//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - ozma

Pages: [1] 2
1
merenungkan arti atau latihan/praktek isi bait paritta lebih bermanfaat, dari pada hanya membaca


setuju juga..
Apapun yang anda pikirkan ttg manfaat paritta, ya seperti itulah manfaatnya untuk anda..  ;)


Makasih udah posting di thread ini, tolong sharing nya pengalaman anda pribadi agar kita semua bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua.  ;D
Pengalaman yah..
Yang bisa saya bilang, parrita itu manjur.
pengalaman pribadi ke pribadi jelas berbeda dan rancu juga pada akhirnya..


Tapi apa yang rekan2 Dhammacitta bilang..
Soal pentingnya perbuatan, pemahaman, niat dll itu juga sepenuhnya benar..


Paritta, seperti yang anda ketahui kan bukan kata2 sakti yang begitu dibaca langit dan bumi bergoncang toh.. :P
Tapi lebih kepada aspirasi luhur sang Buddha yang dituangkan dalam untaian kata-kata.
Pembacaan paritta berulang2 bertujuan untuk mengingat, memahami, mengilhami, sekaligus menginspirasi si pembacanya tentang aspirasi mulia ini, sehingga bisa ditunjukan dalam sikap, pikiran, dan perkataan..


Singkatnya, orang yg membaca hal positif, berpikir positif, bersikap positif, dan berkata positif, tentu mendatangkan hal2 positif juga.


 _/\_

2
Lingkungan / Re: Gara-gara Kasus Buddha Bar, Keluarlah "Fatwa"
« on: 14 July 2013, 09:29:31 PM »
AKARTA, KOMPAS.com - Persidangan antara pengelola Buddha Bar PT Nireta Vista Creative sebagai pengguggat dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta sebagai tergugat, memasuki tahap mendengar kesaksian. Kali ini dari Forum Anti Buddha Bar (FABB).

"Permohonan umat Buddha sederhana sekali. Ganti nama Buddha dan keluarkan semua ornamen Buddha dari bar. Kami tidak menghalangi-halangi orang berusaha," kata Oka Diputra, Mantan Direktur Agama Budha Departemen Agama periode 1964-2000 di dalam persidangan (3/8). Ia adalah saksi yang diajukan oleh FABB.

Menurut Oka yang juga menjadi pengurus Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), umat Buddha Indonesia menolak pemakaian Merek Buddha Bar. Hal tersebut dikuatkan oleh kesaksian Suhu Gunabadra, Wakil Ketua Umum Sangga Mahayana Indonesia. "Dharma (ajaran) menjelaskan kepada umat Buddha bahwa tidak diperbolehkan suatu tempat yang mengatasnamakan Buddha sebagai tempat bar," tutur Gunabadra.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa terkait kasus BB ini, Sangga Mahayahana Indonesia untuk kali pertama mengeluarkan Dharma Nioga, atau semacam fatwa. Menurut Dharma Nioga tersebut umat Buddha tidak dibenarkan minum-minuman yang memabukkan dan menjualnya.

"Kami keluarkan karena masyarakat Buddha sedemikian resah dengan tetap beroperasinya Buddha Bar," ucap Gunabadra.

Pengadilan yang diketuai Hakim Ketua Mustamar tidak dihadiri oleh pihak penggugat. "Pihak penggugat menuliskan surat kalau tidak hadir. Satu sakit dan satu lagi keluar kota," kata Mustamar.


saya setuju kalau buddha bar harus diharamkan..
segala sesuatu yang membawa attribute kepercayaan (agama) dgn maksud mendiskreditkan itu harus di"haram"kan..




3
saya rasa orang salah persepsi kalau menganggap baca parrita itu tidak ada manfaatnya..  ;D
bhikku saja baca parrita koq, malah rutin..apa artinya bhikku doyan melakukan hal tdk bermanfaat ?  :whistle:


ada manfaatnya.. perbuatan baik pun sangat bermanfaat
jadi melakukan keduanya jelas lebih baik dan bermanfaat.


