//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Memandang "kehidupan" dan "dunia"  (Read 15294 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« on: 28 June 2008, 09:02:07 PM »
Setelah kurang lebih hampir 2bln mengikuti forum DC dan meditasi arahan pak hudoyo maka saya mendapatkan "sesuatu" yang lain didalam memandang suatu hal...

Kehidupan bagi saya:
Lahir,setelah lahir maka kita beranjak menjadi anak2,sekolah(didalam sekolah ada suka maupun duka) setelah melewati masa melelahkan yang dipenuhi ketegangan didalam sekolah lantas kita dewasa(Kuliah) setelah kuliah datanglah hal yang harus dipikir2kan yakni "cita2" "keinginan" "tujuan" dll...Setelah dewasa muncullah belenggu yang sebenarnya yakni "pekerjaan","karir" dan "cinta"...Lantas setelah bekerja dan kuliah kita menikah(Disini muncullah belenggu yang benar2 membelenggu lagi)...Setelah menikah dan menjadi seorang ayah dalam sebuah keluarga kecil,kita harus menfokuskan seluruh hidup kita untuk kesejahteraan anak dan istri kita...Mengkhawatirkan perkembangan anak,mencari nafkah yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar,dll...(Belenggu terus bermunculan dan semakin banyak..)
Setelah kita mencapai tahap usia tua...Kita mulai menyadari akan kekosongan hidup ini dari lahir hingga tua....Setelah tua mungkin kita tidak produktif lagi dan menjadi beban bagi anak2 kita...
Kita lama kelamaan menjadi tambah pikun disertai berbagai penyakit orang tua...Kemudian kita wafat....
Didalam kejadian yang saya sebutkan,"hidup seperti ini adalah hidup yang sia2"..."Hidup penuh dengan Dukkha"....Mungkin beribu2 kebajikkan telah anda perbuat,mungkin anda terlahir di alam deva,bahkan alam brahma sekalipun...Tapi yang pasti 1kehidupan manusia telah anda lewatkan dengan sia2 ,anda tetap berada didalam samsara dan tidak dapat merealisasikan Nibbana...Kesempatan ini telah anda acuhkan,telah anda buang,telah anda lewatkan...Mungkin ada kesempatan ke 2 tetapi itu pada masa depan dan masa depan hanyalah berisi "khayalan" "harapan" "cita2" "keinginan" dan yang paling mutlak adalah ketidakpastian....
"Kita selalu mencari sebuah kepastian didalam ketidakpastian hidup ini..."
"Kita selalu ingin mengisi sesuatu sebagai pegangan hidup kita akan sebuah kepastian.....
Maka segalanya hanyalah sia2...."


Dunia bagi saya:
Dunia bagi saya hanyalah kekosongan...Semua harusnya mengalir secara alamiah...Semuanya sudah ada hukum2 yang mengaturnya.......
"Persahabatan" "cinta" "Kasih Sayang" "kecewa" entah itu "baik" atau "buruk" itu hanyalah konsep dari  pikiran kita...Semuanya itu tidak nyata...Tapi kita selalu senang hidup didalam dunia maya ini...
Kita menganggap hal yang tidak nyata sebagai hal yang benar2 nyata dan perlu digengam erat2 karena akan membawa kita pada sebuah Kebahagian bahkan tidak hanya segelintir orang yang berpikir akan membawa kita pada Kebahagian yang Kekal...
Semuanya itu tak lebih hanya khayalan manusia akan "ketakutkan" "kelemahan" "ketidakberdayaan" manusia itu sendiri....
Dunia ini benar2 kosong dan tanpa ada sesuatu yang perlu digengam



Salam,
Riky
« Last Edit: 28 June 2008, 09:12:28 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #1 on: 28 June 2008, 09:20:27 PM »
let it go.... let it go.... let it go....   :)
There is no place like 127.0.0.1

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #2 on: 29 June 2008, 12:18:21 AM »
sekarang :kuatkah anda melepaskannya? atau bisakah anda??
Samma Vayama

Offline Kokuzo

  • Sebelumnya 7th
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.090
  • Reputasi: 30
  • Gender: Male
  • ... running in karma ...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #3 on: 29 June 2008, 01:43:21 AM »
riky makin mantep yah kayanya.. baru dua bulan...

gw da setaon tetep aja tulul2 ga ketulungan ;D
dah kurang latian n baca, apalagi akhir2 ini... terlalu sibuk ngurusin kemelekatan :)
baca tulisan loe jadi motivasiin gw buat berlatih n belajar jauh lebih giat lagi...

thanks dude...

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #4 on: 29 June 2008, 02:10:32 AM »
Salut untuk riky, sebuah kemajuan cara berpikir sejak riky bergabung di forum dhammacitta  _/\_

Teruslah melangkah mengikuti jalan dhamma, walau penuh rintangan ... Suatu saat kamu akan menemukan cahaya kedamaian ... :)


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #5 on: 29 June 2008, 11:24:59 AM »
[at]Andry...
Masalahnya bukan terletak pada saya bisa "melepas atau tidak"...
Tapi terletak pada "siapa" yang akan saya lepaskan...
Ketika kita bisa "melepas" akankah "sesuatu" yang kita lepas bisa menerimanya?
Semuanya dibutuhkan "waktu" dan "keteguhkan"....
Batin harus tidak tergoyahkan...
Seperti kata saya masa depan hanyalah berisi "khayalan" "harapan" "cita2" "keinginan" dan yang paling mutlak adalah ketidakpastian....
Saya tidak berani mengatakan bahwa saya bisa "bertahan" dengan keadaan ini "selamanya"....
Segala sesuatu itu tidak pasti....
Mungkin saya akan "terjatuh" didalam samsara,mungkin juga saya akan "terlepas"...
Tidak ada gunanya "memikir2kannya" semuanya tak lebih hanya konsep dari pikiran itu sendiri yang ingin melepas dr "samsara"....

