//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "YANG LAIN"  (Read 57295 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: "YANG LAIN"
« Reply #90 on: 02 January 2009, 04:35:50 PM »
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?

gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu

yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?

saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?

kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?



Sis Reenzia,

kayak posting CKRA di thread argumen penutup ketiadaan tuhan:

Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."



lah kan itu uda jelas...seandainya Tuhan memang ada, berarti blm 100% donk? siapa yg bs membuktikan bahwa Tuhan 100% memang ada? kenapa hanya berandai-andai bahwa Tuhan memang ada, berandai-andai Tuhan begini, Tuhan begitu, tau darimana kalo Tuhan emank begini ato begitu sesuai yg anda katakan? emank anda Tuhan? kok tahu kalo Tuhan begini ato begitu?

bukankah sikap seperti ini malah seperti membodohi diri sendiri saja?

kalo emank mo tau kenapa gk dibuktikan saja? kalo blm bs membuktikan fair aja kan kalo gk percaya? saia sendiri pun sebenarnya bukannya tidak percaya, tapi BELUM PERCAYA, hanya meragukan saja...

lagian pa gunanya mengetahui hal itu ato ngga? toh dia gk bs ngapa-ngapain kan? cm liat doank dari atas?
« Last Edit: 02 January 2009, 04:40:57 PM by Reenzia »

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #91 on: 02 January 2009, 04:38:44 PM »
sudah lima jam lebih saya duduk di warnet, sudah saatnya saya check out, akan kita lanjutkan setelah saya di rumah.  _/\_

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: "YANG LAIN"
« Reply #92 on: 02 January 2009, 04:40:06 PM »
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?

gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu

yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?

saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?

kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?



Baik, saya jawab : dari Iman.! Sdr/i kita men-Imani bahwa Tuhan adalah Sang PENCIPTA, sekali lagi hanya dengan Iman. Apa itu Iman.?

Iman itu kan permainan pikiran dan perasaan..bagaimana kalo iman itu menipu??

Luar biasa, cari dulu di dictionary apakah itu Iman.?

Selama saya sekolah di sekolah Katholik..iman dijelaskan adalah jawaban manusia atas panggilan Tuhan....
nah masalahnya bagaimana saya bisa memastikan bahwa yang memanggil itu adalah TUHAN??....bagaimana ada makhluk brahma ato dewa yang menyamar bahwa mereka ada Tuhan??...toh tidak ada yg bisa mengetahui kan?... jd semua ini juga spekulasi..

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "YANG LAIN"
« Reply #93 on: 02 January 2009, 04:45:41 PM »
sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: "YANG LAIN"
« Reply #94 on: 02 January 2009, 05:06:14 PM »
Sekedar masukan...  :))

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8018.0

Namo Buddhaya ...  _/\_ ...

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #95 on: 02 January 2009, 06:58:23 PM »
sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!

Sobat Ryu, bagaimana agar dialog ini jadi berguna.? saya tidak melihat posting dari posting ini ada yang di debatkan.? mereka bertanya saya menjawab, dan belum ada kata dan kalimat yang menohok ke sentimen negativ toch.?

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #96 on: 02 January 2009, 07:10:45 PM »
eh ya, berarti anda menganut paham yg apa tuh namanya, saia lupa
yg dimana, Tuhan yg menciptakan dunia beserta isinya, dan kemudian keluar?

gak perlu masalahin teori darwin, alam semesta atau bigbang, kita gk lg bahas itu

yg saia tanyain, Tuhan yg menciptakan itu tau darimana?
tus kalo emank bener dia yg menciptakan, so what? percaya ato ngga, so what?

saia mengakui ato ngga atas ke kuasaan-Nya, so what? ada pengaruh apa saia percaya ato ngga terhadap diri-Nya?

kl gk ada apa-apa atas percaya ato tidaknya saia terhadap-Nya, jd buat apa saia memusingkan tentang diri-Nya?



