[at] Rilna
soal ngajak-mengajak, saya rasa itu berbalik ke prinsip orang tersebut.
saya contohkan diri saya dan teman saya.
saya berprinsip, jika sahabat saya mengajak, saya tidak berhak untuk menentukan apakah saya boleh atau tidak boleh mengajak orang lain(sahabat saya). contohnya teman saya ngajak saya ke cafe. saya tidak akan mengajak sahabat saya. jika saya ingin mengajak teman saya, saya menanyakan dulu kepada teman saya yg mengajak saya. apapun jawabannya, akan saya terima. bahkan jika saya mo ngajak pasangan saya pun, saya tanyakan dulu kepada sahabat saya yg mengajak saya.
berbeda dengan sahabat saya dimana kemana2 selalu mengajak sahabatnya termasuk saya jika teman saya diajak oleh sahabat2nya. saya tidak tau apakah teman saya membujuk temannya atau bagaimana atau mungkin sedikit memaksa temannya untuk mengajak saya dan teman2nya. yg jelas sudah seperti F3, dimana2 pasti ada kita ber-3(jadi teringat masa kuliah
).
masing2 prinsip memiliki positif dan negatifnya.
prinsip saya positifnya adalah, sahabat saya yg mengajak saya senang bahwa saya mengetahui siapa yg punya acara.
negatifnya adalah, ketika sahabat baik saya tidak saya ajak, bisa jadi teman saya kesal. mengapa tidak setia kawan... dll.
prinsip teman saya positifnya adalah, kita selalu adalah 1. senang susah kita selalu bersama.
negatifnya adalah, takutnya teman nya teman saya ini menganggap mengapa mengajak tamu tidak diundang dan sebenarnya siapa yg punya acara.
mungkin sahabat kita tidak memberitahukan agar kita yg tidak diajak ini tidak berkecil hati karena tidak diajak, dan mungkin agar tidak terjadi pertengkaran antara diri kita dengan sahabatnya sahabat kita yg mungkin juga adalah sahabat kita sendiri yg kita kenal. mengapa dia diajak dan saya tidak diajak.
terlepas dari semua itu, seperti yg dikatakan yg lain(yg ikutan memberikan masukan/saran) yg terpenting adalah bagaimana kita menposisikan diri kita sebagai sahabat baik dan tanpa meminta lebih dari orang lain. saat anda menposisikan diri sebagai sahabat baik bagi dirinya(kamu mengajak teman kamu), termasuk sahabat baik bagi teman kamu yg lain(sahabat kamu yg mengajak kamu), saat itu adalah saat dimana kamu menposisikan diri sebagai sahabat yg baik tanpa meminta balasan/sahabat yg tulus.
memang kadang2 pada akhirnya bagaimanapun akhirnya, mungkin akan terjadi kesalahpahaman dimana diam salah, kasih tau pun salah. kita diam dianggap tidak memberitahu/tidak mengajak, kita kasih tau/mengajak dianggap tidak tahu diri siapa yg sebenarnya yg punya acara.
memang bila komunikasi lancar, maka tidak akan akan muncul kesalahpahaman. namun kadang komunikasi lancar pun, kadang malah berbalik memperkeruh suasana. sehingga kasih tau salah, tidak kasih tau salah, diam-pun salah, tidak ikut-pun jadi salah(tidak enak dengan yg mengajak).
tinggal semua kembali ke diri kita sendiri, bagaimana kita menyikapi semua ini dengan sebijak-bijaknya.