//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: alam neraka siapa yg bertugas  (Read 42712 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lu Dongbin

  • Sebelumnya: lu tong pin
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 112
  • Reputasi: -1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #30 on: 22 May 2011, 06:51:00 PM »
g pengen nanya sama yg kebanyakan ngarang cerita
mangnya ente uda pernah liat langsung
kok kyknya sok tau bgt ya

kwwkwwkwkw

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #31 on: 22 May 2011, 06:53:20 PM »
130  Devadūta Sutta
Utusan Surgawi
[/b]

1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana Beliau memanggil para bhikkhu sebagai berikut: “Para bhikkhu.” – “Yang Mulia,” mereka menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:

2. “Para bhikkhu, misalkan terdapat dua rumah berpintu dan seseorang yang berpenglihatan baik berdiri di antara kedua rumah itu melihat orang-orang masuk dan keluar dan berlalu-lalang. Demikian pula, dengan mata dewa, yang murni dan melampaui manusia, Aku melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali, hina dan mulia, cantik dan buruk rupa, kaya dan miskin. Aku memahami bagaimana makhluk-makhluk berlanjut sesuai dengan perbuatan mereka: ‘Makhluk-makhluk ini, yang berperilaku baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, bukan pencela para mulia, berpandangan benar, memberikan dampak pandangan benar dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam yang bahagia, bahkan di alam surga. Atau Makhluk-makhluk mulia ini, yang berperilaku baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, bukan [179] pencela para mulia, berpandangan benar, memberikan dampak pandangan benar dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam manusia. Tetapi makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk dalam jasmani, ucapan, dan pikiran, pencela para mulia, keliru dalam pandangan, memberikan dampak pandangan salah dalam perbuatan mereka, ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam hantu. Atau makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk …  ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali di alam binatang.  Atau makhluk-makhluk ini yang berperilaku buruk … ketika hancurnya jasmani, setelah kematian, telah muncul kembali dalam kondisi buruk, di alam rendah, dalam kehancuran, bahkan di dalam neraka.’

3. “Sekarang para penjaga neraka menangkap makhluk itu pada kedua lengannya dan membawanya ke hadapan Raja Yama,  dengan berkata: ‘Baginda, orang ini telah memperlakukan ibunya dengan buruk, memperlakukan ayahnya dengan buruk, memperlakukan para petapa dengan buruk, memperlakukan para brahmana dengan buruk; ia tidak menghormati para tetua sukunya. Silahkan Raja menjatuhkan hukuman.’

4. “Kemudian Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi pertama: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi pertama muncul di dunia?’  ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang bayi lembut yang berbaring telungkup, kotor dengan kotoran dan air kencingnya sendiri?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada kelahiran, aku tidak terbebas dari kelahiran: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu atau ayahmu, [180] atau oleh saudara laki-laki atau saudara perempuanmu, atau oleh teman-teman dan sahabatmu, atau oleh sanak saudara dan kerabatmu, atau oleh para petapa dan brahmana, atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

5. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi pertama, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke dua: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke dua muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – berumur delapan puluh, Sembilan puluh, atau seratus tahun, tua, bungkuk seperti rusuk atap, terlipat dua, berjalan dengan ditopang oleh tongkat, terhuyung-huyung, lemah, tiada kemudaan, gigi tanggal, rambut memutih, rambut berguguran, botal, keriput, dengan bercak pada bagian-bagian tubuh?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada penuaan, aku tidak terbebas dari penuaan: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

6. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke dua, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke tiga: [181] ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke tiga muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – yang sakit, menderita, dan sakit parah, berbaring dengan dikotori oleh kotoran dan air kencingnya sendiri, diangkat oleh beberapa orang dan dibaringkan oleh beberapa orang lainnya?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’


“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada penyakit, aku tidak terbebas dari penyakit: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

7. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke tiga, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke empat: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke tiga muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia, ketika seorang penjahat perampok tertangkap, raja-raja menjatuhkan berbagai jenis hukuman padanya: setelah menderanya dengan cambukan ... (seperti Sutta 129, §4) ... dan kepala mereka dipenggal dengan pedang?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Mereka yang melakukan perbuatan jahat akan mengalami berbagai jenis siksaan di sini dan saat ini; [182] apa lagi setelah kematian? tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

8. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke empat, Raja Yama mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke lima: ‘Tidak pernahkah engkau melihat utusan surgawi ke dua muncul di dunia?’ ia berkata: ‘Tidak, Tuan.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah engkau melihat di dunia seorang laki-laki – atau seorang perempuan – satu hari setelah mati, dua hari setelah mati, tiga hari setelah mati, membengkak, memucat, dan meneteskan cairan?’ Ia berkata: ‘Pernah, Tuan.’

“Kemudian Raja Yama berkata: ‘Tidak pernahkah terpikir olehmu – seorang manusia yang cerdas dan dewasa – “Aku juga tunduk pada lematian, aku tidak terbebas dari kematian: tentu saja aku lebih baik melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran”?’ Ia berkata: “Aku tidak mampu, Tuan, aku lalai.’ Kemudian Raja Yama berkata: ‘Karena kelalaian maka engkau telah gagal melakukan perbuatan baik dalam jasmani, ucapan, dan pikiran. Tentu saja mereka akan memperlakukanmu sesuai kelalaianmu. Tetapi perbuatan jahatmu ini bukan dilakukan oleh ibumu … atau oleh para dewa; perbuatan jahat ini dilakukan oleh dirimu, dan engkau sendiri yang akan mengalami akibatnya.’

9. “Kemudian, setelah mendesak dan mempertanyakan dan mendebatnya tentang utusan surgawi ke lima, Raja Yama berdiam diri.

10. “Kemudian para penjaga neraka [183] menyiksanya dengan lima tusukan.  Mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus satu tangan, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus tangan lainnya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus satu kakinya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus kaki lainnya, mereka menusukkan sebatang pancang besi membara menembus perutnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

11. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya ke bawah dan mengulitinya dengan kapak. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

12. “Kemudian para penjaga neraka menggantungnya dengan kaki di atas dan kepala di bawah dan mengulitinya dengan alat pengukir kayu. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

13. “Kemudian para penjaga neraka mengikatnya pada sebuah kereta dan menariknya kesana-kemari di atas tanah yang terbakar, menyala, dan berpijar. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

14. “Kemudian para penjaga neraka menyuruhnya memanjat naik dan turun di atas gundukan arang yang terbakar, menyala, dan berpijar. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

15. “Kemudian para penjaga neraka menggantungnya dengan kaki di atas dan kepala di bawah dan mencelupkannya ke dalam panci logam panas yang terbakar, menyala, dan berpijar. Ia direbus di sana di dalam pusaran buih. Dan ketika ia direbus di sana di dalam pusaran buih, ia kadang-kadang terhanyut ke atas, kadang-kadangn ke bawah, kadang-kadang ke sekeliling. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

16. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya ke dalam Neraka Besar. Sekarang sehubungan dengan Neraka Besar, para bhikkhu:

   Neraka ini memiliki empat sudut dan dibangun
   Dengan empat pintu, satu di setiap sisinya,
   Berdinding ke atas dan ke sekeliling terbuat dari besi
   Dan ditutup dengan atap besi.
   Lantainya juga terbuat dari besi
   Dan dipanaskan dengan api hingga berpijar
   Luasnya seratus liga
   Yang mencakup seluruh wilayah itu.

17. “Sekarang lidah api yang menyambar dari tembok timur mengenai tembok barat. Lidah api yang menyambar dari tembok barat mengenai [184] tembok timur. Lidah api yang menyambar dari tembok utara mengenai tembok selatan. Lidah api yang menyambar dari tembok selatan mengenai tembok utara. Lidah api yang menyambar dari lantai mengenai atap. Lidah api yang menyambar dari atap mengenai lantai. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

18. Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu timur Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat. Ketika berlari itu, kulit luarnya terbakar, kulit dalamnya terbakar, dagingnya terbakar, uratnya terbakar, tulangnya berasap; dan hal yang sama terjadi ketika kakinya diangkat. Ketika akhirnya ia mencapai pintu itu, pintu itu tertutup. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

“Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu barat Neraka Besar itu terbuka ... pintu utara Neraka Besar itu terbuka ... pintu selatan Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat ... Ketika akhirnya ia mencapai pintu itu, pintu itu tertutup. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

19. “Pada suatu saat, di akhir suatu masa yang lama, pintu timur Neraka Besar itu terbuka. Ia berlari menuju pintu itu, melangkah dengan cepat. Ketika berlari itu, kulit luarnya terbakar, kulit dalamnya terbakar, dagingnya terbakar, uratnya terbakar, tulangnya berasap; dan hal yang sama terjadi ketika kakinya diangkat. Ia keluar melalui pintu itu.

20. “Persis di sebelah Neraka Besar [185] adalah Neraka Kotoran yang luas. Ia terjatuh ke dalam neraka itu. Di dalam Neraka Kotoran itu makhluk-makhluk bermulut jarum mengebor kulit luarnya dan mengebor kulit dalamnya dan mengebor dagingnya dan mengebor uratnya dan mengebor tulangnya dan melahap sumsumnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

21. “Persis di sebelah Neraka Kotoran adalah Neraka Bara Api Panas yang luas. Ia terjatuh di sana. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

22. “Persis di sebelah Neraka Bara Api Panas adalah Hutan Pepohonan Simbali yang luas, tingginya satu liga, berduri dengan duri-duri sepanjang enam belas lebar jari, yang terbakar, menyala, dan berpijar. Mereka menyuruhnya memanjat pepohonan itu naik dan turun. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

23. “Persis di sebelah Hutan Pepohonan Simbali adalah Hutan Daun-pedang yang luas. Ia masuk ke sana. Dedaunannya, digerakkan oleh angin, memotong tangannya dan memotong kakinya dan memotong tngan dan kakinya; memotong telinganya dan memotong hidungnya dan memotong telinga dan hidungnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

24. “Persis di sebelah Hutan Daun-pedang adalah sungai besar berair tajam. Ia terjatuh di sana. di sana ia tersapu mengikuti arus dan melawan arus dan mengikuti-sekaligus-melawan arus. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

25. “Kemudian para penjaga neraka menariknya dengan kail, [186] dan menaikkannya ke atas tanah, mereka bertanya kepadanya: ‘Apa yang engkau inginkan?’ Ia berkata: ‘Aku lapar, Tuan-tuan.’ Kemudian para penjaga neraka membuka paksa mulutnya dengan penjepit besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar, dan mereka memasukkan bola besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar ke dalam mulutnya, bola besi itu membakar tenggorokannya, membakar perutnya, dan menerobos keluar melalui bawah membawa usus besar dan usus kecilnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

26. “Kemudian para penjaga bertanya kepadanya: ‘Apa yang engkau inginkan?’ ia berkata: ‘Aku haus, Tuan-tuan.’ Kemudian para penjaga neraka membuka paksa mulutnya dengan penjepit besi yang panas membara, yang terbakar, menyala, dan berpijar, dan mereka menuangkan tembaga cair yang terbakar, menyala, dan berpijar ke dalam mulutnya. Tembaga itu membakar bibirnya, membakar mulutnya, membakar tenggorokannya, membakar perutnya, dan menerobos keluar melalui bawah membawa usus besar dan usus kecilnya. Di sana ia merasakan perasaan menyakitkan, menyiksa, menusuk. Namun ia tidak mati selama akibat dari perbuatan jahatnya belum habis.

