//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Janindra d' Sihamuni

Pages: 1 ... 31 32 33 34 35 36 37 [38]
556
Theravada / Buddhisme dalam tradisi Thai
« on: 26 May 2011, 05:17:43 PM »
di Topic ini kita akan membahas Buddhisme dalam tradisi Thai...seperti yang kita ketahui,Agama Buddha khususnya mazhab Theravada sangat berakar pada tradisi Thai mulai dari orang pedesaan hingga kalangan Royal (kerajaan),tradisi Thai juga mendapat pengaruh dari Cina,Tibet,India,Kamboja sehingga jika anda ingin melihat langsung ciri2 Buddhisme Thai,anda tinggal liat altar Buddha di rumah seorang Thai ataupun umat Theravada,anda akan melihat:
1.Patung Buddha,yang biasa diletakkan paling atas dari susunan altar.Biasanya Patung Buddha yang menjadi Patung Utama adalah patung buddha terkenal yang sangat dihormati.(mis.emerald buddha) Dan di Thai,Patung Buddha tidaklah dibeli,tetapi "disewakan" dan bagi turis yang ingin membawa sebuah Patung Buddha ke negaranya haruslah melalui izin pemerintah (wow,penghargaan terhadap sang Buddha di Thai tidaklah main2!!)
2.Patung Para Devata (deities),merupakan patung yang berasal dari Hindu/brahmanisme seperti Phra Rahu,Phra pikanet(ganesha),Jatukam Ramathep,Phra Phrom(brahma)
3.Patung para bhikkhu terkenal(luang pu),yang merupakan patung dari para bhikkhu terkenal di Thai akan kekuatan spiritualnya mis.Lp tuad,LP toh
4.Patung Para petapa/lersi....petapa Thai yang memiliki kekuatan spiritual
5.Dupa,lilin,buah-buahan,merupakan persembahan wajib di altar yang merupakan serapan dari tradisi Cina dan diterima di Thai karena cocok dengan Dhamma Sang Buddha dimana persembahan2 tersebut mewakili kebajikan (amisa puja)
6.beberapa biasa memajang amulet di altar sebagai tempat penyimpanan
7.Gading Gajah(tentunya yang Sintetis,dari keramik,dsb) yang biasa berjumlah 1 pasang
8.Gambar King Bhumibol Adulyadej atau gambar raja Thai sebelumnya beserta istri,sebagai tanda bahwa masyarakat Thai sangat menghargai rajanya tetapi tidak menomorduakan penghargaan mereka ThDP sang Buddha
Altar bergaya Thai tersebut disebut Hing Phra dan bentuknya seperti tangga,dimana patung Buddha berada pada puncaknya.Patung2 tersebut biasa disebut sebagai Bucha atau Phra Bucha....yang mw nambahin buddhisme di Thai boleh di post,byar nambah2 informasi.. ;D ;D ;D kebetulan gw juga seorang pecinta amulet. :)) :)) :)) _/\_ _/\_ _/\_

557
omongan macam apa pula ini seperti kita ketahui berdana pada sangha dapat membantu para umat di kehidupan akan datang misalnya bertemu pada buddha akan datang hingga dapat membantu umat awam tersebut dalam mencapai nibanna. bila umat awam mendanakan patta logam pada kathina ( sangha dana) tuh patta kapan habis nya di pakai? umat lain memang tdk boleh berdana patta juga?

bila anggota sangha menggunakan tanah liat bakar atau keramik tuh setidaknya mungkin dalam 5thn atau 10thn tuh patta keramik atau tanah liat bakar sudah retak dan pecah hingga memerlukan pengganti yang baru.
bila anggota sangha menggunakan patt logam dalam hal ini sainless steel nih patta kena bentur tidak retak atau pecah jadi kemungkinan pergantian sangat kecil hingga di pergunakaan mungkin sampai akhir hayat sang anggota sangha.

lagi patta dari tanah bisa menjadi obyek perenungan/ meditasi bagi anggota sangha tersebut ( anicca).
ada banyak obyek meditasi bagi seorang bhikkhu,dan Anda pun tidak harus berdana patta kepada seorang bhikkhu,toh masih banyak lagi perbuatan baik yang bisa anda lakukan terhadap seorang bhikkhu seperti civara dana,pindapatta,dll. lagipula seandainya patta diganti,dan saat rusak,kebetulan tidak ada umat yang berdana mis.saat diluar kota,negeri dll. dan patta keramik dan tanah liat pastilah berat,apalagi jika diisi dengan makanan (ingat makanan dulu beda dengan makanan sekarang)..... _/\_ _/\_ _/\_ ;D ;D