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Umat Awam

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 770
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #6 on: 29 June 2008, 12:28:03 PM »
Batin manusia siapa yang tahu, bahkan oleh dirinya sendiripun blm tentu mengenali dirinya..
Kata2 bisa BAGUS DAN MANIS, Kata2 bisa indah dan mengagumkan. Tp Bisa sama bisa BEDA dgn ISI nya
:hammer: :hammer: :hammer:

Who Knows..?? :hammer:  :whistle:

^:)^

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #7 on: 29 June 2008, 12:31:38 PM »
[at]Umat awam
Seperti kata saya masa depan hanyalah berisi "khayalan" "harapan" "cita2" "keinginan" dan yang paling mutlak adalah ketidakpastian....
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #8 on: 30 June 2008, 08:43:52 AM »
 8) baguslah 'aha' nya sudah terealisasi. Semoga jalan ke depan bsia menghadirkan pemikiran yang lebih baik dan lebih dewasa.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #9 on: 30 June 2008, 02:42:11 PM »
[at]atas...
Let it go...
Tidak "aha"...
Btw "aha2" apaan ya?
Saya tidak mengerti....

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #10 on: 30 June 2008, 03:01:12 PM »
Ting ting ting, Ikyusan
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #11 on: 30 June 2008, 03:02:59 PM »
aha aha aha aha aha aha ahahahahahahahahahha :))
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline aditya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 173
  • Reputasi: 16
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #12 on: 30 June 2008, 03:13:37 PM »
 _/\_,
Sy pernah baca 'joke' ini di buku 'tetangga' ....

Suatu hari akhirnya,
Sang Setan telah menemukan senjata pamungkas-Nya.

Yang dapat dipergunakan untuk menghancurkan manusia.

Senjata itu adalah...
SEKEPING KEBENARAN...
Cukup berikan manusia SEKEPING KEBENARAN' ....
maka dia akan sangat senang, bangga, dan terinspirasi olehnya....
sehingga MELEKAT ERAT-ERAT padanya...
sehingga KEBENARAN yang sebenarnya tak akan pernah digali lagi  :))

Saat itu senjata tersebut kembali membuktikan kehebatannya...

Semoga menginspirasi... ;D

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #13 on: 30 June 2008, 09:25:22 PM »
Saya dulu mempertanyakan kenapa SB mengajarkan tentang Nibbana/padamnya aku??
Didalam pikiran saya selalu mempertanyakan,"Apa enaknya tidak terlahir kembali?"
Dunia telah menyediakan segala hal "kenikmatan" "kesenangan" "kegembiraan" "nafsu" "cinta" "sex" "gelora" "gairah" "kesedihan" "kekecewaan" "persahabatan" "teman sejati" "pasangan hidup" "uang" semuanya telah tersedia didalam dunia ini...Entah itu "baik" atau "buruk" semuanya telah ada dan tersedia...
Hanya dibutuhkan sebuah "kemampuan" yakni "uang"..."Uang" yang akan membuat semuanya "bekerja"...Kemudian ada alam dewa yang hidup berjuta2 tahun...
Kenapa harus memilih Nibbana?Kenapa harus merealisasikan Nibbana?Bukankah didunia ini sudah "komplit?"Ada "suka" maupun "duka"...Ada "benci" maupun "cinta"...Kenapa harus ada Nibbana Yang Hilang?Yang tidak terlahirkan lagi?
Bukankah dunia ini sudah cukup?Bukankah hidup dialam surga yang penuh kenikmatan sudah cukup?
Kenapa?Kenapa?dan Kenapa?
Itu yang dulu menjadi pikiran pertama saat saya mempelajari Buddhisme.Saya merasa "aneh" akan hal tsb..Kenapa kita tidak menjadi "dewa" saja dan bersenang2?
Kenapa harus tidak terlahir lagi?Bukankah terlahir itu menyenangkan?Bisa bertemu orang yang kita "cintai" maupun "benci"?Bisa mendapatkan segala pengalaman hidup?
Sekarang saya rasa,saya sudah mendapatkan semua jawaban dr pertanyaan saya yang dahulu..Semua yang saya tanyakan hanyalah khayalan dr "aku" saya...Semua yang saya "tanyakan" itu Tidak Nyata ,Tidak Kekal...
Masa depan itu tidak nyata,yang saya dapatkan didalam "masa lalu" itu hanyalah mimpi tidak ada "kaitannya" dengan sekarang.Sekarang adalah sekarang...Sekarang bukan dulu juga bukan pada saat yang akan datang...
Hidup didalam samsara membawa kebahagian dan penderitaan...Tapi kebahagian atau penderitaan itu sama saja...Tidak nyata karena berasal dari "aku"...
"Aku" yang menciptakan segalanya...Baik itu "benar" atau "salah","derita" atau "bahagia"...
Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang masih bisa menciptakan "penderitaan" dan "kebahagian" bagi saya?Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang menguasai "tubuh" ini?
Ketika "aku" saya padam maka disana yang tersisa hanya "sesuatu yg lain" yang saya sebut sebagai Kebahagian Tertinggi/Yang Mutlak karena tidak ada lagi kontradiksi antara "baik" dan "buruk" yang diciptakan oleh "aku" karena "aku" sudah padam...Yang tersisa hanya yang benar2 ada...Hanya yang benar2 terlihat sebagaimana adanya...Tanpa sebuah "label" yang menghakimi sesuatu itu "baik" atau "buruk" ,membuat kita "bahagia" atau "menderita" karena semua sudah sama...Kosong yang disebut Kebahagiaan Mutlak yang Tak Tergoyahkan lagi...Tidak ada lagi "penderitaan" dan "kebahagian" disana.....

Salam,
Riky
« Last Edit: 30 June 2008, 09:28:02 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #14 on: 01 July 2008, 04:25:32 AM »
sadhu ... sadhu ... sadhu ...

ayah

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #15 on: 01 July 2008, 09:14:03 AM »
"aha"...ting ting ting....kasih GRP ke riky Dave arrghh.......i'm coming.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #16 on: 01 July 2008, 07:12:26 PM »
Meditasi bagi saya :
Banyak orang yang bermeditasi.....Tetapi hanya "sedikit" orang yang tau cara bermeditasi...
Bagaimana hal ini bisa terjadi?Bukankah didunia ini banyak guru meditasi yang berkualitas?
Bukankah teori meditasi bisa didapatkan dimanapun dan kapanpun?Bukankah meditasi bisa dipraktekkan dirumah sekalipun?