27. “Kemudian para penjaga neraka melemparnya kembali ke dalam Neraka Besar.

28. “Pernah Raja Yama berpikir: ‘Mereka yang di dunia melakukan perbuatan-perbuatan tidak bermanfaat sungguh akan mengalami berbagai jenis siksaan yang dijatuhkan pada mereka. Oh, Semoga aku terlahir kembali menjadi manusia, semoga seorang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, muncul di dunia, semoga aku dapat melayani Sang Bhagavā itu, semoga Sang Bhagavā mengajarkan Dhamma kepadaku, dan semoga aku memahami Dhamma Sang Bhagavā itu!”

29. “Para bhikkhu, Aku mengatakan hal ini kepada kalian bukan sebagai sesuatu yang Kudengar dari petapa atau brahmana lain. Aku mengatakan hal ini kepada kalian sebagai sesuatu yang sebenarnya diketahui, dilihat, dan ditemukan olehKu sendiri.” [187]

30. Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah Yang Sempurna mengatakan itu, Sang Guru berkata lebih lanjut:

   “Walaupun diperingatkan oleh para utusan surgawi,
   Banyak yang lalai,
   Dan orang-orang sungguh akan berdukacita dalam waktu yang lama
   Begitu pergi ke alam rendah.
   Tetapi ketika oleh para utusan surgawi
   Orang-orang baik di sini dalam kehidupan ini teringat,
   Mereka tidak berdiam dalam kelalaian
   Namun mempraktikkan Dhamma mulia dengan baik.
   Dengan takut mereka melihat kemelekatan
   Karena dapat mengakibatkan kelahiran dan kematian;
   Dan melalui ketidak-melekatan mereka terbebas
   Dalam hancurnya kelahiran dan kematian.
   Mereka berdiam dalam kebahagiaan karena mereka aman
   Dan mencapai Nibbāna di sini dan saat ini.
   Mereka melampaui segala ketakutan dan kebencian;
   Mereka telah membebaskan diri dari segala penderitaan.

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.0;message=304666
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #32 on: 22 May 2011, 06:57:15 PM »
Di atas adalah isi Devaduta Sutta yg terdapat dalam Majjhima Nikaya dan mengisahkan dengan sangat jelas siksaan di neraka oleh para petugas neraka yang dipimpin oleh raja Yama.

Menurut saya, ada 2 penjelasan atas sutta ini:

1. Dalam sutta ini Sang Buddha menggunakan legenda/cerita rakyat India Kuno tentang Yama, raja neraka, untuk mengajarkan bahwa usia tua, sakit, dan kematian yang sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari tak lain adalah "utusan surgawi" (devaduta) dari dunia kematian untuk menyadarkan orang-orang untuk berbuat baik. Intinya dalam sutta ini melalui kisah tentang Yama, Buddha ingin mengingatkan kita untuk berbuat kebajikan sebelum usia tua, sakit, dan kematian menjemput kita.

2. Menurut komentar Buddhaghosa, neraka memang dijaga oleh empat Yama pada masing-masing keempat pintu gerbangnya. Yama tak lain adalah Vemānikapetarājā, yaitu makhluk yang merasakan penderitaan dan kebahagiaan di waktu lain sebagai akibat kamma masa lampaunya. Sebagai raja, ia bertindak dengan adil. Di sini Yama benar-benar menjadi raja neraka, namun perannya hanya sebagai pengawas neraka di mana ia mengatur para makhluk sesuai dengan perbuatannya. Sedangkan siksaan yang dialami walaupun berasal dari petugas neraka tetap merupakan manifestasi buah kamma buruk si pelaku. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat di DPPN (Dictionary of Pali Proper Names): http://www.palikanon.com/english/pali_names/y/yama.htm

Tampaknya dalam perkembangan agama Buddha menerima kisah rakyat/legenda tentang raja Yama dan menyesuaikan dengan ajaran Buddha, seperti kisah para dewa vs asura yang diambil dari mitologi Hindu.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #33 on: 22 May 2011, 07:07:42 PM »
Apakah makhluk yg menyiksa di neraka juga mengalami kamma dan tumimbal lahir?

