komentar dari brahmajala sutta meyebutkan 2 faktor pelanggaran sila ketiga :
sevanacittam : niat melakukan hubungan seks
maggena maggap-pati-padanam : kontak seksual melalui salah satu lubang
komentar dari khudakkapattha menyebutkan 4 faktor pelanggaran sila ketiga :
ajjha-caraniya-vatthu : dasar atau jalan untuk perbuatan salah, dalam hal ini 20 grup wanita yang tidak layak disentuh, pelacur tidak disebutkan (bagi pria)
tattha sevanacittam : niat
sevanap-payogo : usaha
sadiyanam : puas
vesiya (pelacur), dan bandhakã (pelacur jalanan) pada jaman dahulu di india lebih berorientasi mempertahankan hidup
ganika dan nagarasobhini (gundik, hostess, geisha) juga disebutkan, salah satunya adalah ambapali yang di kemudian hari menjadi bhikkhuni
dulu di india bayarannya sekitar 500 atau 1000 koin satu malam
secara definisi ada yang menyebutkan bahwa pelacur dan pelanggan tidak melanggar sila ketiga, karena jaman dahulu dianggap sebagai istri bayaran
tetapi ada juga yang menyebutkan tetap melanggar sila ketiga, walaupun tidak ada dasarnya dalam tipitaka maupun komentar. yang demikian biasanya melihat dari arti sila ketiga yang menyebutkan perbuatan seks yang tidak benar.
tetapi secara jmb8, apakah hal tersebut layak dilakukan? tentu saja bila hal tersebut didasarkan pada nafsu, baik penjual (nafsu duit, walaupun mungkin lebih kecil bagi yang terpaksa mempertahankan hidup) dan pembeli (nafsu seks), maka akibatnya tidak baik
tidak tertutup pula ada hal-hal lain, seperti hidup manusia yang sangat kompleks, ada pertemanan, percintaan, tekanan sosial, dan keadaan-keadaan lain, tetapi alangkah baiknya bila hal tersebut dihindari