//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - lucky

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 16
91

menurut kami itu buku tergolong "murah" untuk bekal masuk alam surga
dibandingkan tiap minggu harus melakukan perpuluhan yang kagak tau juntrungannya.

harga segitu sudah merupakan garansi masuk khayangan bersama bidadari ataupun menembus alam brahma   


Pak, Anda sudah buktikan masuk alam Brahma atau alam yang  dewi dewinya bidadari2 ? Hati hati dengan delusi pikiran gara gara teori agama yang sesungguhnya hanya dibuat untuk mengimbangi kepercayaan pada masa itu.

Kemudian, saya nanya, kata "Amati saja", siapa yang mengamati disini ? bukankah itu kemelekatan pada atta ?

92
Meditasi / Re: Keuntungan Dari Pengembangan Konsentrasi
« on: 17 September 2011, 11:48:15 AM »

 Seperti sang Thera yang mengatasi hujan bara-api dengan menciptakan tanah di udara, ketika hujan bara-api dibuat oleh Marā pada persembahan Giribhandavahana2.


cerita apaan ini ? menodai saja.

93
Bicara mengenai FPB, sesungguhnya, ini fenomena gunung es
banyak Buddhis yang sebenarnya ingin wadah semacam FPB, dimana kita bisa bebas berekspresi menentang pandangan sesat.

94

iya kami pemuja gadis bernama Tata  :)) :)) :)) =)) =)) =))  :hammer:

tertawa aja, tapi waspada pada diri anda yang sebenarnya masih ada sisa sisa pengaruh penganut sesat akan atta, pribadi.

95
Theravada / Re: Besok hari Uposatha
« on: 17 September 2011, 10:19:46 AM »
Saya heran kenapa sih sampai sekarang masih banyak bhante yang selipkan tahyul tahyul dalam memberi ajaran. Kalau memang meditasi tinggi, kenapa nggak tahu bahwa Dewa Dewi itu non sens. Dan kenapa juga masih tergantung sama bulan bisa bikin pengaruh gini gitu terhadap manusia. Kalau pada laut sih iya ada penelitian. Sekarang mana ada yang meneliti Bulan bikin manusia beghini begirtu ? apa hayo dasar medis dan ilmiahnya

96
Theravada / Re: Besok hari Uposatha
« on: 17 September 2011, 10:18:04 AM »
Yah begitulah, semua hari sama lah

Maaf aja, mengenai pas bulan purnama kebajikan bisa tambah begini begono, atau pas bulan purnama hormon kita begini begono, gw nggak percaya itu nonsens !

97
Kepuasan batiniah apa ?
Apakah anda penganut pandangan atta ?

98
1. Sang Buddha memang ada mengajarkan beberapa paritta kepada para siswanya. misalnya Karaniya Metta Sutta yg diajarkan kepada sekelompok bhikkhu untuk mengatasi gangguan makhluk2 dalam latihan meditasi mereka di hutan. selain itu, juga atanatiya paritta yg merupakan bagian dari atanatiya sutta (DN), juga untuk mengatasi gangguan makhluk yakkha, aslinya parita ini digubah oleh 4 raja dewa yg disampaikan kepada Sang Buddha dan Sang Buddha kemudian mengajarkan kepada para bhikkhu sbg perlindungan bagi mereka. Paritta Ratana Sutta diajarkan kepada Ananda untuk menghalau bencana yg sedang menyerang Vesali.
 
2. Sejak jaman Sang Buddha, adalah suatu kebiasaan para umat memberikan penghormatan dengan cara bersujud.

3. Paritta Buddhanussati banyak tersebar dalam sutta2. contohnya dalam Digha Nikaya, Sang Buddha sering menyebutkan kualitas2 Buddha seperti yg disebutkan dalam Buddhanussati, biasanya lengkap dengan kualitas2 Dhamma dan Sangha seperti pada Dhammanussati dan Sanghanussati.

4. sumbernya dari sutta2, merupakan bagian dari sutta, yg kemudian oleh penggubah paritta dikutip hanya bagian kualitas2 itu saja.

