//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali  (Read 203769 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #915 on: 17 March 2012, 11:11:04 AM »
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #916 on: 17 March 2012, 02:39:15 PM »
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?

iya betul

. _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #917 on: 17 March 2012, 04:52:30 PM »
baiklah, karena tidak ada respon, maka saya anggap anda menyetujuinya...
Quote from: DN 30 lakkhana sutta
Spoiler: ShowHide

lakkhana sutta
[142] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.[1] Suatu ketika, Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthi, di Jetavana, di Taman Anāthapiṇḍika. ‘Para bhikkhu!’ Beliau berkata, dan para bhikkhu menjawab: ‘Bhagavā.’ Sang Bhagavā berkata, ‘Ada, para bhikkhu, tiga puluh dua tanda-tanda yang menjadi ciri khas seorang Manusia Luar Biasa,[2] dan bagi Manusia Luar Biasa itu yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka. Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga, ia akan menjadi raja, seorang Raja Pemutar-Roda hukum keadilan, penakluk empat penjuru, yang telah mengukuhkan keamanan di wilayahnya dan memiliki tujuh pusaka. Yaitu: Pusaka Roda, Pusaka Gajah, Pusaka Kuda, Pusaka Permata, Pusaka Perempuan, Pusaka Perumah tangga, dan yang ke tujuh, Pusaka Penasihat. Ia memiliki lebih dari seribu putra yang adalah pahlawan-pahlawan, berpostur kuat, penakluk bala tentara musuh. Ia berdiam setelah menaklukkan tanah yang dikelilingi oleh lautan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan hukum. Tetapi jika ia meninggalkan kehidupan rumah tangga untuk menjalani kehidupan tanpa rumah, maka ia akan menjadi seorang Arahant, seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, seorang yang menarik selubung dunia.’

1.2. ‘Dan apakah tiga-puluh-dua tanda ini? [143] (1) Beliau memiliki telapak kaki yang rata.[3] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa. (2) Di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya. (3) Tumit-Nya menonjol. (4) Memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang.[4] (5) Memiliki tangan dan kaki yang lunak dan lembut. (6) Tangan dan kaki-Nya menyerupai jaring.[5] (7) Pergelangan kaki-Nya agak lebih tinggi.[6] (8) Kaki-Nya menyerupai kaki rusa. (9) Berdiri tanpa membungkuk, Beliau dapat menyentuh lutut-Nya dengan tangan-Nya. (10) Alat kelamin-Nya terselubung. (11) Kulit-Nya cerah, berwarna keemasan. (12) Kulit-Nya sangat halus dan licin, sehingga tidak ada debu yang menempel. [144] (13) Bulu-bulu badan-Nya terpisah, satu untuk masing-masing pori-pori. (14) Bulu-bulu badan-Nya tumbuh ke atas, hitam kebiruan bagaikan collyrium,[7] tumbuh bergelung ke arah kanan. (15) Tubuh-Nya tegak.[8] (16) Memiliki tujuh bagian yang menggembung.[9] (17) Bagian depan tubuh-Nya bagaikan bagian depan tubuh singa. (18) Tidak ada cekungan antara bahu-bahu-Nya. (19) Tubuh-Nya proporsional bagaikan pohon banyan: tinggi badan-Nya sama dengan panjang rentangan tangan-Nya. (20) Dada-Nya bundar. (21) Memiliki indria pengecap yang sempurna.[10] (22) Rahang-Nya seperti rahang singa. (23) Memiliki empat puluh gigi. (24) Gigi-Nya rata. (25) Tidak ada celah antara gigi-Nya. (26) Gigi taring-Nya putih cemerlang. (27) Lidah-Nya sangat panjang. (28) Memiliki suara menyerupai Brahmā, seperti suara burung karavīka. (29) Mata-Nya biru dalam. (30) Bulu mata-Nya menyerupai bulu mata sapi. (31) Rambut[11] di antara alis mata-Nya berwarna putih dan lembut seperti kapas. [145] (32) Kepala-Nya menyerupai serban kerajaan.[12] Ini adalah satu dari tanda-tanda Manusia Luar Biasa.’

1.3. ‘Ini, para bhikkhu, adalah tiga-puluh-dua tanda yang menjadi ciri khas Manusia Luar Biasa, dan bagi Manusia Luar Biasa itu, yang memiliki tanda-tanda ini, hanya dua karir yang terbuka .... Dan para bijaksana dari kelompok lain[13] mengetahui tiga-puluh-dua tanda ini, tetapi mereka tidak mengetahui alasan kamma bagaimana mendapatkan tanda-tanda ini.’

