Aktivitas seks itu aktivitas bersenggama. Bukan masalah orgasme atau ejakulasinya. Di lain postingan Anda berkata bahwa aktivitas seks yang bukan pada pasangannya (di bawah naungan pernikahan) adalah pelanggaran sila. Lantas apakah Tantric Sex itu tidak akan melanggar sila?
Di kalangan Vajrayana, sesuatu yang dibilang sebagai aktivitas seks adalah apabila telah terjadi tahap penyelesaian - yaitu kenikmatan terjadi, termasuk orgasme. Apabila dua organ seks bertemu tanpa adanya kenikmatan, maka ini tidak dapat disebut sepenuhnya sebagai tindakan seks.
Maka dari itu saya mengatakan "Tantric Sex" bukan "aktivitas seks" karena tiadanya kenikmatan seksual maupun orgasme di sana.
Sedangkan patokan pelanggaran sila ke-3 adalah dengan niat memasukkan organ seks ke dalam salah satu lubang dari 3 lubang yaitu mulut, anus dan Miss V sedalam biji wijen ke orang yang tidak pantas disetubuhi dan mengalami kenikmatan seksual.
Melakukan metode Tantrik juga harus memperhatikan Sila Pratimoksha. Banyak dari para Mahasiddha yang melakukan karmamudra dengan istri mereka. Apabila ada kasus seperti Drukpa Kunley, maka ini harus dimaknai sebagai upaya kausalya.
Namun tetap patut diingat:
Pelanggaran sila ya pelanggaran sila, upaya kausalya ya upaya kausalya.
Membunuh untuk mencapai Pencerahan dalam pandangan Candra Mukti pun bukan dengan maksud membunuh. Dalam pandangannya, Candra Mukti mengatakan bahwa salah satu alasan membunuh di sana adalah untuk menghentikan kamma buruk dari orang (korban) itu. Karena kalau dibiarkan hidup, maka orang itu akan terus melakukan kamma buruk. Sehingga, membunuh orang itu atas dasar mengasihaninya. Ini salah satu modusnya.
Wah... yang ini namanya upaya kausalya.... bukan "membunuh untuk mencapai pencerahan"..... salah istilah bisa beda arti lho....
The Siddha Wanderer