Ini adalah salah satu laporan saya sewaktu memberikan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus di bangsal Interne Wanita (Penyakit Dalam) Rumah Sakit M. Djamil, Padang tahun 2006. Semoga bermanfaat
Penyuluhan Diabetes Melitus
oleh : Hedi Kasmanto, S.Farm., Apt.
Definisi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai dengan kadar gula darah di dalam tubuh meningkat yang disebabkan defisiensi insulin atau gangguan metabolisme glukosa.
Penyebab Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus dapat disebabkan faktor genetika, obesitas, pola hidup yang tidak sehat, stres berkepanjangan, infeksi mikroba, respon autoimun.
Klasifikasi Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) dapat diklasifikasikan yaitu :
a. DM Tipe 1 atau Diabetes Mellitus Tergantung Insulin
Tipe ini ditandai dengan kerusakan pada sel beta pancreas sehingga insulin tidak dapat dihasilkan.
b. DM Tipe 2 atau Diabetes Mellitus Tidak tergantung Insulin
Tipe ini ditandai dengan produksi insulin oleh sel beta pancreas yang tidak memadai.
Penatalaksanaan Terapi DM
Penatalaksanaan terapi DM ini dengan terapi non farmakologis dan terapi farmakologis
1. Terapi Non Farmakologis
a. Perencanaan Pola Makan Sehat
Perlu diperhatikan jumlah asupan kalori yang diperlukan oleh tubuh yang disesuaikan dengan berat badan ideal.
BB Ideal : 90 % x {tinggi badan (cm) – 100)}
Komposisi makanan yang dianjurkan :
- Karbohidrat : 60 – 70 %
- Protein : 10 – 15 %
- Lemak : 20 – 25 %
- Serat : 25 g/hari
b. Latihan fisik atau Olah raga
Latihan fisik atau olah raga bertujuan untuk meningkatkan permiabelitas membran terhadap glukosa saat terjadinya kontraksi otot, sehingga glukosa banyak digunakan dan kadarnya berkurang dalam tubuh.
2. Terapi Pengobatan
Terapi pengobatan ini dilakukan bila dengan terapi non pengobatan, kadar gula darah tetap tidak terkontrol, maka perlu diberi obat-obatan antidiabetes sesuai dengan tipe diabetes yang dideritanya. Berupa:
a. DM tipe I (DMTI)
Untuk DMTI biasanya terapi yang diberikan hanya pemberian insulin seumur hidup. Insulin ini disebut juga antidiabetika suntikan yang diberikan lewat pembuluh darah vena (IV) otot atau IM, bawah kulit atau sub kutan (SC).
• Insulin adalah dua rantai peptida A dan B dengan masing-masing 21 dan 30 asam amino yang dihubungkan oleh
jembatan disulfida.
• Insulin diberikan secara subkutan dengan tujuan mempertahankan gula darah dalam batas normal yaitu 80 –
1200 mg% saat puasa dan 80-160 mg setelah makan.
• Untuk pasien di atas 60 tahun, batas gula darah paling tinggi adalah 150 mg saat puasa dan 200 mg setelah makan.
• Insulin semi sintetik didapatkan dari pankreas hewan (babi). Insulin ini mirip dengan insulin manusia.
• Insulin biosintetik didapatkan dengan cara rekombinan DNA
b. DM tipe II (DMTTI)
DMTTI ini biasanya diberikan pengobatan bila terapi non obat tidak mampu mengontrol kadar gula darah sehingga diperlukan obat yang biasanya disebut antidiabetik oral.
Ada tiga jenis obat yang diberikan untuk DMTTI ini yaitu :
1. Golongan Sulfonilurea
• Generasi pertama : tolbutamid, asetoheksamid, tolazamid, klorpropamid
• Generasi kedua : gliburid, glibenklamid, glipizid, glikazid, glibonurida. (Umumnya generasi kedua ini lebih poten daripada pertama)
2. Golongan Biguanid
Obatnya : buformin, merformin dan fenformid.
3. Golongan lain
Obatnya : akarbosa, deksfenfluramin dan troglitazon
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat secara umum dan khususnya obat antidiabetik
1. Saat menerima obat pastikan obat masih dalam kemasan yang utuh tanpa ada kerusakan bila obat diberikan dalam kemasan pabrik atau bungkus aslinya. Jangan menerima obat dalam kemasan yang sudah rusak.
2. Perhatikan batas kadaluarsa yang tercantum pada label obat. Bila sudah melewati tanggal yang tertera, beritahukan pada petugas kesehatan yang terkait.