Sis Reenzia,

kayak posting CKRA di thread argumen penutup ketiadaan tuhan:

Ibarat kata Einstein, "Bila Tuhan itu memang ada, maka kekuasaan Tuhan hanyalah pada saat menciptakan sistem alam semesta ini. Setelah alam semesta ini bekerja dan hasilnya ada yang tidak sesuai dengan kehendakNya, sekalipun Tuhan menyesal sudah tidak ada gunanya. Karena Dia sudah tidak punya kuasa untuk melakukan perubahan."



lah kan itu uda jelas...seandainya Tuhan memang ada, berarti blm 100% donk? siapa yg bs membuktikan bahwa Tuhan 100% memang ada? kenapa hanya berandai-andai bahwa Tuhan memang ada, berandai-andai Tuhan begini, Tuhan begitu, tau darimana kalo Tuhan emank begini ato begitu sesuai yg anda katakan? emank anda Tuhan? kok tahu kalo Tuhan begini ato begitu?

bukankah sikap seperti ini malah seperti membodohi diri sendiri saja?

kalo emank mo tau kenapa gk dibuktikan saja? kalo blm bs membuktikan fair aja kan kalo gk percaya? saia sendiri pun sebenarnya bukannya tidak percaya, tapi BELUM PERCAYA, hanya meragukan saja...

lagian pa gunanya mengetahui hal itu ato ngga? toh dia gk bs ngapa-ngapain kan? cm liat doank dari atas?

Reenzia, nick name anda masih muncul tapi apakah orangnya ada di depan Computer.? Baik, saya akan jawab pertanyaan Anda di atas.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "YANG LAIN"
« Reply #97 on: 02 January 2009, 08:08:03 PM »
sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!

Sobat Ryu, bagaimana agar dialog ini jadi berguna.? saya tidak melihat posting dari posting ini ada yang di debatkan.? mereka bertanya saya menjawab, dan belum ada kata dan kalimat yang menohok ke sentimen negativ toch.?
masalahnya topic ini sudah terlalu sering di bahas, dan akhirnya masing2 punya pilihan sendiri toh :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #98 on: 02 January 2009, 09:03:18 PM »
Bukti-bukti Positif ;

Selama berabad-abad, para Filsuf dan orang Suci mengajukan berbagai-bagai petunjuk tentang keberadaan Tuhan. Sebagian orang menyebutnya "bukti atau argumen" (dalih). Mungkin yang paling terkenal adalah yang berasal dari St Thomas Aquinas, dan biasanya disebut sebagai "Lima Cara" atau "Lima Jalan". Thomas, bukanlah orang pertama yang menunjukkan (dari akal budi dan pengalaman) cara bagaimana orang  mengenal keberadaan dan sifat Tuhan. Kita juga perlu ingat bahwa banyak dari petunjuk tentang keberadaan Tuhan itu sampai kepada kita dari suatu masa di mana para filsuf itu dapat mengandaikan adanya kepercayaan Universal pada Yang Illahi. Melalui Sejarah, kebanyakan orang yang waras mengakui adanya sesuatu keillahian.

Thomas menyusun Lima Cara berdasarkan landasan yang telah dibentangkan oleh Plato dan Aristoteles, keduanya orang Yunani yang tidak mengenal Tuhan, yang hidup empat abad sebelum Yesus Kristus. Landasan kedua orang inilah merupakan Wibawa atau Wewenang primer bagi St Thomas di dalam menunjukkan cara bagaimana kita dapat mengetahui keberadaan Tuhan. Semua petunjuk tentang keberadaan Tuhan dapat disurutkan menjadi, entah pengalaman inderawi ("melihat berarti percaya"), entah apa yang di sebut bukti, yaitu dalih-dalih nalar yang melakukan runutan, pelacakan, bergerak mundur ke balik suatu bukti, dari Akibat-Akibat kepada suatu Sebab yang niscaya dari akibat-akibat itu, seperti yang mungkin di lakukan sekelompok detektif di tempat kejadian perkara ; dengan akal budi melacak seorang pencuri dari adanya jejak kaki, sidik jari, dan jejak-jejak yang lain yang ditinggalkannya. Karena "tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah", semua petunjuk mengenai keberadaannya merupakan Petunjuk Ilmiah.

Cara yang ditempuh ;

Thomas mengawali ke Lima Cara nya dengan "argumen gerakan". Kita juga dapat menyebutnya argumen dari "perubahan" atau "perkembangan". Mulainya dari suatu fakta sederhana segala sesuatu di dunia yang kita alami dan kita ketahui mengalami perubahan, bergerak dari potensi menjadi nyata. Segala sesuatu bergerak atau berubah. Namun, tak ada yang bergerak atau berubah sendiri. Semua yang bergerak pasti digerakan oleh sesuatu yang sudah bergerak. Namun, rangkaian pengerak itu tidak bisa dirunut mundur sampai tak terhingga. Pasti ada sesuatu permulaan yang tidak bergerak. Pengerak pertama (Prime Mover) yang tidak bergerak itu di sebut Thomas adalah Tuhan.

Suatu analogi ;

Bayangkan anda berkendaraan sampai di suatu lintasan kereta api, hanya untuk melihat kereta api melintas, saat anda sampai dilintasan kereta, anda melihat gerbong demi gerbong, belasan gerbong dan kemudian puluhan gerbong lagi, anda sampai ditempat itu ketika kereta sudah berjalan, sehingga anda tidak melihat mesin Lokomotif nya. Tetapi anda tentu yakin bahwa kereta itu pasti punya mesin ; karena jika anda melihat suatu kereta bergerak, anda tahu ada sesuatu yang menggerakannya, suatu mesin Lokomotif menariknya. Jika anda berusaha memecahkan masalah dengan menempatkan fakta serangkaian gerbong yang tak ada habisnya itu sebagai dasar argumen, maka anda tidak perlu menghentikan jalannya kereta itu untuk menjelaskan gerakannya. Jika anda menyangkal adanya mesin Lokomotif itu, maka anda memperbesar lagi lingkup permasalahan anda itu, untuk mendapatkan Penyebab yang jauh lebih besar lagi dan luar biasa dari gerakan rangkaian gerbong yang sedemikian panjang itu.

Analogi kereta itu mengantar pada Cara Thomas yang kedua ; argumen penyebab efisien. Argumen ini sama dengan argumen yang pertama. Mulanya dengan memerhatikan bahwa setiap Akibat punya suatu Sebab. Namun, rangkaian sebab-akibat tidak dapat melampaui rangkaian gerak dalam hal ketidak-terhinggaannya. Namun, setiap Sebab dalam rangkaian itu tidak dapat dianggap sebagai permulaan yang paling ujung ; sebab, jika kita menyangkal adanya Akibat yang sekaligus Sebab, kita menihilkan seluruh rangkaian Akibat itu. Kita tidak dapat mundur Tak Terhingga merunut Sebab-Sebab, kita harus menempatkan suatu Argumen dasar tentang Sebab Pertama yang Tidak Ada Penyebabnya lagi, dan Sebab Pertama itu adalah Tuhan.

Cara yang Ketiga berdasarkan Kemungkinan dan Keniscayaan. Kita memperhatikan semua hal berubah. Keberadaannya berasal dari suatu yang lain. Semua yang kita lihat di dunia ini tidak muncul tiba-tiba dari ketiadaan, melainkan berasal dari sesuatu Yang Lain, terkait dengan keberadaan sesuatu yang lain itu. Dan sekali lagi, rantai asal muasal yang tak terhingga adalah Tak Terpikirkan, absurd. Tidaklah cukup menyatakan suatu rangkaian keberadaan, yang masing-masing dan semuanya, membutuhkan adanya suatu Sebab. Jika keberadaan-keberadaan bersifat bergantung pada yang lain, maka harus ada keberadaan terakhir yanf Tidak Berubah dan Tidak Bergantung pada Yang Lain, namun, niscaya -berada dalam dan dari dirinya sendiri. Dan Keniscayan itu kita sebut Tuhan.

Dalam ketiga Cara-Cara pertama ini, St Thomas mengemukakan Argumen kosmologis. Ia melakukan penalaran dari bukti fisik. Dalam Dua Cara selanjutnya, ia mengalihkan dasarnya, dari penalaran kosmologis kepada penalran Teologis, dari pemikiran tentang Asal Muasal kepada pemikiran tentang Maksud dan Tujuan Terakhir. Cara keempat berkenan dengan "derajat kesempurnaan", St Thomas memerhatikan bahwa kita semua menilai segala sesuatu punya tingkatan kesempurnaan lebih atau kurang dari yang lain. Kita mengatakan sesuatu Lebih Benar atau Kurang Benar, Lebih Bagus atau Kurang Bagus, dan sebagainya. Pengukuran semacam itu mengandaikan adanya suatu ukuran standard (baku) yang mutlak. Suatu pita pengukur tentu menunjukan jarak diantara kedua ujung. Kadarnya mungkin dalam inchi(atau sentimeter),kaki, atau meter, atau mil (kilometer) di cantumkan pada pita itu berkaitan dengan standar yang mutlak atau konstan(tetap). Ini berlaku untuk segala kualitas. Namun, pasti ada semacam Standard yang Sempurna yang merupakan dasar pengukuran segala kualitas itu, Dan kepenuhan segala kesempurnaan itu kita sebut Tuhan.

