//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 647673 times)

0 Members and 4 Guests are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2310 on: 21 January 2013, 09:59:03 PM »
O ya ketinggalan, satu lagi: dalam sutta Pali Sang BUddha tidak begitu membedakan antara diri-Nya dengan para Arahat spt yang disebutkan dalam sutta berikut:

 “Para bhikkhu, melalui kekecewaan terhadap bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, dan kesadaran, melalui peluruhannya dan lenyapnya, Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, terbebaskan melalui ketidak-melekatan; Beliau disebut Yang Tercerahkan Sempurna. Melalui kekecewaan terhadap bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, dan kesadaran, melalui meluruhnya dan lenyapnya, seorang bhikkhu yang terbebaskan oleh kebijaksanaan terbebaskan melalui ketidak-melekatan; ia disebut terbebaskan melalui kebijaksanaan.  [57]

“Karena itu, para bhikkhu, apakah yang menjadi perbedaan, kesenjangan, yang membedakan antara Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, dan seorang bhikkhu yang terbebaskan melalui kebijaksanaan?”

“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā, dituntun oleh Sang Bhagavā, dilindungi oleh Sang Bhagavā. Sudilah Sang Bhagavā menjelaskan makna dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan dari Beliau, para bhikkhu akan mengingatnya.”

“Maka dengarkan dan perhatikanlah, para bhikkhu, Aku akan menjelaskan.”

“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

“Sang Tathāgata, para bhikkhu, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, adalah penemu jalan yang belum muncul sebelumnya, pembuat jalan yang belum dibuat sebelumnya, yang menyatakan jalan yang belum dinyatakan sebelumnya. Beliau adalah pengenal sang jalan, penemu sang jalan, yang terampil dalam jalan. Dan para siswaNya sekarang berdiam dengan mengikuti jalan tersebut dan menjadi memilikinya sesudahnya.

“Ini, para bhikkhu, adalah perbedaan, kesenjangan, yang membedakan antara Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, dan seorang bhikkhu yang terbebaskan oleh kebijaksanaan.”
(SN 22:58, http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.msg401429.html#msg401429)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2311 on: 22 January 2013, 12:38:37 PM »
bro Seniya, dari post terakhir, Arahat, Arahat dan Arahat
tapi tidak ada jawaban dari yang mengkultuskan bodhisatwa !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2312 on: 22 January 2013, 09:17:42 PM »
harusnya pengarang dadakan itu menambah :  namo tassa bhagavato arahato mahasatvaya samma sambuddhassa  ^-^

Wah saya tidak tahu kenapa tidak ditambahkan demikian. Namun setidaknya title Arahat/Arhat juga melekat pada seorang Sammasambuddha/Samyaksambuddha, hal ini banyak tercantum juga di sutra-sutra Mahayana. Contoh:

Namo Bhagavate Bhaisajyaguru vaiduryaprabharajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya tadyatha: Om Bhaisajye Bhaisajye Maha Bhaisajye-samudgate Svaha (Mantra di Bhaisajyaguru Vaiduryaprabharajaya Sutra)

Namo bhagavate Sakyamuniye Arhate Samyaksambuddhaya. (salah satu bagian dari Surangama Mantra)

Jadi jika merujuk sutra maka yang mengatakan bahwa seorang Samyaksambuddha bukan Arahat jelas keliru, mungkin perlu banyak baca lagi sutra-sutra.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2313 on: 22 January 2013, 09:18:59 PM »
cekidot di Saddharmapundarika sutra soal Sravaka di dalam Hinayana...
http://www.fodian.net/world/Indonesian/0262.htm


Mungkin Sdr. Dilbert berkenan untuk memberi intisari dari sutra tersebut berkaitan dengan Sravaka, mengingat mungkin ada yang malas membacanya atau mungkin ada yang khawatir dirinya akan disebut “sutra minded” setelah membaca sutra tersebut.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2314 on: 22 January 2013, 09:21:41 PM »
‘Aku tidak memiliki guru, dan seseorang yang setara denganKu
Tidak ada di segala alam
Bersama dengan semua deva, karena Aku tidak memiliki
Siapapun yang dapat menandingiKu.

