Dengan mengkhotbahkan segala Sutta-Sutta,
Atau gatha, atau sesuatu yang terdahulu,
Atau kisah kelahiran, atau hal-hal yang belum pernah ada,
Dan juga mengkhotbahkan dengan alasan-alasan,
Dengan perumpamaan dan gaya
Serta dengan tulisan-tulisan upadesa.
Orang-orang bodoh yang menyukai hukum-hukum hina,
Yang dengan serakah mendambakan diri pada kebendaan,
Yang dibawah asuhan Para Buddha yang tak terhitung,
Tidak berjalan diatas Hukum Kesunyataan Yang Dalam dan Ghaib,
Yang tertimpa oleh segala jenis kesengsaraan.
Karena hal ini, Aku mengkhotbahkan tentang Nirvana.
Aku telah menerapkan Cara-Cara Yang Penuh Kebijaksanaan
Untuk mempermudah mereka memasuki Kebijaksanaan Sang Buddha.
Tetapi belum pernah Aku Sabdakan, 'Kalian semua akan mencapai Jalan KeBuddhaan.'
Alasan mengapa Aku tidak pernah bersabda demikian itu.
Ialah bahwa waktu untuk mengatakannya belumlah tiba.
Tetapi sekarang inilah masanya,
Dan Aku telah berketetapan untuk mengkhotbahkan Kendaraan Agung
Sembilan bagian Hukum Kesunyataan-Ku ini
Dikhotbahkan menurut kemampuan semua umat
Yang semuanya merupakan Pengenalan akan Kendaraan Agung,
Oleh karenanya Aku khotbahkan Sutta ini.
Terdapat para Putera Buddha yang berpikiran suci,
Yang berwatak lembut dan cerdas,
Dan yang, di dalam Kawasan-Kawasan Buddha yang tak terhitung jumlah-Nya,
Telah menempuh Jalan Yang Agung dan Ghaib,
Atas nama para Putera Buddha ini
Atau berkhotbah tentang Sutta Kendaraan Agung ini.
Dan Aku tetapkan bahwa orang-orang seperti ini
Di dalam dunia yang mendatang akan mencapai Jalan KeBuddhaan.
Atas Kepercayaan Mereka yang dalam akan Sang Buddha,
Dan pemeliharaan Titah-Titah Suci,
Mereka ini, ketika mendengar bahwa Mereka akan menjadi Para Buddha,
Semuanya dihinggapi kegembiraan yang besar.
Sang Buddha mengetahui batin dan tindak Mereka,
Karenanya Beliau mengkhotbahkan Kendaraan Agung kepada Mereka.
Jika Para Sravaka maupun Bodhisattva
Mendengar Hukum Kesunyataan yang Aku khotbahkan,
Meskipun hanya sebait Syair saja,
Tanpa ragu-ragu lagi Mereka semua akan menjadi Buddha,
Di dalam Kawasan Sang Buddha di alam semesta ini
Hanya terdapat Satu Kendaraan Hukum Kesunyataan saja,
Tidak ada yang kedua maupun yang ketiga,
Kecuali Ajaran-Ajaran Yang Bijaksana dari Sang Buddha.
Tetapi dengan ungkapan-ungkapan sementara
Beliau telah membimbing semua mahluk hidup,
Dengan membentangkan Kebijaksanaan Sang Buddha.
Pada saat munculnya Para Buddha di dunia
Hanya inilah satu-satunya yang benar,
Karena dua yang lain tidaklah benar.
Mereka tiada pernah dengan Kendaraan kecil
Menyelamatkan semua mahluk hidup.
Sang Buddha Sendiripun berada di dalam Kendaraan Agung,
Sesuai dengan Hukum yang telah Beliau peroleh,
Terhiasi dengan daya Meditasi dan Kebijaksanaan,
Dan dengan itu Beliau menyelamatkan semua umat.
Aku, setelah menyatakan Jalan Agung,
Kendaraan Agung, Hukum seluruh alam,
Seandainya Saya bertukar Kendaraan kecil
Meskipun hanya seorang manusia,
Aku akan terjatuh dalam penyesalan,
Sesuatu hal yang tidak boleh terjadi.
Jika seseorang berubah kepercayaan
Untuk kemudian percaya pada Sang Buddha,
Sang Tathagata tidak akan menipu mereka,
Karena Beliau tidak memiliki perasaan serakah dan iri,
Dan Beliaupun bebas dari segala akibat Hukum.
Jadi Sang Buddha, di alam semesta,
Merupakan Manusia yang benar-benar tiada cela.
Aku, dengan Tanda-Tanda yang menghiasi Tubuh-Ku,
Dengan Sinar-Nya menerangi dunia,
Dan Aku dimuliakan oleh para umat yang tak terhitung jumlahnya,
Kepada mereka Aku khotbahkan tentang Rahasia Kesunyataan.
Ketahuilah wahai Sariputra !
Dahulu kala Aku berPrasetya,
Karena ingin membuat seluruh mahluk
Menduduki Tingkatan yang sama dengan-Ku tanpa ada perbedaan,
Sesuai dengan Prasetya yang Aku ucapkan dahulu,
Sekarang Seluruh-Nya telah terpenuhi,
Untuk merubah semua para umat
Dan membimbingnya memasuki Jalan KeBuddhaan.
Bilamanapun juga Aku bertemu dengan setiap umat
Aku ajar mereka dengan Jalan keBuddhaan.
Tetapi orang bodoh tetap saja bingung
Dan tersesat karena tidak pernah menerima Ajaran-Ku.
