Diorama 40
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00048.jpgDelapan Berkah kejayaan Sang Buddha
Delapan Peristiwa penting besar melambangkan kemenangan Dhamma yang diselesaikan Sang Buddha dengan cinta kasih tanpa kekerasan, antara lain :
1.Penaklukan Mara dengan segala kekuatan, kelicikan dan pasukannya.
2.Membiarkan fitnah dari Cincamanavika yang mengaku dihamili oleh Sang Buddha. Yang akhirnya terbongkar ketika Dewa Saka menyamar sebagai tikus dan menarik selendang pengikat kayu di perut Cinca.
3.Menaklukan Alavaka Sang Yaksa pemberang dengan cinta kasih.
4.Mengalahkan Angullimala yang mencari 1000 jari tangan manusia untuk mencapai pencerahan. Sang Buddha menghalangi Angullimala membunuh ibunya untuk mendapatkan jari tangan ke 1000. Dengan kesaktiannya, kebijaksanaan, dan cinta kasih akhirnya Angullimala tersadar dari kesalahannya dan menjadi salah satu murid utama Sang Buddha.
5.Dengan petunjuk dari Sang Buddha, Bhikkhu Monggalana mengalahkan Nandopananda Sang Raja naga yang sombong akan kesaktiannya.
6.Dengan kemampuannya Sang Buddha mengalahkan kesombongan Brahma Baka yang mengaku dirinya pencipta alam semesta ini. Mengenai penciptaan ini Sang Buddha mengatakan sebagai berikut “seorang pembuat roti adalah bukan pencipta roti. Pada kenyataannya dia tidak menciptakan bahan bahan pembuat roti”.
7.Dengan pengetahuannya Sang Buddha mengalahkan Saccaka Sang pendebat kelana yang berdebat tentang adanya jiwa (atman) yang kekal dalam diri manusia. Sang Buddha mengatakan tidak adanya jiwa yang kekal (Anatta)
8.Dengan cinta kasih menjinakkan Nalagiri Sang gajah mabuk. Gajah ini sebelumnya di beri minum minuman keras oleh Devatta yang merasa iri dengan Buddha Gotama dengan tujuan mencelakai Beliau.
Diorama 41
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00049.jpgPandangan tentang Berkah Utama
Pada waktu itu banyak para dewa dan manusia yang berdebat tentang arti sesungguhnya dari berkah, ada yang menganggap berkah adalah sesuatu yang terlihat indah , ada yang menganggap berkah adalah sesuatu yang indah didengar, mendengar hal ini Dewa Sakka menanyakan hal ini pada Sang Buddha. Untuk menjawab hal ini Sang Buddha membabarkan suta tentang Berkah Utama. Sebagian syairnya berbunyi berikut :
“Tak bergaul dengan orang yang tak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana
Menghormati mereka yang patut di hormati
Itulah berkah utama
Hidup di tempat yang sesuai
Berkat jasa jasa dalam hidup yang lampau
Menuntun diri kearah yang benar
Itulah Berkah utama.”
Diorama 42
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00050.jpgKalama Sutta
Pada suatu ketika Sang Buddha berdiam di kota Kessaputa, yang merupakan tempat tinggal kaum Kalama. Orang orang ini mendatangi Sang Buddha dan menanyakan tentang adanya beberapa Brahmana dan pertapa yang mengajarkan ajarannya masing masing dan menyalahkan ajaran yang lainnya.
Kemudian Sang Buddha menjawab, “adalah suatu hal yang wajar untuk menjadi ragu pada hal hal yang meragukan. Marilah kaum Kalama jangan percaya pada apapun hanya berdasarkan: Wahyu atau pemaparan, tradisi turun menurun, kabar angin, hal itu sesuai dengan kitab suci, logika, sekilas tampak benar, alasan yang masuk akal, dukungan teori teori, tampaknya demikianlah yang akan terjadi, pikiran bahwa orang ini adalah petapa yang Sangat di hormati.
