wajib/harus fanatik terhadap agamanya,bila dia masih ragu/bimbang dengan isi kitab suci jangan menepukdada bahwa dia adalah umat Budha tulen,walaupun sebetulnya untuk menyebut diri sebagai umat Budha tulen selain meyakini masih ada syarat yang lebih penting/berat yaitu menjalankan ajarannya.

jadi pesan dari tulisan diatas adalah>
1, arti kata fanatik bisa lebih luas dari yang ada di kamus.
2, jangan dulu memvonis orang lain fanatik,nilai dulu diri sendiri mungkin ada bidang tertentu yang mana kamu sendiri fanatik.(fanatik dengan budaya/tradisi etnis,agama,kepercayaan).

fanatik adalah tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dan mempercayain sesuatu berlebihan spt agama, merek barang, barang, guru, makan, dst dst...

(gak usah panjang2 toh bro Hadi,
say no to belut style)
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #442 on: 26 December 2012, 05:40:52 PM »
fanatik adalah tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dan mempercayain sesuatu berlebihan spt agama, merek barang, barang, guru, makan, dst dst...

(gak usah panjang2 toh bro Hadi)

hahahaha tulisan itu aslinya untuk dibaca keponakan saya,usia dibawah 20 lah. jadi harus detail.
maaf membuat energy anda terbuang banyak,gara2 baca tulisan saya.

Offline whitepadma

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 32
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #443 on: 26 December 2012, 05:54:47 PM »
sptnya angin panatik....
nice posting...

kalau cumi sih ketemu dgn biksu tsb... dan minta diperagakan
PUISI KENTUT... supaya ada buktinya.... soal kentuk kan cumi udah banyak berlatihh

Maafkan saya atas puisi kentut saya yang tidak sebanding dengan puisi anda......._/|\_ A Mi Tuo Fo
Namo A Mi Tuo Fo

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #444 on: 26 December 2012, 06:19:20 PM »
Maafkan saya atas puisi kentut saya yang tidak sebanding dengan puisi anda......._/|\_ A Mi Tuo Fo

jangan begitu bro kan udah ikut meramaikan thread ini...
hujan2 disini enaknya minum kopi panas atau bir dingin ya ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #445 on: 26 December 2012, 06:37:08 PM »
hahahaha tulisan itu aslinya untuk dibaca keponakan saya,usia dibawah 20 lah. jadi harus detail.
maaf membuat energy anda terbuang banyak,gara2 baca tulisan saya.

bro hadi sebaiknya baca lebih banyak buku lagi... (pdf lagi).... ^:)^
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #446 on: 26 December 2012, 08:52:45 PM »
Prajna-paramita sutta.

apa isinya bagaimana

kaitannya dgn sunata ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #447 on: 26 December 2012, 08:58:52 PM »
saya tidak pernah memaksa, disini forum bebas kok
buktikan dimana, saya memaksa anda utk menjawab pertanyaan saya ! :o
jika anda tidak  berkenan jawab, itu adalah hak anda

bertanya tentunya tidak bisa dilarang di forum ini.
saya sampai sekarang masih sopan kok, tidak pernah memaki, menghujat dengan kata2 kasar
wong cuma tertawa melihat antara badut beraksi kok bilang tidak sopan.  :))

bisakah anda membuktikan saya mengatakan Buddha Gotama adalah badut.
jika anda tidak bisa membuktikan, berarti anda memfitnah
bukankah memfitnah adalah lebih kejam dari pada pembunuhan (istilah duniawi)

yang ada saya mengatakan para badut2 yang mengaku buda hidup pernah ngopi bareng dengan buda, mungkin anda juga ambil bagian ikut ngopi bareng dengan buda, tentunya boleh share pengalaman forum ini, tentang ngopi bareng buda. =))

disinilah terlihat kualitas anda, karena suka menuduh orang lain fanatik.
ternyata saya tidak fanatik kok, wong saya juga menghargai teman2 yang non buddhis dan tidak pernah minta orang tsb utk melepaskan kepercayaan, bila orang tsb ingin bahas masalah ajaran

maap, saya tidak ada jawaban serius dan ringan
tidak seperti anda, suka mutar2
apa yang ada, itulah kita bahas
saya tu de poin =))

