//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: menggali kembali mayat anaknya..  (Read 3789 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
menggali kembali mayat anaknya..
« on: 03 April 2012, 07:00:26 PM »
maaf kalau salah forum.. dikampung saya terjadi hal yg menghebohkan.. anaknya yang sudah meninggal dunia,yang sudah dikubur,digali kembali dan dibawa pulang kerumah,kata nya anak itu masih hidup.. kenyataan nya sudah meninggal.. padangan teman2 buddhis bagaimana ini.. neneknya umat buddhis...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #1 on: 03 April 2012, 07:07:57 PM »
secara buddhis itu namanya salah sangka

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #2 on: 03 April 2012, 07:33:08 PM »
y..kasihan sekali..mereka sudah dianggap keterlaluan...

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #3 on: 03 April 2012, 07:43:23 PM »
tidak mau melihat kenyataan
pandangan keliru
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #4 on: 03 April 2012, 07:58:02 PM »
maaf kalau salah forum.. dikampung saya terjadi hal yg menghebohkan.. anaknya yang sudah meninggal dunia,yang sudah dikubur,digali kembali dan dibawa pulang kerumah,kata nya anak itu masih hidup.. kenyataan nya sudah meninggal.. padangan teman2 buddhis bagaimana ini.. neneknya umat buddhis...

bila ada keraguan, digali lagi itu BAGUS, dari pada MENYESAL kemudian...

nah apakah defenisi mati ?
berapa jam atau hari mayat sebaiknya dibiarkan di temp ruangan sebelum dikubur ?
berapa banyakah manusia yg di vonis mati kemudian hidup kembali ?

 _/\_ :x


menurut gw, sebaiknya peti diberi SENSOR/MOTION detector...
dan bila ada yg hidup, emergency light akan nyala dan ada tombol yg jelas utk keluar...
begitu juga disediakan oksigen/temp yg memadai...

ahhh dari pada repot2,... janganlah tergesa-gesa dikubur dulu... 3x24 jam
« Last Edit: 03 April 2012, 08:00:06 PM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #5 on: 03 April 2012, 08:18:01 PM »
kurang jelas meninggalnya berapa lama itu dalita..kemaren dikubur sekitar jam 2 siang..tadi pagi digali kembali..

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #6 on: 03 April 2012, 08:34:19 PM »
kurang jelas meninggal udah berapa lama itu balita.. yg jelas sudah dikubur hampir 15jam.. biasanya mayat balita tidak disimpan berhari2 ..

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #7 on: 03 April 2012, 08:37:42 PM »
Quote
How long could someone buried in a coffin remain alive until the oxygen ran out?
EditHistoryDelete
Most estimates range from 60-90 minutes without an air source, longer if there is a source of airflow. Paul survived about 90 minutes in the coffin. He also panicked, breathed heavily, coughed, puked, talked on the phone, and burned a cigarette lighter, which would use up significantly more oxygen than just controlled breathing, so we're to assume that he still had a little air left even at the end, possibly from the snake hole. Other considerations to take into account include: (1) Paul was buried in sand, which is more porous than dirt, (2) the depth at which Paul was buried (Brennan estimates 2-3 feet or he wouldn't be able to hear the call to prayer or get cell reception), and (3) the size of the box was much larger than a normal coffin. However, the problem of survival is compounded by the fact that, while the victim is breathing in oxygen, s/he is also breathing out carbon dioxide. Poisoning due to excess CO2 in the environment can result in loss of consciousness and convulsions before the oxygen ever runs out. The TV show 'MythBusters: Hammer Bridge Drop/Buried Alive/Cola (#1.8) tested the myth to see if someone could survive being buried alive for two hours but discovered that a bigger problem was that the coffin began to bend under the weight of the earth used to cover it, and the experiment had to be aborted.

1. apa yg dpt kita lakukan, bila ternyata kita bangun dalam peti mati yg telah ditimbun dalam tanah ?
2. adakah cara mudah menanggulangin masalah manusia yg masih hidup tapi terkubur?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline khiong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 478
  • Reputasi: 29
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #8 on: 04 April 2012, 01:15:42 PM »
rupanya karena mimpi anaknya akan hidup lagi dalam 7 hari.. itu alasan nya untuk gali kembali... ampun ...