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #34 on: 22 May 2011, 07:28:52 PM »
Quote
1. Dalam sutta ini Sang Buddha menggunakan legenda/cerita rakyat India Kuno tentang Yama, raja neraka, untuk mengajarkan bahwa usia tua, sakit, dan kematian yang sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari tak lain adalah "utusan surgawi" (devaduta) dari dunia kematian untuk menyadarkan orang-orang untuk berbuat baik. Intinya dalam sutta ini melalui kisah tentang Yama, Buddha ingin mengingatkan kita untuk berbuat kebajikan sebelum usia tua, sakit, dan kematian menjemput kita.



tapi sis seniya jika sang buddha mengambil/ menggunakan sebuah cerita/legenda cerita rakyat tapi kenapa tertulis seperti dibawah ini?

29. “Para bhikkhu, Aku mengatakan hal ini kepada kalian bukan sebagai sesuatu yang Kudengar dari petapa atau brahmana lain. Aku mengatakan hal ini kepada kalian sebagai sesuatu yang sebenarnya diketahui, dilihat, dan ditemukan olehKu sendiri.” [187]

Quote
Apakah makhluk yg menyiksa di neraka juga mengalami kamma dan tumimbal lahir?

kalau melihat keterangan dari sis seniya tentang komentar buddhaghosa mungkin mengalami tumibal lahir , tapi untuk jelasnya mungkin tunggu member yang lebih tau atau sis seniya tau soal itu  _/\_

Quote
2. Menurut komentar Buddhaghosa, neraka memang dijaga oleh empat Yama pada masing-masing keempat pintu gerbangnya. Yama tak lain adalah Vemānikapetarājā, yaitu makhluk yang merasakan penderitaan dan kebahagiaan di waktu lain sebagai akibat kamma masa lampaunya. Sebagai raja, ia bertindak dengan adil. Di sini Yama benar-benar menjadi raja neraka, namun perannya hanya sebagai pengawas neraka di mana ia mengatur para makhluk sesuai dengan perbuatannya. Sedangkan siksaan yang dialami walaupun berasal dari petugas neraka tetap merupakan manifestasi buah kamma buruk si pelaku. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat di DPPN (Dictionary of Pali Proper Names): http://www.palikanon.com/english/pali_names/y/yama.htm
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #35 on: 22 May 2011, 07:39:32 PM »
Apakah raja yama hidup selamanya? Raja yama n anak buahnya punya perasaan gak ya? Misalnya sedih gembira kasihan,dll...

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #36 on: 22 May 2011, 08:12:28 PM »
Apakah raja yama hidup selamanya? Raja yama n anak buahnya punya perasaan gak ya? Misalnya sedih gembira kasihan,dll...

Raja Yama selama masih termasuk kategori makhluk hidup, tentulah tidak akan hidup selamanya di alam itu, jika pada saatnya tiba dia meninggal dari alam tsb, tentunya ia akan di gantikan oleh raja yang baru
Pastilah ia mempunyai perasaan, karena memiliki nama dan rupa (batin dan jasmani)

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #37 on: 22 May 2011, 08:35:08 PM »
tapi sis seniya jika sang buddha mengambil/ menggunakan sebuah cerita/legenda cerita rakyat tapi kenapa tertulis seperti dibawah ini?

