Nama Anak Asuh : Edwin Kelas : VII B Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 5 Oktober 1997 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Buddha Kelas yang Dimasuki : VIII B SMP Buddhis Bodhicitta Jumlah Nilai Semester Genap : 989 Tinggal bersama : Orang tua Status rumah : Sewa Anak ke- : 3 dari 3 bersaudara Alamat : Jalan Selam VII Gg. Serayu No. 56 Medan
Data Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen Pekerjaan : Mocok-mocokpekerjaan tidak tetapAlamat : Jalan Selam VII Gg. Serayu No. 56 Medan Nama Ibu : Lim A Lim Pekerjaan : Mengajar privat Alamat : Jalan Selam VII Gg. Serayu No. 56 Medan
Profil
Si pendek lincah dan kurus ini memiliki semangat untuk belajar. Sayangnya keterpurukan ekonomi global, telah membuat usaha orang tua bangkrut sehingga memaksa mereka pulang kembali ke Medan dengan upaya membangun kembali fondasi ekonomi keluarga. Namun, fakta berbicara lain dari impian.
Pada semester genap T.P. 2008/2009, orangtuanya tidak mampu membayar SPP-nya. Untunglah ada yang peduli akan prestasi dan semangat belajarnya. Namun, sayangnya bantuan tersebut terhenti sampai di sini. Sampai saaat ini, Edwin yang juga ikut bergabung dalam Tim Barongsai Taman Alam Lumbini belum mengetahui bagaimana cara orangtua membiayai pendidikannya.
Untuk menopang kehidupan keluarga, ayahnya berusaha bekerja apa saja untuk mendapatkan sedikit penghasilan, sementara ibunnya mengajar privat pada beberapa anak SD.
Biaya Pendidikan : Uang Sekolah + Bea Administrasi : (Rp. 205.000,- x 12) + (Rp. 205.000 x 2) : Rp. 2.870.000,-
Nama Anak Asuh : Suriyanto Kelas : VII A Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Buddha Kelas yang Dimasuki : VIII A Jumlah Nilai Semester Genap : 1028 Tinggal bersama : Orang tua Status rumah : Sewa Anak ke- : 1 dari 3 bersaudara Alamat : Rusun Blok Bakung Lantai 2 No. 2 Medan
Data Orang Tua
Nama Ayah : Agus Salim Usia : 37 Tahun Pekerjaan : Buat dan jual air tahu Alamat : Rusun Blok Bakung Lantai 2 No. 2 Medan Nama Ibu : Ai Tjin Usia : 33 Tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Rusun Blok Bakung Lantai 2 No. 2 Medan
Profil
Suriyanto ini pemalu namun prestasi belajarnya lumayan. Profesi ayahnya adalah pembuat dan penjual air tahu. Ayahnya adalah orang yang bertanggungjawab dan menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Sampai saat ini Suriyanto masih menunggak biaya administrasi semester genap sebesar Rp. 185.000,-
Bantuan dari donatur terhadap pendidikan sangat diharapkan demi masa depan Suriyanto.
Biaya Pendidikan : Bea Adm Sem. Genap + Bea SPP + Bea Adm. : Rp. 185.000- + (Rp. 205.000,- x 12) + (Rp. 205.000 x 2) : Rp. 3.055.000,-
(http://i184.photobucket.com/albums/x154/4bleh/suriyanto.jpg)
Catatan: Uang sekolah boleh dibayar per bulan atau sekaligus dengan Adm.
Biaya Pendidikan | : Uang Sekolah + Bea Administrasi |
: (Rp. 205.000,- x 12) + (Rp. 205.000 x 2) | |
: Rp. 2.870.000,- |
Biaya Pendidikan | : Bea Adm Sem. Genap + Bea SPP + Bea Adm. |
: Rp. 185.000- + (Rp. 205.000,- x 12) + (Rp. 205.000 x 2) | |
: Rp. 3.055.000,- |
Om, yang Suriyanto tahun lahirnya 1994 nggak salah tuh?
Nama Anak Asuh : Edwin
Kelas : VII B
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 25 Desember 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Buddha
Kelas yang Dimasuki : VIII B SMP Buddhis Bodhicitta
Data Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen
Pekerjaan : Mocok-mocok
QuoteData Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen
Pekerjaan : Mocok-mocok
om haa, Mocok-mocok itu apa ya?
baru denger nih.. ;D
QuoteData Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen
Pekerjaan : Mocok-mocok
om haa, Mocok-mocok itu apa ya?
baru denger nih.. ;D
barusan nanya nich... pekerjaan: mocok2 itu pekerjaan serabutan (tidak ada pekerjaan tetap, alias ada kerjaan apa pun dikerjain)
QuoteData Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen
Pekerjaan : Mocok-mocok
om haa, Mocok-mocok itu apa ya?
baru denger nih.. ;D
barusan nanya nich... pekerjaan: mocok2 itu pekerjaan serabutan (tidak ada pekerjaan tetap, alias ada kerjaan apa pun dikerjain)
berarti sama kek gue, kadang2 translate, kadang2 terjemahin buku
[at] TS, kalau ada rekan2 yang membutuhkan informasi lebih lanjut, bisa menghubungi siapa yah?