1. Non sens
Dewa itu tidak ada
atanatiya paritta hanya dikatakan dari 4 Dewa Lokapala penjaga Dunia hanya demi mententeramkan batin murid yang saat itu masih kental dengan konsep Dewa Dewa alam semesta. Yakkha yang merupakan gangguan delusi batinnya hanya bisa dilawan dengan kisah bahwa paritta itu dari Dewa yang menguasai yakkha. Namanya juga menghadapi masa itu.

2. Cara hormat muncul dari rasa segan.
3. Buddhanussati, Dhammanussati dan Sanghanussati. Waspada dengan kalimat kalimat tambahan yang dilebih lebih kan hanya untuk menyeimbangkan diri dengan kepercayaan yang telah berakar kuat di jaman itu. Banyak ciri ciri Buddha yang tidak masuk akal. Gak bisa dilogika. Jangan terjebak pada pandangan iman imanan kayak tetangga.

4. Kadang cara mengutipnya kurang bijak sehingga dari jaman kejaman bagian tahyul nya tetep diikutkan , akhirnya semua keracunan tahyul

99
Theravada / Re: apakah Deva Mara itu ada?
« on: 17 September 2011, 10:04:27 AM »
Bahkan sosok Deva itu juga imajinatif !
Itu cuma teori untuk mengimbangi kepercayaan masyarakat India jaman itu.

Dewa Dewi itu tidak ada !
non sens

100
Pandangan benar timbul dari pemahaman dan pengertian di dalam masing-masing individu, atau dari dipaksakan oleh orang lain?

Siapa yang bisa memaksakan sebuah pandangan ? Pada hakekatnya semua memakai pandangan sendiri !

Tapi kita bisa mempengaruhinya dengan cara yang tepat !

101
Tibetan / Re: Manifestasi2 Boddhisatva
« on: 17 September 2011, 09:59:58 AM »
Belum lagi dongeng Avalokitesvara beremanasi jadi Dalai Lama.

Bukankah Avalokitesvara juga dikenal dalam siddhi duniawi dan berbagai pahala tak terhingga bahkan tingkatan udah Buddha, nah, loh Dalai Lamanya kok banyak musuh di kehidupan sekarang.

Dan lagi, kalau dia nggak bisa full sansekerta, berarti sia sia dong umat Buddha yang memanjatkan mantra sansekerta , abis emanasi Avalokitesvara nya aja kagak ngerti sansekerta, ngerti cuma dikit dikit. Sedangkan para pemujanya jaman dulu pada japa pake sansekerta dan sampe sekranag walau uda jadi mantra Tibet, tapi akarnya tetep sansekerta, kaga diilangin soalnya percaya bahasa satu ini istimewa. Nah kalo istimewa kenapa seabrek emanasi makhluk sucinya kok mayoritas cuma bisa bahasa Tibet, inggris atau mandarin. Seringkali juga kudu di translate dalam memberi ceramah duh duh aduh

102
Tibetan / Re: Manifestasi2 Boddhisatva
« on: 17 September 2011, 09:55:43 AM »
Ah.... berbelit amat

Bukankah metta karuna mudita dan upekkha semua diajarkan oleh Buddha Gotama ?

Yah Buddha Gotama udah mewakili itu semua, emang mau diputer puter gimana lagi ?

103
Tibetan / Re: Bhagavan Buddha Vajrasattva
« on: 17 September 2011, 09:53:26 AM »
Indah sekali, tapi sadarkah anda bahwa penuturan anda juga bernada menyombong.
Lagi lagi mau mengangkat diri sendiri.
Angkat aja sendiri, kamu berat sih orangnya hahahaha
kepala berat , badan juga berat.

Kebuddhaan dalam kehidupan sekarang ?
Hmm bolehlah orang punya mimpi. Tapi , coba deh lihat kamu sendiri dan sekitar, apa sih yang kalian definisikan Kebuddhaan ?