‘Karena Aku adalah Arahant di dunia ini,
Aku adalah Guru Tertinggi.
Aku sendiri adalah seorang Yang Tercerahkan Sempurna


Ah.. ini kan kitab Pali bukan Mahayana punya  :P ;D
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2315 on: 22 January 2013, 09:33:46 PM »
Iya, krn gw gak punya bnyk akses k teks2 Mahayana. Taunya yg pali doank. Kalo ad yg bisa bantuin carikan teks2 Mahayana yg lain yg merendahkan Arahat n mengkultuskan Bodhisattva selain Diamond Sutra td.

Kalo Saddharmapundarika Sutra gw pernah baca tp blm habis n blm menemukan yg dimaksud.

NB: Maaf, bukan bermaksud mencari kesalahan/kelemahan dlm sutra2 Mahayana, tp hny sekedar ingin tahu aja. Jika pengertian saya thd sutra2 Mahayana tsb salah, mohon dikoreksi....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2316 on: 22 January 2013, 10:14:13 PM »
Iya, krn gw gak punya bnyk akses k teks2 Mahayana. Taunya yg pali doank. Kalo ad yg bisa bantuin carikan teks2 Mahayana yg lain yg merendahkan Arahat n mengkultuskan Bodhisattva selain Diamond Sutra td.

Kalo Saddharmapundarika Sutra gw pernah baca tp blm habis n blm menemukan yg dimaksud.

NB: Maaf, bukan bermaksud mencari kesalahan/kelemahan dlm sutra2 Mahayana, tp hny sekedar ingin tahu aja. Jika pengertian saya thd sutra2 Mahayana tsb salah, mohon dikoreksi....

Setahu saya dalam Saddharmapundarika Sutra dikatakan Sariputra akan menjadi Buddha bernama Padmaprabha, padahal Sariputra saat itu telah mencapai tingkat Arahat. Secara tidak langsung ini mengatakan bahwa tingkat Arhat masih bisa di upgrade lagi, jadi belum sempurna.

Dalam Srimala Devi Simhanada Sutra, http://www.hermeticsource.info/srimalaidevi-simhanada-sutra-lions-roar-of-queen-srimala.html

Ratu Srimala disuruh Sang Buddha untuk menjelaskan/membabarkan ajaran yang telah diberikan oleh Sang Buddha. Dalam pembabarannya salah satunya menyinggung mengenai Arhat dan Pratyekabuddha yang masih memiliki rasa takut dan juga akan dilahirkan kembali.

Spoiler: ShowHide
"Queen, you must preach eloquently the embrace of the Illustrious Doctrine that was held by all the Buddhas and was explained by me." Queen Srimala replied to the Lord, "Very well." Having thought over the Lord's exhortation, she appealed to the Lord with these words:

…..Lord, the Arhats and Pratyekabuddhas not only take refuge in Tathagatahood, but also have fear. This is because both the Arhats and Pratyekabuddhas hold to the idea of nonforbearing fear toward all constructions, for example, as though facing an executioner with uplifted sword. On that account, neither attains the deliverance that has endless bliss. But Lord, the refuge does not seek a refuge. Just as sentient beings without a refuge are fearful of this and that and seek deliverance from this and that, so also the Arhats and Pratyekabuddhas fear and, beset with fear, the Arhats and Pratyekabuddhas take refuge in the Lord.

Lord, not only do the Arhats and Pratyekabuddhas have fear, but also, that being the case, both have a remainder of rebirth nature and are eventually reborn. They have a remainder of resort; hence they are not pure. They have not finished with karma; hence they have many needs. Besides, they have many natures to be eliminated; and because those are not eliminated, the Arhats and Pratyekabuddhas are far away from the Nirvana-realm........"

(Srimala Devi Simhanada Sutra - Chapter Three: Clarifying the Final Meaning  5. One Vehicle)
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2317 on: 23 January 2013, 06:49:08 AM »
Setahu saya dalam Saddharmapundarika Sutra dikatakan Sariputra akan menjadi Buddha bernama Padmaprabha, padahal Sariputra saat itu telah mencapai tingkat Arahat. Secara tidak langsung ini mengatakan bahwa tingkat Arhat masih bisa di upgrade lagi, jadi belum sempurna.

