//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?  (Read 64103 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tommy Fong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 35
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ?  :P
Sy setuju dengan anda?

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ?  :P
Sy setuju dengan anda?


loh kok jadi mengomentari agama lain? bukannya berusaha membenahi yang kurang dalam agama sendiri...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.

saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Offline wiithink

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.630
  • Reputasi: 32
  • Gender: Female
emang hati nya kali yang ndak kuat, iman kata orang hehehe

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)

Sejauh yang saya lihat, di setiap agama dan aliran apa pun; pasti selalu ada umat yang akhirnya beralih-keyakinan ke agama atau ke aliran lainnya. Ini adalah fenomena yang terjadi di belahan dunia manapun, dan tidak bisa kita sangkal keberadaannya.

Saya bukanlah orang yang mendalami Ilmu Psikologi di bangku kuliah. Tetapi saya cukup tertarik dengan skema pergaulan dan gaya sosialisasi yang ada di tiap orang, oleh karena itu saya mengerti apa penyebab kedua teman saya beralih-keyakinan. Pada kasus teman saya, adalah sangat wajar bagi mereka untuk pergi mencari "perlindungan" lain yang bisa meyakinkan bahwa diri mereka adalah indah. Saya lihat keduanya adalah orang yang pemurung dan suka mengasihani diri sendiri, boleh dibilang sangat melankolis dan absolutely naive person; ditambah lagi mereka adalah perempuan yang lahir dengan kecenderungan untuk mengikuti perasaan.

Singkat cerita, mereka mencari satu sandaran yang mampu membuat mereka yakin bahwa hidup dan segala permasalahannya harus dihadapi dengan semangat. Mereka tidak menemukan "semangat" ini di lingkungan Buddhis. Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah. Yah, meskipun menurut saya cara mereka pun tidak bijaksana. Tetapi yang dibutuhkan perempuan pada umumnya adalah persetujuan dari orang-orang lain akan pendapatnya; ini penting bagi perempuan karena hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak sendiri dan mereka adalah benar meskipun sesungguhnya mereka sejuta persen adalah salah.

Karena kompleksitas, mereka pun memutuskan untuk bersandar dalam kepercayaan yang menerima mereka apa adanya. Mungkin Anda dan teman-teman sudah menyadari; bahwa di Agama Kr1sten (Katholik), Anda diarahkan untuk mengakui kasih Tuhan apa adanya, maka Anda akan merasa damai dan seolah diterima di dunia ini. Sedangkan di Agama Buddha, Anda disarankan untuk melihat kesalahan diri sendiri dan berubahlah agar Anda bisa "diterima" di dunia ini.

Sebagian lain, saya melihat ada umat Theravada yang beralih keyakinan karena teman, keluarga, kekasih, ataupun karena bisnis. Sebagian lain karena keyakinan mereka yang kurang teguh, pemahaman yang kurang mantap, dan karena ketidak-nyamanan sosial... Ada salah satu mantan member DhammaCitta yang pada awalnya adalah seorang Theravadin "sejati". Namun dia melihat kecenderungan umat Theravada yang merasa sebagai umat Buddha dari aliran yang paling murni, lalu perlahan dia muak dengan semua itu; termasuk muak melihat umat-umat yang "menjilat" para bhikkhu dengan bersikap super jaim dan sering namakara. Akhirnya sekarang dia menyatakan tidak memiliki agama apapun lagi.
« Last Edit: 02 May 2010, 01:34:45 AM by upasaka »

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...

tapi apa sebetulnya Theravada seperti itu? atau karena ada pendekatan yang salah atau kurang dalam pembinaan Theravada ? sehingga jadi bersikap seperti itu  ?

saya sendiri adalah mantan fanatik Theravada... tapi saya sekarang lebih tersentuh dengan kerendahan hati ala mahayana ...

ketika orang mahayana berhadapan dengan orang yang mengalami masalah... mereka akan lebih menampilkan rasa kasih ... empati... kepedulian... rasa ingin ikut menanggung masalah yang sedang dihadapi orang tersebut, seakan melebur dengan orang tersebut dan masalah orang tersebut juga adalah masalahnya...
ketimbang menampilkan diri sebagai orang yang arif bijaksana...




Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
lebih kurang gw setuju dgn bro Andrew mengenai "the human touch" yg memengang peranan penting...
kehangatan, kesopanan, perhatian, dst...


mungkin dlm agama lain membernya lebih mendukung soal

opportunity atau khang tao,.. sehingga membantu kesempatan lebih mudah menjadi kaya..

apalagi pihak lain menawarkan menu spt Keluarga Sukses.... dst, dst...

member saling bantu membantu dalam hal ini pun memegang peranan penting.

apakah begitu?
« Last Edit: 02 May 2010, 06:43:33 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Betul sih Bro Johan..
Terkadang mereka membentuk jaringan bisnis dari dasar keyakinan yang sama, hingga menjadi kuat ..

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))

1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
    boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?

dst, dst

(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?
Point terpenting dalam buddha-dhamma kan panna..
Apa perlu demi mengejar kuantitas kita mencontoh "marketing" umat tetangga?

IMO,kata bhante uttamo masalah agama adalah masalah "KECOCOKAN",kalo ada buddhist yg pindah agama mungkin karakter sejatinya kurang cocok dgn konsep buddha-dhamma..cmiiw
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))

1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
    boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?

dst, dst

(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)

ya kalo kenyataannya seperti itu aku pasti tanya dong...

kelihatan biasa biasa aja...  wajah ngga tambah muda...:)
sukses juga normal normal saja :)

Offline andrew

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 568
  • Reputasi: 22
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?
Point terpenting dalam buddha-dhamma kan panna..
Apa perlu demi mengejar kuantitas kita mencontoh "marketing" umat tetangga?

IMO,kata bhante uttamo masalah agama adalah masalah "KECOCOKAN",kalo ada buddhist yg pindah agama mungkin karakter sejatinya kurang cocok dgn konsep buddha-dhamma..cmiiw


bukan tentang mengejar kuantitas...

kalo ditanya idealnya seperti apa saya tidak tau...
tapi saya yakin di Theravada pun lengkap ... cuma belom digali seluruhnya...

pengalaman saya sendiri...saya juga awalnya fanatik theravada...
ketika itu walaupun saya tidak sadar... bisa jadi bila berhadapan dengan orang yang punya masalah... saya juga bersikap sok bijak... sebagai orang arif yang memberi nasehat... yang logis...

sekarang saya terbuka dengan praktek tradisi di luar theravada...
saya tertarik dengan tonglen... meditasi memberi dan mengambil... 
bentuk meditasi yang membuat kita punya kecenderungan untuk belajar punya sikap mengambil beban orang lain n membagi kebahagiaan pada orang lain...

lewat meditasi inii.. perlahan sikap saya ketika berhadapan dengan orang yng punya masalah mulai berubah...
ketika dulu biasanya tampil sebagai sosok sok bijak yang memberikan nasehat...

sekarang saya lebih merasa peduli... empati... n ada keinginan untuk meringankan masalah2 itu...
ada bentuk kepedulian terhadap penderitaan orang lain

ini dulu tidak saya temukan di theravada... tapi saya yakin di theravada pun sebetulnya ada... cuma saya tidak menemukan saja ...

oh ya tentang teman saya yang kakaknya pindah agama, teman saya ini kemudian juga pernah bilang kesaya kalo dia akan pindah agama... kemudian saya tanya lebih lanjut... ternyata bukan pindah agama...  tapi  ingin pindah sekte... awalnya di fanatik theravada juga... kemudian dia ingin pindah ke satu sekte buddhis... di Indonesia kurang dikenal sih sekte ini...  saya tanya kenapa? dia bilang orang -orang di sekte ini kesannya lebih perhatian ke orang lain...

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.

saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)

kacian deh !