1.4. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga, keberadaan masa lampau, atau tempat tinggal masa lampau Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, melakukan perbuatan-perbuatan besar yang bertujuan baik, tidak tergoyahkan dalam perbuatan baik melalui jasmani, ucapan, dan pikiran, dalam kedermawanan, disiplin-diri, pelaksanaan hari-Uposatha, dalam menghormati orang tua, para petapa dan Brāhmaṇa dan pemimpin suku, dan dalam perbuatan baik [146] lainnya; dengan melakukan kamma itu, menimbunnya, banyak dan berlimpah, saat hancurnya jasmani setelah kematian, Beliau terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga, di mana Beliau memiliki melampaui para dewa lainnya dalam hal umur kehidupan, penampilan, kebahagiaan, kemegahan, pengaruh, dan dalam hal pemandangan-pemandangan, suara-suara, bau-bauan, rasa kecapan, dan kontak sentuhan surgawi. Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (1) telapak kaki yang rata, sehingga Ia dapat menjejakkan kaki-Nya dengan rata di atas tanah, mengangkatnya dengan rata, dan menyentuh tanah dengan rata, dengan seluruh permukaan telapak kaki-Nya.’

1.5. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... menaklukkan tanpa menggunakan tongkat atau pedang, melainkan dengan keadilan, Beliau memerintah daratan ini hingga batas lautan, daratan terbuka, tidak ada penjahat, bebas dari hutan, kuat, makmur, bahagia, dan bebas dari bahaya. Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh manusia atau mereka yang berniat-jahat. Itu adalah keuntungannya sebagai penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna ... sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau tidak terganggu oleh musuh atau lawan apa pun baik dari dalam maupun dari luar, dari keserakahan, kebencian, atau kebodohan, juga tidak dari para petapa [147] atau Brāhmaṇa, dewa, māra, atau Brahmā mana pun, atau siapa pun di dunia ini. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.6. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Jujur, adil, jinak, dan tenang,
    Murni dan berbudi, menjalankan Uposatha,
    Dermawan, tidak mencelakai siapa pun, damai,
    Ia melaksanakan tugas beratnya,
    Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
    Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
    Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
    Dengan telapak yang rata menginjak tanah.
    Para peramal berkumpul menyatakan:
    “Baginya yang menginjak tanah dengan rata,
    Tidak ada rintangan dapat menghalangi jalannya,
    Jika ia menjalani kehidupan rumah tangga,
    Atau jika ia meninggalkan keduniawian:
    Dari Tanda ini terlihat jelas.
    Bahwa sebagai seorang biasa, tidak ada musuh,
    Tidak ada lawan dapat menghalangi di depannya.
    Tidak ada kekuatan manusia yang dapat
    Menghilangkan buah kamma-nya.
    Atau jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
    Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
    Terlihat – ia akan menjadi raja di antara manusia,
    Tanpa tandingan, tidak akan terlahir kembali:
    Ini adalah hukum baginya.”’

1.7. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga ... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, [148] hidup demi kebahagiaan banyak makhluk, sebagai penghalau ketakutan dan teror, penyedia perlindungan dan naungan, dan menyediakan semua kebutuhan, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia, di alam surga .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tanda Manusia Luar Biasa ini: (2) di telapak kaki-Nya terdapat gambar roda-roda dengan seribu jeruji, lengkap dengan lingkar dan sumbunya.’

1.8. ‘Karena memiliki tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda .... Sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para perumah tangga Brāhmaṇa, warga kota dan desa, penjaga harta, pengawal, penjaga pintu, para menteri, para raja pengikut, kepala-kepala daerah, dan para prajurit. Itu adalah keuntungannya sebagai seorang penguasa. Dan jika Beliau meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan tanpa rumah, Beliau akan menjadi seorang Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau memiliki banyak pengikut: Beliau dikelilingi oleh para bhikkhu, bhikkhunī, umat-umat awam laki-laki dan perempuan, para dewa dan manusia, asura,[14] nāga dan gandhabba.[15] Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.9. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Seiring waktu-waktu yang berlalu, dalam kelahiran-kelahiran lampau
    Sebagai manusia, melakukan banyak kebajikan,
    Menghalau ketakutan dan kepanikan,
    Berkeinginan menjaga dan memberikan perlindungan,
    Ia melaksanakan tugas beratnya, [149]
    Dan pada akhirnya, ia pergi ke surga,
    Berdiam dalam kegembiraan dan kebahagiaan.
    Kembali dari sana ke alam manusia, kakinya
    Terlihat memiliki tanda banyak roda,
    Masing-masing berjeruji seribu, lengkap.
    Para peramal berkumpul menyatakan:
    Melihat banyak tanda jasa ini:
    “Ia akan memiliki banyak pengikut,
    Semua lawannya akan ditaklukkannya.
    Tanda-roda ini jelas menunjukkan.
    Jika ia tidak meninggalkan keduniawian,
    Ia akan memutar Roda, dan memerintah dunia.
    Para mulia akan menjadi pengikutnya,
    Semua melayani di bawah kekuasaannya.
    Tetapi jika ia memilih kehidupan tanpa rumah.
    Cenderung meninggalkan keduniawian, dan jelas
    Terlihat – manusia dan dewa Asura, sakka, rakkhasa[16]
    Gandhabba, nāga, garuḍa,
    Binatang buas berkaki empat juga akan melayaninya,
    Tanpa tandingan, oleh para dewa dan manusia
    Semuanya menghormatinya dalam segala kemuliaannya.”’