Dalam Srimala Devi Simhanada Sutra, http://www.hermeticsource.info/srimalaidevi-simhanada-sutra-lions-roar-of-queen-srimala.html

Ratu Srimala disuruh Sang Buddha untuk menjelaskan/membabarkan ajaran yang telah diberikan oleh Sang Buddha. Dalam pembabarannya salah satunya menyinggung mengenai Arhat dan Pratyekabuddha yang masih memiliki rasa takut dan juga akan dilahirkan kembali.

Spoiler: ShowHide
"Queen, you must preach eloquently the embrace of the Illustrious Doctrine that was held by all the Buddhas and was explained by me." Queen Srimala replied to the Lord, "Very well." Having thought over the Lord's exhortation, she appealed to the Lord with these words:

…..Lord, the Arhats and Pratyekabuddhas not only take refuge in Tathagatahood, but also have fear. This is because both the Arhats and Pratyekabuddhas hold to the idea of nonforbearing fear toward all constructions, for example, as though facing an executioner with uplifted sword. On that account, neither attains the deliverance that has endless bliss. But Lord, the refuge does not seek a refuge. Just as sentient beings without a refuge are fearful of this and that and seek deliverance from this and that, so also the Arhats and Pratyekabuddhas fear and, beset with fear, the Arhats and Pratyekabuddhas take refuge in the Lord.

Lord, not only do the Arhats and Pratyekabuddhas have fear, but also, that being the case, both have a remainder of rebirth nature and are eventually reborn. They have a remainder of resort; hence they are not pure. They have not finished with karma; hence they have many needs. Besides, they have many natures to be eliminated; and because those are not eliminated, the Arhats and Pratyekabuddhas are far away from the Nirvana-realm........"

(Srimala Devi Simhanada Sutra - Chapter Three: Clarifying the Final Meaning  5. One Vehicle)

pantesan ada pengakuan arahat mengangis, ada pertemuan dengan buddha minum kopi, dll, bukankah begitu om kelana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2318 on: 23 January 2013, 07:25:31 AM »
Setahu saya dalam Saddharmapundarika Sutra dikatakan Sariputra akan menjadi Buddha bernama Padmaprabha, padahal Sariputra saat itu telah mencapai tingkat Arahat. Secara tidak langsung ini mengatakan bahwa tingkat Arhat masih bisa di upgrade lagi, jadi belum sempurna.

Dalam Srimala Devi Simhanada Sutra, http://www.hermeticsource.info/srimalaidevi-simhanada-sutra-lions-roar-of-queen-srimala.html

Ratu Srimala disuruh Sang Buddha untuk menjelaskan/membabarkan ajaran yang telah diberikan oleh Sang Buddha. Dalam pembabarannya salah satunya menyinggung mengenai Arhat dan Pratyekabuddha yang masih memiliki rasa takut dan juga akan dilahirkan kembali.

Spoiler: ShowHide
"Queen, you must preach eloquently the embrace of the Illustrious Doctrine that was held by all the Buddhas and was explained by me." Queen Srimala replied to the Lord, "Very well." Having thought over the Lord's exhortation, she appealed to the Lord with these words:

…..Lord, the Arhats and Pratyekabuddhas not only take refuge in Tathagatahood, but also have fear. This is because both the Arhats and Pratyekabuddhas hold to the idea of nonforbearing fear toward all constructions, for example, as though facing an executioner with uplifted sword. On that account, neither attains the deliverance that has endless bliss. But Lord, the refuge does not seek a refuge. Just as sentient beings without a refuge are fearful of this and that and seek deliverance from this and that, so also the Arhats and Pratyekabuddhas fear and, beset with fear, the Arhats and Pratyekabuddhas take refuge in the Lord.

Lord, not only do the Arhats and Pratyekabuddhas have fear, but also, that being the case, both have a remainder of rebirth nature and are eventually reborn. They have a remainder of resort; hence they are not pure. They have not finished with karma; hence they have many needs. Besides, they have many natures to be eliminated; and because those are not eliminated, the Arhats and Pratyekabuddhas are far away from the Nirvana-realm........"