Kalau tidak memaksa, kenapa masih menyatakan keberatan untuk abstainnya saya dalam konfirmasi perihal bhikkhu dan arahat? Tentunya orang yang bisa melepas (let go dan tidak melekat pada keinginan) tidak keberatan sama sekali dengan tolakan halus dari lawan bicara. Mengulang-ulang sesuatu yang sudah ditolak di awal percakapan, adalah sebuah indikasi kuat bahwa pengeluh (whiner) ingin seperti anak kecil yang memaksa dibelikan permen walau sudah ditolak satu kali (ini baru Anda mengerti, setelah pura-pura tidak memaksa namun masih membawanya ke percakapan berikutnya). Bila belum paham juga, berarti Anda lemah dalam EQ, karena orang pada umumnya sudah tidak akan mengulang pembahasan sama, kecuali dia masih berharap pertanyaan/pernyataan dia direspon sesuai keinginan/harapan dia.

Belum pernah juga saya menyaksikan seorang mengklaim diri sebagai sopan (kecuali memang orang ini kurang introspeksi atau percaya diri terlalu berlebih).
Apakah memberikan sindiran dan ekspresi tawa sinis pada postingan itu bisa dianggap sopan? Mungkin jika kiblat/acuan penilaian diri Anda adalah diri sendiri, saya tidak akan komentar lebih jauh.

Pernahkah Anda melihat saya menuduh Anda mengatakan Buddha Gautama sebagai badut? Lucu juga, Anda untuk kesekian kali kembali menunjukkan kekurangan Anda dalam memahami bahasa, bahkan lebih lucu lagi sudah melabeli orang lain sebagai memfitnah Anda. :)

Tentang mengopi dengan Buda, maaf saya belum pernah punya pengalaman. Saya cuma punya pengalaman orang yang merendahkan orang lain, dengan sebutan Buda. Bagi saya junjungan Anda tidak berbeda jauh dengan yang Anda sebut (karena Anda menunjukkan bahwa Anda adalah hasil didikan yang "hampir sempurna").

Tidak fanatik? Apakah jika saya sebut Buda Gautama Anda adalah Badut, Anda akan marah dan mengejar saya?
Bagaimana bila saya (maaf) mengencingi dan membakar rupang yang Anda puja setiap hari? (ungkapan Zen)
Bagaimana bila saya bunuh saja Buda yang mengajarkan Anda untuk menyebut orang lain Buda dan juga Badut? Bukankah pujaan Anda itu demikian kurang ajar sehingga mengajarkan muridnya sedemikian rupa? :D

Melepas kepercayaan? Memangnya mau bahas apa sampai melepas kepercayaan? Dan apakah ajaran Buddha tentang percaya, atau ehipassiko?

Lucu, Anda merasa berputar, saya merasa Anda yang berputar sehingga melihat saya berputar.

Senang berdiskusi dengan anggota forum yang menghibur, terima kasih Adi Lim.  _/\_

Offline Hadisantoso

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 310
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #448 on: 26 December 2012, 09:44:03 PM »
bro hadi sebaiknya baca lebih banyak buku lagi... (pdf lagi).... ^:)^

terima kasih sarannya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #449 on: 27 December 2012, 05:21:15 AM »
Kalau tidak memaksa, kenapa masih menyatakan keberatan untuk abstainnya saya dalam konfirmasi perihal bhikkhu dan arahat? Tentunya orang yang bisa melepas (let go dan tidak melekat pada keinginan) tidak keberatan sama sekali dengan tolakan halus dari lawan bicara. Mengulang-ulang sesuatu yang sudah ditolak di awal percakapan, adalah sebuah indikasi kuat bahwa pengeluh (whiner) ingin seperti anak kecil yang memaksa dibelikan permen walau sudah ditolak satu kali (ini baru Anda mengerti, setelah pura-pura tidak memaksa namun masih membawanya ke percakapan berikutnya). Bila belum paham juga, berarti Anda lemah dalam EQ, karena orang pada umumnya sudah tidak akan mengulang pembahasan sama, kecuali dia masih berharap pertanyaan/pernyataan dia direspon sesuai keinginan/harapan dia.

