gak usah di pusingin deh, di ridhoi atau enggak
toh utk jadi buddha gak hrs jadi bikkhuni
dan beragama buddha atau bukan, bahkan gak beragama juga bisa jadi buddha toh ?
semua cuma attribute, buat apa ribut gara-gara attribute
kalau seandainya "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" itu hanya atribut,
kenapa semua bhikkhu tidak lepas jubah saja?
toh katanya tidak perlu jadi bhikkhu juga bisa jadi Buddha?
Alasan kenapa bhikkhuni perlu ada sama dengan kenapa bhikkhu harus ada. Memang umat awam ada kemungkinan bisa mencapai pencerahan, namun kondisinya lebih sulit karena banyak godaan sehingga muncullah Sangha. Jika dikatakan tidak perlu bhikkhuni karena sebagai umat awam juga bisa berlatih, maka seharusnya juga dikatakan kepada orang yang mau jadi bhikkhu bahwa tidak perlu jadi bhikkhu karena sebagai umat awam juga bisa berlatih. Namun, kita dengan jelas melihat bahwa umat awam kondisinya lebih sulit apalagi ketika berkeluarga, harus bekerja untuk kebutuhan hidup, dll.
setuju..
inilah alasannya mengapa "kebhikkhuan" atau "kebhikkhunian" bukan sekedar atribut..
4 pilar ajaran Buddha: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika..
yang masih jadi pertanyaan besar adalah "apakah Sangha Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?" begitu pula "apakah umat awam Theravada, Mahayana, dan Vajrayana itu benar2 terpisah?"
saya buat contoh yg simple ya
utk jadi pintar,menguasai suatu pengetahuan, misalnya komputer
anda bisa belajar sendiri(gak jadi biksu), atau belajar di univertsitas sbg mahasiswa(jadi biksu)
di univ, sbg mahasiswa(biksu) ada aturan(vinaya) misalnya setiap semester hrs minimal selesaikan 16-22 sks mata kuliah.
jadi meskipun anda tidak punya title(atribute) sbg mahasiswa(biksu)
anda juga bisa jadi ahli komputer(buddha)
kalau mahasiswa(biksu) cuma atribut, kenapa semua biksu/mahasiswa tidak lepas jubah saja
itukan yg anda tanya ?
semua hanya pilihan, gak ada yg salah, toh semua hanya attribute
yg penting tujuan akhirnya jadi ahli di bidang itu (komputer/buddha)
yg penting kan anda belajar komputer
dimana saja juga bisa
berstatus mahasiswa/biksu tidak penting bukan ?
sama aja seperti seorang pertapa di luar sangha
apakah pertapa non sangha ini tidak bisa jadi buddha ?
tidak bukan?
apakah atheis yg bertapa tidak bisa jadi buddha ?
apakah pastur yg hidupnya seperti biksu tidak bisa jadi buddha ?
sangha adalah jalan, tapi bukan satu2nya jalan
biksu/mhs itukan atribute yg di buat manusia
beda-beda tapi toh tujuannya sama
menurut sangha x, hrs begini,
menurut universitas x hrs 120sks baru bisa wisuda
apakah mendukung penahbisan atau tidak
sebenarnya gak penting toh
contohnya bill gates, meskipun bukan anggota sangha(univ) dan di tahbiskan/wisuda di harvard
tetap saja ia bisa jadi sukses
so jangan melekat pada attribute
mau pake silahkan
tapi jangan jadi harga mati
memang masih banyak orang yg fokus pada attribute, daripada prosesnya sendiri
lebih senang/bangga jadi mahasiswa, lebih senang pake baju mahal, lebih senang pada title
apa2 hrs sesuai textbook, dikit2 mengacu pada kitab dan ayat2
mengkultuskan individu yg di anggap hebat
padahal semua itu juga di buat oleh manusia
sehingga melupakan esensi yg lebih penting