 _/\_

4
Setelah ikut2 thread, disimpulkan dalam konsep ANATTA

bahwa "AKU" itu tidak penting, karena dia sebenarnya tidak ada.

tetapi banyak orang yang memperhatikan konsep AKU ini penting, karena kita masih ingin merasakan

Tanha dan Avijja secara tidak langsung.

bila kita menghilangkan konsep "AKU" ini, maka apa yang menjadi penting dalam hidup ini?


berkontribusi positif utk semua makluk yang jadi penting..

5
Theravada / Re: Kamma = Jawaban praktis umat Buddha?
« on: 14 July 2013, 08:40:00 PM »
Saya perhatikan, cukup banyak buddhist yang intens mengaitkan apapun dengan kamma.

Entah apa ya sebutan yang pas? mungkin kamma itu seperti dijadikan jawaban-praktis atas sesuatu yang tidak kita pahami.

Ohh.. tentu itu karena kamma-nya...
Ohh dia begitu sesuai kamma-nya...

Sepertinya, sedikit-sedikit kamma... Padahal entah perbuatan-lalu apa yang menyebabkan sesuatu itu terjadi pun kita belum tentu tau secara pasti. Pokoknya kamma-lah...

Daripada meng-kambing-hitam-kan kamma, saya lebih condong menjawab bahwa: "saya tidak tahu". Sesuai teori dan logika, kita bisa berspekulasi. Tapi apa yang pasti, bukankah kita tidak tau?

Ada yang pernah bertanya, kenapa seseorang meninggal? apa karena kammanya? Ini juga menurut saya adalah pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Meninggal ya meninggal. Kok bahas kamma?
_________________________

Lalu ada satu hal lagi, yaitu tentang menggolongkan sesuatu sebagai kamma buruk atau baik. Sebagian orang takut melakukan karma buruk, karena takut atas buahnya. Dan sebaliknya.

Mulailah sebagian orang sibuk menggolongkan sesuatu sebagai baik atau buruk. Fangsen, adalah salah satu perbuatan yang berdasarkan logika adalah karma baik. Maka orang berbondong-bondong fangsen, tanpa benar-benar memikirkan kebahagiaan hewan yang difangsen (contoh: burung dibiarkan berdesakan lama-lama dalam satu sangkar, atau ikan dilepaskan di sungai yang ada predatornya. Intinya mah, fangsen lah).

Sederhananya, kamma itu niat. Intropeksi diri dengan jujur aja, kita bisa tau apakah sesuatu itu memang baik karena berdasarkan logika adalah baik? Atau sebenarnya buruk, walaupun tampak baik?
______________________

Lalu tentang apa yang orang lain lakukan...

Kadang kita tertarik juga menggolongkannya sebagai kamma baik atau buruk. Tujuannya apa? Seperti di thread sebelah tentang seorang bhikkhu yang lepas jubah. Ada yang menanyakan, bhikkhu itu melakukan kamma burukkah? dan wanitanya, kamma buruk juga ga ya? Saya rasa jawaban atas pertanyaan ini akan membingungkan... toh yang kudu intropeksi diri adalah si empunya pikiran bukan?
_______________________

Saya lebih suka untuk tidak memperlakukan kamma sebagai jawaban-praktis. Dan lebih suka untuk tidak berspekulasi tentangnya...

Kita intropeksi diri saja dengan jujur, apakah suatu perbuatan/ucapan/pikiran adalah baik atau tidak. Saya rasa ini lebih tidak repot dan tidak ribet..

Sedangkan tentang pikiran orang lain, itu lebih-lebih lagi di luar kuasa kita.
_______________________

Bagaimana menurut kalian?  :D
Menurut saya, karma memank jawaban paling praktis utk semua problema yang ada utk para penganut buddha  ;D


Bukan karena orang diluar sana sok tau atau sok pintar seperti yang anda pikirkan.