QuoteData Orang Tua
Nama Ayah : Lo Jong Sen
Pekerjaan : Mocok-mocok
om haa, Mocok-mocok itu apa ya?
baru denger nih.. ;D
barusan nanya nich... pekerjaan: mocok2 itu pekerjaan serabutan (tidak ada pekerjaan tetap, alias ada kerjaan apa pun dikerjain)
berarti sama kek gue, kadang2 translate, kadang2 terjemahin buku
Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
sekedar usul.. kayaknya size filenya gede, dan tidak membutuhkan resolusi tinggi, dikompress saja dalam bentuk gif biar lebih ringan .
Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
klik spoilernya tunggu sesaat karena gambar besar jadi agak lama, standar nilai minimal 7 rata-rata baru kita bantu carikan dana. klo hanya sekedar naik kelas gak asih ahhh ;D
Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
klik spoilernya tunggu sesaat karena gambar besar jadi agak lama, standar nilai minimal 7 rata-rata baru kita bantu carikan dana. klo hanya sekedar naik kelas gak asih ahhh ;D
kasian anak2 yg kurang cerdas tapi pengen cerdas
se7, ga bole rasial...Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
klik spoilernya tunggu sesaat karena gambar besar jadi agak lama, standar nilai minimal 7 rata-rata baru kita bantu carikan dana. klo hanya sekedar naik kelas gak asih ahhh ;D
kasian anak2 yg kurang cerdas tapi pengen cerdas
Just saran aja ya...no offense.
Lantas dg target minimal prestasi pencapaian ranking tertentu, gimana kalau anak asuh tsb tidak mencapai di semester berikut? Misal karena tidak lagi tiga besar, tapi ranking enam saja. Apa akan dikeluarkan dr program?
Bro jangan galak2 dong..kan just saran aja. No offense. Contoh2 yang bro kemukakan kan contoh ekstrim. Kalo diitung persentasenya, orang yang hanya tamatan SD dan jadi sesukses Mr AW kan dikit banget
hehehhhehe... nilai baik merupakan barometer, kembali lagi hanya segelintir orang yang sukses diluar nilai yg didapat pada jalur sekolah, untuk orang kebanyakan tetap nilai merupakan indikasi karena masih dalam jalur sekolah
beasiswa juga biasa diberikan untuk siswa berprestasi dalam hal misalnya olah raga, seni, dll walaupun secara akademik tolol
beasiswa juga biasa diberikan untuk siswa berprestasi dalam hal misalnya olah raga, seni, dll walaupun secara akademik tolol
Just saran aja ya...no offense.
Lantas dg target minimal prestasi pencapaian ranking tertentu, gimana kalau anak asuh tsb tidak mencapai di semester berikut? Misal karena tidak lagi tiga besar, tapi ranking enam saja. Apa akan dikeluarkan dr program?
Just saran aja ya...no offense.
Lantas dg target minimal prestasi pencapaian ranking tertentu, gimana kalau anak asuh tsb tidak mencapai di semester berikut? Misal karena tidak lagi tiga besar, tapi ranking enam saja. Apa akan dikeluarkan dr program?
sistem ranking adalah perbandingan si anak terhadap teman2 sekelasnya.
saya pribadi tidak suka mem-banding2kan si anak dengan orang lain.
bagaimanapun juga tidak adil jika si anak mendapat ranking rendah hanya karena kalah bersaing dengan teman2nya yang secara rata2 lebih cerdas daripada dia.
IMO, yang ingin dievaluasi hanyalah nilai si anak, bukan membandingkan nilai si anak dengan nilai teman2nya.
bagaimanapun, nilai adalah barometer rajin atau tidaknya si anak, bukan indikator kecerdasan.
standarnya pun tidak perlu tinggi2, misalnya 65.
kalau ada nilai 30 atau 20, itu hampir bisa dipastikan kalau si anak kurang serius dalam belajar di sekolah, atau bermasalah dengan guru, atau ada masalah lainnya yang barangkali kita tidak tahu.
jadi bukan masalah cerdas atau bodoh..
sekali lagi, IMO, nilai tetap perlu jadi bahan pertimbangan..
walaupun tidak perlu standar tinggi2.. :)
nilai 65 jaman sekarang di sekolah dianggap tidak lulus.... minimal 7
Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
klik spoilernya tunggu sesaat karena gambar besar jadi agak lama, standar nilai minimal 7 rata-rata baru kita bantu carikan dana. klo hanya sekedar naik kelas gak asih ahhh ;D
kasian anak2 yg kurang cerdas tapi pengen cerdas
makanya banyak2 belajar, maklum gw blo-on jadi seneng sama anak pinter
Yup. Setuju sama si alex ...
