//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!  (Read 169217 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #30 on: 12 May 2008, 04:14:48 PM »
Maksudnya kwan im muncul dalam wujud lain -> menyelamatkan -> lalu hilang/pergi demikian bro ?

Atau ada seseorang yang menyelamatkan itu dianggap sebagai perwujudan kwan im ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #31 on: 12 May 2008, 04:35:56 PM »
Maksudnya kwan im muncul dalam wujud lain -> menyelamatkan -> lalu hilang/pergi demikian bro ?

Atau ada seseorang yang menyelamatkan itu dianggap sebagai perwujudan kwan im ?

Dua-duanya dapat dibenarkan.
Mari kita petik pesan moral dari isi Samanthamukha varga. Perwujudan dalam segala wujud dari kwan im menetralkan sikap diskriminatif antar golongan bahkan hingga ke semua jenis makhluk. Dengan demikian, kita diajarkan utk memandang segala sesuatu secara egaliter yang membawa pada keseimbangan batin.


Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #32 on: 12 May 2008, 10:13:59 PM »
jadi kalau boleh saya simpulkan, kwan im adalah sebutan untuk mahluk yang menyelamatkan. bukan mengacu pada sebuah sosok/personal, tetapi sebuah label/gelar yang diberikan kepada mahluk/orang yg menyelamatkan. Tambah bingung nih ???
There is no place like 127.0.0.1

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #33 on: 12 May 2008, 10:27:24 PM »
Ada bukti bahwa Avalokitesvara dikenal oleh umat Theravada di Sri Lanka pada abad ke-9 atau ke-10, sebagai adaptasi simbolis Buddhis, yaitu perwujudan aspek Karuna (Welas Asih) dari Sang Buddha. Berikut petikan dari buku yang ditulis oleh Y. A. Piyasilo Mahathera yang diterbitkan oleh Yayasan Penerbit Karaniya.

Hmm.. perasaan sudah pernah dibahas. :-? Tapi mungkin ada baiknya disampaikan lagi.
Theravada tidak mengenal dan mengajarkan Avalokitesvara. Sedangkan buku yang ditulis oleh Y. A. Piyasilo Mahathera adalah membahas mengenai dikenalnya Avalokitesvara dikalangan Theravadin di Sri Lanka. Jadi kita perlu bedakan antara Theravada dengan Theravadin.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #34 on: 12 May 2008, 10:34:29 PM »
jadi kalau boleh saya simpulkan, kwan im adalah sebutan untuk mahluk yang menyelamatkan. bukan mengacu pada sebuah sosok/personal, tetapi sebuah label/gelar yang diberikan kepada mahluk/orang yg menyelamatkan. Tambah bingung nih ???

Tergantung kita bicara dalam konteks apa. Jika dalam tingkatan absolut, adakah sesuatu yagn disebut makhluk? JIka ini rujukannya, maka bisa saja kita katakan kwan im adalah sosok yang tidak mengacu pada personal. (ingat dalam Sutra Hati: ...pancaskhanda adalah kosong...bla bla bla...). Tetapi tentu sebelum mencapai pada level ini, memang di masa kalpa2 lalu ada individu yang pernah mempraktikkan welas asih agung hingga dikenal sebagai avalokitesvara ini. Tetapi perlu kita ingat, bahwa Avalokitesvara ini juga belajar dari seorang buddha bernama Buddha Avalokitesvara. Ini dapat kita jadikan contoh, bahwa bisa saja suatu saat kita juga bisa menjadi Avalokitesvara jika kita memang mempraktikkan perilakunya yang menekankan aspek welas asih.    

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #35 on: 13 May 2008, 06:01:34 AM »
tambah bingung :)) thanks yah bro udah sabar menjawab.

btw artinya bisa saja kita melihat orang yg baik lalu kita menyebutnya gotama/sakyamuni juga ? Atau ini hanya berlaku utk dhyana buddha saja ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #36 on: 13 May 2008, 10:01:24 AM »
tambah bingung :)) thanks yah bro udah sabar menjawab.

btw artinya bisa saja kita melihat orang yg baik lalu kita menyebutnya gotama/sakyamuni juga ? Atau ini hanya berlaku utk dhyana buddha saja ?