558
[at] all gw mau nanya..
ada yg tau gak siapa Se Mien Fu?
kemaren gw kebaktian di vihara theravada, setelah sekian tahun gw gak pernah kebaktian  ;D
pas gw baca di buku kecil kalo gak salah, ditulis kalo Se Mien Fu itu pencipta alam semesta.
mohon pencerahannya yah temen². thanks

ps:  [at] admin kalo repost delete aja..

 _/\_
Seharusnya Anda tidak boleh menyebut Brahma sebagai Se Mien Fu...itu berarti Buddha Empat Muka,sementara Brahma Belum Tercerahkan,jika anda seorang pengikut aliran Theravada,khususnya Theravada Thai anda boleh menyebut-Nya sebagai Phra Phrom atau Tao Maha Phrom
sebenarnya,Brahma itu Banyak,bukan hanya satu,dan juga terdiri atas tingkatan yang berbeda...bahkan alam Brahma ada yang Menderita loh!! :'( Kalo seandainya kita sampe ke Alam Brahma yang satu itu,kita hanya menikmati Jhana saja,hening terus....dan Jika suatu saat Buddha Metteya Lahir,kita gak bakalan bisa dengar Dhamma dari Buddha Metteya,Karena umur Brahma di alam ini SANGAAAAAT PANJANG dan kerjanya meditasi doank..makanya dibilang menderita.....Back to Topic,Brahma menurut aliran Brahmanisme adalah pencipta alam semesta,tetapi Bukan!!Alam ini tercipta akibat terkondisi oleh kombinasi beberapa unsur/agregat (kalo gak salah ada 5 agregat),Brahma hanyalah makhluk suci di atas alam Deva tetapi masih terjebak di lingkaran samsara.....di Vihara gw (Vihara Girinaga,Makassar) ada shrine khusus bagi Brahma....
Brahma memiliki beberapa peranan penting dalam Buddhisme,salah satu yang paling penting adalah saat Brahma Sahampatti memohon agar Sang Buddha Mengajarkan Dhamma-Nya ke manusia yang dapat mengerti Dhamma (paritta Aradhana Dhammadesana,Katha Phra Phrom).Juga berperan penting dalam menyokong sang buddha,dari saat Pangeran Shidattha lahir hingga Sang BUddha Parinibbana... _/\_ :)) :)) :)) ;D ;D

559
tadi ga sengaja ketemu http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1418.0 ternyata sudah pernah dibahas tentang Four Faces Buddha/Se Mien Fo

aa doeloe pernah ke sono, emang tempat itu cukup di sakral kan, banyak orang berdatangan dari berbagai negara, terlebih pas hari ultah Four Faces Buddha... pasti penuh...

four faces buddha sendiri merupakan rupang dr dewa brahma, ada yg mengatakan ini adalah rupang dr ajaran hindu, ada jg yg mengatakan bahwa four faces buddha merupakan simbol brahma vihara jk dikaitkan dengan buddhism, ada yg mengatakan four face buddha adalah bentuk lain dr buddha yg memiliki wajah 4 dan lainnya...

aa sendiri pernah mendengar cerita2 tentang kesaktian/keampuhan rupang four faces buddha... bs begini, bs begitu... ada yg meminta sesuatu sambil berjanji sesuatu, eh ternyata terkabul dan orang tersebut tinggal menunaikan janjinya...ada jg tentang cerita artis wanita di thai yg pernah berjanji di dpn four faces buddha, ketika telah sukses menjadi artis, dia lupa untuk menunaikan janji nya dan akibatnya ia menderita penyakit yg tidak bs disembuhkan oleh dokter...