Kenapa masih banyak orang yang masih tidak tau cara bermeditasi?
Mereka yang bermeditasi bukan tidak tau cara bermeditasi...
Mereka tau dan sangat tau...
Hanya mereka selalu mencari "sebuah kepastian didalam ketidakpastian hidup ini."...
Misalkan ada sebuah "tangga" dan sebuah pohon "mangga",kita sudah diberikan "tangga" untuk memetik "mangga" tersebut...Tapi apa yang dilakukan oleh kita terhadap "tangga" itu?
Kita terus bertanya,"Kenapa harus tangga itu?" "Bagaimana tangga itu bisa membantu saya?" "Bagaimana cara kerja tangga itu?" "Buat apa tangga itu?" "Bagaimana cara menaikki tangga itu?" "Apakah tangga itu aman?" "Apakah tangga itu pasti bisa membawa saya untuk memetik "mangga" tsb?" dstnya......Lantas kapan kita mulai menaikki tangganya?Apakah tangganya "dipeloti" terus dan  "dispekulasi" terus kita bisa "mencapai" dan "memetik" buah mangga itu?
Tentu tidak bukan?Itulah yang banyak dilakukan oleh orang....Mempelototi tangganya,berspekulasi tentang tangganya,mencari tau tentang asal muasal tangganya,mempertanyakan tangganya...Lantas kapan naiknya?Dia tidak akan pernah menaikkinya,jika dia menaikinya pada saat2 "tertentu" dia akan "mempertanyakannya" lagi....Ketika sudah dinaikki bahkan sudah setengah jalan dia akan mulai mempertanyakan tangga itu lagi..."Kapan sampainya?" "Dimana buah mangganya?" "Apakah jalan yang saya lalui sudah benar?" "Benar atau tidak ya?" "Apakah saya sudah salah jalan?" "Bagaimana sekarang ini?" "Apakah saya mesti kembali?" "Apa yang harus saya lakukan?" Dstnya......
Bagi saya itu bukanlah meditasi....
Meditasi seharusnya tidak banyak "muluk2nya"....Jika ada "tangga" langsung "naikki",ketika buahnya belum ketemu teruslah naikki "tangga" tersebut....Pada suatu saat(ini tidak perlu diharapkan,dipikirkan,diinginkan,dikehendakikan,dll) dia akan sampai juga....
"Jika anda masih mencari2 sebuah kepastian didalam ketidakpastian hidup ini,percayalah sampai kapanpun anda akan terus menerus menemani Samsara ini..."
"Segala sesuatu itu tidak pasti"

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #17 on: 02 July 2008, 08:25:11 AM »
Semoga kata-kata anda yang memberikan manfaat tidak hanya bertahan pada waktu 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun dan seterusnya, kalo bisa jaga pikiran Dhamma ini sampai Pembebasan terlampaui.
 _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #18 on: 02 July 2008, 12:00:31 PM »
Segala sesuatu tidak pasti.... 6bln,1thn,2thn dan seterusnya itu hanyalah khayalan aku semata....Semua itu tidak nyata...Masa depan itu tidak nyata dan tidak perlu dipikir2kan....
Jalani SAAT INI,sadari SAAT INI .....Inilah praktek meditasi sesungguhnya....
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #19 on: 02 July 2008, 01:40:09 PM »
Masa lalu,Masa Sekarang dan Masa Depan Bagi saya
Sudah banyak sekali orang yang sudah "tau" teori tentang "masa lalu","masa sekarang" dan "masa depan"...
Mungkin hal ini sudah "didengar" sampai sudah "basi",tapi apakah benar ada orang yang benar2 memahami makna dari kata2 tersebut dan mempraktekannya?
Orang bisa berkata,"Masa lalu adalah masa lalu atau masa lalu adalah mimpi"
Orang bisa berkata,"Masa depan adalah hal yang tidak pasti,masa depan adalah harapan,masa depan adalah khayalan"
Orang bisa berkata,"Yang pasti adalah MASA SEKARANG"