Maksudnya jangan karena si anak tidak masuk tiga besar/lima besar lantas beasiswa dicabut. Jangan karena ranking semata kita menghambat seseorang. Intinya tetap agar si anak semangat belajar, tetap rajin sekolah, dan tidak terlalu 'memaksakan diri' harus mendapat ranking.
beberapa waktu lalu, saya berkenalan dengan ibu 3 anak. Saat itu si anak yang ketiga (4 tahun) sudah digenjot dan dipaksa ini itu. Datang ke sekolah sudah tak bersemagat. Malah dengan bangganya si ibu memberitahu saya kalau anaknya bersekolah di 2 preschool yang berbeda. Hasilnya, hanya dalam setengah tahun sudah naik tingkat. Tapi yang tidak disadari oleh si ibu adalah wajah anaknya yang lemas setiap datang ke sekolah, bagai anak tiada gairah kehidupan.
Beberapa tahun kemudian, saya bertemu lagi dengan si ibu. Sekarang tiap tahun anaknya (yang ke 1, 2, dan3) pindah sekolah karena saking semangatnya mencari pendidikan terbaik. Well, dia sih nggak bilang gitu. Tapi setiap kali ketemu dia sekolah anaknya sudah ganti. Nah, bulan lalu ketemu lagi sama si ibu. Kali ini dengan semangatnya dia cerita anaknya yang kedua baru lolos kualifikasi olimpide nasional, hebohnya lagi satu2nya anak di sekolah radius daerah saya yang lolos. Dengan berapi2 dia cerita kalau anaknya mesti ranking, mesti dapet medali, biar nanti mesti bisa dapat beasiswa di singapur, biar nanti blablabla..IMO, anaknya baru remaja gitu. Bener aja, anaknya memang dapet tuh gelar. Fotonya sampe dipajang di poster sekolah. Tapi, tampangnya udah gak sehat dan saya yakin perkembangan mentalnya juga acak kadut tak tahu apa yang terjadi nanti saat usianya sudah 20, 30, 40 tahun...
Semoga mengerti sudut pandang saya ya. Prestasi akademik diperlukan dalam batas terttntu saja untuk melihat anaknya serius/tidak dalam belajar. Tapi ranking tidak diperlukan tinggi-tinggi.
Tak bisa buka om..tapi emang ada suatu aturan nilainya mesti berapa? Saya pikir tak perlulah, yang penting tetep naik kelas ajah.
klik spoilernya tunggu sesaat karena gambar besar jadi agak lama, standar nilai minimal 7 rata-rata baru kita bantu carikan dana. klo hanya sekedar naik kelas gak asih ahhh ;D
kasian anak2 yg kurang cerdas tapi pengen cerdas
makanya banyak2 belajar, maklum gw blo-on jadi seneng sama anak pinterYup. Setuju sama si alex ...
Maksudnya jangan karena si anak tidak masuk tiga besar/lima besar lantas beasiswa dicabut. Jangan karena ranking semata kita menghambat seseorang. Intinya tetap agar si anak semangat belajar, tetap rajin sekolah, dan tidak terlalu 'memaksakan diri' harus mendapat ranking.
beberapa waktu lalu, saya berkenalan dengan ibu 3 anak. Saat itu si anak yang ketiga (4 tahun) sudah digenjot dan dipaksa ini itu. Datang ke sekolah sudah tak bersemagat. Malah dengan bangganya si ibu memberitahu saya kalau anaknya bersekolah di 2 preschool yang berbeda. Hasilnya, hanya dalam setengah tahun sudah naik tingkat. Tapi yang tidak disadari oleh si ibu adalah wajah anaknya yang lemas setiap datang ke sekolah, bagai anak tiada gairah kehidupan.
Beberapa tahun kemudian, saya bertemu lagi dengan si ibu. Sekarang tiap tahun anaknya (yang ke 1, 2, dan3) pindah sekolah karena saking semangatnya mencari pendidikan terbaik. Well, dia sih nggak bilang gitu. Tapi setiap kali ketemu dia sekolah anaknya sudah ganti. Nah, bulan lalu ketemu lagi sama si ibu. Kali ini dengan semangatnya dia cerita anaknya yang kedua baru lolos kualifikasi olimpide nasional, hebohnya lagi satu2nya anak di sekolah radius daerah saya yang lolos. Dengan berapi2 dia cerita kalau anaknya mesti ranking, mesti dapet medali, biar nanti mesti bisa dapat beasiswa di singapur, biar nanti blablabla..IMO, anaknya baru remaja gitu. Bener aja, anaknya memang dapet tuh gelar. Fotonya sampe dipajang di poster sekolah. Tapi, tampangnya udah gak sehat dan saya yakin perkembangan mentalnya juga acak kadut tak tahu apa yang terjadi nanti saat usianya sudah 20, 30, 40 tahun...