Orang kadang enggan untuk terlalu sibuk memikirkan hal serumit anda..
kalau anda punya banyak kesibukan, mgkin anda pun akan enggan untuk pusing2 memikirkan itu karma atau bukan.
Buat sebagian besar orang, biarlah perihal karmma dan sebab2 lain yang tidak jelas itu jadi pikiran para ahli2 agama yg memank tidak ada kesibukan lain.


yang penting sudah melakukan hal yg dirasa baik = kamma baik, beres..  ::)


6
Diskusi Umum / Re: Andil dalam membunuh
« on: 16 January 2013, 10:11:23 PM »
Dalam kasus Cunda yang menyajikan makanan terakhir ini, gw pikir yang benar adalah :
niat baik - usaha baik - menghasilkan kamma baik.

Kan sudah diterangkan langsung oleh Sang Buddha, sudah gamblang dan jelas sehingga tidak perlu berspekulasi lagi.  Sakit yang diderita Beliau karena keputusan sendiri untuk parinibbana dalam 3 bulan sejak percakapan terakhir dengan Mara.

Apakah seorang Sammasambuddha biasa berbasa-basi menghibur ataukah berbicara kebenaran mutlak?

Sesuatu yang sudah jelas gamblang terang benderang dikatakan Buddha ya seperti itulah apa adanya.
 _/\_
saya setuju,
Menurut saya ini adalah niat baik dan usaha baik.. 
sebenarnya saya quote tulisan itu, karena tulisan itu digunakan oleh rekan lain untuk mengatakan kalau hanya niat yg menentukan hasil kamma..

terima kasih
 _/\_

7
Diskusi Umum / Re: Andil dalam membunuh
« on: 15 January 2013, 11:16:53 PM »
bisa kasih contoh apa pembentuk kamma yg lain selain niat (cetana)?

ini sudah kita bahas panjang lebar di bbrp postingan diatas...
intinya kita seringkali rancu antara cetana (niat/batin pendorong suatu tindakan) dengan harapan (sasaran/goal) dan juga seringkali kesulitan menentukan mana yg kamma, mana yg vipaka dan juga kondisi2 biasa sebab akibat yg terkadang kita anggap sebagai vipaka. Bahkan menyebut Vipaka aj masih sering salah tersebut kamma.

Perlu kita luruskan, krn hal ini sangat penting. Jangan kita sampai salah beranggapan bahwa niat baik belum tentu menghasilkan kamma baik dan sebaliknya. Perlu kita renungkan dan pastikan bahwa: niat baik pasti kamma baik dan niat buruk pasti kamma buruk.

Persis seperti yg Buddha sampaikan.


Cerita ini sesungguhnya untuk mengilustrasikan batin-jasmani sama/tidak dan pertanggungjawaban batin baru thp batin sebelumnya. Ilustrasi yg mirip misalnya tentang tidak mungkin bisa menyeberangi sungai yg sama untuk ke-2 kalinya. Semua contoh ini menunjukkan bahwa batin dan jasmani kita berubah setiap saat namun tetap ada tanggung jawab atas perbuatan sebelumnya.

Jika kita membahas apakah yg menyebabkan ladang terbakar?
maka jawabannya bisa: kecerobohan meninggalkan api menyala (kamma buruk), angin yg meniup api ke ladang, ladang sendiri yg mudah terbakar, tidak adanya hujan, sepinya orang2 disekitar, dstnya....

Jadi, sy cenderung menganggap "terbakarnya ladang adalah suatu kondisi sebab akibat saja"... kondisi begini terjadi disekeliling kita dan setiap detik mengalami perubahan....