Benarkah orang tersebut "mengerti" kata2 diatas?Semua kata2 dia diatas adalah BENAR,tapi berapa banyak orang yang mempraktekkannya?Berapa banyak orang yang benar2 memahaminya?
Sang Buddha sendiri berkata,"Lebih baik memahami 1bait Dhamma asal mempraktekkan dan benar2 memahaminya,daripada mengucap beribu2 kata Dhamma tetapi tidak ada 1pun yang dipahami atau dipraktekkannya."
Masa lalu bagi saya itu bukan hanya 1tahun yang lalu,1bln yang lalu,1minggu yang lalu,1hari yang lalu,10jam yang lalu,1jam yang lalu,bahkan 1menit yang lalu...
Masa lalu bagi saya adalah 1detik yang lalu(jika detik masih dipecah maka dia menjadi 0,000001detik yang lalu dstnya.......)
Jadi setiap hal yang sudah berlalu bahkan 1 detik yang lalu maka dia menjadi "masa lalu" yang sudah mesti "dilepaskan" ,tidak perlu "dipikirkan" ,tidak perlu "digengam" karena hal itu sudah "terjadi" dan menjadi "masa lalu" dan tidak ada orang yang bisa mengubah kejadian yang sudah terjadi di "masa lalu"...Lantas kenapa kita harus "terbuai" didalam "masa lalu" kita lagi?Lantas kenapa kita harus mengengamnya lagi dan menyimpannya hanya sebagai sebuah "beban" bagi kita?Bukankah lebih baik kita "buang/lepaskan?"....
Masa depan bagi saya adalah hanya sebuah
"ilusi"
tidak berguna,masa depan itu menjadi masa depan ketika kita memikirkan apa yang akan terjadi 1detik kemudian.Lantas apa untungnya kita "memikir2nya?" Bukankah itu hanya menambah sebuah "beban" bagi kita?Kenapa kita tidak "melepaskannya" saja?Biarkah lah dia mengalir seperti air......Biarkanlah dia menjadi proses alami...
Ada sebuah contoh :Ketika pada pagi hari ini,saya bermeditasi didalam kamar,kemudian ibu saya pulang dari pasar...Saya "mendengar" suaranya dan saya tau dengan "pasti" dia akan memanggil saya dan menganggu meditasi saya untuk membukakan pintu bagi dia...Tetapi apakah berguna memikirkan masa depan?Itu lah kesalahan saya,lantas kenapa kalian masih "ingin" mengikuti kesalahan yang telah saya perbuat?Bodoh bukan?Ketika hal itu terjadi,ketika suara ibu saya terdengar dari kejauhan,saya biarkan saja....Biarkan sampai SAAT DIA MEMANGGIL SAYA YANG DISEBUT SAAT INI/MASA SEKARANG...Jangan sebelum dia memanggil kita sudah "memprediksi" dia kan "memanggil" kita karena apa yang kita prediksi itu adalah MASA DEPAN yang tidak berguna apa2 bagi kita dan sudah melawan proses alam...Biarkanlah dia mengalir bagaikan air...Kenapa kita selalu senang "mengganggu" proses alam dan "merusaknya"?Disanalah timbul Hukum Kamma....Hukum sebab akibat karena kita tidak membiarkannya mengalir bagaikan air,karena kita tidak membuatnya berproses dan menyadarinya sebagai fenomena alam...Kita "melawan" dengan "aku" kita sehingga muncul gaya tarik maka muncul gaya menarik bukan?Gaya magnet tarik menarik....Itu sama saja dengan Hukum Kamma yang kita ketahui...Kenapa kita begitu "bodoh" menciptakan sebuah sebab yang akan menimbulkan sebuah hasil bagi kita?Jika anda peduli pada hasil itu "baik" atau "buruk" pada anda...Maka anda belum cukup bijaksana untuk mengetahui tentang Nibbana....
Masa sekarang bagi saya....
Masa sekarang adalah SAAT INI juga ,bukan 1detik yang lalu ,bukan juga 1detik kemudian....Masa sekarang adalah pada saat kita disini dan menyadari seluruh indera kita sebagai mana adanya tanpa sedikitpun "penolakkan" maupun "perlawanan"....
Kita tidak melawan/menolaknya lagi karena "sesuatu yang lain" dalam diri kita sudah "mengetahuinya" bahwa itu hanyalah proses dari alam,bahwa itu adalah fenomena alami,sehingga tidak muncul "penolakkan" lagi karena kita SADAR bahwa itu alami...
Ketika kita "membaca" maka SAAT INI adalah ketika "membaca",ketika kita sudah selesai "membaca" maka "membaca" itu adalah MASA LALU kita yang tidak perlu "digengam" lagi....
Seperti kita "memegang sesuatu" ,anda boleh "memegang" apapun,tapi ketika anda "memegangnya" dan sudah "memegangnya" tepat pada SAAT ITU JUGA/SAAT INI/MASA SEKARANG "lepaskanlah" "selesaikanlah" jangan "mengengamnya" lagi sehingga menjadi sebuah "kemelekatan" didalam diri kita....
Bahkan jika anda BENAR sekalipun ,itu TIDAK PERLU digengam...Jika anda cukup "bodoh" untuk "mengengamnya" maka pandang benar itu akan tertutup menjadi pandang salah....
Lihatlah pengalaman saya dengan saudara Fox...Saya benar2 tau bahwa pernyataan dan kalimat saya "benar" saya berusaha "menjelaskan" "menyadarkan" kepada saudara Fox bahwa dia "salah paham" bahwa seharusnya mesti seperti pandangan saya...Lantas apa yang terjadi berikutnya?Kita menjadi berdebat dan masing2 melekat pada "kebenaran" masing2...Pada saat ini saya sadar bahwa pada kejadian itu saya adalah seorang yang "bodoh" dan "dungu"....
Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"
Sekarang bagi saya,saya tidak peduli akan pernyataan saya "benar" atau "salah"...Bagi saya ketika saya "mengucapkannya" maka dia hanya menjadi "sebuah kata2" setelah itu biarkan karena dia hanya menjadi "masa lalu", yang pasti adalah SADARI SAAT INI...Saya tidak akan melekat kepada "benar" atau "salah",itu tidak ada gunanya...Bagi saya biarkan dia mengalir sebagaimana adanya,karena semuanya hanya proses alam yang sangat alami.Jika saya merasa "benar" saya akan mengatakannya kemudian saya akan "melepas" kebenaran itu....Apakah anda mau bilang pernyataan saya "bodoh" "salah" "setuju" "tidak setuju" itu bukan urusan saya lagi...Karena itu sudah menjadi "masa lalu"...
"Ketika saya sudah "memegang" kebenaran maka pada saat itu juga saya "melepaskannya" karena didunia ini tidak ada yang perlu "digengam",semuanya hanyalah proses alami yang perlu DISADARI PADA SAAT ITU JUGA/MASA SEKARANG."

Salam,
Riky
« Last Edit: 02 July 2008, 01:45:57 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline aditya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 173
  • Reputasi: 16
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #20 on: 02 July 2008, 02:53:08 PM »

Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"

Salam,
Riky
Sang setan pun tak punya senjata lagi..... _/\_

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #21 on: 02 July 2008, 06:41:27 PM »
Wah.. riky keren pencariannya :))
Selamat ya.. _/\_
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #22 on: 02 July 2008, 07:21:55 PM »
_/\_
Sesungguhnya tidak ada pencarian disana...
Andai kita cukup bijaksana untuk tidak melekat kepada bentuk dualisme maka tidak ada lagi penderitaan disana...Semuanya hanya fenomena alam yang benar2 alami....
:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Riky ingin "vakum" dulu beberapa hari ...
« Reply #23 on: 03 July 2008, 06:35:30 AM »
Melalui pesan pribadi, Riky menyatakan selama beberapa hari ini ingin “vakum” dulu. … Katanya tulisan banyak orang di Forum Diskusi merupakan “debu yang menutupi mata” … makanya ia perlu “vakum” sejenak untuk “tidak terkontaminasi dengan debu” itu.

OK, Riky, bagus sekali … lakukan retret sendiri di rumah … Ayah akan mendampingimu dari jauh.

Riky, … ayah sudah tua … umur ayah sekarang sudah 65 tahun … tidak lama lagi ayah mengajar MMD ini … Tapi sekarang, ayah sudah menemukan pewaris ayah, penerus ayah … Ayah yakin, tidak lama lagi Riky akan menggantikan ayah membabarkan MMD kepada setiap orang yang mau mendengarkan … setidak-tidaknya selama dua generasi (50 tahun) lagi … :) … dan ayah bisa pergi dengan tersenyum … :)

Ayah.

Offline mushroom_kick

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.302
  • Reputasi: 92
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #24 on: 04 July 2008, 10:59:51 AM »
Masa lalu,Masa Sekarang dan Masa Depan Bagi saya
Sudah banyak sekali orang yang sudah "tau" teori tentang "masa lalu","masa sekarang" dan "masa depan"...
Mungkin hal ini sudah "didengar" sampai sudah "basi",tapi apakah benar ada orang yang benar2 memahami makna dari kata2 tersebut dan mempraktekannya?
Orang bisa berkata,"Masa lalu adalah masa lalu atau masa lalu adalah mimpi"
Orang bisa berkata,"Masa depan adalah hal yang tidak pasti,masa depan adalah harapan,masa depan adalah khayalan"
Orang bisa berkata,"Yang pasti adalah MASA SEKARANG"

Benarkah orang tersebut "mengerti" kata2 diatas?Semua kata2 dia diatas adalah BENAR,tapi berapa banyak orang yang mempraktekkannya?Berapa banyak orang yang benar2 memahaminya?
Sang Buddha sendiri berkata,"Lebih baik memahami 1bait Dhamma asal mempraktekkan dan benar2 memahaminya,daripada mengucap beribu2 kata Dhamma tetapi tidak ada 1pun yang dipahami atau dipraktekkannya."
Masa lalu bagi saya itu bukan hanya 1tahun yang lalu,1bln yang lalu,1minggu yang lalu,1hari yang lalu,10jam yang lalu,1jam yang lalu,bahkan 1menit yang lalu...
Masa lalu bagi saya adalah 1detik yang lalu(jika detik masih dipecah maka dia menjadi 0,000001detik yang lalu dstnya.......)
Jadi setiap hal yang sudah berlalu bahkan 1 detik yang lalu maka dia menjadi "masa lalu" yang sudah mesti "dilepaskan" ,tidak perlu "dipikirkan" ,tidak perlu "digengam" karena hal itu sudah "terjadi" dan menjadi "masa lalu" dan tidak ada orang yang bisa mengubah kejadian yang sudah terjadi di "masa lalu"...Lantas kenapa kita harus "terbuai" didalam "masa lalu" kita lagi?Lantas kenapa kita harus mengengamnya lagi dan menyimpannya hanya sebagai sebuah "beban" bagi kita?Bukankah lebih baik kita "buang/lepaskan?"....
Masa depan bagi saya adalah hanya sebuah
"ilusi"
tidak berguna,masa depan itu menjadi masa depan ketika kita memikirkan apa yang akan terjadi 1detik kemudian.Lantas apa untungnya kita "memikir2nya?" Bukankah itu hanya menambah sebuah "beban" bagi kita?Kenapa kita tidak "melepaskannya" saja?Biarkah lah dia mengalir seperti air......Biarkanlah dia menjadi proses alami...
Ada sebuah contoh :Ketika pada pagi hari ini,saya bermeditasi didalam kamar,kemudian ibu saya pulang dari pasar...Saya "mendengar" suaranya dan saya tau dengan "pasti" dia akan memanggil saya dan menganggu meditasi saya untuk membukakan pintu bagi dia...Tetapi apakah berguna memikirkan masa depan?Itu lah kesalahan saya,lantas kenapa kalian masih "ingin" mengikuti kesalahan yang telah saya perbuat?Bodoh bukan?Ketika hal itu terjadi,ketika suara ibu saya terdengar dari kejauhan,saya biarkan saja....Biarkan sampai SAAT DIA MEMANGGIL SAYA YANG DISEBUT SAAT INI/MASA SEKARANG...Jangan sebelum dia memanggil kita sudah "memprediksi" dia kan "memanggil" kita karena apa yang kita prediksi itu adalah MASA DEPAN yang tidak berguna apa2 bagi kita dan sudah melawan proses alam...Biarkanlah dia mengalir bagaikan air...Kenapa kita selalu senang "mengganggu" proses alam dan "merusaknya"?Disanalah timbul Hukum Kamma....Hukum sebab akibat karena kita tidak membiarkannya mengalir bagaikan air,karena kita tidak membuatnya berproses dan menyadarinya sebagai fenomena alam...Kita "melawan" dengan "aku" kita sehingga muncul gaya tarik maka muncul gaya menarik bukan?Gaya magnet tarik menarik....Itu sama saja dengan Hukum Kamma yang kita ketahui...Kenapa kita begitu "bodoh" menciptakan sebuah sebab yang akan menimbulkan sebuah hasil bagi kita?Jika anda peduli pada hasil itu "baik" atau "buruk" pada anda...Maka anda belum cukup bijaksana untuk mengetahui tentang Nibbana....
Masa sekarang bagi saya....
Masa sekarang adalah SAAT INI juga ,bukan 1detik yang lalu ,bukan juga 1detik kemudian....Masa sekarang adalah pada saat kita disini dan menyadari seluruh indera kita sebagai mana adanya tanpa sedikitpun "penolakkan" maupun "perlawanan"....
Kita tidak melawan/menolaknya lagi karena "sesuatu yang lain" dalam diri kita sudah "mengetahuinya" bahwa itu hanyalah proses dari alam,bahwa itu adalah fenomena alami,sehingga tidak muncul "penolakkan" lagi karena kita SADAR bahwa itu alami...
Ketika kita "membaca" maka SAAT INI adalah ketika "membaca",ketika kita sudah selesai "membaca" maka "membaca" itu adalah MASA LALU kita yang tidak perlu "digengam" lagi....
Seperti kita "memegang sesuatu" ,anda boleh "memegang" apapun,tapi ketika anda "memegangnya" dan sudah "memegangnya" tepat pada SAAT ITU JUGA/SAAT INI/MASA SEKARANG "lepaskanlah" "selesaikanlah" jangan "mengengamnya" lagi sehingga menjadi sebuah "kemelekatan" didalam diri kita....
Bahkan jika anda BENAR sekalipun ,itu TIDAK PERLU digengam...Jika anda cukup "bodoh" untuk "mengengamnya" maka pandang benar itu akan tertutup menjadi pandang salah....
Lihatlah pengalaman saya dengan saudara Fox...Saya benar2 tau bahwa pernyataan dan kalimat saya "benar" saya berusaha "menjelaskan" "menyadarkan" kepada saudara Fox bahwa dia "salah paham" bahwa seharusnya mesti seperti pandangan saya...Lantas apa yang terjadi berikutnya?Kita menjadi berdebat dan masing2 melekat pada "kebenaran" masing2...Pada saat ini saya sadar bahwa pada kejadian itu saya adalah seorang yang "bodoh" dan "dungu"....
Karena tidak peduli seberapa BENAR pernyataan anda,jika anda cukup bodoh untuk "melekat" kepadanya maka "Kebenaran" yang "dilekati" akan menjadi "pandangan salah"
Sekarang bagi saya,saya tidak peduli akan pernyataan saya "benar" atau "salah"...Bagi saya ketika saya "mengucapkannya" maka dia hanya menjadi "sebuah kata2" setelah itu biarkan karena dia hanya menjadi "masa lalu", yang pasti adalah SADARI SAAT INI...Saya tidak akan melekat kepada "benar" atau "salah",itu tidak ada gunanya...Bagi saya biarkan dia mengalir sebagaimana adanya,karena semuanya hanya proses alam yang sangat alami.Jika saya merasa "benar" saya akan mengatakannya kemudian saya akan "melepas" kebenaran itu....Apakah anda mau bilang pernyataan saya "bodoh" "salah" "setuju" "tidak setuju" itu bukan urusan saya lagi...Karena itu sudah menjadi "masa lalu"...
"Ketika saya sudah "memegang" kebenaran maka pada saat itu juga saya "melepaskannya" karena didunia ini tidak ada yang perlu "digengam",semuanya hanyalah proses alami yang perlu DISADARI PADA SAAT ITU JUGA/MASA SEKARANG."

Salam,
Riky
kurang lebih sprt sutra hati ya  _/\_
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #25 on: 04 July 2008, 11:11:20 AM »
Berarti keadaan batin Riky sudah mendekati keadaan batin penulis Sutra Hati. Tidak sedikit pemeditasi vipassana/MMD juga mencapai keadaan batin seperti itu.

Ini saya sampaikan dengan serius, karena jelas tidak mungkin Riky mengarang-ngarang apa yang ditulisnya tanpa muncul dari pengalaman batinnya sendiri.

hudoyo

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #26 on: 04 July 2008, 11:22:16 AM »
Salah satu bukti kalau Riky memank cocok dengan MMD.Tentunya dengan bimbingan yang sesuai dari PakHud.Sungguh suatu keberuntungan dapat saling berbagi dhamma dari forum ini..

 _/\_
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #27 on: 04 July 2008, 11:31:30 AM »
Silahkan dibimbing terus Pak Hudoyo, kalau saat ini nya selalu dibimbing, saat depannya juga udah terbentuk polanya.  _/\_

salut
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #28 on: 31 August 2008, 02:16:19 PM »
Semakin jauh aku berlari semakin aku lelah mengikuti alur larianmu...
Semakin jauh aku mencari engkau wahai kebenaran semakin aku tertinggal...
Semakin aku mengejarmu,engkau semakin kabur,hanya tersisa kebenaran2 kosong yang ku pegang...
Apalah arti semua ini?
Semua orang sibuk melihat mana yang benar dan mana yang tidak benar...
Semua orang sibuk untuk mengkotakkan pandangannya tanpa melihat argumen dan kelogikaan...
Dimana kalama sutta mu Sang Bhagava?
Inikah murid2 yang engkau KEHENDAKI?
Inikah pergorbaan akan ajaranMU itu?
Orang berbondong2 melekat pada ajaran Engkau?
Engkau mengatakan EHIPASSIKO,mereka mengatakan SADDHA?
Engkau mengatakan MELEPAS,mereka mengatakan MELEKAT?
Inikah akhir ajaranMU?
Inikah pengorbanaan atas semua sutta yang konon keluar dari mulutMU?
Aku tidak tahu,aku juga tidak mau berlari didalam sutta2MU yang bertumpukan...
Aku juga tidak peduli apakah nanti aku tercerahkan atau tidak...
Bagiku semuanya seperti alunan air sungai yang pada akhirnya akan mengalir ke laut juga...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Nilakantha

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 349
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
  • Namo Nan Hai Kuan Shi Yin Phu Sat
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #29 on: 31 August 2008, 04:44:24 PM »
Saya dulu mempertanyakan kenapa SB mengajarkan tentang Nibbana/padamnya aku??
Didalam pikiran saya selalu mempertanyakan,"Apa enaknya tidak terlahir kembali?"
Dunia telah menyediakan segala hal "kenikmatan" "kesenangan" "kegembiraan" "nafsu" "cinta" "sex" "gelora" "gairah" "kesedihan" "kekecewaan" "persahabatan" "teman sejati" "pasangan hidup" "uang" semuanya telah tersedia didalam dunia ini...Entah itu "baik" atau "buruk" semuanya telah ada dan tersedia...
Hanya dibutuhkan sebuah "kemampuan" yakni "uang"..."Uang" yang akan membuat semuanya "bekerja"...Kemudian ada alam dewa yang hidup berjuta2 tahun...
Kenapa harus memilih Nibbana?Kenapa harus merealisasikan Nibbana?Bukankah didunia ini sudah "komplit?"Ada "suka" maupun "duka"...Ada "benci" maupun "cinta"...Kenapa harus ada Nibbana Yang Hilang?Yang tidak terlahirkan lagi?
Bukankah dunia ini sudah cukup?Bukankah hidup dialam surga yang penuh kenikmatan sudah cukup?
Kenapa?Kenapa?dan Kenapa?
Itu yang dulu menjadi pikiran pertama saat saya mempelajari Buddhisme.Saya merasa "aneh" akan hal tsb..Kenapa kita tidak menjadi "dewa" saja dan bersenang2?
Kenapa harus tidak terlahir lagi?Bukankah terlahir itu menyenangkan?Bisa bertemu orang yang kita "cintai" maupun "benci"?Bisa mendapatkan segala pengalaman hidup?
Sekarang saya rasa,saya sudah mendapatkan semua jawaban dr pertanyaan saya yang dahulu..Semua yang saya tanyakan hanyalah khayalan dr "aku" saya...Semua yang saya "tanyakan" itu Tidak Nyata ,Tidak Kekal...
Masa depan itu tidak nyata,yang saya dapatkan didalam "masa lalu" itu hanyalah mimpi tidak ada "kaitannya" dengan sekarang.Sekarang adalah sekarang...Sekarang bukan dulu juga bukan pada saat yang akan datang...
Hidup didalam samsara membawa kebahagian dan penderitaan...Tapi kebahagian atau penderitaan itu sama saja...Tidak nyata karena berasal dari "aku"...
"Aku" yang menciptakan segalanya...Baik itu "benar" atau "salah","derita" atau "bahagia"...
Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang masih bisa menciptakan "penderitaan" dan "kebahagian" bagi saya?Lantas kenapa saya harus mempertahankan "aku" yang menguasai "tubuh" ini?
Ketika "aku" saya padam maka disana yang tersisa hanya "sesuatu yg lain" yang saya sebut sebagai Kebahagian Tertinggi/Yang Mutlak karena tidak ada lagi kontradiksi antara "baik" dan "buruk" yang diciptakan oleh "aku" karena "aku" sudah padam...Yang tersisa hanya yang benar2 ada...Hanya yang benar2 terlihat sebagaimana adanya...Tanpa sebuah "label" yang menghakimi sesuatu itu "baik" atau "buruk" ,membuat kita "bahagia" atau "menderita" karena semua sudah sama...Kosong yang disebut Kebahagiaan Mutlak yang Tak Tergoyahkan lagi...Tidak ada lagi "penderitaan" dan "kebahagian" disana.....

Salam,
Riky

Wow , inikah Bro Riky yang Sekarang . Kemajuan yang positif nih. GRP to u Bro .




“ Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan ‘Jalan’ .”
                         ( Dhammapada 276 )

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #30 on: 02 September 2008, 11:48:09 AM »
Bagaikan seekor burung didalam sangkar emas..
Dia merasa bahwa dunia hanya sesempit sangkar emas tersebut..
Sangkar emas tersebut dianggapnya sebagai pelindung dirinya..
Dia puas berada didalam sangkar emas tersebut dan menolak untuk keluar,
Dia berpikir bahwa jika keluar dari sangkar emas, dia tidak aman karena tidak ada sangkar yang melindunginya lagi...
Oh begitu bodohnya burung seperti ini,dia selalu menolak untuk melihat dunia..
Dia lebih gembira didalam kebohongannya sendiri...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #31 on: 02 September 2008, 11:54:52 AM »
Kakakakak seperti mengarah ke seseorang yang melekat sama ajaran, gak mau lihat dunia luar :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #32 on: 02 September 2008, 12:10:12 PM »
Kakakakak seperti mengarah ke seseorang yang melekat sama ajaran, gak mau lihat dunia luar :))
:)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #33 on: 03 September 2008, 07:50:40 PM »
Jika saya menarik dia ke dalam MMD saya akan ditertawakan oleh semua orang suci dan bijaksana...
Saya rasa bapak saya juga setuju dengan pernyataan saya ini.
Bapak saya dan saya membabarkan tentang MMD bukan untuk "menarik" pengikut,bukan untuk "mencari" simpati,bukan untuk "menunjukkan" bahwa ini yg "terbaik" dan lainnya "salah",bukan untuk "menyadarkan" orang lain....
Saya rasa MMD yang ditulis didalam posting oleh bapak saya hanya untuk orang2 yang benar2 ingin "mendengarkannya" "membacanya" "melihatnya" dan yang pasti "mempraktekannya"...
Jika untuk "menyadarkan" orang ,itu adalah tindakan yang "bodoh"....
Karena Sammasambuddha sendiri tidak bisa "menyadarkan" siapapun....
Sammasambuddha hanya "sanggup" memberikan "SANG JALAN" dan yang lainnya harus anda temukan sendiri didalam diri anda sendiri...Bukan SB yang mencarikannya untuk anda,juga bukan anda mencari kebenaran didalam batin SB...
"Jadikanlah cahaya sendiri sebagai jalan untuk menuju KEBENARAN TERTINGGI,jangan "menggunakan" "melihat" "menjadikan" cahaya orang lain sebagai KEBENARAN TERTINGGI bagi diri anda."
Jika anda membaca semua posting saya dan mempercayainya,maka saya akan menyebut anda sebagai orang yang bodoh bukan orang yang bijaksana....
Perkataan saya mungkin semuanya "benar" tetapi itu tidak akan menjadi BENAR jika anda tidak membuktikannya sendiri didalam batin anda...
Jika anda hanya "mendengar" "membaca" dan "melihat" posting saya dan kemudian mengatakan itu adalah "kebenaran", saya akan mengikuti "kebenaran" itu,itu adalah "cahaya" tapi anda sama sekali tidak mempraktekannya maka anda hanyalah orang bodoh....
SB mengatakan EHIPASSIKO=Buktikan didalam batin masing2,buktikan bahwa pernyataan saya memang "benar" didalam batin anda,bukan didalam lokiya/duniawi....
Begitu juga dengan semua Dhamma Bhagava dan MMD,anda tidak disuruh "mempercayainya" tetapi anda disuruh untuk "mempraktekannya" "membuktikannya"....Jika  bagi anda itu "salah" dan masih mendatangkan "penderitaan" bagi anda,anda tinggal melepaskannya/meninggalkannya bukan?Mudah saja bukan?Kenapa anda harus repot2 mencari2 dan menyakinkan diri anda bahwa itu benar?
"Buktikan dalam batin anda sendiri bahwa cahaya yang anda lihat adalah benar didalam batin anda sendiri...Anda mungkin melihat cahaya MMD atau cahaya Bhagava adalah benar...Tapi itu tidak cukup,anda harus membuktikan dan mempraktekanya sendiri bahwa cahaya itu benar dan selanjutnya gunakanlah cahaya anda sendiri dan tidak perlu melekat pada cahaya orang lain bahkan cahaya anda sendiri."