Cara yang Kelima, adalah "argumen rancangan" atau "finalitas" (dengan kata lain "tindakan pengertian"). St Thomas berawal dari pengamatan bahwa semua yang kekurangan pengertian tetap bertindak menuju maksud tertentu. Tampaknya mereka punya tujuan tertentu dan mengikuti pola tertentu, 'hukum" alam tertentu , hukum gravitasi, termodinamika, dan sebagainya. Dan semua hukum yang banyak ragamnya ini tampaknya bekerja dengan suatu tatanan yang teratur. Jika kita menerapkan bukti-bukti ini pada Fisika Modern, kita berdiri dalam suatu kosmos yang menakjubkan, yang berfungsi dengan cara yang stabil dan dapat diperkirakan kendati ada peristiwa-peristiwa kesalahan(anomali)yang terjadi terus menerus dalam tingkatan sub-atomik(dibawah tingkat atom). Kendati ada bermacam-macam teori evolusi dan beberapa komentator berusaha menentang rancangan cerdas Thomas ini, namun sebenarnya hanya menegaskan Cara Kelima ini. Bagi Charles Darwin dan Thomas, alam mengikuti hukum besi tertentu dan mengejar tujuan tertentu dalam tatanan yang teratur dan dapat diramalkan. Sekalipun dalam Darwinisme alam mengikuti suatu proses seleksi ; yang terkuat akan bertahan. Semuanya ini menyiratkan adanya tujuan, tatanan, standar dan akhir.

Ambilah analogi ;

Anda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?

Dapat kah otak manusia membayangkan proses semacam ini.? Ya, tetapi proses seperti itu tidak mungkin. Dengan Cara yang sama, ketika anda mempelajari Ciptaan, anda melihat bukti desain, dan desain itu merujuk kepada seorang desainer. Mata merupakan suatu system dari kompleksitas yang tidak dapat di reduksi, yang terdiri dari suatu retina, kornea, lensa, pelumas yang mengandung air dan bersifat seperti kaca. Mata seperti itu tidak mungkin menjadi hasil dari suatu proses yang sembarangan. Mata diciptakan dengan suatu desain tertentu, dan di buat untuk melihat ; dan masing-masing bagiannya mengandaikan berfungsi nya seluruh bagian yang lain. Apakah organ itu melayani tahap-tahap hipotetis sebelumnya -sebelum organ itu bisa melihat.? Sama sekali tidak. Mata itu di buat dengan mengingat tujuannya ; untuk melihat. Segala sesuatu juga mengandung kebenaran seperti itu, dari partikel sub-atomik dan sel-sel sampai pada system dan galaksi matahari. Ilmu empiris menjadi mungkin karena Alam Semesta ini Teratur, terpola, simetris, dapat di cermati, dan (sekurang-kurangnya dalam derajat tertentu) dapat diukur dan dapat diduga. Kita dapat menyimpulkan dengan Nalar bahwa alat yang kita temukan di pantai itu berasal dari suatu pabrik, dan pabrik pembuat itu punya tujuan ketika membuatnya. Sebuah jam tentu memerlukan pembuat jam. Dengan demikian, Alam Semesta yang Teratur juga memerlukan adanya Pencipta Yang Cerdas, dan kita menyebut Pencipta itu Tuhan

Masih segudang Cara yang lain untuk membuktikan Keberadaan Tuhan. ^:)^   

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #99 on: 02 January 2009, 09:05:13 PM »
sepertinya jadi debat tidak berguna lagi :)
LOCK!!!!

Sobat Ryu, bagaimana agar dialog ini jadi berguna.? saya tidak melihat posting dari posting ini ada yang di debatkan.? mereka bertanya saya menjawab, dan belum ada kata dan kalimat yang menohok ke sentimen negativ toch.?
masalahnya topic ini sudah terlalu sering di bahas, dan akhirnya masing2 punya pilihan sendiri toh :)

Ryu, betul topic ini telah terlalu sering di bahas, tapi tolong di pilah-pilah cara orang membahasnya tuh.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: "YANG LAIN"
« Reply #100 on: 02 January 2009, 09:30:17 PM »
bukankah lebih bijaksana bila melihat objek adalah apa adanya, atau bila ingin mengetahui secara jelasnya yaitu dengan melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung, daripada membuat kesimpulan dan asumsi bagaimana semua ini bisa terjadi

seperti contoh analogi ini

Quote
Anda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?

bagaimana jika orang yg menemukan benda itu adalah manusia jaman batu? yg malah berasumsi benda tersebut memiliki kekuatan gaib didalamnya dan digerakkan oleh mahluk penunggu, ini salah satu cara berasumsi juga, yah mending kalo anda memang tau itu benda apa dan paham cara pembuatan dan cara kerjanya

lah kalo ngga? apakah anda malah akan berasumsi yg lebih aneh-aneh lagi, nah ini lah yg akhirnya menjadi kepercayaan yg lama kelamaan diyakini secara total sebagai suatu kebenaran
« Last Edit: 02 January 2009, 09:36:39 PM by Reenzia »