Kalau ramah tamah dan lain sebagainya , hal itu bisa dipelajari secara profesional jaman sekarang ! Apakah semua yang ramah tamah dan hanya ahli bermain kata dengan kitab kitab dinamakan Buddha dalam kehidupan sekarang ?

Aduh...

104
Saya rasa teman teman yang disini punya pemikiran maju, dan pejuang sejati.

Jangan segan segan melibas jika ada seorang Bhante yang bertindak keliru, memang di Tipitakka mungkin ada tulisan untuk tidak boleh bagi umat awam menggunjingkan bhante dan mengadili bhante. Tapi kita coba pikir , Dhamma segini lamanya, sudah pasti kena teori konspirasi dimana aturan aturan yang melanggengkan kekuasaan dibuat. Jadi sudah saat nya kita juga berani dalam mengkritik para bhante palsu.

Saya salut sama senior senior saya disini.
Teruskan perjuangan !

105
kita semua member di sini juga sedang latihan... minimal melakukan salah satu faktor dari 7 faktor pencerahan (bojhanga)

Bojhanga :

1. Perhatian / Kewaspadaan :
Kita harus senantiasa waspada terhadap pandangan pandangan menyimpang yang menyebabkan kita mengikuti atau menganut ajaran yang sesat. Menganut ajaran sesat yang tak murni itu adalah akibat dari pandangan sesat, pandangan keliru. Jadi dari tindakan dia "menganut" "meyakini" ajaran tsb kita jelas tahu pasti faktor pencetusnya adalah "pandangan salah" yang diakibatkan oleh "Tidak waspada, tidak perhatian" dalam menafsirkan ajaran.

2. penyelidikan terhadap dhamma/realita/fenomena
Ini dia point selanjutnya yang sangat penting !
Kita harus tahu realitas. Misalnya, kisah bayi berjalan tumbuh teratai, ini tidak masuk logika dan realitas.
Kisah Buddha menunjukkan api dan air dari tubuhnya, ini juga. Kisah Buddha yang digambarkan terlalu lemah lembut dan halus sekali. Kisah Buddha berjumpa dengan dewa dewi. dan lain sebagainya
Ini semua tidak masuk diakal. Tapi kita tentu paham bahwa itu karena Buddhisme berkembang di India pada masa itu jadi harus ada kisah kisah yang bisa dipahami masyarakat seperti kisah kewibawaan yang dilebih lebihkan, kisah kesaktian, kisah dewa dewi (yang sebenarnya makhluk anatah berantah)
 
3. ketekunan
Saya rasa kita semua sudah tahu maksud dari ketekunan. Dan ketekunan yang terutama adalah bergerak "MOVE" untuk menegakkan Dhamma, bukannya duduk di gua gua menyendiri dsb, diantaranya adalah melibas pandangan salah dengan keras. Kenapa ? Karena tindakan yang didasari oleh pandangan benar akan Dhamma yang asli ini akan menghasilkan pahala dan pahala akan memberikan kedamaian yang menghasilkan samadhi dan panna.

4. kegiuran batin
Siapa yang setelah berhasil dengan keras memukul telak pandangan salah dan setelah itu tidak timbul Pitti ? Sudah pasti dengan memukul keras pandangan salah akan menghasilkan kegiuran batin tersendiri !

5.kondisi rileks/santai/tidak tegang; kondisi batin & jasmani yang rileks
Setelah kita merasakan kemenangan atas orang orang berpandangan dungu, maka kita akan memperoleh kegiuran dan ini menghasilkan rileks bagi kita.

6. konsentrasi
Jelas setelah rileks kita akan mudah memasuki samadhi

7. keseimbangan batin
Dengan demikian kita akan mencapai keseimbangan batin dimana kita tak lagi tergoyahkan untuk menegakkan perjuangan akan Dhamma dan menaklukkan kesesatan. Saat kita berjumpa dengan pandangan pandangan salah, otomatis kesadaran kita akan langsung bereaksi untuk menghantamnya dengan keras, ini merupakan wujud keseimbangan dimana kita mampu terus memunculkan kondisi kebajikan ini.

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 16