1.10. ‘Para bhikkhu, dalam kehidupan lampau yang mana pun juga .... Sang Tathāgata, karena terlahir sebagai manusia, menolak melakukan pembunuhan dan menjauhinya, dan menggantung tongkat dan pedang, berdiam, dalam kebajikan dan belas kasihan, bersahabat dan simpati terhadap semua makhluk hidup, dengan melakukan kamma itu, ... terlahir kembali di alam bahagia .... Meninggal dunia di alam sana dan terlahir kembali di alam ini, Beliau memiliki tiga tanda Manusia [150] Luar Biasa ini: (3) tumit-Nya menonjol, (4) memiliki jari-jemari tangan dan kaki yang panjang, dan (15) tubuh-Nya tegak.’

1.11. ‘Karena memiliki tanda-tanda ini, jika Beliau menjalani kehidupan rumah tangga, Beliau akan menjadi seorang raja pemutar-roda ... sebagai seorang raja, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang, bertahan lama, mencapai usia yang sangat tua, dan seumur hidupnya, tidak ada musuh manusia yang mampu membunuhnya .... Sebagai seorang Buddha, apakah keuntungannya? Beliau berumur panjang ...; tidak ada musuh, apakah petapa atau Brāhmaṇa, dewa, māra atau Brahmā, atau siapa pun di dunia ini yang mampu membunuh-Nya. Ini adalah keuntungan sebagai seorang Buddha.’ Ini adalah apa yang dinyatakan oleh Sang Bhagavā.

1.12. Mengenai hal ini, dikatakan:

    ‘Memahami ketakutan mereka akan kematian,
    Ia menghindari pembunuhan makhluk-makhluk.
    Kebajikan ini menghasilkan kelahiran di alam surga,
    Di mana ia menikmati buah kebajikannya.
    Kembali dari sana ke alam ini,
    ia memiliki Dalam dirinya tiga tanda ini:
    Tumitnya padat dan sangat panjang,
    Bentuk tubuhnya tegak bagaikan Brahmā,
    Indah dilihat, dan anggota tubuh berbentuk sempurna,
    Jemarinya lembut, halus, dan panjang, [151]
    Dengan tiga tanda keagungan ini
    Diketahui bahwa sang anak akan berumur panjang.
    “Ia akan lama menjalani kehidupan rumah tangga
    Lebih lama lagi ia menjalani kehidupan tanpa rumah
    Melatih kakuatan-kekuatan mulia:
    Demikianlah tiga tanda ini menunjukkan.”’

dan seterusnya silakan baca sendiri
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_30:_Lakkha%E1%B9%87a_Sutta


terlihat satu sifat bisa membawa beberapa ciri pada ciri fisik bodhisatta...
lalu, apakah bodhisatta hanya memiliki satu sikap ini pada satu saat (kan katanya pemenuhan tingkatannya bertahap)??
jadi di kehidupan lainnya bodhisatta tidak mempunyai sikap ini??
"Sang Tathāgata menjadi pembicara bagi orang-orang tentang kesejahteraan mereka, tentang Dhamma, menjelaskan ini kepada orang-orang dan menjadi penyokong kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para makhluk, seorang pembabar Dhamma"
aneh..
« Last Edit: 17 March 2012, 04:55:16 PM by will_i_am »
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #918 on: 17 March 2012, 07:40:51 PM »
baiklah, karena tidak ada respon, maka saya anggap anda menyetujuinya...terlihat satu sifat bisa membawa beberapa ciri pada ciri fisik bodhisatta...
lalu, apakah bodhisatta hanya memiliki satu sikap ini pada satu saat (kan katanya pemenuhan tingkatannya bertahap)??
jadi di kehidupan lainnya bodhisatta tidak mempunyai sikap ini??
"Sang Tathāgata menjadi pembicara bagi orang-orang tentang kesejahteraan mereka, tentang Dhamma, menjelaskan ini kepada orang-orang dan menjadi penyokong kesejahteraan dan kebahagiaan bagi para makhluk, seorang pembabar Dhamma"
aneh..