Mengenai aspek ini, apakah mengharuskan adanya suatu penetapan?
 

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #37 on: 13 May 2008, 10:23:43 AM »
Begini bro, saya ini kan latar belakangnya IT, pola pikirnya itu semua harus jelas terdefinisi, mana variabel aman konstanta dst. Kalau yang saya tangkap dari penjelasan bro, saya masih belum bisa memetakan itu semua.

Di saat kita sudah jelas, maka komunikasi jadi pas. Kalau tidak yah huruf A buat saya dan buat bro itu bisa berbeda makna, dan jadinya nga nyambung gitu loh.

Jikalau kwan im itu adalah dhyana Buddha, sebagai perlambang dari welas asih, tentu agak kabur kalau kita sebut ada Sang Dewi kwan im (sama seperti kita menyebut Sang Buddha Sakyamuni) itu, sama seperti si bejo dst.

Kalau itu mengacu pada entitas seperti Sang Buddha Sakyamuni, tentu tidak orang yg menampilkan sifat baik kita sebut dia adalah perwujudan Buddha Sakyamuni.

Demikianlah kebingungan saya ini :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #38 on: 13 May 2008, 11:57:09 AM »
Begini bro, saya ini kan latar belakangnya IT, pola pikirnya itu semua harus jelas terdefinisi, mana variabel aman konstanta dst. Kalau yang saya tangkap dari penjelasan bro, saya masih belum bisa memetakan itu semua.

Di saat kita sudah jelas, maka komunikasi jadi pas. Kalau tidak yah huruf A buat saya dan buat bro itu bisa berbeda makna, dan jadinya nga nyambung gitu loh.

Jikalau kwan im itu adalah dhyana Buddha, sebagai perlambang dari welas asih, tentu agak kabur kalau kita sebut ada Sang Dewi kwan im (sama seperti kita menyebut Sang Buddha Sakyamuni) itu, sama seperti si bejo dst.

Kalau itu mengacu pada entitas seperti Sang Buddha Sakyamuni, tentu tidak orang yg menampilkan sifat baik kita sebut dia adalah perwujudan Buddha Sakyamuni.

Demikianlah kebingungan saya ini :)

yang membedakan wujud entitas dan dhyani itu hanyalah pikiran. Mengapa merasa harus ada satu pemisahan yang konkrit, padahal entitas dan dhyani itu tidak terpisahkan lho.
Tidak salah kok jika menyebutkan bhw setiap sifat baik adalah perwujudan Buddha Sakyamuni. Saya percaya bro bisa ketemu isyarat ini dalam Tipitaka. Siapa yang melihat dhamma dia melihat Buddha.
« Last Edit: 13 May 2008, 12:18:01 PM by chingik »

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #39 on: 13 May 2008, 01:38:27 PM »
yah memang pikiran, pertanyaan berikutnya kenapa harus digabung juga antara entitas dan dhyani ?

Begini, kalau kita sebut melihat Dhamma -> melihat Buddha itu ok karena itu adalah kata umum sebagai gelar/sebutan. Akan tetapi kwan im/avalokitesvara kan merujuk pada satu entitas yang dikatakan adalah Buddha/Bodhisatva juga.

Jadi seperti bilang "kendaraan mobil". Sesuatu yg bisa mengantar/membawa maka disebut kendaraan tetapi tidak bisa disebut sebagai mobil. Demikian juga, bisa disebut Buddha/bodhisatva tetapi tidak bisa dibilang Sakyamuni/Kwan im.

Kalau konsep masuk ke dhyani buddha, saya bisa konek. kalau sudah dicampur sama mengarah pada satu entitas, nah bahasa komputernya "divided by unlimited", system hang :P
There is no place like 127.0.0.1

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #40 on: 13 May 2008, 01:49:22 PM »
Sesuatu yg bisa mengantar/membawa maka disebut kendaraan tetapi tidak bisa disebut sebagai mobil. Memang demikian.
Tetapi Sesuatu yang bisa disebut Buddha, pada pemahaman absolut bisa saja disebut Sakyamuni. Seperti sekumpulan air sungai yang mengalir ke samudera, tidak ada lagi perbedaan di dalamnya. Setiap lampu yang berbeda dapat menerangi satu ruangan tanpa mengacaukan pembiasan cahaya lampu itu. Jadi tidak ada yang namanya hang dalam sistem ini. Inilah pemahaman yang tertuang pada avatamsaka sutra. satu dalam segala sesuatu, segala sesuatu dalam satu, tiada rintangan. 

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #41 on: 13 May 2008, 02:38:25 PM »
ampun dijeee :))

beneran bro, belon konek. maksudnya yg hang kepala ini :P

Pemahaman absolut itu tidak ada lagi sakyamuni. Well, kita jangan campurkan antara tataran absolut dengan tataran relatif nih, satu2x aja :)

Quote
Setiap lampu yang berbeda dapat menerangi satu ruangan tanpa mengacaukan pembiasan cahaya lampu itu.
??? pembiasan = pembelokan cahaya ketika melewati 2 medium karena perbedaan kecepatan cahaya pada 2 medium itu  :hammer:
There is no place like 127.0.0.1

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #42 on: 13 May 2008, 02:54:25 PM »
hehe...saya cuma memberi analogi saja.., jangan dicerna secara teknis dong..hehe..
Ok lah. kita ke tataran relatif saja. Avalokitesvara tentu adalah sosok yang eksis. Tapi sudah menjadi kebiasaan adat di Tiongkok kalo orang yang welas asih dipanggil juga sebagai kwan im, atau bodhisatva hidup.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #43 on: 13 May 2008, 02:58:33 PM »
pemilihan katanya sulit sih, jadi mesti buka kamus :))

jadi kwan im -> eksis *secara personal*
kemudian hanya kebiasaan adat tiongkok yg memanggil seseorang yg welas asih dengan sebutan kwan im juga.

Kalo ini nyambung :>- sip, thanks bro
There is no place like 127.0.0.1

Offline GandalfTheElder

  • Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Avalokitesvara (Guanyin) benar-benar adalah Bodhisattva Buddhis!!
« Reply #44 on: 15 May 2008, 06:28:13 AM »
Lokesvaranatha, Lokesvara, Lokanatha (Avalokitesvara Bodhisattva di Negara-negara Theravada) - 世自在王 /世饒王佛

Srilanka
Di Srilanka, Avalokitesvara Bodhisattva disebut sebagai Natha, perpendekan dari Lokesvaranatha. Pemujaan-Nya menjadi popular pada periode Kotte (abad 14-15 M) dan sumber-sumber tantang-Nya ditemukan paling awal sekitar abad ke 9 -10 M. Pusat pemujaan-Nya adalah Totagamuwa di Distrtik Galle. Sewaktu pemujaan Natha mencapai puncaknya di abad ke-15, bhikkhu penyair terpelajar yang masyhur Totagamuve Sri Rahula merupakan salah seorang pemuja setianya.

Gunakarandavyuha Sutra dan Saddharmapundarika Sutra, dua sutra penting mengenai Avalokitesvara, menyebutkan tentang Pulau Srilanka. Bodhisattva Avalokitesvara muncul pada inskripsi Tiriyaya pada abad ke-8 M. Pada abad ke-10, inskripsi Anuradha Mihintale menyebutkan Nayinda sebagai Avalokitesvara dan ditemukan pula mantra “Om Manipadme Svasti” di Polonnaruva. Di Pinduragala ditemukan relief yang menggambarkan Maitreya dan Avalokitesvara berdampingan, berasal dari abad ke-7 M. Avalokitesvara (Natha)dideskripsikan di karya Sansekerta, Sariputra pada abad 15 M. Ada delapan wujud Avalokitesvara : Siva Natha, Brahma Natha, Visnu Natha, Gauri Natha, Matsyendra Natha, Bhadra Natha, Bauddha Natha dan Gana Natha. Mahayana sendiri masuk ke Srilanka pada bad ke 3 M. Di Gua Kothgalkanda dari abad ke 5-7 M, terdapat lukisan Tara Bodhisattva, bentuk feminin Avalokitesvara, dalam posisi meditasi. Sampai sekarangpun rakyat Srilanka tetap memuja Natha.

