This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.
31
DhammaCitta PEDULI / Re: Pembahasan tentang Penggalangan Dana DC Peduli
« on: 08 September 2014, 07:44:38 AM »
aku ga ngerti..apa itu PIC?
32
Studi Sutta/Sutra / Re: "Orang sesat" dalam MN 22 Alagaddupama Sutta
« on: 05 September 2014, 08:52:19 AM »tp di sutta ktnya gini...napa binggung..? justru cocok koq..
Ucapan Tathagata ketahui mewakili apa keadaannya, sesuai dengan realita, berhubungan dengan kebaikan, tetapi ucapan itu adalah tidak disenangi dan tidak disetujui oleh orang-orang lain, maka Tathagata tahu waktu yang tepat untuk menggunakan ucapan itu.
gmana nih... binun...
33
Diskusi Umum / Re: sila ke enam
« on: 03 September 2014, 08:11:29 PM »iye tp apa gunany dunk? knp kalo nyeker ga ditiru??apa gunanya??..ada di sini ..silakan baca..
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24471.msg453241.html#msg453241
34
Studi Sutta/Sutra / Re: "Orang sesat" dalam MN 22 Alagaddupama Sutta
« on: 03 September 2014, 07:15:01 PM »
kemungkinan besar tau..tp kurasa sistim Buddha ngomong bukan tujuannya menyenangkan semua org kok..
35
Studi Sutta/Sutra / Re: "Orang sesat" dalam MN 22 Alagaddupama Sutta
« on: 03 September 2014, 10:35:29 AM »
klo menurut kisah Magandiya, ucapan itu berguna untuk orang tuanya.. dan ucapan itu di tujukan kepada org tua Magandiya, yg meminta Buddha menerima Magandiya sebagai istrinya
klo masalah org lain yg dgr sakit hati, tidak senang, atau bahkan lawan bicaranya sakit hati n tidak senang..krn dirasa tidak menyenangkan sudah dijelaskan di MN 58
Magandiya. A brahmin of the Kuru country. He had a very beautiful daughter, called Magandiya. Many men of high station sought her hand, but the brahmin did not consider them worthy. The Buddha, one day, became aware that both Magandiya and his wife were ready for conversion, so he visited their village. Magandiya saw him, and, noting the auspicious marks on his body, told him of his daughter and begged him to wait till she could be brought. The Buddha said nothing, and Magandiya went home and returned with his wife and daughter arrayed in all splendours. On arriving, they found the Buddha had gone, but his footprint was visible, and Magandiyas wife, skilled in such matters, said that the owner of such a footprint was free from all passion. But Magandiya paid no attention, and, going a little way, saw the Buddha and offered him his daughter. The Buddha thereupon told them of his past life, his renunciation of the world, his conquest of Mara, and the unsuccessful attempts of Maras very beautiful daughters to tempt him. Compared with them, Magandiya was, he said, a corpse, filled with thirty two impurities, an impure vessel painted without; he would not touch her with his foot. At the end of the discourse, Magandiya and his wife became anagamins. DhA.iii.193ff.; SNA.ii.542f.; cp. Dvy.515ff., where the name is given as Makandika and he is called a parivrajaka. The daughters name is given as Anupama and the wifes Sakali.
It is said that they gave their daughter into the charge of her uncle, Culla Magandiya, retired from the world, and became arahants. DhA.i.202
According to the Anguttara Commentary (AA.i.235f), Magandiyas village was Kammasadamma, and the Buddha went there on his journey to Kosambi at the invitation of Ghosita, Kukkuta and Pavarika. He turned off the main road to visit Magandiya.
http://www.wisdomlib.org/definition/magandiya/index.html
klo masalah org lain yg dgr sakit hati, tidak senang, atau bahkan lawan bicaranya sakit hati n tidak senang..krn dirasa tidak menyenangkan sudah dijelaskan di MN 58
Magandiya. A brahmin of the Kuru country. He had a very beautiful daughter, called Magandiya. Many men of high station sought her hand, but the brahmin did not consider them worthy. The Buddha, one day, became aware that both Magandiya and his wife were ready for conversion, so he visited their village. Magandiya saw him, and, noting the auspicious marks on his body, told him of his daughter and begged him to wait till she could be brought. The Buddha said nothing, and Magandiya went home and returned with his wife and daughter arrayed in all splendours. On arriving, they found the Buddha had gone, but his footprint was visible, and Magandiyas wife, skilled in such matters, said that the owner of such a footprint was free from all passion. But Magandiya paid no attention, and, going a little way, saw the Buddha and offered him his daughter. The Buddha thereupon told them of his past life, his renunciation of the world, his conquest of Mara, and the unsuccessful attempts of Maras very beautiful daughters to tempt him. Compared with them, Magandiya was, he said, a corpse, filled with thirty two impurities, an impure vessel painted without; he would not touch her with his foot. At the end of the discourse, Magandiya and his wife became anagamins. DhA.iii.193ff.; SNA.ii.542f.; cp. Dvy.515ff., where the name is given as Makandika and he is called a parivrajaka. The daughters name is given as Anupama and the wifes Sakali.
It is said that they gave their daughter into the charge of her uncle, Culla Magandiya, retired from the world, and became arahants. DhA.i.202
According to the Anguttara Commentary (AA.i.235f), Magandiyas village was Kammasadamma, and the Buddha went there on his journey to Kosambi at the invitation of Ghosita, Kukkuta and Pavarika. He turned off the main road to visit Magandiya.
http://www.wisdomlib.org/definition/magandiya/index.html
36
Buddhisme untuk Pemula / Re: (ask) Asal mula manusia
« on: 02 September 2014, 11:11:18 PM »
hmm... hemat ku seh.. bagusnya di atur dulu..
jika setuju segala sesuatu harus ada "siapa" yg melakukannya.... maka tidak adamahluk pertama..krn dipastikan..maluk itu pun ada krn mahluk lain....
jika setuju, ada yg muncul/ada tanpa si pembuat... maka harus konsekuen juga..bisa saja ada hal2 lain yg juga bisa saja ada ..tanpa ada si pelaku.., bukan cuma mahluk pertama saja yg muncul tanpa sebab
tp hal ini biasanya ga berjalan baik.. krn org kebanyakan memaksakan segala sesuatu ada si pembuatnya..tp menolak klo si pembuat..ada si pembuatnya juga...
jika setuju segala sesuatu harus ada "siapa" yg melakukannya.... maka tidak adamahluk pertama..krn dipastikan..maluk itu pun ada krn mahluk lain....
jika setuju, ada yg muncul/ada tanpa si pembuat... maka harus konsekuen juga..bisa saja ada hal2 lain yg juga bisa saja ada ..tanpa ada si pelaku.., bukan cuma mahluk pertama saja yg muncul tanpa sebab
tp hal ini biasanya ga berjalan baik.. krn org kebanyakan memaksakan segala sesuatu ada si pembuatnya..tp menolak klo si pembuat..ada si pembuatnya juga...
37
Buddhisme untuk Pemula / Re: (ask) Asal mula manusia
« on: 02 September 2014, 11:01:27 PM »
masalahnya kamu salah jawab...
di Buddhist tidak di kenal manusia pertama....
tp jika di batasin ..ingat di batasin hanya untuk bumi ini..bisa di jawab..bagaimana manusia ada...tp jika pertanyaan tidak terbatas...(tanpa batas)..bagaimana mahluk pertama ada..maka ..pertanyaan ini tidak akan terjawab..krn biasanya di ikuti siapa yg membuatnya ..siapa ini juga mahluk...tentu yg buat si "siapa" ini ada lagi...
dan bisanya untuk manusia ada di bumi ini..biasanya merujuk pada
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agga%C3%B1%C3%B1a_Sutta
di Buddhist tidak di kenal manusia pertama....
tp jika di batasin ..ingat di batasin hanya untuk bumi ini..bisa di jawab..bagaimana manusia ada...tp jika pertanyaan tidak terbatas...(tanpa batas)..bagaimana mahluk pertama ada..maka ..pertanyaan ini tidak akan terjawab..krn biasanya di ikuti siapa yg membuatnya ..siapa ini juga mahluk...tentu yg buat si "siapa" ini ada lagi...