Belum pernah juga saya menyaksikan seorang mengklaim diri sebagai sopan (kecuali memang orang ini kurang introspeksi atau percaya diri terlalu berlebih).
Apakah memberikan sindiran dan ekspresi tawa sinis pada postingan itu bisa dianggap sopan? Mungkin jika kiblat/acuan penilaian diri Anda adalah diri sendiri, saya tidak akan komentar lebih jauh.

Pernahkah Anda melihat saya menuduh Anda mengatakan Buddha Gautama sebagai badut? Lucu juga, Anda untuk kesekian kali kembali menunjukkan kekurangan Anda dalam memahami bahasa, bahkan lebih lucu lagi sudah melabeli orang lain sebagai memfitnah Anda. :)

Tentang mengopi dengan Buda, maaf saya belum pernah punya pengalaman. Saya cuma punya pengalaman orang yang merendahkan orang lain, dengan sebutan Buda. Bagi saya junjungan Anda tidak berbeda jauh dengan yang Anda sebut (karena Anda menunjukkan bahwa Anda adalah hasil didikan yang "hampir sempurna").

Tidak fanatik? Apakah jika saya sebut Buda Gautama Anda adalah Badut, Anda akan marah dan mengejar saya?
Bagaimana bila saya (maaf) mengencingi dan membakar rupang yang Anda puja setiap hari? (ungkapan Zen)
Bagaimana bila saya bunuh saja Buda yang mengajarkan Anda untuk menyebut orang lain Buda dan juga Badut? Bukankah pujaan Anda itu demikian kurang ajar sehingga mengajarkan muridnya sedemikian rupa? :D

Melepas kepercayaan? Memangnya mau bahas apa sampai melepas kepercayaan? Dan apakah ajaran Buddha tentang percaya, atau ehipassiko?

Lucu, Anda merasa berputar, saya merasa Anda yang berputar sehingga melihat saya berputar.

Senang berdiskusi dengan anggota forum yang menghibur, terima kasih Adi Lim.  _/\_

Prihatin melihat orang yang sepertinya Buddhist tapi berkelakuan seperti tidak bernorma dan beretika.  :(

Jawaban versi serius:
1. Jangan memaksa jika orang lain tidak bersedia menjawab.
2. Kalau Anda sudah memiliki asumsi dan prasangka, untuk apa bertanya lagi.
3. Anda bebas melabeli siapa saja, termasuk mungkin tokoh yang tidak sepemahaman dengan Anda (bisa dari agama lain, bisa dari sekte lain). Tapi satu hal (jika Anda Buddhist): Sopanlah dalam berperilaku (termasuk menulis dan mengucap). Karma tetap berbuah sekalipun Anda hanya menghujat via forum dunia maya.
4. Bagi orang lain (yang setipe dengan cara pandang Anda di atas), mohon maaf Buddha Gautama yang Anda agungkan itu juga Badut, orang yang membuat ajaran berdasarkan pemikiran dan pertapaan (bukan dari firman/sabda Tuhan yang Maha Tahu/Kuasa/Esa). Jika Anda siap menerima penghinaan demikian, teruslah berperilaku seperti sekarang. Dari awal saya katakan fanatik Anda tidak terima, tapi kelakuan menunjukkan hal senada (mengagungkan sutta dan pandangan tertentu, menghina/menghujat yang tidak sepandangan).

Lucu, tapi miris.  :(

Jawaban versi ringan:

Memang badut kok, saya senang bisa membuat Anda tertawa...  :))

Bim salabim jadi apa prok prok prok... :))

Semoga bahagia ya...  :-[


memang tidak salah, ada member yang memberikan anda gelar master belut

master sunya, ini tanggapan yang terakhir saya, mengenai topik KIIK dengan anda, karena bosan .........................
jumpa lagi di topik yang baru.
« Last Edit: 27 December 2012, 05:32:54 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything