//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???  (Read 32329 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« on: 07 August 2009, 10:52:13 PM »
Oleh : UP. Sudharma SL.

Sering timbul salah pengertian di kalangan masyarakat yang non-Buddhis (bukan beragama Buddha), bahwa tradisi "Bakar Kertas" adalah merupakan bagian dari ajaran Agama Buddha, bahkan sebagian dari umat Buddha pun beranggapan demikian. Terasa seakan kurang lengkap apabila dalam upacara sembahyang tidak dilaksanakan tradisi "Bakar Kertas" ini.

Sejak zaman dulu sebenarnya ada 2 jenis kertas yang digunakan dalam tradisi ini, yaitu kertas yang bagian tengahnya berwarna keemasan (Kim Cua) dan kertas yang bagian tengahnya berwarna keperakan (Gin Cua). Menurut kebiasaan-nya Kim Cua (Kertas Emas) digunakan untuk upacara sembahyang kepada dewa-dewa, sedangkan Gin Cua (Kertas Perak) untuk upacara sembahyang kepada para leluhur dan arwah-arwah orang yang sudah meninggal dunia.

Mereka yang mempercayai tradisi ini beranggapan bahwa dengan membakar kertas emas dan perak itu berarti mereka telah memberikan kepingan uang emas dan uang perak kepada para dewa atau leluhur mereka; sebagaimana diketahui kepingan emas dan perak adalah mata uang yang berlaku pada zaman Tiongkok kuno.

Tetapi ternyata kemajuan zaman telah mempengaruhi pula tradisi ini, sekarang yang dibakar bukan hanya kertas emas dan perak, ada pula sejenis uang kertas dengan nilai nominal aduhai (milyaran), yang bentuknya mirip dengan uang kertas yang digunakan pada zaman sekarang. Yang membedakannya adalah kalau pada uang kertas yang berlaku pada umumnya ada yang bergambar kepala negara atau pahlawan, tetapi pada uang kertas yang akan dikirim kepada para leluhur yang telah meninggal ini bergambar Yen Lo Wang (Giam Lo Ong) yakni Dewa Yama, penguasa alam neraka, dan adanya tulisan "Hell Bank Note" (Mata Uang Neraka). Entah dari mana asal mula timbulnya ide untuk membuat dan membakar uang kertas akhirat seperti itu, mungkin dasar pemikirannya adalah karena sekarang mata uang tidak lagi berupa kepingan emas dan perak, melainkan uang kertas; tentunya di alam sana juga perlu penyesuaian.

Apakah benar tradisi "Bakar Kertas" ini berdasarkan ajaran Agama Buddha ? Apakah ada manfaatnya ?, dan bagaimanakah sesungguhnya pandangan Agama Buddha mengenai tradisi ini ? Pembicaraan mengenai hal ini cukup menarik, ada yang pro dan ada pula yang kontra, bahkan anti sama sekali.

Agama Buddha adalah agama yang penuh dengan toleransi, dalam arti agama Buddha dapat menerima pengaruh tradisi atau budaya manapun selama hal itu tidak bertentangan dengan prinsip dasar ajaran Agama Buddha (Buddha Dharma). Dan dalam hal ini tentu perlu pula dipertimbangkan apakah hal itu bermanfaat bagi kemajuan batin kita atau tidak. Begitu pula dengan tradisi "Bakar Kertas" ini apakah hal ini bertentangan atau tidak dengan prinsip dasar ajaran Buddha Dharma ? Marilah kita tinjau lebih lanjut.

Asal-Usul Tradisi "Bakar Kertas"

Konon tradisi "Bakar Kertas" ini baru dimulai pada zaman pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien (Lie She Min) dari Kerajaan Tang di Tiongkok. Lie Sie Bien adalah seorang kaisar yang adil dan bijaksana, sehingga beliau dicintai oleh rakyatnya.

Pada suatu hari tersebar kabar bahwa Kaisar menderita sakit yang cukup parah, mendengar kabar ini rakyat menjadi sedih. Beberapa hari kemudian secara resmi keluar pengumuman dari Kerajaan bahwa Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia. Rakyat benar benar berduka-cita karena merasa kehilangan seorang Kaisar yang dicintai, sebagai ungkapan rasa duka-cita ini penduduk memasang kain putih di depan pintu rumahnya masing-masing tanda ikut berkabung atas mangkatnya Sang Kaisar.

Sebagaimana tradisi pada waktu itu, jenazah Kaisar tidak langsung dikebumikan, melainkan disemayamkan selama beberapa minggu untuk memberi kesempatan pada para pejabat istana dan rakyat untuk memberikan penghormatan terakhir.

Alkisah, setelah beberapa hari kemudian Kaisar Lie Sie Bien hidup kembali atau bangkit kembali dari kematiannya. Dan kemudian beliau bercerita mengenai perjalanan panjangnya menuju alam neraka, yang dialaminya selama saat kematiannya.

Dimana salah satu cerita beliau, adalah ketika beliau dalam perjalanan menuju alam neraka, sang Kaisar bertemu dengan ayahbunda, dan sanak keluarga, serta teman-temannya yang telah lama meninggal dunia. Dimana dikisahkan bahwa kebanyakan dari mereka berada dalam keadaan menderita kelaparan, kehausan, dan serba kekurangan walaupun dulu semasa hidupnya mereka hidup senang dan mewah. Keadaan mereka sangat menyedihkan, walaupun saat ini anak-anak dan keturunannya yang masih hidup berada dalam keadaan senang dan bahagia. Makhluk-makhluk yang menderita ini berteriak memanggil Lie Sie Bien untuk minta pertolongan dan bantuannya untuk mengurangi penderitaan mereka. Menurut Kaisar mereka ini sangat mengharapkan bantuan dan pemberian dari keturunan dan sanak-keluarganya yang masih hidup.

Lalu sang Kaisar menghimbau dan menganjurkan agar keturunan dan sanak keluarga yang masih hidup jangan sampai melupakan leluhur dan keluarganya yang telah meninggal. Kita yang masih hidup wajib mengingat dan memberikan bantuan kepada mereka yang menderita di alam sana, sebagai balas budi kita kepada leluhur kita itu. Untuk itu keluarga yang masih hidup dianjurkan untuk mengirimkan bantuan dana/ uang kepada mereka yang berada di alam penderitaan itu. Dan dana bantuan itu adalah berupa "Kertas Emas dan Perak" yang dibakar dan kemudian akan menjelma menjadi kepingan uang emas dan perak di alam sana, sehingga dapat dipergunakan oleh ayahbunda, leluhur, dan sanak keluarga yang berada di alam sana untuk meringankan penderitaan mereka.

Karena yang berkisah ini adalah seorang Kaisar yang sangat dihormati dan dicintai segenap rakyatnya, maka tentu saja cerita ini dipercayai, dan himbauan kaisar langsung mendapatkan tanggapan yang baik dari para pejabat, bangsawan, dan seluruh rakyat kerajaan Tang.

Tetapi sekarang persoalannya, siapakah yang akan membuat "kertas emas dan perak" itu, untuk kemudian dijual kepada yang mau membakarnya atau mengirimkannya kepada leluhur dan sanak keluarganya yang telah meninggal ?

Lie Sie Bien adalah seorang yang cerdas, beliau tahu betul bahwa dari sekian luas wilayah kerajaan Tang (Tiongkok), tidak semua daerah tersebut sama kesuburan tanahnya, ada daerah-daerah yang gersang dan tandus, yang hanya dapat ditumbuhi pohon bambu yakni bahan baku untuk pembuat kertas pada waktu itu. Nah, penduduk daerah inilah yang dikerahkan untuk membuat "kertas emas dan perak" untuk keperluan sembahyang kepada para leluhur itu.

Apakah sesungguhnya yang terjadi ? Betulkah Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia dan melakukan perjalanan ke alam neraka ? Benarkah kisah perjalanan yang diceritakan oleh sang Kaisar ? Banyak orang yang percaya bahwa Kaisar Lie Bie Bien benar-benar pernah meninggal dan melakukan perjalanan ke alam neraka, dan apa yang dikisahkannya itu sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa kejadian "mati suri" nya Kaisar Lie Sie Bien dan kisah perjalanannya ke neraka hanya rekayasa sang Kaisar untuk tujuan politis.

Dimana penggambaran alam neraka seperti yang diceritakan beliau diambil dari penggambaran alam neraka dalam kitab-kitab suci Agama Buddha, karena Kaisar Lie Sie Bien adalah seorang Buddhis (beragama Buddha) yang cukup banyak mendalami ajaran-ajaran Agama Buddha (Buddha Dharma).

Seperti kita ketahui, bahwa di zaman itu di Tiongkok berlaku sistim feodal, dimana terjadi jurang perbedaan yang sangat nyata antara tuan-tuan tanah, bangsawan, dan pedagang yang kaya raya dengan segala kemewahan yang berlimpah ruah, dengan kaum petani, buruh dan rakyat jelata yang hidup miskin, melarat, penuh kesengsaraan dan serba kekurangan. Orang-orang kaya ini sama sekali tidak punya kepedulian terhadap orang-orang miskin, bahkan mereka menindas kaum miskin ini.

Sebagai seorang kaisar yang adil dan bijaksana, tentu saja Lie Sie Bien tidak setuju dengan keadaan ini, tetapi beliau juga tidak bisa sewenang-wenang memaksa kaum kaya ini untuk mempunyai kepedulian dan mau membantu kaum miskin. Maka terpaksalah beliau menggunakan taktik untuk menciptakan pemerataan kehidupan dan menolong kaum miskin itu, yakni dengan merekayasa peristiwa kematian beliau dan perjalanannya ke alam neraka.

Barisan terdepan dari mereka yang mengikuti himbauan dan ajuran Kaisar Lie Sie Bien untuk membakar "Kim Cua dan Gin Cua" untuk di kirimkan sebagai dana bantuan kepada leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal sudah tentu adalah orang-orang kaya yang punya banyak uang untuk membeli "kertas emas dan perak" yang dibuat oleh orang-orang miskin; sehingga dengan demikian rakyat jelata yang miskin ini jadi terbantu dan punya penghasilan, terjadilah pemerataan pendapatan.

Secara keagamaan pun tradisi ini pada mulanya bermanfaat, yaitu agar anak dan sanak keluarga yang masih hidup senantiasa ingat pada leluhur/ keluarga yang telah mendahului sekaligus sebagai ungkapan balas budi atas jasa dan kebaikan mereka, dan selalu berdoa serta mengharapkan kebahagiaan mereka di alam sana.

Bagaimana pada zaman sekarang ?

Zaman terus berubah, tradisi yang tadinya sengaja dicetuskan oleh Kaisar Lie Sie Bien dengan maksud dan tujuan yang baik, yakni membantu dan menolong kaum miskin, sekarang masalahnya menjadi lain. "Kertas Emas dan Perak" yang dulunya di produksi oleh home industry (industri rumah tangga) orang-orang miskin, sekarang sudah di produksi secara massal oleh pabrik-pabrik yang tentunya milik pengusaha kaya. Sehingga maksud dan tujuan untuk pemerataan penghasilan sudah tidak bermakna lagi.

.Kalau dulu upacara "Bakar Kertas" itu selalu diiringi dengan doa dan harapan untuk kebahagiaan para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, saat ini makna ini sudah semakin kabur karena tidak banyak lagi orang yang tahu asal mula, maksud dan tujuan sesungguhnya dari tradisi "Bakar Kertas" ini. Malah sekarang ada anggapan bahwa semakin banyak "kertas emas dan perak" ini dibakar adalah semakin baik, dan membuat leluhur dan sanak keluarga semakin kaya dan semakin senang di alam sana.

Ditambah lagi dengan berbagai ide yang menyesatkan, seperti membuat uang kertas "Hell Bank Note", peralatan-peralatan modern/ canggih dari kertas (seperti pesawat televisi, hand phone, mobil mewah, televisi, parabola, dll) untuk dibakar guna dikirimkan pada leluhur dan sanak keluarga di alam sana, tentunya akan semakin mengaburkan maksud dan tujuan tradisi "Bakar Kertas" ini.

Bagaimanakah pandangan Agama Buddha ?

Agama Buddha adalah agama yang penuh dengan toleransi, walaupun bukan berarti bahwa agama Buddha bersikap menerima tradisi apapun dalam ritual agama Buddha. Tradisi "Bakar Kertas" yang masih dilaksanakan pada saat ini jelas tidak sesuai dengan ajaran agama Buddha.

Alangkah baik dan bijaksana bilamana uang yang tadinya akan digunakan untuk pembelian "kertas emas dan perak" itu dipergunakan untuk membantu orang-orang yang memerlukan bantuan/ pertolongan, atau membeli sesuatu yang dapat diberikan/ disumbangkan pada mereka yang membutuhkannya; misalnya : disumbangkan ke Vihara, Panti Asuhan, Panti Jompo, Panti Anak Cacat, memberikan dana pada anggota Sangha (Bhikkhu/ Bhikkhuni), atau disumbangkan pada pengemis, orang-orang miskin, korban bencana alam, dan lain sebagainya. Bantuan dan sumbangan tersebut kita berikan dengan mengenang dan mengatasnamakan orangtua/ leluhur dan sanak keluarga kita yang telah meninggal itu. Inilah yang di dalam agama Buddha dinamakan "Upacara Pelimpahan Jasa (Pattidana)", sehingga uang kita tidak menjadi sia-sia untuk membakar kertas dan segala sesuatu yang tidak bermanfaat itu.

Tetapi dalam hal ini agama Buddha tidak mengambil sikap menentang keras atau anti terhadap tradisi tersebut, karena menyadari bahwa melaksanaan tradisi tersebut hanya semata-mata karena ketidaktahuan, kurangnya pengertian, dan kepatuhan pada tradisi secara membabi buta, bukan karena tujuan untuk menentang atau melanggar ajaran agama Buddha.

Jika masih ada generasi tua yang melaksanakan tradisi "Bakar Kertas" itu, kita tidak perlu menentang, mengejek, menghina, atau pun melecehkan apa yang mereka lakukan; tetapi seharusnya kewajiban kita adalah untuk memberikan pengertian dan penjelasan secara bijaksana tentang tradisi tersebut, sehingga mereka berangsur-angsur jadi mengerti dan menyadari kekeliruannya dan mau dengan ikhlas dan sukarela untuk memperbaiki/ merubahnya. Sungguhpun harus diakui bahwa tidaklah mudah untuk merubah suatu tradisi yang sudah mendarah-daging, meski pun demikian kita tetap harus mencobanya; syukur jika berhasil, tetapi bila tidak berhasil kita tidak perlu kecewa, putus asa, atau pun memaksakannya pada mereka.

Thx to: Singthung
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #1 on: 08 August 2009, 08:37:33 AM »
artikel yang bagus sekali.

'klik'

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #2 on: 08 August 2009, 09:06:31 AM »
hehe... jadi inget toko temen jual alat sembahyang...

ada hendpon merek AINOK  =))

ada BMW berserta supir, :))

ada2 aje... menambah pemanasan global....

oh ya,, kan ada rumah2an sama yg orang2an juga kan...
i'm just a mammal with troubled soul



Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #3 on: 09 August 2009, 01:57:36 AM »
bakar kertas sembahyang termasuk bermanfaat loh..^^
memberi keuntungan pada si penjual....biar dia bahagia. hehehe

yang paling lucunya ada sebuah handphone + tertera nomor-nya 08188888888...
dan di jual grosir.....
jadi bayangkan seorang nelpon saja,bisa-bisa HP seluruh alam baka berdering semua...^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline suyantsai

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 5
  • Reputasi: 1
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #4 on: 09 November 2009, 12:25:15 AM »
Memang klo dilihat dari segi materi akan lebih bermanfaat jika d sumbangkan kepada panti anak dan sbg nya.Tapi bagi sebagian org beranggapan hanya itu yg bisa dilakukan untuk leluhurnya sambil berharap leluhurnya akan memperoleh kemudahan dlm kehidupan lain.
Jadi menurut saya kita jangan menilai sesuatu itu dari materi aja yg kurang di optimalkan tapi juga dari niat karna pada dasarnya niatnya emang baik.

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #5 on: 09 November 2009, 12:33:58 AM »
artikelnya bagusss..
kalo tradisi yaa, di lestarikan jg baik, karena sudah jadi tradisi org chinese, cumanya jgn membakar berlebihan, kalo bisa sich uangnya sebagian di danakan kepada yg membutuhkan dan sebagian ya buat bakar kertas

 _/\_

Offline Khantiviro

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 1
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #6 on: 21 November 2009, 12:24:25 AM »
kalau gw kayaknya ga bakalan melakukan itu,that's not logic,mending uang beli kertas buat beli yg lain..
lgpula perkembangan brg2 yg terbuat dr kertas itu makin tdk terkendali aja,apalagi pas gw lihat ada hp ma Laptop.
klupun hal itu benar,gw tetap ga mau melakukan bakar2 brg2 dr kertas apalagi bakar hape ma laptop!
kebayang ga? habis kita bakar hp dan laptop..
trus sebulan kemudian ada Telpon
"oi,tolong bakar Voucher Gopek dong!disini ga ada jual pulsa,kalau bisa sekalian bakar Hp yg baru dong,masa gw kalah ma tetangga gw disini,tetangga gw Hpnya da 3,5G Internetnya cepat bgt..!"
Belum selesai,sebulan setalah itu,dtg mess dr YM
"Tolong bakarin Laptop br dong,speknya HDD 320GB,Intel i7,DDR3 4GB,dan jgn lupa VGAnya kasih yg gede ma game terbaru yah....."
message 1 lagi
"Oia,tolong bakar tasnya juga,takut lecet!"

wakakaka..

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #7 on: 10 January 2010, 07:45:28 AM »
Tiap org punya pandangan dan keyakinan yg berbeda antaran 1 dg yg lain.Kalau menurut pikiran saya,bermanfaat atau tidaknya tergantung dari si pembakar kertas.Kalau semua itu dilakukan dengan NIAT karena peduli dengan almarhum,kr dia ingin berterimakasih,kr sebagai rasa bakti.Saya yakin itu bermanfaat sekali.Bukan saja kepada almarhum tapi juga kepada sipembakar.

Manfaat bagi sipembakar:dia berbagi rejeki kepada org lain.bukan saja kepada pemilik pabrik.tapi juga kepada pekerja pabrik.bahkan juga kepada petaninya.bayangkan begitu budaya bakar kertas hilang.kira-kira berapa banyak yang hidupnya terlantar.manfaat yg lain sipembakar juga menjadi manusia yg tau membalas budi,karena tidak semua org mau mengingat dan berterimakasih kepada orang lain.dengan yang masih hidup aja kadang ga ingat.apalagi mau ingat yang udah mati.Tapi kalau niatnya membakar dengan berpikiran dan bertujuan supaya leluhurnya kaya atau punya hp.Menurut saya itu jadi mubazir.

Manfaat bagi almarhum:entah dimanapun keberadaan almarhum,jika dia emang tau.Maka dia pasti bersyukur dan bangga.Karena punya turunan yang baik dan ga melupakan dia begitu saja.Bahkan sampai udah mati sekian lamapun masih diingat.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #8 on: 10 January 2010, 08:22:16 AM »
bermanfaat, membantu percepatan peredaran uang, dan akan meningkatkan sistem moneter dlm negri
Samma Vayama

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #9 on: 10 January 2010, 10:01:04 AM »
Jadi inget film singapore money is not enought
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #10 on: 10 January 2010, 11:26:16 AM »
Saya juga pernah lihat credit card visa ala Hell Bank untuk dibakar  ;D Kalau benar bisa "diterima" oleh almarhum, maka ini sudah menyalahi aturan perbankan, karena seharusnya yang mengeluarkan credit card itu adalah pihak bank yaitu Hell Bank, bukan kita yang masih hidup. Jika demikian kita sudah melakukan kejahatan akhirat karena membuat credit card palsu  :))
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #11 on: 10 January 2010, 07:43:34 PM »
Saya juga pernah lihat credit card visa ala Hell Bank untuk dibakar  ;D Kalau benar bisa "diterima" oleh almarhum, maka ini sudah menyalahi aturan perbankan, karena seharusnya yang mengeluarkan credit card itu adalah pihak bank yaitu Hell Bank, bukan kita yang masih hidup. Jika demikian kita sudah melakukan kejahatan akhirat karena membuat credit card palsu  :))

Saya membaca ketikan anda,saya pikir anda punya sedikit bakat atau mungkin juga lebih untuk melawak..he..he...coba deh bikin lelucon yang lain dari topik yang berbeda.jadi saya bisa ketawa tiap baca ketikan anda.kan termasuk amal lho buat orang tersenyum..he..he..
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #12 on: 13 January 2010, 09:29:01 AM »
Mana jawabannya bgi yg tahu??? Mang benar dalam ajaran Buddha klo kita bakar uang kertas nanti bisa di terima dewa/leluhur kita???
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #13 on: 13 January 2010, 09:36:13 AM »
mari kita lihat secara statistik:

Dari sekian banyak manusia yg meninggal dunia pasti ada banyak sekali yg terlahir sebagai binatang. kalau binatang-binatang itu bisa menerima transfer uang kertas yg dibakar oleh keturunannya dalam kehidupan lampau, tentu para binatang itu memiliki uang banyak. tetapi, apakah binatang memiliki uang?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #14 on: 13 January 2010, 10:05:46 AM »
mari kita lihat secara statistik:

Dari sekian banyak manusia yg meninggal dunia pasti ada banyak sekali yg terlahir sebagai binatang. kalau binatang-binatang itu bisa menerima transfer uang kertas yg dibakar oleh keturunannya dalam kehidupan lampau, tentu para binatang itu memiliki uang banyak. tetapi, apakah binatang memiliki uang?
ada binatang yang hidupnya lebih layak dari manusia lho ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #15 on: 13 January 2010, 10:17:35 AM »
mari kita lihat secara statistik:

Dari sekian banyak manusia yg meninggal dunia pasti ada banyak sekali yg terlahir sebagai binatang. kalau binatang-binatang itu bisa menerima transfer uang kertas yg dibakar oleh keturunannya dalam kehidupan lampau, tentu para binatang itu memiliki uang banyak. tetapi, apakah binatang memiliki uang?
ada binatang yang hidupnya lebih layak dari manusia lho ;D

gak perlu minder, kang.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #16 on: 13 January 2010, 10:21:44 AM »
Di Aliran Theravada, dikenal jenis hantu yang dinamakan "paradattupajivika-peta"; yaitu makhluk peta (hantu) yang bisa menerima pelimpahan jasa dan makanan maupun pemberian yang disuguhkan manusia dalam upacara sembahyang (pattidana).

Menurut pemahaman ini, jika seseorang membakar kertas sembahyang, membakar rumah kertas, memberikan sesajen kepada mendiang, serta diikuti dengan pikiran baik yang diarahkan agar mendiang turut berbahagia atas persembahan ini; bukan tidak mungkin bahwa mendiang yang terlahir sebagai paradattupajivika-peta bisa menerima pelimpahan jasa ini.

Namun yang sering dilakukan orang-orang hanyalah membakar uang kertas sebagai bentuk ritualisme dan tradisi. Sedangkan menurut Buddhisme, yang terpenting adalah mengarahkan pikiran. Oleh karena itu, bagi Aliran Theravada, memberikan pelimpahan jasa bisa dilakukan setiap saat. Jika Anda melakukan kebajikan, arahkan pikiran agar leluhur dan semua makhluk turut berbahagia atas kebaikan ini. :)

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #17 on: 13 January 2010, 10:54:27 AM »
Di Aliran Theravada, dikenal jenis hantu yang dinamakan "paradattupajivika-peta"; yaitu makhluk peta (hantu) yang bisa menerima pelimpahan jasa dan makanan maupun pemberian yang disuguhkan manusia dalam upacara sembahyang (pattidana).

Menurut pemahaman ini, jika seseorang membakar kertas sembahyang, membakar rumah kertas, memberikan sesajen kepada mendiang, serta diikuti dengan pikiran baik yang diarahkan agar mendiang turut berbahagia atas persembahan ini; bukan tidak mungkin bahwa mendiang yang terlahir sebagai paradattupajivika-peta bisa menerima pelimpahan jasa ini.

Namun yang sering dilakukan orang-orang hanyalah membakar uang kertas sebagai bentuk ritualisme dan tradisi. Sedangkan menurut Buddhisme, yang terpenting adalah mengarahkan pikiran. Oleh karena itu, bagi Aliran Theravada, memberikan pelimpahan jasa bisa dilakukan setiap saat. Jika Anda melakukan kebajikan, arahkan pikiran agar leluhur dan semua makhluk turut berbahagia atas kebaikan ini. :)
Berart dlm ajaran Buddha membenarkan bahwa jika seseorg membakar uang kertas bisa di terima leluhurny!!!

Manakah yg bnr?? Bro indra blg tdk bisa di terima uang kertasny dan bro upasaka memberi informasi bisa di terima.. Bro indra n bro upasaka kan sama2 master dlm ajarn Buddha, kan global moderator dan moderator yg kc komen. Hehehehehe...
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #18 on: 13 January 2010, 11:01:16 AM »
saya menjawab pertanyaan anda yg "apakah uang kertas yg dibakar itu bisa diterima oleh leluhur?" jelas tidak bisa, tidak ada mekanisme transfer uang jenis ini.

jawaban mod upasaka adalah menggunakan mekanisme konversi kurs

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #19 on: 13 January 2010, 11:02:09 AM »
Berart dlm ajaran Buddha membenarkan bahwa jika seseorg membakar uang kertas bisa di terima leluhurny!!!

Manakah yg bnr?? Bro indra blg tdk bisa di terima uang kertasny dan bro upasaka memberi informasi bisa di terima.. Bro indra n bro upasaka kan sama2 master dlm ajarn Buddha, kan global moderator dan moderator yg kc komen. Hehehehehe...

Bro Indra orangnya santai dan suka bercanda. Meskipun tidak pakai emoticon, tapi semua pernyataannya itu bersahaja kok. :)

Maksudnya Bro Indra itu, kalau mendiang sudah terlahir sebagai hewan, dia tidak akan bisa menerima pelimpahan jasa. Jadi membakar kertas dan sebagainya pun tidak akan bermanfaat. Dalam komentar saya, saya memberi argumentasi bahwa paradattupajivika-peta bisa menerima pelimpahan jasa; termasuk menerima hasil pembakaran kertas yang diarahkan dengan pikiran baik. Tetapi di luar argumentasi ini, kita tidak tahu bagaimana keadaan alam kehidupan para makhluk peta (hantu) di sana. Apakah mereka masih memerlukan uang untuk berbelanja? Apakah mereka membutuhkan rumah untuk bersantai bersama keluarganya di sana? Kita belum tahu. Yang pasti, dalam Buddhisme... jika kita memberikan persembahan dan mengarahkan pikiran baik, maka makhluk itu bisa turut berbahagia.

Oleh karena itulah, saya menghimbau semua orang untuk melakukan pelimpahan jasa di mana pun dan kapan pun. Karena yang terpenting adalah pikiran. Jika pikiran tidak baik, pikiran malas, pikiran negatif yang justru terarahkan saat pelimpahan jasa / membakar uang kertas; maka semuanya itu adalah sia-sia.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #20 on: 13 January 2010, 11:04:10 AM »
dan yg penting lagi,

dilarang menganggap mod adalah master. mod atau non mod, kita sama2 belajar di sini.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #21 on: 13 January 2010, 11:07:52 AM »
kalau kita kirim uang banyak2, yang bisa ampe 1 lembar, 1.000.000.000 , bergepok gepok, jadinya inflasi lho
uang yang dikirim malah jadi ga ada harganya.

itulah hukum ekonomi kalau cetak uang kebanyakan....
ekonomi alam baka selalu hancur pasti karena kebanyakan kiriman...
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #22 on: 13 January 2010, 11:13:52 AM »
kalau kita kirim uang banyak2, yang bisa ampe 1 lembar, 1.000.000.000 , bergepok gepok, jadinya inflasi lho
uang yang dikirim malah jadi ga ada harganya.

itulah hukum ekonomi kalau cetak uang kebanyakan....
ekonomi alam baka selalu hancur pasti karena kebanyakan kiriman...

ga lah....ga bakal hancur.kr dialam baka nanti mereka juga diajarkan membakar uang kertas yang kita kirim.dan dibakar buat anak/cucu dan cicitnya.dan sampai di tangan kita dalam bentuk rejeki....he..he..he..jadinya imbang tho?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #23 on: 13 January 2010, 04:16:31 PM »
Berart dlm ajaran Buddha membenarkan bahwa jika seseorg membakar uang kertas bisa di terima leluhurny!!!

Manakah yg bnr?? Bro indra blg tdk bisa di terima uang kertasny dan bro upasaka memberi informasi bisa di terima.. Bro indra n bro upasaka kan sama2 master dlm ajarn Buddha, kan global moderator dan moderator yg kc komen. Hehehehehe...

Bro Indra orangnya santai dan suka bercanda. Meskipun tidak pakai emoticon, tapi semua pernyataannya itu bersahaja kok. :)

Maksudnya Bro Indra itu, kalau mendiang sudah terlahir sebagai hewan, dia tidak akan bisa menerima pelimpahan jasa. Jadi membakar kertas dan sebagainya pun tidak akan bermanfaat. Dalam komentar saya, saya memberi argumentasi bahwa paradattupajivika-peta bisa menerima pelimpahan jasa; termasuk menerima hasil pembakaran kertas yang diarahkan dengan pikiran baik. Tetapi di luar argumentasi ini, kita tidak tahu bagaimana keadaan alam kehidupan para makhluk peta (hantu) di sana. Apakah mereka masih memerlukan uang untuk berbelanja? Apakah mereka membutuhkan rumah untuk bersantai bersama keluarganya di sana? Kita belum tahu. Yang pasti, dalam Buddhisme... jika kita memberikan persembahan dan mengarahkan pikiran baik, maka makhluk itu bisa turut berbahagia.

Oleh karena itulah, saya menghimbau semua orang untuk melakukan pelimpahan jasa di mana pun dan kapan pun. Karena yang terpenting adalah pikiran. Jika pikiran tidak baik, pikiran malas, pikiran negatif yang justru terarahkan saat pelimpahan jasa / membakar uang kertas; maka semuanya itu adalah sia-sia.
Maaf bro upasaka aku salah pengertian maksdny bro indra.. Maklum, pngertian saya msi kurg. Hehehehe.. Bro upasaka mang bnr hebat sekali, membantu menjelaskan smp dimengerti, sudh bbrp x bro upasaka mnjawb prtnyaan saya dgn tepat sekali jwbanny.. Salut sekali saya dgn bro upasaka.. Thx bro upasaka..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #24 on: 13 January 2010, 04:31:15 PM »
Maaf bro upasaka aku salah pengertian maksdny bro indra.. Maklum, pngertian saya msi kurg. Hehehehe.. Bro upasaka mang bnr hebat sekali, membantu menjelaskan smp dimengerti, sudh bbrp x bro upasaka mnjawb prtnyaan saya dgn tepat sekali jwbanny.. Salut sekali saya dgn bro upasaka.. Thx bro upasaka..


Sama-sama. :)

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #25 on: 13 January 2010, 04:31:47 PM »
dan yg penting lagi,

dilarang menganggap mod adalah master. mod atau non mod, kita sama2 belajar di sini.
Maaf bro indra jika aku slah mengartikan mksdny anda soal uang kertas, maklum pngertian aku msi blum dlm sekali. Hehehehe..

Soal master, tp kan mang bnr knytaan, bukti nyatany ada dgn jwbn2 anda2 mod slma ini sndri wlpn ada yg bkn mod jg master dlm ajrn Buddha.. Tp aku sbgai umat Buddha yg blum phm btul dgn ajarn Buddha dan anda2 mod jauh lbh pham, mk aku menggap anda2 mod adlh master.. Conth sprt murid dan guru. Hehehehehe..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #26 on: 14 January 2010, 12:13:27 PM »
wuih sedih ya kenapa semua orng selalu beranggapan bahwa semua leluhurnya selalu terlahir d alam appaya bhumi 4 nseakan2 ga percaya bahwa ada leluhur yang lahir d alam menyenangkan
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #27 on: 14 January 2010, 12:19:00 PM »
wuih sedih ya kenapa semua orng selalu beranggapan bahwa semua leluhurnya selalu terlahir d alam appaya bhumi 4 nseakan2 ga percaya bahwa ada leluhur yang lahir d alam menyenangkan

kita tidak tahu di alam mana leluhur kita terlahir kembali, jika kita beranggapan bahwa leluhur kita terlahir di alam deva, dan karena itu kita tidak melakukan pelimpahan jasa, padahal kenyataannya leluhur kita itu terlahir kembali di alam peta dan sangat mengharapkan limpahan jasa dari kita, seperti yg dialami oleh Raja Bimbisara. Bagaimana menurut anda?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #28 on: 14 January 2010, 12:43:03 PM »
wuih sedih ya kenapa semua orng selalu beranggapan bahwa semua leluhurnya selalu terlahir d alam appaya bhumi 4 nseakan2 ga percaya bahwa ada leluhur yang lahir d alam menyenangkan

Kita gak tau kita masih hidup atau nggak besok, tapi Kita ambil kemungkinan terburuk bahwa kita masih hidup besok dan seterusnya, sehinga kita mempersiapkan uang dan segala sesuatunya untuk mengantisipasi hari2 tsb...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline kusalaputto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.288
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • appamadena sampadetha
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #29 on: 14 January 2010, 12:45:25 PM »
 [at] bro indra
menurut hemat(udah ngirit2  ;D )saya memang kita juga harus memberikan pelimpahan jasa kepada leluhur kita karena bisa saj ada leluhur kita yang masuk appaya bhumi4 maksud saya di ats adalah jangan sampai semua orng beranggapan bahwa mereka yang sudah meninggal semua masuk appaya bhumi4 karena secara tidak sadar dalam pola pikir orang2 spt itu, kan di agama buddha juga ada surga ^-^. soalnya klo d agama buddha kadang sadar ga sadar dari pembicara mau pun umatnya selalu berbicara tentang neraka, binatang,setan seakan2 yang dijual itu. coba liat tetangga kita yang di jual surga n di tolongin mulu jadi banyak d umatnya :o. jadi d agama buddha ada namanya surga/ alam menyenagkan ;D ;D ;D _/\_
semoga kamma baik saya melindungi saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan saya menemukan seseorang yang baik pada saya dan anak saya, semoga kamma baik saya mengkondisikan tujuan yang ingin saya capai, semoga saya bisa meditasi lebih lama.