nah klo dah kayak gtu... bukan kah rupang/patung di sakralkan, di anggap ampuh krn byk keinginan yg terkabul kan "jika berdoa" di four faces buddha, mirip agama kejawen... padahal dalam buddhism sendiri terkenal akan kamma/karma, apa ga bertentangan ? bkn kah ini jg bs merusak citra buddhism bagi mereka yg tidak paham...
Dewa Brahma,khususnya Brahma Sahampatti sangat dihormati oleh kalangan Buddhis,khususnya kalangan Buddhisme Theravada Thai karena:
1.Salah satu tanda dari 32 tanda mahapurisa seorang sammasambuddha yaitu suara seperti Brahma
2.Para Devata Dan Brahma berdatangan pada saat kelahiran Bodhisatta Shidattha,membersihkan-Nya lalu menghormati-Nya
3.Saat Bodhisatta berjuang melawan Mara,para Deva telah lari menjauhi Bodhisatta akibat ketakutan,tetapi Brahma senantiasa melindungi (mungkin hanya 10% melindungi,sisanya akibat kekuatan 10 Paramita Bodhisatta sendiri) Bodhisatta
4.Saat Sang Buddha sedang duduk bermeditasi,Brahma Sahampatti datang bersama beberapa Brahma lain (menurut analisa saya saat melihat sebuah lukisan Thai yang menggambarkan Sang Buddha didatangi oleh beberapa orang Brahma) dan memohon agar mengajarkan Dhamma-Nya kepada manusia yang mampu memahaminya (Aradhana Dhammadesana,Katha Phra Phrom)
5.Saat Sang Buddha akan turun kembali ke dunia setelah mengajar Abhidhamma kepada Ibunda-Nya beserta Makhluk suci lain,Dewa Sakka a.k.a Indra bersama Brahma membuat jalur/tangga besar sebagai jalan sang Buddha turun dan Brahma Pun memayungi Sang Buddha selama Perjalanan turun hingga ke gerbang kota. ;D ;D ;D

560
ada yang tau gak kalo 4 face brahma yang di erawan grand hyatt hotel,thailand pernah dihancurin?? Pelakunya adalah Thanakorn Pakdeepol,27 seorang m**lim yang menderita kelainan jiwa,patung brahma itu di pukul dengan palu2 hingga menyisakan bagian singgasana dan kaki,dan kepala patung tersebut jatuh ke tanah.peristiwa ini terjadi pukul 1 malam,dan orang2 yang melihatnya langsung memukulinya hingga mati 50 meter dari Shrine Brahma tersebut,menurut penelitian.....ada yang mengatakan ini adalah motif agama,tetapi ayah thanakorn mennyanggahnya dan mengatakan bahwa anaknya hanya "hyperaktif" sehingga menghancurkan patung yang dianggap sangat sakral tersebut...banyak yang meramal setelah kehancuran patung Brahma tersebut,akan terjadi kekerasan politik di Thailand,darah bersimbah di mana2,dll......anda percaya??? ;D ;D ;D

561
.dalam sebuah artikel, tiratana buddhis (Arahanta Sammasambuddho,Dhamma,Sangha) yang sangat Tidak Tertandingi ternyata ada juga loh versi i kuantao nya,tetapi sangat berbeda,bukan Buddha,Dhamma,dan Sangha.Melainkan..aahh nanti baca aja sendiri di situsnya ;D ;D ;D...jelas2 telah sangat menyimpang....walaupun di negara lain ikuantao bukanlah bagian dari agama Buddha...tetapi sama saja,tetap menyimpang dari ti ratana Yang Agung
dan mereka mempunyai lima huruf yang merupakan SANDI yang sangat manjur dalam mengatasi bahaya yaitu Wu, Thai, Fu, Mi, Nek....sebuah kata sandi yang tidak boleh dibocorkan kepada siapapun kecuali oleh anggota sendiri
nih ada situs yang jauh lebih lengkap tentang agama yikuantao
http://centerpoint.co.id/nusantara/religion/aliran-maitreya-buddhis-ato-non-buddhis.html#comment-1423
walaupun Sang Buddha mengatakan bahwa kita harus menghargai agama lain selama membawa kebaikan bagi diri kita sendiri,tetapi aliran ini(ikuantao.red) telah menjadikan nama BUDDHA sebagai topeng dalam penyebarannya
sebuah puisi yang dibuat oleh penganut maitreya yg saya dapatkan dari link di atas:
“Buddha Maitreya, bangkitkanlah kekuatan jiwa, sehingga aku mampu bangkit dari kegelapan… Bekerja dan berkorban dalam nama LAOMU adalah pengimpasan dosa, namun tetap kulakukan tanpa pamrih. Membina diri berarti mencintai diri sendiri. Siapa membina, dialah yang mendapatkan. Bukanlah LAOMU yang menjauhiku, melainkan akulah yang telah menjauhkan diri dari LAOMU. Buddha Maitreya, bantulah aku dalam menghancurkan ego ini, sehingga mampu menjadi seorang pengasih bagi sesama. Terima kasih LAOMU, kesempatan masih Kau berikan kepadaku. LAOMU, melalui alam semesta, aku bersaksi akan kebesaran Kasih dan Kuasa-Mu!
dari puisi di atas....penilaiannya terserah Anda... _/\_ ;D ;D ;D ;D

