Hallo teman-teman sedharma yang berbahagia.
Jika kita mempunyai seorang ibu yang sangat mencintai anak sehingga ibu tersebut muncul kemelekatan dan menderita karena takut anaknya salah , sebagai seorang anak apa yang harus dilakukan? Sebab cinta yang begitu besar ibu jadi terlalu memikirkan anak dan ingin anak mengikuti semua pemikiran sehingga kadang ibu yang juga manusia kadang memakai cara seperti mengancam secara tidak langsung padahal maksudnya baik.
ini ada kisah yg mirip
ada pasutri yg menikah sudah 20 tahun. ia memiliki seorang ibu 65 tahun.
sang ibu ingin agar anak dan menantu begini dan begitu.sang anak diam saja tapi
istrinya mengangkat senjata.
merasa tidak harmoni, ia memindahkan ibu ke rumah sebelah, yg juga miliknya.
aneh sekali, meski sdh dibuat pintu samping tidak terkunci, sang ibu tidak mau berkunjung
ke rumah anaknya.ia selalu mengeluh, kenapa menantunya tidak seperti dulu ketika baru menikah.
kenapa anaknya tidak menuruti kata katanya.kenapa sang menantu merampas anak laki laki
satu satunya secara halus .
sang anak seorang kontraktor dan pengusaha properti menengah.ia mampu mengantar istri ke singapura,
hawai, eropa tapi tidak mampu merubah suasana rumah disebelah.
mulai mebel, perabot, dapur, tempat tidur sampai kandang kucing semuanya orisinil spt ketika ia belum menikah.
tidak mau dan tidak boleh diganti.
ia pun memutuskan memberikan satu malam dari 7 malam yg dimilikinya
menginap di rumah ibu. sering ditemani oleh anak lakinya yg sulung.
disana ada cetiya kecil dengan 2 rupang buddha besar peninggalan mendiang sang ayah.
rupang itu pemberian bhante di vihara kepada mendiang ayahnya.
aneh sekali, saat menginap disana, ia selalu samadi di cetiya itu.mudah sekali
dan lancar.terasa tiada hambatan.sangat berbeda saat meditasi dirumah sndiri.
disana ada fasilitas modern, istri, anak, ruang musik, piano, home theater,
sopir, helper, tukang kebun.
ia tidak bisa samadi lancar di cetiya rumah sendiri
daripada mendengar sang ibu mengeluh lagu lama
kenapa Begini dan begitu, ia memutuskan sama di semalam suntuk
dan istirahat di cetiya itu. tenang dan tidak hanyut.
rasa "memiliki" dan "kehilangan" yg kelewatan
menyebabkan keras hati.