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #101 on: 02 January 2009, 09:38:58 PM »
bukankah lebih bijaksana bila melihat objek adalah apa adanya, atau bila ingin mengetahui secara jelasnya yaitu dengan melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung, daripada membuat kesimpulan dan asumsi bagaimana semua ini bisa terjadi

seperti contoh analogi ini

Quote
Anda berjalan dipantai dan melihat sesuatu yang berkilat-kilat terkena sinar matahari, anda memungutnya, suatu benda logam kecil, bulat dan permukaannya dilapisi kaca. Anda memerhatikan ada suara tik-tik-tik, dan anda melihat di balik kaca itu ada gigi-gigi, per, sekrup dan tanda-tanda ukuran. Semua benda itu digabungkan dengan tepat dan kompak. Nah, apakah benda itu.? Dan bagaimana proses keberadaannya.?. Apakah karena hasil dari gelombang yang tak terbilang banyaknya yang melandai pantai, mengerus karang jadi pasir yang kemudian dibentuk kembali oleh angin dan kemudian menghasilkan konfigurasi yang bergerak dengan sangat tepat itu.?

bagaimana jika orang yg menemukan benda itu adalah manusia jaman batu? yg malah berasumsi benda tersebut memiliki kekuatan gaib didalamnya dan digerakkan oleh mahluk penunggu, ini salah satu cara berasumsi juga, yah mending kalo anda memang tau itu benda apa dan paham cara pembuatan dan cara kerjanya

lah kalo ngga? apakah anda malah akan berasumsi yg lebih aneh-aneh lagi, nah ini lah yg akhirnya menjadi kepercayaan yg lama kelamaan diyakini secara total sebagai suatu kebenaran



Reenzia, please tolong di mengerti, analogi diatas hanya mau menempatkan pembuktian keberadaan Tuhan, sesuai permintaan Anda. Jadi, tolong jangan di larikan jawabannya ke Konsentrasi Pengamatan dalam Kesadaran kita melihat sesuatu. Thanks bila Anda mau memahaminya

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #102 on: 02 January 2009, 09:43:20 PM »
Maksud tante yang lain itu sudah tahu atau senang bermain2 dengan ciptaannya?

Ryu, rupanya pertanyaan Anda terlewatkan ya.? Apa seh maksud pertanyaannya bila bisa diperjelas please.

Offline Reenzia

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.199
  • Reputasi: 50
  • Gender: Female
  • The Wisdom ~
Re: "YANG LAIN"
« Reply #103 on: 02 January 2009, 09:45:22 PM »
dari artikel diatas tak satupun yg membuktikan adanya Tuhan secara nyata dan rasional, secara logis maupun ilmiah
semuanya hanya argumen, pemikiran dan kemungkinan semata....

dan hal itu jelas-jelas tak cukup untuk dapat diterima oleh pikiran rasionalitas ..........

analogi 1 : bagaimana ternyata jika gerbong itu bukanlah gerbong kereta api, tapi ternyata adalah roda yang berputar?
analogi 2 : telah gugur bila analogi 1 diterapkan
analogi 3 : berdasarkan kemungkinan dan keniscayaan yg tak dapat dibuktikan, hanya asumsi
analogi 4 : standar kesempurnaan itu refrensinya dari mana? bukankah ternyata dari jaman dahulu hingga jaman sekarang standar tersebut ternyata tak satupun yang mutlak? bahkan alam pun merubah titik keseimbangannya!
analogi 5 : kenapa berpikir bahwa ada perancangnya? bukankah alam selalu bergerak menuju titik keseimbangan adalah merupakan sifatnya? memikirkan bahwa ada perancangnya pun adalah suatu argumen semata, tak dapat dibuktikan kebenarannya, pernyataan ini sama saja seperti ini :
a= "mengapa air mengalir ketempat yang lebih rendah?"
b= "karena dirancang oleh perancangnya menjadi seperti itu"
« Last Edit: 02 January 2009, 09:56:13 PM by Reenzia »

Offline sukma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 294
  • Reputasi: 0
Re: "YANG LAIN"
« Reply #104 on: 02 January 2009, 09:49:52 PM »
Sekedar masukan...  :))

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=8018.0

Namo Buddhaya ...  _/\_ ...

g-Citra, tidak ada yang istimewa sesudah saya melihat Religion is Bullsheet..! Yang lebih ekstrem dari George Carlin masih banyak tuh.

 

anything