562
saya mengakui.....pendiri agama ikuantao adalah seorang jenius!!!ia telah merancang skema sedemikian rupa mulai dari Lao Mu>>tuhan menurut ajaran mereka sampai buddha maitreya/mettaya.....hebat tetapi sepandai2 nya ia...tanpa ia sadari ada kesalahan yang sangat2 besar..yaitu dikatakan buddha dipankara ada pada 3000 SM,500 tahun sebelum lahirnya Buddha Gotama padahal dalam Buku Riwayat Hidup Para Buddha....yang menurut saya sangat mendekati sutta sutta pali kanon dikatakan bahwa 100.000 asenkheya kappa jauh sebelum Buddha Gotama Lahir,seorang petapa bernama Sumedha(calon buddha Gotama) yang berusaha agar Buddha dipankara tidak melewati genangan lumpur dengan membaringkan tubuhnya di atas lumpur tsb...dari kutipan diatas sudah terdapat 2 kesalahan dari pikiran pendiri ikuanisme....
1.Dikatakan Buddha dipankara ada pada tahun 3000 SM yaitu pada jaman Pancaran Hijau padahal menurut saya,3000 SM adalah zaman diantara 2 Buddha,seperti kita sekarang.
2.Dikatakan Lao Mu Mengutus Buddha Gotama pada jaman Pancaran Merah.Padahal Sang Buddha telah beberapa kali lahir kembali bahkan beribu ribu kali untuk mengumpulkan 10 Paramita dan kebajikan lainnya sebagai syarat mencapai Arahanta Samma Sambuddho...... _/\_ ;D ;D ;D
Dan ada satu lagi kesalahan:
dikatakan Lao Tzi membawa Tao ke India dan meneruskan ke Buddha Gotama,padahal Sang BuddhaMencapai Pencerahan atas usahanya sendiri dan mengajarkan Ajaran/Dhamma yang sangat Mulia dan Sadar akan Dhamma dalam perenungannya sendiri tanpa bantuan orang lain,hanya ada Brahma Agung Sahampatti yang memohon agar budhha Gotama mau mengajarkan Dhamma kepada Manusia  ;D ;D ;D _/\_

563
nih gw pnya crita gan:
suatu hari,gw mo prgi ke Vihara beraliran Theravada Thai atas ajakan teman tetapi letak vihara itu berdekatan dengan vihara aliran maitreya
alhasil...gw mnt ke nyokap gw mo prgi ke vihara theravada tsb...yahh nyokap gw nolak mlah marah2,,,,dy kirain gw mo ke vihara maitreya tsb,katanya vihara tsb(maitreya) sangat keras....yang mo msuk k sana harus mempunyai janji tidak akan keluar dri ajaran "Buddha"Maitreya (padahal sharusnya disebut Bodhisatta Maitreya dan blum mmpnyai ajaran).......pdhal rencana gw mo dana makanan ke bhikkhu di vihara Theravada tsb... :'(
btw.. gw jga prnah kok msuk k vihara mreka....kalo tradisi Theravada(Thai),pembacaan dimulai Aradhana Devata(kalo di vihara gw) lalu dilanjutkan namakkara gatha lalu dilanjut dengan parrita lain,kalo tradisi Mahayana pembacaan dimulai Vandana yaitu penghormatan kpada sluruh Buddha dan Bodhisatta,,kalo tradisi Maitreya rumit bangetttttt pembukaannya harus berdiri..baca penghormatan...berlutut...lalu berdiri lagi,baca penghormatan...berlutut begitu seterusnya sampai 5 kali (penjelasan di atas tidak terlalu sesuai dengan aslinya krena sy mnjdi anggota mereka wktu sy TK dan skarang saya sdah SMA) mohon dimaklumi......