Cetiya khususnya, Natha Devale, terletak di sebelah barat Cetiya Gigi di Kandy. Juga ada bukti yang menunjukkan bahwa upacara kerajaan penting, seperti memilih nama rajadan penganugerahan pedang kerajaan, mengambil tempat di cetiya ini. Penemuan Nätha dalam bentuk Sinhala-dvìpeÀrogya-sala Lokanatha (Sang Lokanatha Penyembuh dariLanka) menunjukkan bahwa dia juga dipuja karena kekuatan penyembuhannya.

Demikianlah sekiatr abad ke-6 M dan ke-7 M secara simultan pemujaan Avalokitesvara Bodhisattva muncul di negara-negara Buddhis Theravada seperti Srilanka dan negara-negara Asia Tenggara.

Myanmar

Di Myanmar, Lokanatha / Lokabyuha Natta adalah symbol kedamaian, harmoni, kegembiraan dan pertumbuhan akan apa yang baik dan benar. Ia dikenal sebagai symbol esensi dari kultur Myanmar dan rupangnya sangat banyak sekali ditemukan di Myanmar. Arcanya sering terlihat di Bantay Chmar dan AngkorThom, dan di Nak Pan. Di Champa, dia dilambangkan dengan satu kepala dan jarang lebih dari delapan lengan. Akan tetapi,di Khmer dia digambarkan mem-punyai enam belas kepaladan lengan yang memegang berbagai simbol Tantra dan simbol lainnya.

Di Myanmar, pemujaan Avalokitesvara semakin terlihat pada periode Pagan. Raja Buddhis Aniruddha yang beragama Buddhis Theravada memuja Avalokitesvara sebagai Lokanatha. Pada masa raja Jayavarman VII sendiri dibangun kuil yang ada pemujaan Bodhisattva Prajnaparamita dan Lokesvara. Di Myanmar ada beberapa vihara yang mempunyai pemujaan Lokanatha, di antaranya Sinoodan, Yangon Township.
Penggambaran Lokanatha yang tertua di Myanmar ada di relief dinding Vihara Apeyatana di Pagan. Lokantaha dalam posisi duduk yaitu postur Lelathana dapat ditemukan di relief Buddhis dari Pemerintahan Rakhine di Era Vesali. Di daerah Pagan, gambar Sang Bodhisatta Lokantah dalam postur Lelathana dapat ditemukan di Pawdawmu, Paungku, Ananda dan Apeyatana Pagoda serta beberapa tempat lainnya. Rupang Lokantah juga ditemukan di latar depan Tahta Thihathana.

Bhikkhu Buddhis bernama Shin Maharahtathara, penyair dan penulis literature Myanmar yang terkenal, mengidentifikasikan Raja Saw Bramhadatt as Lokanath di puisi epiknya tentang Bhuridhatt, Buddha yang akan datang.

Lokanatha adalah symbol daripada seni rupa Myanmar. Ukiran dirinya juga menghiasi saing waing, orketra tradisional Myanmar sehingga Lokanath adalah deity pelindung bagi seni pertunjukan. Ia digambarkan duduk di atas bunga teratai yang menyimbolkan kesucian, kedamaian, kebijaksanaan dan kebenaran.

Di Champa dan Khmer, Lokesvara biasanya digambarkan berdiri telanjang dada dalam posisi contrapposto[dengan pinggul, bahu, dan kepalanya menghadap arah yangberbeda] dengan dhoti pendek melingkar ketat di pinggangdan diperkokoh oleh ikat pinggang berhias. Dia memakaimustika di lehernya, telinga, lengan, dan pergelangan kaki.Rambutnya dijalin tinggi dengan mukuta (penutup kepala)dan terdapat sebuah mahkota di atasnya. Di atas mahkotanya,tergambar Buddha Amitäbha dari mana dia berasal. Diakadangkala digambarkan memiliki mata ketiga, tetapi inijarang terlihat di Tibet atau Nepal, dan tak pernah di AsiaTimur.