Offline JH sugathadasa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 293
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #30 on: 14 January 2010, 12:50:30 PM »
wah artikel & pembahasan sejarah yg sangat menarik.

Pembakaran kertas jgn sampai menjadi kepercayaan yg membuta.
Selama kita tahu maksudnya agar kita tetap mengenang jasa leluhur kita sih ok2 aja.

Yg lebih penting apabila kita ingin menolong leluhur kita (yg mgkn terlahir di alam sengsara) yaitu dgn melakukan kebajikan (karma baik) dan melimpahkannya ke leluhur kita itu. Ini jauh lebih bermanfaat dari sekedar bakar membakar kertas.

Apalagi sampai bakar kapal terbang, kulkas, tv, ranjang2an dll     :hammer: Duhhh

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #31 on: 14 January 2010, 01:20:34 PM »
Bakar kertas sembahyang tentu bermanfaat, yaitu bermanfaat bg penjual kertas smbhyang. Kalau urusan arwah, tidak tau apakah kertas sembhyang jadi uang untuk arwah dri keluarga yg ditinggal.No coment.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #32 on: 14 January 2010, 03:52:16 PM »
Bakar kertas sembahyang tentu bermanfaat, yaitu bermanfaat bg penjual kertas smbhyang. Kalau urusan arwah, tidak tau apakah kertas sembhyang jadi uang untuk arwah dri keluarga yg ditinggal.No coment.


kan tetap ada manfaatnya tho
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #33 on: 14 January 2010, 05:00:45 PM »
Bakar kertas sembahyang tentu bermanfaat, yaitu bermanfaat bg penjual kertas smbhyang. Kalau urusan arwah, tidak tau apakah kertas sembhyang jadi uang untuk arwah dri keluarga yg ditinggal.No coment.


kan tetap ada manfaatnya tho

Apapun kejadiannya tentu saja selalu ada manfaatnya

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #34 on: 07 April 2010, 12:13:32 PM »
Pemerintah Taiwan, Jumat (2/4), meminta masyarakat untuk tidak lagi membakar dupa dan uang kertas tiruan dalam ritual menghormati leluhur yang sudah meninggal. Mereka diminta untuk melakukan ritual secara online demi lebih menjaga kelestarian lingkungan. Pada Senin pekan depan, etnis China secara tradisional pergi ke makam leluhur untuk membakar dupa dan persembahan. Badan Perlindungan Lingkungan menyatakan, praktik itu tidak hanya memperburuk polusi udara di Taiwan, tetapi juga bisa menimbulkan kebakaran. “Kita sekarang bisa memilih untuk menghormati leluhur dengan cara modern dan ramah lingkungan melalui internet atau menyumbangkan uang yang akan dipersembahkan untuk amal.” sebut lembaga itu. Studi-studi menemukan bahwa pembakaran uang-uang kertas itu melepaskan sejumlah besar karbondioksida, salah satu gas utama yang bertanggung jawab atas perubahan iklim global. Badan-badan lingkungan juga telah menawarkan diri untuk mengumpulkan uang kertas dari rumah-rumah dan kuil-kuil untuk dibakar di tempat pembakaran milik negara yang bisa mengatur pelepasan asapnya.

(Kompas, 3 April 2010)

Setuju tuh yang dibold. Tapi gak ngerti tuh yang "melalui internet".

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #35 on: 07 April 2010, 04:21:05 PM »
Udh bbrp tahun ane mulai meninggalkan tradisi bakar2an yang berlebihan, walaupun ttp ada yang dibakar, tapi hanya saat malam sin cia, karena rasanya tradisi tetap harus dijaga...

ow iya, ane jg pernah ditanya sama tmn ane yang bokapnya baru meninggal sktr 1 thn, dy tanya katanya sesuai tradisi, stlh bbrp waktu perlu bakar rumah n perlengkapan lainnya untuk bokap yah?
Dan ane cma bilang, mendingan tuh duit u pake bwt sumbangin k panti jompo ato vihara aj.Dan sebagian duit lagi untuk ritual doa yang sederhana. Bagi org udh mati mah yg penting doa, kaga perlu dibakar2 segala. :))
« Last Edit: 07 April 2010, 04:23:53 PM by Edward »
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline tulip

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Gender: Female
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #36 on: 07 April 2010, 04:41:58 PM »
Salam kenal..  _/\_
semangat tuk topik 1 ne. Krn baru lewat qing ming (cheng beng), masih fresh memory melihat banyaknya penziarah yang melakukan pembakaran kertas sembahyang  ;D
saya pribadi kurang setuju terhadap pembakaran kertas sembahyang, apalagi ada yang mengharapkan dengan pembakaran kertas2 tersebut di depan makam leluhur dirinya akan bertambah kaya  ???

yg dikatakan bro edward mmg benar, ada sebagian orang yg beranggapan dengan melakukan ritual pembakaran rumah tuk para leluhur (yang biayanya bisa mencapai puluhan juta  :o) maka leluhur akan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Padahal uang tersebut akan lebih baik bila di danakan kepada pihak yang lebih membutuhkan.
Untuk menjelaskan kepada orang yg lebih tua, kadang diperlukan usaha dan perjuangan besar mengingat mereka sangat mempercayai ritual2 tsb.
 
Harumnya dupa tidak dapat melebihi harumnya kebajikan

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #37 on: 07 April 2010, 04:47:26 PM »
untungnya gw sudah tidak ada org lebih tinggi yang perlu dijelaskan..
dan abu bokap  gw taro di vihara (bukan klenteng).Jadi klo qing ming hanya perlu duit untuk buah, makanan dan dupa.Itu pun di vihara klo udh selesai langsung diberesin dan dibagi2kan ke orang. Jadi tidak dibuang percuma.
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline No Pain No Gain

  • Sebelumnya: Doggie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.796
  • Reputasi: 73
  • Gender: Male
  • ..............????
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #38 on: 07 April 2010, 08:23:13 PM »
untungnya gw sudah tidak ada org lebih tinggi yang perlu dijelaskan..
dan abu bokap  gw taro di vihara (bukan klenteng).Jadi klo qing ming hanya perlu duit untuk buah, makanan dan dupa.Itu pun di vihara klo udh selesai langsung diberesin dan dibagi2kan ke orang. Jadi tidak dibuang percuma.

hmmm..cara sembahyang yang bermanfaat...saya lebih prefer cara yang kayak gini..^^
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #39 on: 07 April 2010, 09:02:03 PM »
Bakar kertas sembayangan banyak manfaat nya :
1. memberikan rejeki kepada penjual kertas sembayangan...
2. mengurangi sampah kertas bekas, dr pada dibuang ke pembuangan akhir, diolah jd kertas sembayangan...
3. biar suasana nya + seru dan seakan benar" berbakti kepada leluhur/orang yg telah pergi...
4. bawa barang banyak waktu nyekar ke kuburan, biar kesan nya orang mampu...
5. seru bisa main bakar"an... lempar loncat kebelakang... maju, lempar, mundur lg kebelakang... hehehe...

emang sih tuk melurus kan pandangan orang yg lebih tua, bahwa penggunaan kertas sembayangan tidak diperlu kan sangat" susah, karena mereka mempunyai pandangan sendiri dan itu menjadi "belief" (ada nya ide dan penerimaan) bagi mereka... emang lebih baik uang tuk membeli kertas di dana kan kepada yg lebih membutuhkan, misalkan panti pijat... eh salah... panti jompo/panti asuhan/fakir miskin/janda" tua... hahaha...

tp budaya klo di nilai secara positif, banyak manfaat nya, misalkan kita membakar kertas sembayangan, trus anak kita liat n bertanya, pa... tuk apa bakar kertas itu, ya tuk menghormati engkong... biar engkong disono ada duit... hahaha... ntar kan si anak melihat, wuihhh... papa gw berbakti sekali ma bokap nya, berarti gw jg harus kayak papa gw... gw harus berbakti, trus ambil uang kertas jg dibakar tuk papa nya... wkwkwkwkwk...

semua itu pilihan, selama budaya itu masih baik, tidak mengarah ke hal yg buruk, ga perlu di tentang, dijalankan jg ga masalah, dr pd ribut ma orang tua... betul ? toh buddhism tidak melarang hal seperti itu... sama aja seperti perayaan kathina, pake acara melarutkan lilin yg di letakan pada sebuah wadah yg berbentuk teratai... tu tuk menghormat kaki buddha, tp klo di pikir... bukan kah lebih baik di dana kan uang tuk membuat wadah berbentuk teratai tersebut ke panti pijat... eh salah lagi... dah mulai hang nih... panti jompo/panti asuhan/orang terlantar/fakir miskin/janda" tua... wkwkwkwk...

jd semua itu ada ditangan kita, apakah mau menjalankan tradisi ato tidak, yg terpenting adalah tidak memunculkan konflik baru dan tidak menimbulkan penderitaan baru... intinya "selama itu tidak merugikan, bukan hal yg salah tuk dilakukan..." sutta-tono : XII 12-13

salam aa'tono...
« Last Edit: 07 April 2010, 09:11:16 PM by dhanuttono »

Offline Robert Yang

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #40 on: 08 April 2010, 12:32:48 AM »
Salam kenal..  _/\_
semangat tuk topik 1 ne. Krn baru lewat qing ming (cheng beng), masih fresh memory melihat banyaknya penziarah yang melakukan pembakaran kertas sembahyang  ;D
saya pribadi kurang setuju terhadap pembakaran kertas sembahyang, apalagi ada yang mengharapkan dengan pembakaran kertas2 tersebut di depan makam leluhur dirinya akan bertambah kaya  ???

yg dikatakan bro edward mmg benar, ada sebagian orang yg beranggapan dengan melakukan ritual pembakaran rumah tuk para leluhur (yang biayanya bisa mencapai puluhan juta  :o) maka leluhur akan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Padahal uang tersebut akan lebih baik bila di danakan kepada pihak yang lebih membutuhkan.
Untuk menjelaskan kepada orang yg lebih tua, kadang diperlukan usaha dan perjuangan besar mengingat mereka sangat mempercayai ritual2 tsb.
 


Sorry, menanggapi sedikit : tradisi panjang budaya Tionghoa selama 5-6.000 tahun telah mewariskan banyak pengetahuan dan ritual yang manfaat dan kebenarannya telah dinikmati kakek moyang, orang tua sampai pada generasi terkini masyarakat Tionghoa.

Namun banyak makna yang sulit dijelaskan secara linear (baca pemahaman sesuai logika barat yang lebih bersifat konkrit) oleh generasi muda sekarang yang menikmati pendidikan sekolah modern, yang kurang mendapat ajaran tradisi Tionghoa yang mendalam, dianggap tidak masuk akal.

Selain itu memang tidak semua tingkat pendidikan dan pemahaman budaya para orang tua (maupun pendahulunya) cukup mendalam, sehingga mereka hanya mengikuti tradisi turun temurun tanpa paham apa arti semua ritual tersebut. Satu yang masih tertinggal adalah dasar laku bakti menurut ajaran Kong Hu Cu.

Jadi kita mesti berhati-hati, jangan menganggap pandangan sendiri benar, para orang tua salah mempercayai ritual demikian. Kita bisa menikmati keadaan yang sekarang (sekolah tinggi, mengenal budha dharma) selain karma sendiri juga tidak terlepas dari amal perbuatan para orang tua.
Jangan melupakan seperti penganut agama tetangga yang menganggap diri anak ******, orang tua hanya tumpangan :'(

untuk menjelaskan secara detail memang perlu banyak halaman, dan sebagaimana juga ajaran sang Budha perlu Ehi Passiko baru memudahkan mempercayainya.

Walaupun demikian, karena dalamnya makna, serta kurangnya pemahaman yang benar, memang kebanyakan senior-senior tersebut menjadi terlalu mistik atau katakan terlalu berlebih-lebihan, dalam pembakaran kertas sembahyang sampai harus ber pak2 maupun membeli dari para pengusaha cerdas model tiruan perkakas modern yang sebenarnya tidak relevan (seperti mobil-mobilan, televisi, rolex, kulkas, uang kertas dollar dengan banyak digit, rumah mewah dst-dst ::)
memang lebih baik sebagian didanakan kepada pihak yang memerlukan, sebagai jalan  :)tengah

Bakar kertas sembahyang tentu bermanfaat, yaitu bermanfaat bg penjual kertas smbhyang. Kalau urusan arwah, tidak tau apakah kertas sembhyang jadi uang untuk arwah dri keluarga yg ditinggal.No coment.


kan tetap ada manfaatnya tho

Apapun kejadiannya tentu saja selalu ada manfaatnya

::

Setuju sekali.


Salam,

Robert Yang

Offline tulip

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 3
  • Gender: Female
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #41 on: 08 April 2010, 12:52:03 PM »
tuk bro dhanuttono & bro Robert Yang

Setuju tuk postingannya  :)

Anumodana
 _/\_

Salam metta

Harumnya dupa tidak dapat melebihi harumnya kebajikan

Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #42 on: 10 January 2013, 09:54:28 AM »
kapan saja umumnya tradisi ini dilakukan? :)

Offline fullsoul

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 29
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #43 on: 10 January 2013, 10:19:57 AM »
kapan saja umumnya tradisi ini dilakukan? :)
biasanya saat sembayang ceng beng, sembayang jit gwee, dan sembayang sebelum imlek

Offline neutral

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.510
  • Reputasi: 89
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #44 on: 10 January 2013, 11:41:37 AM »
biasanya saat sembayang ceng beng, sembayang jit gwee, dan sembayang sebelum imlek

hmm, saat sembahyang utk org yang baru meninggal kayaknya jg (masa berduka), cmiiw..
Be it one day or a hundred day..Say good bye..it's hearbeat..no one ever prepared

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #45 on: 10 January 2013, 11:45:11 AM »
hmm, saat sembahyang utk org yang baru meninggal kayaknya jg (masa berduka), cmiiw..

Sodaraku sembahyang buat rumah baru juga....

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #46 on: 23 August 2013, 03:53:14 PM »
tambahan cerita legenda asal mula "membakar kertas"

http://www.ymvs.mlc.edu.tw/webworld/2007net/story_main.htm

Legenda 1:
Dinasti Han Timur, seorang bernama Chai Lun mulai menggunakan kulit pohon, kain bekas, dll untk membuat kertas. Pertama kali diciptakan, penjualannya jelek. Untuk meningkatkan penjualan, Chai Lun dan istrinya membuat siasat. Pertama Chai Lun menghadap kaisar dan melaporkan dirinya sakit dan akan pulang kampung, kemudian berpura2 meninggal dan berbaring di peti mati. Istrinya di depan peti mati mulai membakar banyak kertas. Beberapa teman dan saudara yang melayat heran dan bertanya alasannya. Istri itu berkata: "Ini adalah uang yang dipakai di alam baka, digunakan untuk menyogok petugas neraka, raja dunia akhirat. Jika terus membakar kertas, dalam 7 hari orang itu mungkin hidup kembali." Dapat diduga, 7 hari kemudian Chai Lun bangkit kembali dan berkata: "saya dijemput yang berkepala kuda dan sapi untuk menemui raja dunia akhirat. Di perjalanan, bertemu banyak petugas dan saya memberikan uang yang dibakar istri saya pada mereka. Kemudian raja akhirat memeriksa buku kebajikan dan kejahatan, melihat saya sering berbuat baik, dan juga memberikan mereka banyak uang kertas, karena gembira mereka melepaskan saya kembali ke dunia." Gosip berlanjut bahwa uang kertas dapat menambah kebajikan, memperpanjang umur, dan kebiasaan itu berlanjut sampai sekarang.
Spoiler: ShowHide
傳說一:金銀紙由來是始於東漢時的蔡倫
  話說蔡倫總結前人經驗,始用樹皮、麻頭、破布等原料造紙,世稱「蔡侯紙」。新產品一
  推出,世人不解其妙處,導致滯銷。蔡倫為了大量推銷自己的產品,夥同妻子串通設計。
  首由蔡倫向皇帝告病返鄉,不久即詐死臥躺在無底棺材內,其妻在棺木前不斷燃燒事先準
  備好,上頭貼有銀箔的長方形紙錢,一些前來祭弔的親朋好友甚惑,問明原由,其妻曰:
  此為陰間通用貨幣,在靈前燒此紙錢,可助亡者在陰間疏通獄卒,賄賂閻王,如再繼續 燒
  紙錢,或許七日後可清醒復活。不出所料,蔡倫七日後從棺木中復活,眾人大驚,蔡倫並
  對大家說:「我死後被牛頭馬面帶去見閻羅王,途中遇到許多官員,我把妻子燒的紙錢送
  給他們。後來閻羅王查善惡簿,看我生前做了很多善事,又送給他們許多紙錢,一高興就
  放我回人間來。」咸信燒紙錢可積功德,延長壽命,從此燒紙錢之風,相沿成習至今。