564
Jimat

Belakangan ini saya suka membuat pernyataan bahwa Buddhisme adalah agama tanpa unsur takhayul.  Buddhisme adalah agama yg selalu menekuk keyakinan untuk menyesuaikan dengan realitas, dan tidak pernah sebaliknya.  Jangan pernah mengalihkan fakta untuk dipas-paskan dengan keyakinan.

Akan tetapi,  ketika kita melihat agama seperti Buddhisme masuk ke dalam budaya masyarakat, orang-orang selalu cenderung menambahkan unsur takhayul ke dalamnya.  Misalnya saya melihat sebagian umat memakai liontin Buddha.  Tambah lagi, sebagian orang tidak hanya mengenakan satu, tapi dua, tiga, empat, lima, sepuluh, bahkan dua puluh liontin!  Mereka pikir liontin itu bisa membawa kemujuran.  Jika anda terlalu banyak membawa liontin Buddha di leher anda, itu tidak akan memberi anda kemujuran melainkan sakit leher!  Itu juga membuat anda kehilangan uang karena beberapa liontin Buddha ini harganya mahal sekali.  Takhayul ini makin ditambah-tambahi lagi di beberapa negara seperti Thailand, tempat saya tumbuh sebagai biksu.

Astaga, kadang saya melihat umat Buddha Thai  ini dengan ratusan liontin tergantung di leher mereka.  Buat apa? Saya juga membaca sebuat berita besar di koran, ini kisah nyata, beberapa liontin Buddha bisa anda beli dengan harga sangat mahal.  Ada seorang jenderal Thai dalam artikel ini yang memiliki sebuah liontin Buddha seharga setengah juta dolar amerika (kira-kira lima milyar rupiah)! Ini bukan main-main, harganya memang sampai segitu.
Jenderal ini membelinya karena katanya medali ini bisa menahan peluru.  Ini sangat penting, terutama bagi para prajurit.  Jadi, ketika ia berada di baraknya, di markas tentara di luar kota bangkok, ia menyombongkan mengenai liontin mahal yg baru dibelinya yang berkhasiat membuatnya anti peluru.

Ia berkata kepada ajudannya, "Jika kamu tidak percaya, ambil pistolku dan tembak aku!"  Si ajudan menganggap ucapan atasannya sebagai perintah.  Ia mengambil pistol atasannya dan menembaknya.  Apa yang terjadi, saudara-saudara???
Menakjubkan!!!

Jenderal itu mati tertembak.  Maka itulah beritanya masuk koran.  Jenderal itu mati karena ia memercayai benda "murahan" seperti ini.  Karena dia mati, dia juga tidak bisa meminta uangnya kembali.

Mengapa orang-orang masih melakukan hal seperti ini?  Mengapa kita masih memiliki takhayul yang merusak wajah sebuah agama?  Guru saya, Ajahn Chah, tidak pernah membagi-bagikan liontin.  Suatu ketika, ia melihat liontin-liontin mungil dengan foto dirinya.  Beliau menyelidiki siapa yang memproduksinya, pergi ke sana, dan menyitanya semua.  "Kamu tidak punya izin dari saya, saya tidak setuju dengan ini," tukasnya.

Suatu hari, seorang umat datang, "Ajahn Chah, saya mau minta liontin.  Saya ikut wajib militer.  Sangat bahaya sekali.  Meski kini tidak ada perang, tapi masih banyak bentrokan senjata.  Jadi mohon beri saya liontin Buddha untuk melindungi saya dari peluru."

Ajahn Chah menjawab, "Tidak. Tidak bisa." Kata orang itu,"Tolong... tolong... tolong..."
Jawab Ajahn, "Tidak. Tidak. Tidak."

Akhirnya umat ini kesal juga, "Ajah selalu mengajari kami mengenai rasa terima kasih.  Saya selama ini selalu memberi Ajahn makanan, mencukupi kebutuhan Ajahn.  Setidaknya, rasa terima kasih Ajahn kepada saya adalah memberikan liontin Buddha agar saya terlindung dari peluru!"