Semoga mengerti sudut pandang saya ya. Prestasi akademik diperlukan dalam batas terttntu saja untuk melihat anaknya serius/tidak dalam belajar. Tapi ranking tidak diperlukan tinggi-tinggi.
g setuju sama yuri-chan, didaerah ce g di daerah cengklong,
ada sistem beasiswa anak asuh kaya gini, tapi hasilnya malah bikin stress anak,
di tempat ce g ada 2 anak ce kembar yang diputus beasiswanya gara2 nilainya 6.5 dan menurut para donatur orangnya pendiem, ck,ck,ck :(
kasian banget padahal mereka bonyoknya dah cerai (broken home) ya wajar aja pendiem, padahal2 anaknya mao berusaha belajar ko, ga pernah bolos ikut bimbingan belajar tiap minggu, cuma emang kemampuan tiap anak beda2, ada yang cepet nangkep, ada yang engga,
trus gara2 uang sppnya yang cuma (kalo ga salah sekitar 45 ribu-an/bulan) mereka jadi stress kan parah,
sekarang (bukannya pamer) karena ga tega, g dan ce g yang biayain mereka (at list finansialnya ga mampu).
g cuma mao bilang jika kita ingin berbuat baik janganlah malah membuat hal yang kurang bagus,
memang bagus dengan standar nilai, tapi kalo cuma beda 0,5 aja dicut kasian juga kan?
bener ga temen-temen?
dear sodara2
dana yang terkumpul sampai saat ini sebesar Rp 760.025 karena bulan agustus hampir habis, kita lgsg transfer dana yang masuk ini ke sekolah yang bersangkutan bagaimana??
Uang Sekolah Edwin bulan agustus = Rp. 205.000,-
Uang Sekolah Suriyanto bulan agustus = Rp. 205.000,-
total = Rp 410.000,-
mohon rekan2 juga membantu utk menyebarkan berita ini ke milis2 atau melalui media apa saja, supaya dana cepat terkumpul...
mohon rekan2 juga membantu utk menyebarkan berita ini ke milis2 atau melalui media apa saja, supaya dana cepat terkumpul...
skrng dana yg terkumpul uda brp ? kl bole tau _/\_
COCOK LAE...UTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BISA BERSAING DI ERA GLOBALISASI....YG PINTAR HARUS DIPRIORITASKAN.....YG BODOH RAJIN BELAJAR AZA....SETELAH PINTAR BARU MENDAPAT PRIORITAS.....Maksud nya apa ya?
COCOK LAE...UTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BISA BERSAING DI ERA GLOBALISASI....YG PINTAR HARUS DIPRIORITASKAN.....YG BODOH RAJIN BELAJAR AZA....SETELAH PINTAR BARU MENDAPAT PRIORITAS.....
^naviscope saya tinggal di surabaya. apakah tidak bisa yah?
oke, lanizhou...
posisi-nya dimana?
jakarta ato medan? (untuk sementara kita masih bisa cover di dua tempat ini)
bole kita bisa survei ke tempat anda
dan syarat untuk mendapat bantu biaya pendidikan, harus minimal tidak ada angka merah loh
tapi coba kita usahakan dulu yach... silakan private message ke team dc perduli (saya juga bole :-[) (alamat dan no telp anda)
_/\_
kalau anaknya selalu masuk, gak pernah bolosKalau saya boleh nyeletuk en nyumbang sedikit saran,
ini masih berlangsung atau da bres?
Bank : Bank Central Asia cabang Kebon Jeruk Raya, Jakarta
No Rek : 6560 70 80 91 (IDR)
Atas Nama : BENNY
tambahkan akhiran nominal transfer dengan angka 5.
contoh : Rp 100.005,-
setelah transfer, mohon informasikan bukti transfer ke :
hendra_susanto [at] dhammacitta.org atau
dana [at] dhammacitta.org atau
kirim private message (PM) ke Hendra Susanto (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile;u=28) sms ke 0816.87.7882 atau
kirim private message (PM) ke Elin (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile;u=1662)
_/\_
[mod]Pembaruan nomor rekening DhammaCitta[/mod]
11/08/2010 LIANA OCTAVIA Rp. 120.000,-
13/08/2010 NO NAME Rp. 50.000,-
26/08/2010 YETTY NURSANI Rp. 468.009,-
31/08/2010 TJIU JAN HADI PUTR Rp. 25.000,-
-------------------
TOTAL Rp. 663.009,-
Program ini masih berjalan.