dan bisanya untuk manusia ada di bumi ini..biasanya merujuk pada
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_27:_Agga%C3%B1%C3%B1a_Sutta
38
Studi Sutta/Sutra / Re: "Orang sesat" dalam MN 22 Alagaddupama Sutta
« on: 02 September 2014, 09:09:44 PM »AN 5.198
Vaca Sutta: Ucapan
“Para bhikkhu, dengan memiliki lima faktor, suatu
ucapan diucapkan dengan baik, bukan diucapkan
dengan buruk; ucapan itu tidak tercela dan di luar
celaan oleh para bijaksana. apakah lima ini?
[244] Ucapan itu diucapkan pada waktu yang
tepat; apa yang dikatakan adalah benar; ucapan
itu diucapkan dengan lembut; apa yang dikatakan
adalah bermanfaat; ucapan itu diucapkan dengan
pikiran cinta kasih. Dengan memiliki kelima faktor
ini, suatu ucapan diucapkan dengan baik, bukan
diucapkan dengan buruk; ucapan itu tidak tercela
dan di luar celaan oleh para bijaksana.”
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23950.msg438322.html#msg438322
Pertanyaannya: apakah teguran "orang sesat" itu memenuhi kelima syarat ucapan yg baik di atas?
1.Ucapan itu diucapkan pada waktu yang tepat;
2.apa yang dikatakan adalah benar;
3. ucapan itu diucapkan dengan lembut;
4.apa yang dikatakan
adalah bermanfaat;
5.ucapan itu diucapkan dengan
pikiran cinta kasih.
ok ..5...
skrg.. apa hubnya dgn "orang sesat"?? kecuali klo sambil emosi tinggi..nada kasar..klo masih ngomong "orang sesat" secara lembut kan masih ok..
39
Theravada / Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« on: 01 September 2014, 05:16:25 PM »
sebelum mulai mahayana..theravada... ada baiknya baca dulu ini..jaman sebelum..mahayana.. ada sekitar 18 aliran (disana juga ada reverensi dari sutta maupun vinaya...
http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,82.0.html
http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,82.0.html
40
Humor / Re: bantu kakek wija.
« on: 31 August 2014, 12:57:44 PM »
dalam konteks..jika suatu agama..diharuskan memiliki tuhan..maka aku setuju Buddhist memang bukan agama, tp untuk mensosialisasi ini agak sulit.. krn banyak aliran Buddhist bbrp memiliki tuhan, walau tidak di dukung oleh sutta/sutra awal.
41
DhammaCitta Press / Re: Laporan Project 7 - KUMPULAN KHOTBAH SANG BUDDHA
« on: 27 July 2014, 09:24:50 PM »
16 buku kksb ke giri manggala
42
DhammaCitta Press / Re: Laporan Project 8 - "Khotbah Menengah Sang Buddha" / Majjhima Nikaya
« on: 27 July 2014, 09:23:13 PM »
10 set MN to giri manggala
43
Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain / Re: budha, dewa wisnu, krishna
« on: 08 July 2014, 09:08:52 PM »
itu menurut ajaran hindu..dan tampaknya Buddha -nya pun lain ...hanya titlenya kebetulan sama dgn Buddha di ajaran Buddha...tp tingkah lakunya dll beda..., jd titelnya doank yg sama
44
Buddhisme Awal / Re: Aneka Mitos Pengukuhan Sekte-sekte Buddhisme
« on: 29 June 2014, 09:26:23 PM »http://www.sacred-texts.com/bud/lob/lob54.htm
Bonus: Kisah antagonis Devadatta tidak ada dalam Mahasangika dan turunannya, hanya ada pada kubu Sthaviravada. Mungkin ada yang bisa kasih info tambahan?
kemungkinan besar sumbernya dari lokotaravada..turunan mahasangika...
btw mengenai "turunan" ini kadang turunannya bisa beda jauh dgn induknya..semisal theravada di thai..salah 1 turunannya dhammakaya...
45