Dibujuk-bujuk seperti itu, akhirnya Ajahn Chah melunak juga, "Memang benar tahu terima kasih itu penting.  Kamu telah memberikan begitu banyak makanan untuk biksu ini.  Kamu telah memberi sumbangan kepada wihara.  Baiklah.  Saya bisa memberi kamu patung Buddha untuk kamu kalungkan, yang benar-benar akan melindungi kamu dari peluru."

"Hebat! Di mana itu?"
"Itu.  Patung Buddha besar di belakang sana.  Kalungkan saja di lehermu, saya jamin itu akan melindungimu dari peluru!" Itulah satu-satunya liontin Buddha yang saya jamin bisa melindungi anda dari peluru, cukup sembunyi di baliknya dan anda akan kebal peluru.

Inilah yang kami maksudkan dengan berupaya mengatasi takhayul masyarakat.  Ketika mereka tidak memahami kebenaran, mereka akan memiliki takhayul, maka mereka akan mendapat masalah.  Sama pula dengan membacakan paritta dari biksu,  Anda tidak perlu menjaga kesehatan anda - itu mengundang masalah besar.  Atau jika saya mendapatkan pembacaan paritta dari Ajahn Brahm, saya bisa melampaui batas kecepatan karena kamera pengawas tidak bekerja.

Mohon jangan berpikir seperti itu, sebab itu bukanlah esensi Dharma.  Suatu hari seseorang menanyai Buddha, "Apakah jika kita melafalkan paritta bagi orang lain, itu akan benar-benar berpengaruh kepada orang itu"  Buddha berkata, "Jika engkau hendak mengambil kendi berisi minyak ke telaga lalu memecahkannya di atas telaga itu, maka bagian tanah liat yang berat akan tenggelam ke dasar telaga dan minyaknnya akan mengambang di permukaan."  Lalu Buddha menjelaskan, "Seandainya seorang biksu pergi ke tepi telaga itu dan melakukan pembacaan paritta, apakah engaku pikir karena pelafalan itu maka tanah liat akan mengambang dan minyak akan tenggelam?  Tentu saja tidak."

Sama pula, makhluk-makhluk akan pergi sesuai dengan karma mereka ketika mereka meninggal.  Nyaris seluruh pelafalan di dunia ini tidak akan memengaruhinya.  Mungkin jika anda berada di tengah-tengah -- di antara karma baik dan karma buruk, pelafalan bisa memberikan sedikit dorongan, tapi ya cuma itu.


Sumber : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!
Yang anda katakan eh..bukan yang Ajahn Brahm katakan ada benarnya juga....agama buddha adalah agama realitas seperti yang dikemukakan einstein yang sangat mendukung agama buddha.Akibat tradisi Asia yang sangat mempercayai suatu barang yang membawa kekuatan magis,maka agama buddha pun mulai direpresentasikan dalam jimat2....bukan dalam Dhamma Sang buddha...tetapi jujur..saya juga seorang pecinta Thai amulet...karena dari segi seninya....dan saya cukup bangga ketika mengenakan Thai amulet karena saat saya bertemu orang2 yang juga hoby amulet..kadang mereka mengatakan "wah...ini asli nih..dimana belinya?',"wah....amulet ini sangat jarang didapat,bahkan saya yang hobi bertahun2 pun belum dapat yang seperti ini"jadi hanya kebanggaan saja...dari segi kekuatan......mungkin saya hanya percaya 20% saja,bahkan waktu saya memperlihatkan amulet buddha asli yang dibuat dalam rangka ulang tahun King Bhumibol kepada orang lain,mereka mengatakan ini ada kekuatannya,tetapi saya hanya ngangguk2 saja...salam  _/\_ _/\_

565
btw, menurut teman saya waktu kerusahan di poso masalah agama,, disana kota nya benar benar tenang...semua masyarakat seperti biasa saja...