Buddhisme menitik beratkan pada NIAT yg melandasi suatu perbuatan,
Bukan pada hasil perbuatan

Sangat banyak sutta soal ini, mis: tanpa tau menginjak semut, maka tidak ada kamma pembunuhan.
Kalo menitik beratkan pada hasil-perbuatan, tentu akan kena kamma-pembunuhan toh?
Kenyataannya kamma kita tergantung niat kita, kalo nggak ada cetana, maka tidak ada kamma

::

Sebelumnya saya ingin ucapkan makasih buat jawabannya,
karena menyadarkan saya sendiri, kalau semua tulisan saya diatas hanya mendasar pada asumsi pribadi yang kabur..  ^:)^
Dan akhirnya jadi kacau karena saya secara ceroboh tidak fokus pada kamma, namun mencampurkannya dengan vipaka ( akibat / buah kamma )

Dalam konteks buddhisme, maka sutta tentang kamma yg pantas jadi rujukan
Quote
Sehubungan dengan hal Kamma ini Buddha bersabda sebagai berikut: "O para Bhikkhu, kehendak untuk berbuat (cettana) itulah yang Aku namakan Kamma, Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan jasmani, perkataan dan pikiran.

Dimana tertulis cettana lantas berbuat.
Saya mengasumsikannya sebagai 2 variable yg penting dan tidak boleh dipisahkan..

Dalam asumsi saya,
Niat (cettana) hanyalah sebagai bahan bakar
Namun perbuatan menentukan hasil akhirnya ( vipakka )


Dalam analogi :
petani yang berniat menanam jeruk, namun upaya yang dilakukan salah / ceroboh / malas, maka hasil yang didapat bukan lagi buah jeruk.
Sama seperti :
Seorang yg berniat baik, namun upaya yg dilakukan salah / ceroboh, maka hasil yg didapat bukan kamma baik

Jadi ini pandangan saya dalam menjawab pertanyaan anda,

Quote
bisa kasih contoh apa pembentuk kamma yg lain selain niat (cetana)?
maafkan karena saya salah menulis "satu2nya pembentuk kamma" seharusnya "satu2nya penentu hasil kamma" ^:)^
niat yg masih terdelusi jelaslah satu2nya bahan bakar kamma, tapi bukan satu2nya penentu hasil kamma

Quote
Perlu kita luruskan, krn hal ini sangat penting. Jangan kita sampai salah beranggapan bahwa niat baik belum tentu menghasilkan kamma baik dan sebaliknya. Perlu kita renungkan dan pastikan bahwa: niat baik pasti kamma baik dan niat buruk pasti kamma buruk.
Saya kurang setuju, karena buat saya sangat tidak logis hanya mengandalkan niat orang mendapatkan kamma baik atau buruk tanpa perbuatan

Seperti mobil dengan bahan bakar ( niat ), memank akan melaju,
namun tanpa daya upaya ( perbuatan ) mobil itu tidak kemana2..

Quote
Jadi, sy cenderung menganggap "terbakarnya ladang adalah suatu kondisi sebab akibat saja"... kondisi begini terjadi disekeliling kita dan setiap detik mengalami perubahan....
mungkin saja  :)

Quote
Sangat banyak sutta soal ini, mis: tanpa tau menginjak semut, maka tidak ada kamma pembunuhan.
Kalo menitik beratkan pada hasil-perbuatan, tentu akan kena kamma-pembunuhan toh?
Kenyataannya kamma kita tergantung niat kita, kalo nggak ada cetana, maka tidak ada kamma
ini juga karena kesalahan saya dalam memfokuskan permasalahan, saya lagi2 mencampur adukkan kamma dan vipakka   ^:)^
saya setuju, tidak ada niat maka tidak akan ada kamma..