baca ulang postingan anda

anda bertanya tentang "bodhisattva" tetapi mereferensikan sikap seorang "Tathagata"

bukankah ini dua hal yg berbeda?
lalu bukankah tulisan anda membingungkan untuk di jawab?
saya menjawab mengunakan referensi bodhisatta atau seorang Tathagata?

jadi mohon di koreksi pertanyaan dan data (sutta) pendukungnya

 _/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #919 on: 17 March 2012, 08:17:45 PM »
maaf, maksudnya tathagata..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #920 on: 17 March 2012, 09:06:44 PM »
maaf, maksudnya tathagata..

jika mengacu Tathagata, maka apa yang diucapkan Buddha Gotama sudah cukup
karena beliau adalah Tathagata.

siapa yang lebih tahu tentang Tathagata kalau bukan Tathagata sendiri

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #921 on: 17 March 2012, 09:39:44 PM »
pertanyaannya adalah, apakah 32 tahapan bodhisatta itu (kalau menurut anda) dipenuhi satu persatu??
sedangkan ada satu sifat yang membawa dua atau tiga ciri sekaligus..

dan lagi, apakah pemenuhannya hanya satu pada satu saat??
misalnya di kehidupan ini bodhisatta sedang menjalani pemenuhan tahapan ciri fisik suara yang merdu, apakah hanya prilaku yang menunjang pada berbuahnya ciri tersebut saja yang dilakukan? sedangkan perbuatan baik lainnya tidak dilakukan??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #922 on: 17 March 2012, 10:44:04 PM »
pertanyaannya adalah, apakah 32 tahapan bodhisatta itu (kalau menurut anda) dipenuhi satu persatu??
sedangkan ada satu sifat yang membawa dua atau tiga ciri sekaligus..

dan lagi, apakah pemenuhannya hanya satu pada satu saat??
misalnya di kehidupan ini bodhisatta sedang menjalani pemenuhan tahapan ciri fisik suara yang merdu, apakah hanya prilaku yang menunjang pada berbuahnya ciri tersebut saja yang dilakukan? sedangkan perbuatan baik lainnya tidak dilakukan??
ya tanda itu di perjuangkan satu persatu, tetapi tidak berurutan,
dan bisa saja satu tanda belum tuntas di kelahiran berikutnya
para bodhisattva ini memperjuangkan tanda yang lain

suara merdu karena berkata benar, jadi bisa saja dalam satu kelahiran
para bodhisattva memperjuangkan lebih dari satu tanda
atau banyak kelahiran tidak memperjuangkan satu tandapun
Variasi pemenuhan paramita juga di pengaruhi oleh jalan bodhisattva tersebut

.

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #923 on: 19 March 2012, 08:48:52 AM »
Mengapa di mahayana 6 paramita dan di sutta pali 10 paramita ? Adakah bedanya ?

Apakah masih mungkin mencapai sotapanna sakadagami di zaman sekarang ?  ;D

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #924 on: 19 March 2012, 06:02:11 PM »
At cerita atas,

Masa lampau ce itu buddhist level aria, buddhist level aria itu maksudnya sotapanna ke atas?

iya betul

. _/\_

bila kehidupan lampau nya adalah sotapanna,
kalau secara teori, ciri2 nya sotapanna termasuk
sudah memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan terhadap tiratana
tapi di kehidupan ini, ce itu terlahir sebagai umat kristiani yang fanatik?

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #925 on: 19 March 2012, 08:35:00 PM »
Mengapa di mahayana 6 paramita dan di sutta pali 10 paramita ? Adakah bedanya ?

Apakah masih mungkin mencapai sotapanna sakadagami di zaman sekarang ?  ;D
kalau tidak memungkinkan berarti dhamma sudah tidak dapat di praktekan lagi
di jaman sekarang

Offline Choa

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 412
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #926 on: 19 March 2012, 08:36:27 PM »
bila kehidupan lampau nya adalah sotapanna,
kalau secara teori, ciri2 nya sotapanna termasuk
sudah memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan terhadap tiratana
tapi di kehidupan ini, ce itu terlahir sebagai umat kristiani yang fanatik?

maka konsep tumimbalahir terbukti
dan konsep reingkarnasi tidak terbukti

dhamma sudah di realisasikan

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #927 on: 31 July 2015, 11:44:01 PM »
Masih ada yang bernilai..
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #928 on: 31 July 2015, 11:46:19 PM »
Masih ada yang bernilai.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

 

anything