tapi pas perang disitu keributan dimana mana, disitulah anda bs melihat film mandarin menjadi nyata...
orang pakai ilmu meringankan tubuh bisa terbang, di tembak peluru ga mati, anak panah di lepas bisa kembali dengan membawa leher orang, batu yg besar seukuran 1x1 meter bisa di tendang ke langit sekitar 30 meter oleh wanita.....hehehehe

amulet yg membawa anda tahan peluru itu sebenarnya ada...sy sendiri sudah pernah lihat...cuma jarang mau di ekspos.
betul anda benar...amulet tahan peluru itu ADA!! dan digunakan oleh tentara thailand jaman dulu....pada jaman dahulu tentara thailand selalu membawa amulet dan membawa baju zirah yang bertuliskan Yant (semacam huruf2 simbol yang memiliki kekuatan magis) dan salah seorang pernah mencoba ditembak oleh beberapa orang kawannya...alhasil.....hanya baju zirahnya yang kempot kempot kena peluru tapi ia selamat tanpa luka...itulah kekuatan amulet..kekuatan dari amulet adalah Paritta yang dibacakan oleh 1 atau lebih bhikkhu...semakin tinggi tingkat konsentrasi bhikkhu,amulet tersebut semakin kuat...maka kembali lagi,paritta adalah kekuatan bagi bukan hanya amulet tetapi kita semua.....saya sendiri seorang pecinta Thai Amulet dan saya tidak pernah membeli Amulet tetapi diberi oleh Bhikkhu......salam  ;D ;D ;D

566
di Thai banyak sekali kita menjumpai bhikkhu2 theravada menjual amulets yg dipercaya bisa memberikan rejeki, jodoh, keselamatan dan lainnya, di jual dengan harga $20 sampai ratusan dolar... yg sy garisbawahi adalah

1. Bhikkhu koq jualan/mencari duit dengan menjual amulets ? Apakah untuk kepentingan Vihara atau pribadi ?

2. Koq buddhist menggunakan benda2 seperti itu (amulets), bukankah itu bs menimbulkan pandangan negatif terhadap buddhism, bahwa buddhism sarat dengan hal2 mistik...

3. Buddhist terkenal dengan sistem sebab-akibat/kamma/karma, koq masih percaya keselamatan dan peruntungan diluar diri mereka, walau benda2 seperti itu "mungkin" bs menjadi kondisi mateng nya kamma...

4. Apakah ada ajaran seperti itu didalam transkrip buddhism ? Sy smpat berpikir, apakah buddhism di jaman kerajaan majapahit/jawa dulu runtuh karena bhikkhu2 nya lebih tertarik mendalami pencapaian kemampuan bathin dari pada dhamma tuk pembebasan tertinggi ? karena terlihat hal seperti ini masih terlihat di kultur suku jawa yg banyak dipengaruhi budaya hindu-buddha

bagaimana menurut anda ?
bro...yang anda katakan SALAH.....
1.bhikkhu TIDAK PERNAH MENJUAL AMULET...mereka hanya membuatnya dan kadang mereka bisa memberikan amulet kepada kita secara cuma cuma
    Amulet yang dijual itu hanya dijual pada counter vihara dan bukan berarti memancing agar umat berdana tetapi memotivasi umat untuk berdana      dan semakin berbuat baik
2.Anda SALAH!!! kebiasaan memakai amulet dimulai pada kerajaan Srivijaya......dan semakin berkembang akhirnya berkembang sampai ke Thai dan akhirnya kebiasaan memakai amulet pun mulai dilakukan...Dan satu lagi!!para bhikkhu atau Luang Pu mempunyai tujuan yang baik saat memberi amulet kepada umatnya...mereka mau agar umat termotivasi untuk semakin percaya diri dan akhirnya menjadi sukses,dll itulah kenapa para LP mengatakan bahwa amulet itu bagus untuk sukses dll agar umat termotivasi (berbeda dengan berbohong loh)
3.Pertanyaan ke 3 ini sudah dijawab pd pertanyaan ke dua..salam
 _/\_  ;D ;D ;D

567
Theravada / Re: sabbhe sankara anicca = ucapan duka cita ?
« on: 26 May 2011, 08:29:01 AM »
sayangnya sekarang pun banyak orang yang salah menilai.....seorang bhikkhu yang belum mencapa tingkat kesucian apapun dan telah meninggal dikatakan TELAH BERPARINIBBANA.........dan itu adalah HAL YANG SALAH.!!! Hanya seorang Buddha baik itu Sammasambuddha maupun Pacceka Buddha dan seorang Arahanta yang telah mencapai nibanna Dan Berparinibbana!!!!

Pages: 1 ... 31 32 33 34 35 36 37 [38]
anything