Kaum Kalam, bila kamu sendiri tahu bahwa sesuatu itu buruk, tidak pantas untuk di lakukan, tercela, dan di kecam oleh para bijaksana, bila hal hal ini dilakukan dan diupayakan akan menuntun menuju kemunduran batin serta penderitaan, maka tinggalkanlah hal ini”.
Diorama 43
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00051.jpgPelimpahan jasa kepada orang yang telah meninggal
Pada malam sebelum Raja Bimbisara Menjamu Sang Buddha dan berdana makanan, Beliau bermimpi didatangi makluk makluk kelaparan yang meminta tolong. Ternyata menurut Sang Buddha, mereka adalah sanak keluarga Beliau yang telah meninggal dan lahir menjadi makluk kelaparan. Kemudian Sang Buddha mengajarkan Raja Bimbisara untuk mempersembahkan dana makanan kepada Buddha dan para arahat serta melimpahkan perbuatan baik tersebut atas nama mereka. Disini di ajarkan bahwa jasa jasa perbuatan baik kita bisa di limpahkan untuk menolong sanak keluarga yang telah meninggal dunia dengan cara berbuat baik bagi mereka yang telah meninggal.
Diorama 44
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00052.jpgMaha Parinibbana
Setelah membabarkan Dhamma selama 45 tahun dan mencapai umur 80 tahun Beliau meninggalkan Rajagaha. Karena usia tua dan penyakit, Beliau berhenti di Pava, menginap di hutan mangga milik Ambapali. Oleh Cunda Beliau diundang makan dan disajikan sukaramaddava, namun setelah menyantapnya Beliau terserang penyakit luar biasa, tetapi Beliau tetap bertahan dengan kesadaran penuh, mawas sempurna tanpa keluhan. Kepada Cunda yang merasa bersalah dan menyesal Sang Buddha berkata “ini adalah suatu jasa Cunda, ini adalah hasil perbuatan baikmu bahwa seorang Buddha memasuki Nibbana akhirnya setelah menyantap makanan darimu” dengan cara ini hendaknya penyesalan Cunda dihapuskan. Sang Buddha parinibanna dibawah 2 pohon sala di Kusinara. Sebelum Parinibanna Sang Buddha memberikan kata kata terakir “Sekarang, para Bhikkhu, saya katakan pada engkau sekalian. Semua yang bersyarat tidaklah kekal berusahalah dengan sungguh sungguh mencapai pembebasan dan memasuki kehidupan suci”.
Diorama 45
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00053.jpgRelik Buddha
Sisa jasad Buddha Gautama yang dibakar menyisakan kristal yang disebut relik dan dibagi kedelapan keRajaan besar pendukung Buddha Dhamma. Relic ini di percayai merupakan kristalisasi dari hasil latihan dan pengamalan kehidupan suci Buddha Gotama pada masa hidupnya. Hingga kini banyak negara yang memegang teguh tradisi Buddha masih menyimpan beberapa relic tersebut. Bahkan beberapa Bhikkhu pada masa sekarang juga menyisakan relic tubuh pada saat jasad tubuhnya dikremasi.
Diorama 46
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00054.jpgKonsilli Buddhist pertama
Pertemuan yang dihadiri 500 orang Arahat termasuk Bhikkhu Ananda sebagai sekretaris pribadi Sang Buddha dan memiliki keistimewaan dalam mengingat ajaran ajaran Sang Buddha. Pada masa Bhikkhu Ananda mengikuti Buddha Gotama, Beliau selalu mengulangi semua ajarannya kepada Bhikkhu Ananda. Pertemuan ini bertujuan untuk mengingat kembali semua ajaran Buddha Gotama. Dari konsiliasi ini kemudian ada beberapa Konsiliasi berikutnya yang menjadi sejarah awal penulisan ajaran Buddha Dhamma dan sekaligus sebagai sejarah munculnya Tipitaka.
Diorama 47
http://i38.photobucket.com/albums/e124/potobuket/DSC00055.jpgmeninggalkan ruangan pertama ….