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #9 on: 04 April 2012, 01:48:27 PM »
rupanya karena mimpi anaknya akan hidup lagi dalam 7 hari.. itu alasan nya untuk gali kembali... ampun ...

Busyet dah, cuman karena mimpi...

Offline Verisky

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: menggali kembali mayat anaknya..
« Reply #10 on: 09 June 2012, 10:29:28 PM »
Kisagotami adalah putri seorang  kaya dari Savatthi, ia dikenal sebagai Kisagotami karena ia memiliki tubuh yang langsing. Kisagotami menikah dengan seorang pemuda kaya dan memiliki seorang anak laki-laki. Suatu hari anak laki tersebut baru saja belajar berjalan dihalaman rumahnya, tiba-tiba terdengar suara jeritan anak kecil, Kisagotami berlari mendekati anaknya dan disekitar tubuh anaknya itu terdapat seekor ular hitam kecil yang telah mengigit urat nadi anaknya tersebut, dan anak laki-laki itu meninggal dunia seketika itu juga. Kisagotami merasa sangat sedih, dengan membawa mayat anaknya ia pergi untuk mencari obat yang dapat menghidupkan anaknya kembali dari setiap orang yang ditemuinya. Orang-orang mulai berpikir bahwa dia telah menjadi gila. Tetapi seorang bijaksana, yang melihat kondisinya, berpikir bahwa ia harus memberikan pertolongan dan berkata kepadanya, “Sang Buddha adalah seorang yang harus kamu datangi. Ia memiliki obat yang kamu butuhkan, pergilah kepadanya!” Kemudian Kisagotami pergi menemui Sang Buddha dan bertanya, obat apakah yang dapat menghidupkan kembali anaknya.

Sang Buddha berkata kepadanya untuk mencari segengam biji lada dari rumah keluarga yang belum pernah terdapat kematian. Lalu berangkatlah Kisagotami dengan hati yang gembira dengan membawa anaknya yang telah meninggal itu didadanya. Kisagotami pergi dari rumah ke rumah, untuk meminta segenggam biji lada. Setiap orang yang ditemuinya dengan suka rela memberikan kepadanya segengam biji lada tetapi ketika Kisagotami menanyakan apakah mereka pernah mengalami kematian pada sanak keluarganya, mereka semua mengatakan pernah ada kematian pada sanak keluarga mereka. Ada yang mengatakan bahwa anaknya baru seminggu meninggal dunia, ayahnya atau suaminya baru meninggal sebulan yang lalu.

Jawaban itu sungguh sangat mengecewakan hati Kisagotami, kemudian dia pulang kembali menuju vihara dimana Sang Buddha berada. Lalu tiba-tiba Kisagotami menyadari bahwa tidak hanya keluarganya saja yang telah menghadapi kematian, terdapat lebih banyak orang yang meninggal dunia dari pada yang hidup. Tak lama setelah mendari hal ini, sikap terhadap anaknya yang telah meninggal dunia itu berubah. Ia tidak lagi melekat kepada anak yang sangat dicintainya itu.

Kisagotami lalu meninggalkan mayat anaknya di hutan dan kembali kepada Sang Buddha serta memberitahukan bahwa ita tidak dapat meneukan tumah keluarga di mana kematian belum pernah terjadi. Kemudian Sang Buddha berkata, “Gotami, kamu berpikir bahwa hanya kamu yang kehilangan seorang anak, sekarang kamu menyadari bahwa kematian terjadi pada semua mahluk. Sebelum keinginan mereka terpuaskan, kematian telah menjemputnya” mendengar hal ini, Kisagotami benar-benar menyadari ketidak kekalan, ketidak puasan dan tanpa inti dari kelompok kehidupan (khanda) dan saat itu juga dia mencapai tingkat kesucian sotapatti.

http://mitta.tripod.com/kisago.htm