Aku tahu bahwa mahluk-mahluk ini semua
Tiada pernah menjalankan dasar-dasar Kebajikan,
Terpancang kokoh pada kelima keinginan,
Dan melalui kebodohan, mereka berada dalam kesengsaraan,
Karena alasan-alasan nafsu-nafsu keinginan ini,
Mereka terjatuh kedalam tiga jalan iblis,
Pada perpindahan dalam 6 bentuk perwujudan,
Mereka menderita kesengsaraan yang hebat,
Diterima di dalam rahim dalam bentuk yang hina,
Kehidupan demi kehidupan mereka berkembang
Berkepribadian nista dan berkebahagiaan kecil,
Mereka tertindih oleh segala penderitaan,
Mereka telah memasuki pandangan yang salah,
Seperti 'ada' dan 'tiada',
Bersandar pada 62 pandangan-pandangan yang keliru ini,
Mereka terbenam dalam-dalam pada pandangan yang keliru ini,
Memeganginya dengan kuat tanpa mampu melepaskannya.
Keangkuhan dan kesombongan,
Rasa curiga, tidak jujur dan rasa tidak percaya,
Selama ribuan dan jutaan kalpa
Mereka tidak mendengar Hukum Yang Benar,
Orang-orang seperti ini sukar untuk diselamatkan.
Oleh karena alasan ini wahai Sariputra !
Aku tetapkan Cara Yang Bijaksana bagi mereka,
Dengan memaklumkan jalan untuk mengakhiri penderitaan,
Mengajarkannya melalui Ajaran Nirvana.
Meskipun Aku menyatakan tentang Nirvana,
Namun itu bukanlah Kemokshaan Yang Sejati.
Segala perwujudan, dari permulaan,
Senantiasa bersifat Nirvana.
Jika Seorang Putera Buddha telah memenuhi Tugas-Nya,
Di dalam dunia mendatang Ia akan menjadi Seorang Buddha.
Hanya dengan Cara-Ku Yang Penuh Kebijaksanaan saja,
Benar-benar Aku wujudkan/maklumkan Tiga Kendaraan Hukum.
Karena Semua Para Yang Maha Agung
Semua-Nya membentangkan Satu Kendaraan Agung.
Sekarang biarlah di dalam Persidangan Agung ini
Semuanya terlepas dari rasa ragu dan bingung.
Para Buddha tidaklah berbeda Pernyataan-Nya,
Hanyalah ada Satu Kendaraan dan tidak ada yang kedua.
Berkalpa-kalpa yang tak terhitung jumlahnya yang telah lalu,
Para Buddha yang telah moksha yang tanpa bilangan banyak-Nya,
Beratus, beribu, dan berjuta,
Jumlah-Jumlah itu tidak dapat dihitung.
Semua Para Yang Maha Agung seperti ini,
Dengan berbagai alasan dan perumpamaan,
Dengan Kekuatan Kebijaksanaan yang banyak sekali,
Telah memaklumkan beraneka ragam Hukum Kesunyataan.
Tetapi semua Yang Maha Agung ini
Memaklumkan Satu Kendaraan Hukum Kesunyataan,
Dengan merubah para umat yang tak terhitung jumlahnya,
Untuk memasuki jalan KeBuddhaan.
Lebih-lebih lagi, Para Yang Maha Mulia itu,
Mengetahui seluruh alam-alam
Alam Para Dewa, manusia dan mahluk-mahluk lainnya
Yang benar-benar memiliki hasrat di dalam hatinya,
Dengan berbagai Kebijaksanaan,
Membantu membentangkan prinsip yang pertama itu.
Jika ada mahluk-mahluk hidup
Yang telah bertemu dengan Para Buddha yang terdahulu
Seandainya setelah mendengar Hukum Kesunyataan itu,
Mereka sudah memberikan dana,
Jika Mereka menjaga Titah-Titah dan memelihara-Nya,
Bersifat penuh semangat, Meditasi dan Bijaksana,
Karena telah memiliki bermacam Jalan Kebahagiaan dan Keluhuran ini,
Mahluk-mahluk seperti ini
Semuanya telah mencapai Jalan KeBuddhaan.
Setelah Kemokshaan Para Buddha,
Orang-orang yang berjiwa Welas asih dan Lembut
Umat yang telah menegakkan Kebenaran
Semuanya telah memperoleh Jalan KeBuddhaan.
Setelah Kemokshaan Para Buddha,
Mereka yang memuliakan Peninggalan-Peninggalan-Nya,
Dan mendirikan berkoti macam Stupa,
Dengan emas, perak dan kristal,
Dengan batu bulan dan lapis lazuli,
Dengan indahnya menghiasi setiap Stupa,
Mereka yang membangun Candi-Candi batu,
Kayu Cendana dan Kayu Gaharu,
Kayu elang dan kayu-kayu lainnya,
Dari bata, genteng dan tanah liat,
Ataupun mereka yang di dalam hutan belantara
Mengonggok tanah untuk Candi Para Buddha,
Bahkan anak-anak, dalam permainannya,
Yang mengumpulkan pasir untuk membuat sebuah Stupa Buddha,
Mereka ini telah mencapai Jalan KeBuddhaan.
Jika para manusia, demi Buddha,
Telah mengembangkan cita-citanya,
Yang terhiasi dengan tanda-tanda khusus,
Semuanya telah mencapai Jalan KeBuddhaan.
Ataupun mereka yang dengan 7 benda berharga,
Dengan kuningan, tembaga merah dan putih,
Dengan lilin, timah hitam dan timah putih,
Dengan kayu besi dan tanah liat,
Ataupun dengan olesan pernis,
Telah menghiasi dan membuat gambaran dari Para Buddha,
Mereka ini telah mencapai Jalan KeBuddhaan.