Waktu saya belajar mind and mental factor, guru saya menjelaskan tentang mental factor (cetasika) yg
(1) selalu hadir (ini seperti perasaan, dll yg harus ada)
(2) netral
(3) tidak bajik (kilesa) --> ada 6, disebut sebagai faktor mental pengganggu
(4) bajik (11)
(5) faktor tidak bajik turunan (20) ----> klesha yg minor
dan sisanya.... gak usah dibahas, kita bahas yg kilesa aja
Kita tahu akar dari semua kilesa itu lobha, dosa, dan moha, daaaan akar dari 3 itu adalah pandangan salah tentang ego.
Ketika seorang mencapai nibbana, menjadi arahat, dia menghancurkan landasan untuk lobha dosa moha, dan sebagai akibatnya semua kilesa turunan juga tidak bisa muncul lagi.
Ini tidak berarti pikiran berhenti, karena faktor mental lain dan kesadaran utama masih ada. Bedanya, pikiran seorang arahat tidak lagi mempunyai klesha, dan tidak mungkin ditimbulkan lagi.
Nah, guru saya kemudian mengumpamakan kesadaran itu seperti aliran sungai. Kesadaran sekarang diciptakan kesadaran momen sebelumnya, dan menimbulkan kesadaran momen selanjutnya. Awal dari kesadaran ini tidak dapat dilacak. Tetapi dengan mengikuti logika ini, seorang arahat kesadarannya masih "berlanjut".
Bedanya adalah, makhluk biasa terpenjara dalam samsara karena 2 hal: karma dan kilesa. Sementara Arahat sudah bebas dari karma dan kilesa. Kalau seorang arahat mau tidak terlahir lagi, dia mempunyai kebebasan untuk itu. Tetapi dengan logika yg sama, kalau dia bebas, seharusnya dia juga bebas mau lahir lagi.
Mekanismenya gimana saya masih gak jelas, karena sebab kelahiran melalui karma dan tanha kan udah dipotong, jadi gimana caranya arahat ini memunculkan nama-rupa tanpa tanha