Quote
4.42. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Yang Mulia Ānanda: ‘Mungkin saja, Ānanda, Cunda si pandai besi merasa menyesal, dengan berpikir: “Adalah kesalahanmu, sahabat Cunda, karena kecerobohanmu sehingga Tathāgata mencapai Nibbāna akhir setelah memakan makanan yang engkau persembahkan!” Tetapi penyesalan Cunda dapat diatasi dengan cara ini: “Itu adalah jasamu, sahabat Cunda, karena perbuatan baikmu sehingga Tathāgata mencapai Nibbāna akhir setelah memakan makanan yang engkau persembahkan! Karena, sahabat Cunda, aku telah mendengar dan memahami dari mulut Sang Bhagavā sendiri, bahwa dua persembahan ini menghasilkan buah yang [136] besar, akibat yang sangat besar, lebih berbuah dan lebih bermanfaat daripada persembahan lainnya. Apakah dua ini? Pertama adalah persembahan yang setelah memakannya, Sang Tathāgata mencapai Penerangan Sempurna, dan yang lainnya adalah yang setelah memakannya, Beliau mencapai unsur-Nibbāna tanpa sisa saat meninggal dunia. Kedua persembahan ini adalah yang lebih berbuah dan lebih bermanfaat dari semua persembahan lainnya. Perbuatan Cunda ini mendukung umur panjang, penampilan yang baik, kebahagiaan, kemasyhuran, alam surga, dan kekuasaan.” Demikianlah, Ānanda, cara mengatasi penyesalan Cunda.’
-Dari DN.16. Mahaparinibbanasutta-
ini menarik sekali,
dalam konteks ini, niat baik namun usaha buruk menghasilkan kamma baik  kah ? :whistle:
Saya merasa ini hanya sebagai penghiburan..  :)


Terima kasih banyak atas koreksinya
 _/\_

8
Diskusi Umum / Re: Andil dalam membunuh
« on: 13 January 2013, 11:26:57 PM »
om rico, bagaimana caranya seseorang memegang besi panas secara tidak sengaja?
kecuali terpegang atau tersentuh, dan dalam pandangan saya, itu bukan kamma, tapi vipaka.
bukan sebab, tapi akibat.
sebab adalah sesuatu yang dapat kita dikendalikan / putuskan. (kalau seseorang memutuskan untuk memegang besi panas, berarti ada cetana disana, dia tau atau tidak tahu itu panas, disana tetap ada cetana untuk memegang, dan itu adalah sebab, bukan akibat)
akibat adalah sesuatu yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat dihindari. (kalau seseorang tidak mau memegang besi panas, lalu oleh temannya dilempari dan ternyata sudah menghindar tapi tetap kena, itu adalah akibat yang tidak bisa ia hindari)
kemudian yang dibold itu menurutku gak ada kaitannya dengan cetana, tapi lebih ke tahu dan tidak tau (samma ditthi / miccha ditthi), kita ambil contoh misalnya membunuh makhluk hidup, terlepas dari seseorang tahu atau tidak tahu itu adalah perbuatan salah, membunuh makhluk hidup tetap adalah tindakan salah yang akan membuahkan hasil yang merugikan, untuk orang yang tahu maupun yang tidak tahu, serta tidak mau tahu, pura2 tidak tahu, dsb.

saya sangat setuju dengan ini..
saya sangat meragukan istilah "niat" sebagai satu2nya pembentuk kamma..
karena pada kenyataannya banyak sekali tindakan yg tanpa niat buruk namun berakhir buruk..

semisal dalam kisah yg diutarakan di milinda panha

Quote
“Apa yang terlahir kembali itu, Nagasena?’
“Batin dan jasmani.”

“Apakah batin dan jasmani yang ini juga yang terlahir kembali?”
“Bukan, tetapi oleh batin dan jasmani inilah maka perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itulah maka batin dan jasmani yang lain terlahir kembali. Walaupun demikian, batin dan jasmani itu tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”

“Berikanlah ilustrasi.”
“Seperti halnya api yang dinyalakan seseorang. Setelah merasa hangat, mungkin orang itu pergi meninggalkan dalam keadaan menyala.
Andaikan saja api tersebut kemudian menjalar dan membakar ladang orang lain, lalu pemilik ladang itu menyeretnya ke hadapan raja serta menuntut orang yang menyalakan api tersebut.
Bila dia berkata, ‘Baginda yang mulia, saya tidak membakar ladang orang ini. Api yang saya tinggalkan itu berbeda dengan api yang membakar ladang orang ini. Saya tidak bersalah’, apakah dia patut dihukum?”

“Tentu saja, karena tak peduli apa pun yang dia katakan, api itu berasal dari api sebelumnya.”

“Demikian juga, O baginda, oleh batin dan jasmani ini perbuatan-perbuatan dilakukan, dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu maka batin dan jasmani baru akan terlahir kembali; tetapi batin dan jasmani tersebut tidak begitu saja terlepas dari hasil perbuatan sebelumnya.”

Walaupun orang tsb tidak bermaksud membakar ladang, api tsb membakar ladang

IMO Niat mungkin menghasilkan kamma, tapi yang jadi faktor penentu adalah efek dari perbuatan itu, bukan sekedar niat saja

9
Diskusi Umum / Re: Andil dalam membunuh
« on: 09 January 2013, 09:31:51 PM »
niat awal aja sudah tidak benar yaitu makan/minum yang dapat melemahkan kesadaran.
makanya disarankan menghindari minuman atau makanan yang dapat melemahkan kesadaran.
terima kasih atas jawabannya..
Saya hanya ingin menanyakan apakah benar hanya niat saja yang menyebabkan kamma ?

Kalau boleh bertanya balik, benarkah orang mabuk tidak memiliki niat? Setahu saya orang mabuk masih memiliki tendensi walau tidak fokus.

Semoga berbahagia. Salam.  _/\_
sebenarnya bukan mabuk yg ingin saya tanyakan,
tapi perbuatan yg dilakukan tanpa sengaja / niat namun menimbulkan penderitaan pihak lain.. (kasus mabuk hanya contoh saja )

Apakah menimbulkan karma ?

Namun sudah anda jawab dalam postingan slanjutnya, seperti ini :
Quote
Anda tidak bisa membedakan antara teledor dan niat baik/jahat?
Teledor itu kelalaian, berhubungan dengan ketidakbijaksanaan. Dalam teledor tidak ada niat baik ataupun jahat.
Saya simpulkan dalam pandangan anda, perbuatan yg dilakukan tanpa sengaja tidak menghasilkan kamma sama sekali, bukan begitu ?

Kalau boleh saya tanya
Darimana pandangan itu berasal ?
Apa yang mendasarinya ?

terima kasih

10
Diskusi Umum / Re: Andil dalam membunuh
« on: 08 January 2013, 11:15:28 PM »
Ternyata memang pemahaman tentang "Mata Pencaharian Benar" dalam Buddhisme harus diperluas dan diperdalam lagi. Segala usaha (pekerjaan) yang mengakibatkan makhluk lain terganggu, terluka atau terbunuh maka tidak dikategorikan sebagai mata pencaharian yang benar.

Jika tidak memungkinkan untuk pindah, mungkin saran pertama dapat dipraktekkan (menambah karma baik untuk mengurangi akibat/efek karma buruk yang berbuah kelak).

Tentang cetana, kita melakukan secara sadar, terlepas dari terpaksa ataupun tidak. Sepengetahuan/sepemahaman saya, karma tetap berbuah bila perbuatan dilandasi dengan keterpaksaan, ketidaktahuan, keteledoran (misalnya lupa membungkus kabel listrik secara benar, orang lain tersambar listrik hingga cedera).

Suatu karma tidak berbuah ketika tidak ada niat (cetana). Misalnya kita berjalan dan asyik mengobrol, saat melihat ke bawah baru sadar banyak makhluk kecil (semut dan serangga lain) terinjak mati.

Tindakan selanjutnya, bila sudah tahu (sadar) kita masih melanjutkan (jalan) karena sungkan dengan lawan bicara (misalnya bos kita), maka sejak detik itu juga karma mulai ada (akan berbuah) walau kita terpaksa menginjak semut/serangga tersebut.