(Srimala Devi Simhanada Sutra - Chapter Three: Clarifying the Final Meaning  5. One Vehicle)


Thx atas tambahannya. Soal Saddharmapundarika Sutra memang disebutkan Sariputra yang sudah Arahat akan menjadi Buddha lagi sehingga menyiratkan pencapaian Arahat belum final.... Kita tunggu penjelasan dari yang benar2 ngerti sutra2 Mahayana saja.... :)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2319 on: 23 January 2013, 08:33:30 AM »
pantesan ada pengakuan arahat mengangis, ada pertemuan dengan buddha minum kopi, dll, bukankah begitu om kelana?

Mungkin saja. Tapi, penurunan status Arahant dalam sutra-sutra Mahayana, menurut saya cenderung lebih banyak mengakibatkan beralihnya niat aspirasi seseorang ke jalan Mahayana yaitu jalan bodhisattva.

Kalau masalah Buddha yang sudah parinirvana bisa minum kopi, itu akibat dari penggunaan istilah-istilah positif dan personifikasi dalam Mahayana yang beberapa menjadi kebablasan.  Contoh:  parinirvana yang berarti padam penuh/total merupakan istilah negatif karena berkesan kosong, tidak ada apa-apa,  menjadi Dharmakaya (tubuh Dharma)  yang bersifat positif karena berkesan ada sesuatu yaitu tubuh. Ada istilah Tathagatagarbha (rahim/embrio/janin Tatagatha). Kemudian kebablasan dianggap bisa berjalan, berkomunikasi, dll. Kemudian aliran Vajrayana kebabalasan juga menjadikannya Adi-Buddha (Buddha Awal) berkesan adanya sosok Buddha – mungkin tidak bisa menerima tidak adanya penyebab awal. Kemudian muncullah simbol berupa patung Adi-Buddha memeluk wanita.

Menariknya, sutra Mahayana sendiri yaitu Lankavatara Sutra menjelaskan bahwa penggunaan istilah positif tersebut sebagai cara untuk merangkul mereka-mereka yang masih memegang erat pemikiran akan adanya Atta/Atman/ Diri sejati.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2320 on: 23 January 2013, 11:14:21 AM »
Wah saya tidak tahu kenapa tidak ditambahkan demikian. Namun setidaknya title Arahat/Arhat juga melekat pada seorang Sammasambuddha/Samyaksambuddha, hal ini banyak tercantum juga di sutra-sutra Mahayana. Contoh:

Namo Bhagavate Bhaisajyaguru vaiduryaprabharajaya Tathagataya Arhate Samyaksambuddhaya tadyatha: Om Bhaisajye Bhaisajye Maha Bhaisajye-samudgate Svaha (Mantra di Bhaisajyaguru Vaiduryaprabharajaya Sutra)

Namo bhagavate Sakyamuniye Arhate Samyaksambuddhaya. (salah satu bagian dari Surangama Mantra)

Jadi jika merujuk sutra maka yang mengatakan bahwa seorang Samyaksambuddha bukan Arahat jelas keliru, mungkin perlu banyak baca lagi sutra-sutra.


Pengarang Sutra-sutra-nya beda-beda, terus tidak dari satu jaman, terus tidak satu ajaran, yah begini-lah, gak konsisten dari awal sampai akhir. maka-nya kenapa Mahayana tidak ada konsili sangha lagi. Sutra-nya cuma di kompilasi saja (dikumpul2in).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2321 on: 26 January 2013, 03:15:20 AM »
Iya, krn gw gak punya bnyk akses k teks2 Mahayana. Taunya yg pali doank. Kalo ad yg bisa bantuin carikan teks2 Mahayana yg lain yg merendahkan Arahat n mengkultuskan Bodhisattva selain Diamond Sutra td.

Kalo Saddharmapundarika Sutra gw pernah baca tp blm habis n blm menemukan yg dimaksud.

NB: Maaf, bukan bermaksud mencari kesalahan/kelemahan dlm sutra2 Mahayana, tp hny sekedar ingin tahu aja. Jika pengertian saya thd sutra2 Mahayana tsb salah, mohon dikoreksi....

