Masukan saya sih:
1. Siapa mampu mengurus Kleteng tersebut Orang tridarma atau orang Konfucius, Yang tidak mampu ngurus monggo lewat, susah amat.
2. "Umat Khonghucu bilang kelenteng punya Khonghucu, orang Tridharma bilang kelenteng itu sinkretis Tridharma dan tampaknya lbh berpihak pada agama Buddha" ==> yang benar Milik Umum
3. " Satu orang bhiksu Vajrayana dulu lewat Buddhist Festival di Surabaya pernah bilang... setelah kelenteng diakui pemerintah, eh agama Buddhanya "didepak" keluar dari kelenteng. Ya memang benar juga, beberapa kesannya begitu.
" =>Didepak seperti apa ?
4. "Saya pernah pergi ke Tay Kak Sie Semarang yang notabene merupakan kelenteng Buddhis yang dulunya vihara Tionghoa, di sana malah kegiatan Khonghucu-nya yang menonjol. Nah lho? Ya saya kurang tahu tp kegiatan organisasinya gimana. Lalu juga Eng An Kiong Malang, sangat banyak unsur Buddhis-nya di sana.... altar utama kedua bersifat Buddhis, juga terdapat dua Dharmasala Buddha, tetapi kok malah Khonghucu juga yang menonjol di sana? (kalau diliat" lagi altar"nya kebanyakan Dewa Tao dan Bodhisattva Buddhis)." => tergantung si pengurus dan pemberi dana mau kearah mana Klenteng tersebut.Perlu diketahui Klenteng itu tidak didanai pemerintah. Mesti cari dana sendiri, hanya beberapa klenteng bersifat sejarah, itupun dilindungi dari privilage saja, sisanya pengurusan uang dana dari pengurus klenteng.
5."Dari pihak temen" Taois dalam forumnya menyatakan bahwa kelenteng adalah tempat ibadah umat Tao. Ya memang benar, la dewa dewi seperti Ma Zu dan Guangze Zunwang adalah dewa Tao, tapi beberapa tempat ibadah mereka malah dijadikan pusat agama Khonghucu?
Sejujur-jujurnya, sebagian besar kelenteng di Indonesia adalah Taoist Temple alias Kuil Agama Tao. Orang-orang di Singapore aja melabeli semua kelenteng yang berlatar utama dewa Taois sebagai "Taoist Temple" Kok di Indonesia saja yang bisa jadi tempat ibadah umat Khonghucu? Aneh.
Bagaimana tanggapan teman-teman terhadap hal ini?". => semenjak era Gus Dur Tao dan Konfucius itu bebas menjalankan keyakinannya, tapi sayangnya berlomba siapa lebih baik jaman sekarang.
6.
"Kalau menurut saya aperlu ada kalsifikasi jelas dan objektif mana kelenteng Buddha, mana kelenteng Tao dan mana yang bener" Wen Miao alias kelenteng Konghucu. Selain itu perlu ditata ulang konsep Tridharma yang sudah salah kaprah dipahami sebagai suatu sinkretisme. " => peneliti Klenteng aja Keblinger sama Klenteng Indo, campur aduk, memangnya mudah, beberapa klenteng itu tidak ketahui asal muasal bangunan, konsep kepercayaan, sampai sekarang aja masih dibahas, emang berapa jumlah klenteng di Indo, jauh lebih banyak daripada bangunan Wihara Budhis.
7. "Bhiksu Daoyuan (Dogen Zenji) saja pada zaman dahulu mengatakan bahwa sinkretisme Tridharma adalah hal yang sangat tolol, suatu sinkretisme seperti itu menunjukkan ketidakhormatan pada ajaran Buddha, Laozi, dan Khonghucu sendiri." => dari semenjak Jaman dinasti Song saja sudah di buat satu atap, Adanya Tridarma karena dulunya 3 agama ini saling Besaing secara tidak adil, makanya dibuat seatap.