Demikian, semoga jelas dan semoga selalu tekun dalam belajar dharma. Salam bahagia selalu untuk rekan Rico.  _/\_
maaf ingin tanya,
bagaimana bila membunuh orang sewaktu mabuk karena tidak sengaja ?
apakah boleh dikatakan tidak akan membuahkan kamma karena tidak memiliki niat ?


[at] Rico Tsiau
Menurut saya sih kamma tidak bisa dibilang begini dan begitu
Karena cara kerjanya saja kita tidak tau pasti, selain menerka2 dan mengacu pada sutta.
Sutta bilang kamma itu akibat dari cettana / niat

Betul seperti pernyataan temen2 di sini, tapi apa sesederhana itu ?

Semisal saya menyalakan api utk membakar sampah, lalu saya tinggalkan krn saya pikir sudah padam
tiba2 api itu membesar dan membakar 1 kampung dan menewaskan ratusan jiwa
Apa saya tidak mendapat kamma akan perbuatan tsb ?

Siapa yang berani bilang tidak ?  :whistle:


Dalam kasusmu, menurut pendapat saya pribadi..
Semua yang mengetahui akan pembunuhan dan menyebabkannya terjadi, akan mendapat kamma..
Namun yang melakukan dengan rasa benci dan tanpa perasaan menyesal / bersalah akan mendapat lebih banyak kamma buruk

11
Diskusi Umum / Re: Khasiat/efek amulet
« on: 08 January 2013, 10:59:31 PM »
ini sekedar pendapat aja yah..

Amulet bisa sajah bermuatan energi tertentu..
yang bisa digunakan dengan tujuan tertentu..
diberdayakan oleh orang tertentu
dengan pencapaian tertentu..

tapi semuanya akan balik lage kepada kapasitas si pemakainya..
apakah mempunyai kapasitas utk memanfaatkannya ? mempunyai kamma yg mendukung ? kecocokan dgn amulet tsb, dll

Walau memank, banyak sekali amulet yg tidak bermanfaat apa2 selain menipu penggunanya..

Sekedar share ajah,
Saya mengenal seorang rekanan yg harus pergi membawa temannya ke orang pintar
krn temannya dapat amulet yg isinnya cukup "ganas" sehingga hampir gila..
Setelah pergi berobat, akhirnya temannya ini sudah "cukup waras"  ;D

Sebelumnya teman rekan saya ini suka mendengar suara2 aneh di telinganya sampe bingung sendiri..
Padahal sebelumnya tidak, setelah diantar rekan saya ke orang pintar..
diketahui bahwa orang ini mempunyai ba gua ( yin yang ) giok  yang katanya diberi oleh rekan bisnisnya dari china
Ternyata ba gua ini berisi makhluk2 jahat yang bertujuan mencelakakan orang tsb.

percaya ga percaya deh..
sebaiknya jangan main2 dengan dunia mistik2an begini.. :whistle:

12
Kafe Jongkok / Re: apa penyebab pemerkosaan, dan bagaimana mencegahnya ?
« on: 05 January 2013, 08:10:18 PM »
seperti yang baru saja terjadi, kalau pejantan-nya ada enam, apa perlu buka dulu satu2 ?
kondisi tersebut hanya bisa terjadi kalau:
1. pria 1 vs wanita 1
2. wanita tidak diikat
liat solusi no 2 donk..
solusi yg kamu quote memank utk 1 lawan 1 :p

Wah, pemerkosaan salah wanita? Jangan-jangan kasus sodomi juga ada kesalahan di pihak anak kecil karena begitu lahir ga langsung dewasa sehingga bikin nafsu si paedofil?
koq logikamu aneh

Mank kalo pria suka wanita, maka smua wanita akan diperkosa ?
Pemerkosa jg akan milih2 korban kalee  ^-^

begitu juga pedophil
apa karena anak kecil lalu semuanya disodomi ?
Kan dia juga pasti milih2 anak kecil utk korbannya..   :whistle:

Ada "ukuran" lain yg membuat si pemerkosa begitu berselera  :D

Jadi alasannya bukan : pihak anak kecil karena begitu lahir ga langsung dewasa sehingga bikin nafsu si paedofil

semua pemerkosa membutuhkan ALAT utk melancarkan aksinya...
kalau ALAT tsb dihilangkan, apakah mereka masih bisa lakukan ?

jadi solusinya kira2 begitu...