Saya sangat menghargai usaha Anda dalam memberi kutipan bahwa Samma Sambuddha Sakyamuni adalah seorang Arahat (juga). Memang ini benar, seperti seorang guru yang dapat menganalogikan dirinya juga seorang siswa (pembelajar), atau seorang dewasa menganalogikan (berpura-pura) dirinya seorang anak-anak untuk memberi motivasi tertentu pada mereka.
Bukan berupa argumentasi saja, sebab dalam teks lain juga sangat jelas membedakan antara Samma Sambuddha, Pacekka Buddha, dan Savaka Buddha (Arahat). Juga kerap disebutkan, Tathagata (yaitu Sakyamuni sendiri) hanya satu-satunya di gugusan alam semesta tempat Ia memutar roda dharma, sedangkan Arahat tidak terhingga jumlahnya. Dari sisi ini sudah kita simpulkan bahwa diferensiasi maupun similarisasi amat tergantung pada konteks, dan tidak (jangan) ditelan mentah-mentah.

Pejabat menganalogikan dirinya adalah kuli (pelayan) masyarakat, tidak bisa dikatakan salah.
Tapi mengatakan pejabat (gubernur, menteri, presiden) adalah kuli (dan hanya kuli belaka) juga tidaklah benar.

Demikian, semoga kita bisa lebih bijak menginterpretasikan makna sebuah teks (khususnya tulisan yang dianggap kitab suci, pedoman pembinaan, koridor pelatihan, dlsb).

Salam cerdas, bijak dalam dharma.  Semoga berbahagia. _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2322 on: 26 January 2013, 03:17:31 AM »
Pengarang Sutra-sutra-nya beda-beda, terus tidak dari satu jaman, terus tidak satu ajaran, yah begini-lah, gak konsisten dari awal sampai akhir. maka-nya kenapa Mahayana tidak ada konsili sangha lagi. Sutra-nya cuma di kompilasi saja (dikumpul2in).

Bukankah teks manapun juga hasil kumpulan? Adakah orang suci yang menulis sendiri teks (pesan)-Nya, lalu dipublikasi sendiri?

Dan mohon kiranya diuraikan lebih detil, apa yang tidak konsisten.

Salam bahagia dalam dharma.  _/\_

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2323 on: 26 January 2013, 09:58:08 AM »
[spoiler]
Saya sangat menghargai usaha Anda dalam memberi kutipan bahwa Samma Sambuddha Sakyamuni adalah seorang Arahat (juga). Memang ini benar, seperti seorang guru yang dapat menganalogikan dirinya juga seorang siswa (pembelajar), atau seorang dewasa menganalogikan (berpura-pura) dirinya seorang anak-anak untuk memberi motivasi tertentu pada mereka.
Bukan berupa argumentasi saja, sebab dalam teks lain juga sangat jelas membedakan antara Samma Sambuddha, Pacekka Buddha, dan Savaka Buddha (Arahat). Juga kerap disebutkan, Tathagata (yaitu Sakyamuni sendiri) hanya satu-satunya di gugusan alam semesta tempat Ia memutar roda dharma, sedangkan Arahat tidak terhingga jumlahnya. Dari sisi ini sudah kita simpulkan bahwa diferensiasi maupun similarisasi amat tergantung pada konteks, dan tidak (jangan) ditelan mentah-mentah.

Pejabat menganalogikan dirinya adalah kuli (pelayan) masyarakat, tidak bisa dikatakan salah.
Tapi mengatakan pejabat (gubernur, menteri, presiden) adalah kuli (dan hanya kuli belaka) juga tidaklah benar.

Demikian, semoga kita bisa lebih bijak menginterpretasikan makna sebuah teks (khususnya tulisan yang dianggap kitab suci, pedoman pembinaan, koridor pelatihan, dlsb).

Salam cerdas, bijak dalam dharma.  Semoga berbahagia. _/\_


=)) =)) =))

Salam Super ....

« Last Edit: 26 January 2013, 10:01:24 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2324 on: 26 January 2013, 10:26:36 AM »

=)) =)) =))

Salam Super ....

Salam Dahsyat juga  :)) :))
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »