Di zaman Buddha, tidak makan pada waktu yang salah satu paket dengan hanya makan sekali sehari.
"Para Arahat, sepanjang hidup hanya makan sekali, berhenti santap malam, menghindari makan pada waktu yang salah. Saya pun hari ini, siang dan malam ini hanya akan makan sekali (sehari), berhenti santap malam, menghindari makan pada waktu yang salah. Dengan cara demikianlah saya meneladan para Arahat, dan akan mengamalkan uposatha." (Uposatha-Sutta)
Memang tidak dijelaskan mengapa tidak makan malam. Dugaan saya :
1. Umumnya para petapa sudah mulai meditasi pada siang sampai malam hari. Keluyuran pada senja atau malam hari mempunyai konotasi buruk di zaman Buddha.
peraturany kan ga lgsg ga mkn mlm duluny bole mkn sore ama mlm. bearti bkn konotasi buruk... makane baca postingan dhammadina tuh yg nomer 2 hehehe
2. Bagi yang pernah ikut retret meditasi mempunyai pengalaman bahwa umumnya setiap kali habis makan akan terasa ngantuk. Oleh karena itu makan sekali sehari akan memaksimalkan hasil upaya meditasi.
bknny justru lbh bgs mkn mlm?? abis mkn ngantuk bobo de...
3. Menurut penelitian, makan malam tidak bagus untuk kesehatan.
mnurut penelitian mana?? alesany apa?
4. Di zaman dulu belum ada listrik, malam hari sangat gelap, cukup repot bila makan malam (mempersiapkan makanan, mencuci piring/mangkuk sehabis makan). Apalagi bagi seorang petapa yang tinggal di hutan.
ga seprimitip itu keleus... jmn itu uda ada pelita. jem jaga pertama aje msh ada bhikhu ama umat yg dtg nyari buddha. lagian jg ada bulan bintang. blm lg klo dikunjungin dewa tuch... ktny menerangi seluruh utan...
5. Para petapa seyogianya hidup sederhana, termasuk dalam hal makan, cukup sekali saja sehari. Toh masih tetap bisa hidup.
klo ini kea nya ane setuju
6. Umat melaksanakan Atthasila untuk mempersiapkan diri mengikuti gaya hidup para petapa.
Itulah kira-kira alasan mengapa tidak makan pada waktu yang salah :-)
jd tujuany kt ikut2 aturan spy jd ptapa nantiny?? emangny tujuan buddhis jd ptapa??