29. “Para bhikkhu, Aku mengatakan hal ini kepada kalian bukan sebagai sesuatu yang Kudengar dari petapa atau brahmana lain. Aku mengatakan hal ini kepada kalian sebagai sesuatu yang sebenarnya diketahui, dilihat, dan ditemukan olehKu sendiri.” [187]

Pertama, saya bukan sis tapi bro. Seniya itu nama laki-laki dlm bahasa Pali (artinya "yang memiliki banyak pengikut") & mrpk nama depan Raja Bimbisara (Seniya Bimbisara). Mungkin harus ganti nick saya  di DC y, krn anda bkn yg pertama mengira saya sis.... :)

Soal pernyataan itu disinggung juga oleh Piya Tan (dulunya Bhikkhu Piyasilo) dlm komentar penerjemahannya atas Devaduta Sutta ini bahwa pernyataan Sang Buddha tersebut tidak boleh diambil secara mentah-mentah/diartikan secara harfiah. Maksud Sang Buddha adalah siksaan yang terjadi di neraka tsb benar2 Beliau lihat sendiri dengan mata dewa Beliau. Yama memang benar ada, tetapi perannya tidak sehebat yg dikisahkan dlm cerita rakyat/legenda.

Quote
kalau melihat keterangan dari sis seniya tentang komentar buddhaghosa mungkin mengalami tumibal lahir , tapi untuk jelasnya mungkin tunggu member yang lebih tau atau sis seniya tau soal itu  _/\_


Memang benar, Yama adalah makhluk yang masih terikat pada kelahiran kembali. Pada akhir Devaduta Sutta dikatakan bahwa Yama berkeinginan terlahir kembali di alam manusia dan mendengarkan Dhamma Sang Buddha:

28. “Pernah Raja Yama berpikir: ‘Mereka yang di dunia melakukan perbuatan-perbuatan tidak bermanfaat sungguh akan mengalami berbagai jenis siksaan yang dijatuhkan pada mereka. Oh, Semoga aku terlahir kembali menjadi manusia, semoga seorang Tathāgata, yang sempurna dan tercerahkan sempurna, muncul di dunia, semoga aku dapat melayani Sang Bhagavā itu, semoga Sang Bhagavā mengajarkan Dhamma kepadaku, dan semoga aku memahami Dhamma Sang Bhagavā itu!

Apakah raja yama hidup selamanya? Raja yama n anak buahnya punya perasaan gak ya? Misalnya sedih gembira kasihan,dll...

Tidak, sudah dikatakan Yama adalah makhluk yg takluk pada kelahiran kembali. Seharusnya sbg makhluk duniawi yg belum tercerahkan, Yama memiliki perasaan spt yg anda maksud. Dari kutipan tentang keinginan Yama utk terlahir kembali sbg manusia di atas, menyiratkan bahwa Yama mengalami "kebosanan" melihat para manusia yang tidak sadar atas kejahatannya walaupun sudah ada lima "utusan surgawi" (bayi yang baru lahir, orang tua, orang sakit, orang yang dihukum krn kejahatannya, orang mati) sehingga ia berkeinginan untuk terlahir sebagai manusia.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #38 on: 22 May 2011, 08:42:47 PM »
maaf bro, soalnya gak ada penjelasan gendernya  ;D ^:)^ ^:)^ ^:)^

terima kasih juga atas penjelasannya  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #39 on: 22 May 2011, 08:51:42 PM »
Oh iy, gak pernah setting gender sih... :) Tp seharusnya dari avatarnya udah tau gue ini cowok...
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #40 on: 22 May 2011, 08:55:03 PM »
Oh iy, gak pernah setting gender sih... :) Tp seharusnya dari avatarnya udah tau gue ini cowok...

soalnya kalau nama seniya di indo seperti nama seorang wanita, jika seperti bro brado pakai nama itu lebih kelihatan laki2 walaupun tidak mencantumkan gender  ;D ^:)^ ^:)^
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #41 on: 22 May 2011, 09:00:47 PM »
Mungkinkah sang buddha di sutta tersebut memakai majas personifikasi??
atau ada "human error" pada saat membukukan sutta tersebut?

Btw,kamma buruk apa saja yg bisa menyebabkan seseorang terlahir di alam neraka??
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline moejaer

  • Teman
  • **
  • Posts: 61
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #42 on: 22 May 2011, 09:58:52 PM »
[at]  aa tono thx pendapatnya tp ga bs d sampaikan d k umat donk
 [at]  moejoer bisa ksh tau cara ktm raja neraka tanpa perlu mati dulu? Jgn blg srh meditasi yah yg ada nanti g nyampe jhana ngorok :)
 [at]  ronald aye tunggu bsk yah:)

dulu pernah punya temen yg punya akses ke raja neraka, tp skrg udah ngak isa lg.....ngak tau knapa... ;D

kl cm meditasi tok rasa nya kok kurang bisa... ;D

Offline drilyasharun

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #43 on: 22 May 2011, 10:33:44 PM »
Sebelum adanya agama-agama Hindu, Buddha, Kristian, Zoroaster, Mithra, Islam, dsb., Ajaran Melayu/Malayu/Malai atau Malay (sebelum berpecah menjadi suku-suku, seperti Jawa, Bugis, Sunda, Aceh, Batak, Minang, Iban, Filipino, Khmer, dsb) merupakan Asal Ajaran (The Root of All Knowledge) yang dikenali dengan nama "Malaiyana Mulayanam" yang mengandungi 173 buah kitab. Salah sebuah kitab itu bernama, "Malaiyavahasarahsarahsiyahannamvahasapulatsyaviramaningrattanam" (memang panjang namanya) yang dicipta oleh Mahasiddha Svayana di Alam Melayu (sebelum menjadi Nusantara yang kemudiannya berpecah menjadi negara-negara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Vietnam, Laos, Kampuchea, Hong Kong dan Taiwan) lebih 790,000 tahun dahulu. Alam Melayu pada waktu itu dikenali dengan nama Buwana Suvarnabumi Tanah Sunda.
      Orang Melayu berpecah lagi apabila datang agama-agama Hindu dan Buddha ke Alam Melayu di mana raja-raja dan rakyat memeluk agama tersebut. Identiti Melayu pun pudar. Kemudian, datang pula agama Islam di mana raja-raja dan rakyat memeluk agama tersebut. Identiti Melayu terus pudar. Selepas itu, datang pula penjajah Barat dan agama Kristian di mana terdapat orang Melayu yang memeluk agama Kristian (mayoritasnya di Filipina). Kuasa-kuasa Barat (Inggeris, Belanda, Portugis, Sepanyol dan Amerika) memecahkan Alam Melayu menjadi negara-negara seperti yang saya sebutkan di atas.
       Jika di zaman dahulu kala (pra sejarah), leluhur orang Melayu telah menjelajah seluruh dunia dan mengajar bangsa-bangsa lain membina tamadun, seperti di Mohendja-Daro dan Harappa di Lembah Indus; Sumeria di Lembah Mesopotamia; Mesir di Lembah Nil; Pesisir Mediterranean (Sparta - kemudiannya mengembangkan tamadun Greek); Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Itu sebabnya banjaran gunung tertinggi di dunia dinamakan Himalaya (Hi bermakna Gunung, malaya bermakna Malai/Malay/Malayu/Melayu. Kehebatan dan kesaktian Melayu Sejati adalah pada senjatanya yang bengkang bengkok (keris), tetapi bangsa-bangsa lain hanya lurus atau bengkok sedikit (pedang dan tombak).
      Lebih 300 juta orang Melayu boleh menjadi pemimpin dunia, seperti di jaman leluhur kita dahulu, dengan syarat mereka bersatu padu dan balik ke pangkal jalan sebagai Orang Melayu Sejati dengan mengenepikan fahaman agama, negara, negeri, propinsi dan suku.
« Last Edit: 23 May 2011, 06:52:05 PM by Sumedho »

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: alam neraka siapa yg bertugas
« Reply #44 on: 22 May 2011, 10:47:01 PM »
maaf bro drily, lantas apa hubungannya dengan yang di tanyakan TS, tentang neraka  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

 

anything