3. Perhatikan label atau etiket apakah mencantumkan hal-hal sebagai berikut:
a. Nama pasien (untuk mencegah salah pemberian obat)
b. Aturan pakai
Sangat penting untuk mengerti aturan pakai obat yang tertera pada label karena :
Tiap-tiap obat memiliki aturan pemakaian yang berbeda, baik itu cara pakai, waktu pakai (waktu minum obat), jumlah obat yang dipakai (jumlah obat yang diminum), dan lama pemakaian obat. Semua hal ini harus dipatuhi demi mencapai kesembuhan si pasien. Bila ada keraguan dan hal-hal yang tidak dimengerti pasien harus menanyakan kepada petugas kesehatan yang terkait seperti dokter, apoteker, dan perawat.
c. Perhatikan logo dan peringatan- peringatan yang ada pada label atau etiket.
d. Perhatikan ada tidak no registrasi pada kemasan baik kemasan luar dan dalam yang mana harus sama angkanya pada kedua kemasan .
e. Minumlah obat sesuai anjuran, pada waktu yang tepat dan sesuai jangka waktu pengobatan yang ditentukan.
f. Jangan mengkonsumsi obat orang lain walaupun menderita penyakit yang sama.
Hal ini perlu diperhatikan karena masing-masing orang mempunyai kondisi fisiologis dan riwayat penyakit yang berbeda.
e. Konsumsilah obat sampai habis, jangan dihentikan walaupun sudah dirasa membaik. Khususnya untuk obat-obat antibiotik.
f. Beritahukan dokter tentang riwayat penyakit, keadaan hamil atau menyusui serta alergi yang ada.
g. Usahakan menggunakan obat generik.
Disamping harganya murah, obat-obat ini mempunyai khasiat yang sama dengan obat-obat paten yang beredar. Penggunaan obat generik ini dapat diminta pada saat dokter meresepkan obat pada pasien.
Kesalahan- kesalahan dalam pengunaan obat
• Lupa minum obat
• Dosis tidak sebagaimana mestinya
• Interval waktu makan obat tidak dipatuhi
• Menghentikan penggunaan lebih dari seharusnya.
Efek yang dapat ditimbulkan oleh hal-hal diatas dapat berupa penyakit yang tidak sembuh. Bila telah terjadi kesalahan dalam penggunaan obat jangan segan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan
Cara penyimpanan obat
• Jauhkan dari jangkauan anak-anak
• Simpan obat dalam kemasan aslinya dan dalam wadah tertutup rapat
• Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung
KESIMPULAN
Diabetes Mellitus termasuk dalam penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan cenderung penyakit diabetes ini tidak dapat disembuhkan. Namun penderita Diabetes Mellitus dapat hidup normal bila kadar gula dalam darahnya terkendalikan dengan baik. Pengendalian Diabetes Mellitus dilakukan dengan cara melakukan diet secara baik dan benar, rutin berolah raga, makan obat diabetes secara teratur dan benar.
Pertanyaan
1. Apa penyebab penyakit diabetes ?
Diabetes Melitus dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor keturunan, pola makan yang tidak sehat, malas berolahraga. Faktor keturunan maksudnya adalah bila orang tua menderita DM maka cenderung anaknya akan menderita
DM. Pola makan yang tidak sehat seperti banyak makan makanan yang berkarbohidrat tinggi dan malas berolahraga sehingga tidak ada pengeluaran kalori dan tertumpuk dan sehingga kadar gula menjadi tinggi
2. Apakah kita harus mengurangi mengkonsumsi gula agar terhindar dari penyakit diabetes ?
Ya, Kita harus mengurangi mengkonsumsi gula agar tidak memperburuk kondisi DM, dan tidak memberatkan kerja insulin dalam memetabolisme gula. Selain itu juga harus diiringi dengan olah raga agar dapat meningkatkan metabolisme sel sehingga kadar gula kita menjadi turun.
3. Apabila ada keluarga berpenyakit DM, resiko kita juga terkena lebih besar ?
Ya, Dengan ada sanak saudara yang mengidap DM, resiko terkena penyakit DM juga besar. Karena DM dapat diwariskan secara keturunan.
4. Bagaimana pola hidup orang DM yang benar ?
Pola hidup orang DM yang benar adalah
- Diet Rendah Kalori secara teratur dengan tujuan untuk mengurangi masukan gula dari luar sehingga tidak memperparah DM.
- Rajin Berolahraga dengan tujuan untuk meningkatkan kerja sel sehingga gula yang di dalam tubuh kita dapat berkurang karena diolah menjadi energi untuk berolah raga
- Rutin Menggunakan Obat DM dengan tujuan menjaga agar DM tidak bertambah parah dan perlu diperhatikan agar selalu mengikuti aturan penggunaan obat DM supaya tidak terjadi kekurangan gula di dalam tubuh yang dapat berakibat fatal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mansjoer, A., dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi 3, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2000
2. Grahane-Smith, D.G., dan J.K. Aronson, Oxford Textbook of Clinical Pharmacology and Drug Therapy, edisi 2, Oxford Unipress, New York-Tokyo, 1992
3. Dipiro, J.T., et all, Pharmacotheraphy : A pathophysiologic approach, 3rd ed, Appleton & lange, Stamford, 1997
4. Anief, M., Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1997
5. Walker R. and Clive Edwards, Clinical Pharmacy and Terapeutics, Churchill Livingstone, 1996
6. Bagian Farmakologi Fak. Kedokteran UI, Farmakologi dan Terapi, Universitas Indonesia, Jakarta, 1995
7. Mc. Evoy, G. K, Drug Information AHFS, The American Society Of Health System Pharmacist Inc., Bethesda, 1997