Akan lebih murah, daripada memaksakan calon korban yang harus menderita pakai baju besi jaman abad 14.  :))
saya setuju nih.. =D>

13
Kafe Jongkok / Re: apa penyebab pemerkosaan, dan bagaimana mencegahnya ?
« on: 04 January 2013, 05:53:35 PM »
menurut saya keduanya salah..
Si wanita tidak tau menempatkan diri
Si pria tidak dapat menahan diri

Cara mencegahnya :
Wanita belajar utk dapat menempatkan diri dan berpakaian layak
Pria belajar utk dapat menghargai wanita dan menahan diri

Cara menyelamatkan diri dari 1 pemerkosa :
Wanita pura2 saja mau, dan buka saja celananya cowo, lalu lari..
logikanya cowo tersebut tidak akan mampu mengejar korbannya dalam keadaan tanpa celana   :P

Cara menyelamatkan diri dari banyak pemerkosa :
1. Langsung saja teriak histeris dan ketawa sendiri sambil mengeluarkan air liur dan kejang2.
Saya yakin ga ada yg nafsu dgn wanita gila :whistle:
2. Langsung keluarkan cutter dan teriak, saya mengidap positif HIV AIDS !!
Sukur2 mereka percaya
3. jurus langkah seribu, alias lari..
Ini yang sangat dianjurkan


14
Diskusi Umum / Re: DEPRESI
« on: 29 December 2012, 05:30:19 PM »
:)

Sebenernya saya ga merasa anda normal..
Saya pikir awalnya hanya depresi biasa, tapi berlarut2 sampe berbulan2..

Saran saya, segera pergi ke psikiater..

15
Tolong ! / Re: help, ada apa dengan aku?
« on: 29 December 2012, 05:19:09 PM »
Namo Buddhaya,

aku bingung ceritanya mau di mulai dari mana, pada intinya
1: ada 1 makhluk yg tak terlihat ingin ikut sama aku,
2: pada saat kedatangan aku selanjutnya di tempat itu dia membawa 2 temannya dan mengikuti dibelakang aku.

nb: aku sering datang ke cafe itu, tp makhluk yg tak terlihat itu baru berani berbicara, itu pun berbicara baru-baru ini sekitar hari senin kemarin kepada teman ku, dan semalam aku datang kesana dan dia membawa beserta 2 temannya.

pertanyaannya,
1. apakah kt di dalam dunia ini ada keterikatan antara kita sebagai manusia dengan makhluk yg tak terlihat ?

2. ada apa dengan diriku sehingga mereka ingin sekali ikut dengan ku? apakah mereka ingin di doakan atau ada tujuan lain ?

mohon pencerahannya..
 _/\_
1. Yes, selalu seperti itu
Seperti kita selalu tertarik dengan orang2 yg punya "kesamaan" dengan kita

2. Seperti jawaban no 1.

Menurut pendapat saya, makhluk2 begitu tidak seharusnya dipikirkan atau dianggap serius..
Malah sangat dianjurkan untuk dihindari.. :)

Yang dapat kamu lakukan (bila kamu berkenan) adalah banyak melakukan perbuatan baik dan melimpahkan jasa kebaikan tsb kepada makhluk2 yang menderita

Quote
renungan :
seandainya anda memposisikan sebagai makhluk itu, bagaimana perasaan anda?
:)
Baik itu boleh, tapi jangan pikir semua makhluk itu baik juga..
Bukan untuk berprasangka buruk, tapi saran saya hindari hal2 yg tidak benar anda ketahui..

semoga semua makhluk hidup berbahagia
 _/\_

Pages: [1] 2