 

Legenda 2:
Kertas uang berasal dari kakak laki-laki Chai Lun yang bernama Chai Mo.
Chai Mo belajar teknik membuat kertas, tapi tidak belajar dengan baik, dan kertas yang dibuat bermutu jelek, usahanya tidak laku. Jadi Chai Mo menyuruh istrinya Hui Niang berpura2 meninggal, dan Chai Mo membakar kertas untuk istrinya, dan istrinya hidup kembali. Kertas jelek Chai Mo dianggap sebagai kertas uang dan laku terjual laris.
Spoiler: ShowHide
 傳說二:金銀紙由來是始於東漢蔡倫的哥哥
  另外有一種說法,說是蔡倫他哥哥蔡莫跟著學造紙,但是學藝不精,所造之紙品質低劣,
  沒有生意上門。於是蔡莫令妻子慧娘詐死,由蔡莫來燒紙給慧娘在冥間當紙錢,於是慧娘
  就活了過來,蔡莫造的粗紙就被當作紙錢賣得很好了。




Legenda 3:
Kertas uang berasal dari Kaisar Tang Tai Zhong.
Berlanjut dari novel "Perjalanan ke timur kera sakti" karangan Wu Cheng En: Kaisar Tang Tai Zhong tahun Zhen Guan, perdana menteri Wei Zheng bermimpi memenggal raja naga, raja naga marah dan ke dunia alam baka menuntut Kaisar Tai Zhong. Kaisar Tai Zhong tidak sadarkan diri berhari2, ternyata rohnya keluar dan berjalan2 di istana. Kaisar melihat banyak arwah gentayangan menangis, setelah diselidiki, ternyata mereka adalah musuh atau perampok yang dibunuh pada awal pembentukan kerajaan dinasti Tang. Kaisar merasa kasihan, bertekad berbuat kebajikan, memberikan mereka segudang emas. Selanjutnya, Kaisar berkeliling melihat alam baka, langsung berjanji setelah kembali ke alam manusia, akan melakukan ritual penyeberangan arwah. Tak lama, Kaisar terbangun dan kembali ke alam manusia, tetapi di alam baka menggunakan uang kertas. Kaisar mengumumkan ke seluruh negeri, mengumpulkan biksu senior, membakar kertas untuk orang yang meninggal, dan membuat peraturan tentang pembakaran kertas. Legenda yang berasal dari kasiar, membuat rakyat semakin percaya, membantu mereka tidak miskin di alam lain, dan kebiasaan itu berlanjut.
Spoiler: ShowHide
傳說三:金銀紙由來是始於唐太宗
  由吳承恩的西遊記延伸而來的:唐太宗貞觀年間,宰相魏徵夢中斬龍王,龍王忿恨難平,
  下陰府控告太宗,太宗因而昏迷多日,原來其靈魂出竅遊至地府。太宗到了地府見許多孤
  魂野鬼在哭泣,查問結果,始知他們都是大唐開國時被殺的敵軍或匪徒。
  太宗於心不忍,決定行功德,賜給他們一庫黃金。接著,太宗又看到陰間輪迴的情形,當
  即發誓回到陽間之後,一定為他們做法事超渡。不久,太宗甦醒返回陽間,但是陰間所用
  的錢是金紙銀紙,太宗立即下詔大赦天下,廣召高僧,為死者作金銀紙錢,並且訂定焚燒
  紙錢的法要。傳說既是來自皇 帝,民間更加相信燒紙錢能讓往生的先人收到享用,幫助他
  們在另一個世界不虞貧困,於是金銀紙就這樣流傳下來了。




Legenda 4:
Berasal dari Kaisar Tang Gao Zhu
Legendanya, Kaisar Tang Gao Zhu, bernama asli Li Yuan. Pada akhir dinasti Shui, saat situasi negara kacau, mengambil kesempatan melakukan kudeta, dan mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar. Setelah sederet pertempuran, Li Yuan kembali ke kampung halaman, untuk melayat ibunya yang telah lama meninggal. Di pekuburan, tidak dapat menemukan makam ibunya di mana2. Legendannya pada saat itu Kaisar Tang Gao Zhu membawa uang kertas, meletakkan di atas semua batu nisan, membakar hio dan berdoa: "Saya adalah Li Yuan, datang untuk berziarah kepada ibu, di makam mana yang adalah makam ibu saya, silahkan menggunakan uang kertas ini" Tak lama setelah berdoa, di salah satu makam, uang kertas di sana tiba2 menghilang, akhirnya dianggap itulah makam Kaisar Tang Gao Zhu.   
Spoiler: ShowHide
傳說四:始自唐高祖
  相傳唐高祖李淵,於隋末,趁全國大動亂,乘機起兵政變,自稱太上皇。在這一連串的爭
  霸中,李淵離鄉多年,等天下底定,返鄉見慈母已仙逝多年,在廣漠墓園,遍尋不著先母
  的墳墓,聽說此時,唐高祖將攜帶前來的紙錢,分置在各墳墓上,上香禱告曰:「我是李
  淵,今前來祭拜家母,如哪一座墳墓為家母之墓,就請享用此紙錢吧!」禱告不久,但見
  其中一墓的紙錢倏而消失無存,因而斷認此為唐高祖母親之塋。


  

Offline suwarto8116f

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 202
  • Reputasi: 3
  • kilesa sebab akibat.
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #47 on: 23 August 2013, 07:24:16 PM »
bermanfaat lahh  ;D
emangnya beda ya ama bawa bunga, ato berdana makanan kepada bhante ?
klo bakar kertas sembahyang kan orang klo mau bakar minimal nyari duit benerannya dulu (perlu niat dan kerja keras) juga, klo gak ada duit ya bakar rokok lah keq di film2 jadul andy lao dkk, setelah membeli yg paling bermanfaat tentu yg menjual kertas sembahyang, yg pembeli ya mendapatkan rasa tenang, senang sepertinya bisa berbuat sesuatu kepada alamarhum, lalu apakah bermanfaat ? ya bermanfaat lah  ::) kaburrrrr

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #48 on: 24 August 2013, 10:21:06 AM »

Asal-Usul Tradisi "Bakar Kertas"

Konon tradisi "Bakar Kertas" ini baru dimulai pada zaman pemerintahan Kaisar Lie Sie Bien (Lie She Min) dari Kerajaan Tang di Tiongkok. Lie Sie Bien adalah seorang kaisar yang adil dan bijaksana, sehingga beliau dicintai oleh rakyatnya.

Pada suatu hari tersebar kabar bahwa Kaisar menderita sakit yang cukup parah, mendengar kabar ini rakyat menjadi sedih. Beberapa hari kemudian secara resmi keluar pengumuman dari Kerajaan bahwa Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia. Rakyat benar benar berduka-cita karena merasa kehilangan seorang Kaisar yang dicintai, sebagai ungkapan rasa duka-cita ini penduduk memasang kain putih di depan pintu rumahnya masing-masing tanda ikut berkabung atas mangkatnya Sang Kaisar.

Sebagaimana tradisi pada waktu itu, jenazah Kaisar tidak langsung dikebumikan, melainkan disemayamkan selama beberapa minggu untuk memberi kesempatan pada para pejabat istana dan rakyat untuk memberikan penghormatan terakhir.

Alkisah, setelah beberapa hari kemudian Kaisar Lie Sie Bien hidup kembali atau bangkit kembali dari kematiannya. Dan kemudian beliau bercerita mengenai perjalanan panjangnya menuju alam neraka, yang dialaminya selama saat kematiannya.