Salam,
Riky
« Last Edit: 03 September 2008, 07:59:30 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #34 on: 03 September 2008, 08:04:47 PM »

Quote
Jadi mohon dijelaskan apa itu sebenarnya "Dhamma" agar pembicaraan lebih nyambung.
Jika anda sudah mengerti apa "Dhamma" itu maka sudah sepantasnya saya bernamaskara didepan anda :)...Sayangnya "Dhamma" yang mungkin anda lihat sudah anda "kembangkan" menjadi "kebenaran sendiri" yang tertutup oleh pandang "salah".....
Semuanya hanyalah konsep...Jika saya menjelaskan Dhamma adalah A sampai Z apakah anda bisa memahaminya hanya dengan kemampuan intelektual anda?
Anda seperti menyuruh saya menjelaskan tentang rasa buah "apel" yang saya makan sedangkan anda tidak pernah memakannya...
Bagaimana saya menjelaskannya kenapa anda?Mungkin saya bisa menjelaskannya kepada anda,tapi apakah anda bisa mengerti?Rasa "apel" itu berada didalam lidah saya dan lidah saya bukan lidah anda...Apakah dengan "kata2" saya anda bisa mengetahui rasa "apel" didalam lidah saya?
Cthnya: Ketika anda benar2 berbahagia,saya ikut berbahagia dengan kebahagian anda..Tapi apakah saya benar2 berbahagia seperti anda?Bisakah anda menjelaskan Kebahagian anda dari A sampai Z?Mungkin bisa,tapi apakah saya bisa berbahagia tepat persis seperti anda?Tidak mungkin bukan?Lantas bagaimana saya menjelaskan apa itu Dhamma kepada anda?

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #35 on: 06 September 2008, 10:58:06 AM »
Jujur,saya sangat bingung sekali belakangan ini...
Kenapa umat Buddha mulai berusaha membuat sangkar bagi dirinya sendiri?
Dia bertanya,"Apakah jalan ini bisa membawa pada pencerahan?"
Dia bertanya,"Apakah jalan ini bisa mengakhiri dukkha?"
Oh...Betapa bodohnya dia...
Cobalah bertanya,"Apakah Tipitaka SB bisa membawa pada pencerahan?"
Cobalah bertanya,"Apakah Tipitaka SB bisa mengakhiri dukkha?"
Jika anda jawab "ya" maka saya berkata,"Anda berbohong.."
Kenapa?
Karena anda bukan ARAHAT,bagaimana anda bisa menjawab "ya"?
Bagaimana jika anda menjawab "tidak"?
Anda akan dicerca orang karena orang ingin "jalan" yang pasti...
Dia lupa bahwa SB mengajarkan ANICCA,dia lupa bahwa setiap hari wajahnya bertambah keriput...
Dia lupa bahwa setiap saat dia bisa berhenti bernafas,tapi dia selalu ingat untuk "berdebat",untuk "mencela",untuk "mempertanyakan" hal2 yang tidak pasti untuk mendapatkan "kepastian"...
Dia selalu ingat untuk "mencari" "jalan yang pasti",padahal GURU AGUNGnya berkata,"ANICCA"
Inikah wajah para Buddhisme?
Oh...Diri sendirilah yang menjadi cahaya diri sendiri...
Sang Buddha adalah Sang Buddha...
Sang Buddha bukanlah saya,anda atau siapapun...
Saya bukan Sang Buddha,anda atau siapapun...
Lantas kenapa kita masih berlari dan berputar2 didalam diri Sang Buddha?
Berhentilah kawan...Berhentilah kawan...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #36 on: 08 September 2008, 10:11:57 PM »
Saddha?Apakah itu Saddha?
Apakah sekarang saya memiliki Saddha?
Jika saya berkata saya memiliki saddha kepada Buddha,saya hanyalah seorang pembual dan anda pantas menyebut saya sebagai sampah masyarakat...:)
Bagi saya saddha itu didapat dari EHIPASSIKO,saddha itu bukan hanya mengumbar kata belaka,saddha itu bukan hanya sekedar membela ajaran Buddha belaka...Saddha bukan itu bagi saya...
Bagi saya adalah menyelami dan membuktikan baru timbullah saddha...
Hanya orang dungu yang berkata dia mempunyai saddha tanpa menyelami dahulu apa itu saddha...
Cth realitanya adalah banyak orang yang percaya akan hantu,tapi seberapa banyak orang yang melihat hantu?
Mereka percaya saja dengan cerita2 zaman nenek moyang,pantang ini dan itu,dan mereka percaya tentang hantu,tapi mereka bahkan tidak pernah melihat hantu itu!!!
Itu saya sebut bukan Saddha tapi FANATIK terhadap suatu KEPERCAYAAN...
Tapi sebaliknya seseorang yang tidak percaya terhadap hantu atau apapun ketika melihat hantu,mau tidak mau secara naluri maka segala ketidakpercayaannya terhadap hantu akan runtuh,maka disitulah muncul Saddha berdasarkan ehipassiko...
Itulah SADDHA menurut saya,bukan jentuk2 kepala dihadapan patung SB,bukan membaca paritta2,bukan menyatakan tisarana...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline censinhua

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 43
  • Reputasi: 5
  • Gender: Female
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #37 on: 16 September 2008, 03:20:11 PM »
ihhh
saia kok ga ngerti ngerti ya???
 ^:)^ sama yg ngerti

 8) sama yg ga ngerti

 _/\_ _/\_ _/\_
Keep Dhamma as my life guidance!
Serve to be Perfect and be Perfect to Serve!

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #38 on: 16 September 2008, 09:05:12 PM »
ihhh
saia kok ga ngerti ngerti ya???
 ^:)^ sama yg ngerti

 8) sama yg ga ngerti

 _/\_ _/\_ _/\_
Bagus lah :)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline metta_pacem

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 0
  • Gender: Female
  • Haloo...mat kenal....
Re: Memandang "kehidupan" dan "dunia"
« Reply #39 on: 19 October 2008, 03:07:40 AM »
MMD itu apa?