Pada suatu waktu, Pelindung daripada alam semesta, yang diketahui sebagai Lokabyuha Natta atau Lokanath sedang berekliling di daerah kekuasaan-Nya untuk melihat bahwa segala sesuatu baik adanya. Ia kemudian datang ke Kethayaza Chinthemin di mana Raja Singa dan Gajah terbang saling bertarung. Pertarungan itu terjadi karena mereka memperebutkan awan lembut yang merupakan makanan favorut mereka.

Hyang Lokanat melihat bahwa apabila pertarungan itu menjadi semakin sengit, maka seluruh bumi akan terbakar dan menjadi abu. Lokanat mulai memainkan irama dengan canang kecilnya untuk menghilangkan rasa kebencian dan permusuhan di antara mereka, dengan menanam rasa cinta kasih dan persahabatan di antara si Raja Singa dan Gajah Terbang. Hyang Lokanath kemudian menyanyi dengan suara-Nya yang merdu dan menari sesuai irama lagu tersebut.

Akhirnya, setelah Raja Singa dan gajah terbang mendengar lagu yang indah tersebut dan melihat tarian Lokanat yang agung, amarah mereka mulai mereda dan menghentikan pertarungan mereka. Api kemarahan mereka telah lenyap berkat Hyang Lokanat.

Figur Lokanath di Myanmar digambarkan duduk di atas tahta teratai, duduk dengan satu lutut diangkat dan lutut yang lainnya ditekuk menggenggam alat musiknya, canang. Tangan-Nya diangkat bagikan koreografi tari-tarian yang penuh kelembutan, kehalusan dan keanggunan bagaikan burung yang sedang terbang di angkasa raya. Wajah-Nya menampilkan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Tak heran Lokanat/ Avalokitesvara menjadi symbol kedamaian, kebahagiaan dan seni.

Thailand

Pada bada ke-7 M di Thailand Tengah (Dvaravati) adalah sebuah kerajaan yang besar dan mengadakan hubungan diplomatik dengan Tiongkok. Oleh karean itu, ajaran-ajaran Mahayana juga berkembang di sana. Di Dvaravati dihasilkan banyak arca Avalokitesvara pada abad ke 8-9 M. Ditemukan pula Motif Banaspati di dalam kesenian Dvaravai. Motif tersebut menggambarkan Sang Buddha berdiri di tas kepala burung garuda dan ditemani oleh Avalokitesvara Bodhisattva dan satu bodhisattva lainnya. Di Thailand ditemukan pula arca Shiva yang di atas kepalanya terdapat Buddha.

Avalokitesvara di Thailand digambarkanmemiliki dua, empat, atau enam lengan dan terlihat sangatmirip dengan Lokesvaranya Khmer. Di dalam dua tangan kanannya, dia memegang tasbih dan teratai. Beberapa arca besar ditemukan di Chaiya, Thailand selatan. Kenyatannya, kebanyakan barang kuno yang ditemukan adalah arca Bodhisattva (terutama Avalokitesvara) daripada arca Buddha. Arca Avalokitesvara selalu ditampilkan dalam bentuk pertapa muda atau pangeran muda.

Kamboja

Pemujaan Avalokitesvara muncul di Kamboja sejauh kira-kira abad 7 -8 M. Ia dipanggil dengan berbagai sebutan mula dari Vrah Kamrateu, Sri Avalokitesvara, Avalokitesa, Avalokita dan lain sebagainya. Nama-nama tersebut muncul pada periode Angkor. Arca-arca Avalokiesvara yang menarik diproduksi di Kamboja pada abad 9 – 10 M. Di Bayon ditemukan mural/gambar Avalokitesvara/. Pemujaan Avalokitesvara juga terdapat di kota Amarendrapuram yang merupakan kota bergama Buddhis Mahayana dan dibangun oleh Raja Jayavarman II.

Nepal dan Bangladesh

Sedangkan untuk di Nepal, pemujaan Avalokitesvara sering dihubungkan dengan Matsyendranath (/Minapa?), salah satu dari 84 Mahasiddha dalam tradisi Vajrayana dan merupakan salah satu penemu Hatha Yoga. Berdasarkan catatan Fa Xian, di Bangladesh pernah dibangun Ashrama Vihara bagi Avalokitesvara, demikian juga dengan catatan Xuan Zang.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

 

anything