Dimana salah satu cerita beliau, adalah ketika beliau dalam perjalanan menuju alam neraka, sang Kaisar bertemu dengan ayahbunda, dan sanak keluarga, serta teman-temannya yang telah lama meninggal dunia. Dimana dikisahkan bahwa kebanyakan dari mereka berada dalam keadaan menderita kelaparan, kehausan, dan serba kekurangan walaupun dulu semasa hidupnya mereka hidup senang dan mewah. Keadaan mereka sangat menyedihkan, walaupun saat ini anak-anak dan keturunannya yang masih hidup berada dalam keadaan senang dan bahagia. Makhluk-makhluk yang menderita ini berteriak memanggil Lie Sie Bien untuk minta pertolongan dan bantuannya untuk mengurangi penderitaan mereka. Menurut Kaisar mereka ini sangat mengharapkan bantuan dan pemberian dari keturunan dan sanak-keluarganya yang masih hidup.

Lalu sang Kaisar menghimbau dan menganjurkan agar keturunan dan sanak keluarga yang masih hidup jangan sampai melupakan leluhur dan keluarganya yang telah meninggal. Kita yang masih hidup wajib mengingat dan memberikan bantuan kepada mereka yang menderita di alam sana, sebagai balas budi kita kepada leluhur kita itu. Untuk itu keluarga yang masih hidup dianjurkan untuk mengirimkan bantuan dana/ uang kepada mereka yang berada di alam penderitaan itu. Dan dana bantuan itu adalah berupa "Kertas Emas dan Perak" yang dibakar dan kemudian akan menjelma menjadi kepingan uang emas dan perak di alam sana, sehingga dapat dipergunakan oleh ayahbunda, leluhur, dan sanak keluarga yang berada di alam sana untuk meringankan penderitaan mereka.

Karena yang berkisah ini adalah seorang Kaisar yang sangat dihormati dan dicintai segenap rakyatnya, maka tentu saja cerita ini dipercayai, dan himbauan kaisar langsung mendapatkan tanggapan yang baik dari para pejabat, bangsawan, dan seluruh rakyat kerajaan Tang.

Tetapi sekarang persoalannya, siapakah yang akan membuat "kertas emas dan perak" itu, untuk kemudian dijual kepada yang mau membakarnya atau mengirimkannya kepada leluhur dan sanak keluarganya yang telah meninggal ?

Lie Sie Bien adalah seorang yang cerdas, beliau tahu betul bahwa dari sekian luas wilayah kerajaan Tang (Tiongkok), tidak semua daerah tersebut sama kesuburan tanahnya, ada daerah-daerah yang gersang dan tandus, yang hanya dapat ditumbuhi pohon bambu yakni bahan baku untuk pembuat kertas pada waktu itu. Nah, penduduk daerah inilah yang dikerahkan untuk membuat "kertas emas dan perak" untuk keperluan sembahyang kepada para leluhur itu.

Apakah sesungguhnya yang terjadi ? Betulkah Kaisar Lie Sie Bien meninggal dunia dan melakukan perjalanan ke alam neraka ? Benarkah kisah perjalanan yang diceritakan oleh sang Kaisar ? Banyak orang yang percaya bahwa Kaisar Lie Bie Bien benar-benar pernah meninggal dan melakukan perjalanan ke alam neraka, dan apa yang dikisahkannya itu sungguh-sungguh terjadi. Tetapi tidak sedikit pula yang berpendapat bahwa kejadian "mati suri" nya Kaisar Lie Sie Bien dan kisah perjalanannya ke neraka hanya rekayasa sang Kaisar untuk tujuan politis.

Dimana penggambaran alam neraka seperti yang diceritakan beliau diambil dari penggambaran alam neraka dalam kitab-kitab suci Agama Buddha, karena Kaisar Lie Sie Bien adalah seorang Buddhis (beragama Buddha) yang cukup banyak mendalami ajaran-ajaran Agama Buddha (Buddha Dharma).

Seperti kita ketahui, bahwa di zaman itu di Tiongkok berlaku sistim feodal, dimana terjadi jurang perbedaan yang sangat nyata antara tuan-tuan tanah, bangsawan, dan pedagang yang kaya raya dengan segala kemewahan yang berlimpah ruah, dengan kaum petani, buruh dan rakyat jelata yang hidup miskin, melarat, penuh kesengsaraan dan serba kekurangan. Orang-orang kaya ini sama sekali tidak punya kepedulian terhadap orang-orang miskin, bahkan mereka menindas kaum miskin ini.

Sebagai seorang kaisar yang adil dan bijaksana, tentu saja Lie Sie Bien tidak setuju dengan keadaan ini, tetapi beliau juga tidak bisa sewenang-wenang memaksa kaum kaya ini untuk mempunyai kepedulian dan mau membantu kaum miskin. Maka terpaksalah beliau menggunakan taktik untuk menciptakan pemerataan kehidupan dan menolong kaum miskin itu, yakni dengan merekayasa peristiwa kematian beliau dan perjalanannya ke alam neraka.

Barisan terdepan dari mereka yang mengikuti himbauan dan ajuran Kaisar Lie Sie Bien untuk membakar "Kim Cua dan Gin Cua" untuk di kirimkan sebagai dana bantuan kepada leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal sudah tentu adalah orang-orang kaya yang punya banyak uang untuk membeli "kertas emas dan perak" yang dibuat oleh orang-orang miskin; sehingga dengan demikian rakyat jelata yang miskin ini jadi terbantu dan punya penghasilan, terjadilah pemerataan pendapatan.

Secara keagamaan pun tradisi ini pada mulanya bermanfaat, yaitu agar anak dan sanak keluarga yang masih hidup senantiasa ingat pada leluhur/ keluarga yang telah mendahului sekaligus sebagai ungkapan balas budi atas jasa dan kebaikan mereka, dan selalu berdoa serta mengharapkan kebahagiaan mereka di alam sana.

Bagaimana pada zaman sekarang ?

Zaman terus berubah, tradisi yang tadinya sengaja dicetuskan oleh Kaisar Lie Sie Bien dengan maksud dan tujuan yang baik, yakni membantu dan menolong kaum miskin, sekarang masalahnya menjadi lain. "Kertas Emas dan Perak" yang dulunya di produksi oleh home industry (industri rumah tangga) orang-orang miskin, sekarang sudah di produksi secara massal oleh pabrik-pabrik yang tentunya milik pengusaha kaya. Sehingga maksud dan tujuan untuk pemerataan penghasilan sudah tidak bermakna lagi.

.Kalau dulu upacara "Bakar Kertas" itu selalu diiringi dengan doa dan harapan untuk kebahagiaan para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, saat ini makna ini sudah semakin kabur karena tidak banyak lagi orang yang tahu asal mula, maksud dan tujuan sesungguhnya dari tradisi "Bakar Kertas" ini. Malah sekarang ada anggapan bahwa semakin banyak "kertas emas dan perak" ini dibakar adalah semakin baik, dan membuat leluhur dan sanak keluarga semakin kaya dan semakin senang di alam sana.

Ditambah lagi dengan berbagai ide yang menyesatkan, seperti membuat uang kertas "Hell Bank Note", peralatan-peralatan modern/ canggih dari kertas (seperti pesawat televisi, hand phone, mobil mewah, televisi, parabola, dll) untuk dibakar guna dikirimkan pada leluhur dan sanak keluarga di alam sana, tentunya akan semakin mengaburkan maksud dan tujuan tradisi "Bakar Kertas" ini.

jika kisah ini benar adanya,
maka jadi teringat quote

To imagine that good can be done by the means of evil is an illusion, a nightmare.
--Sayagyi U Ba Khin

Mungkin pertamanya, niat kaisar adalah baik
untuk memeratakan penghasilan,
dari org kaya membeli kertas uang dari orang miskin
tetapi semua itu dimulai dari sebuah "kebohongan"
dan ribuan tahun kemudian, ritual ini masih terus-menerus dilakukan
dan sudah kehilangan inti semulanya yaitu untuk memeratakan penghasilan antara yg kaya dan miskin.

Offline JackDaniel

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 824
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Bakar Kertas Sembahyang: Apakah bermanfaat ???
« Reply #49 on: 28 August 2013, 04:31:22 PM »
secara pribadi gw msh tetep ikut tradisi bakar kertas sembahyang, tp bkn bakar dalam kuantiti banyak.
tetapi seperti bakar HP, Laptop, Mobil, Berlian gt saya ga ikut. karna menyimpang dr tradisi
maksud saya ikutan tradisi ini karna saya menghargai dan cinta tradisi nenek moyang saya. karena saya chinese, ini tradisi saya.
berbeda dengan chinese christian, pastinya tradisi ini di hina2 mereka.
"Karena pandangan yang salah orang bodoh menghina ajaran mulia, orang suci dan orang bijak. Ia akan menerima akibatnya yang buruk, seperti rumput kastha yang berbuah hanya untuk menghancurkan dirinya sendiri".

DHAMMAPADA, syair 164

 

anything