bagaimana dgn kasus pembunuhan istri mentri yg mengakibatkan padmasambhava dihukum buang? ini juga bukan benar2 bunuh?
Begini deh. Semoga jadi akhir diskusi dan g usah diungkit" lg. Saya tidak akan berbicara upaya kausalya, tetapi bahas bahasa
sandhyabhyasa, "twilight language" yang dijumpai di naslah-naskah Tantra (apalagi sebenarnya biografi Padmasambhava yang ditulis Yeshe Tsogyal ini adalah "biografi rahasia", maka tentu banyak sandhyabhyasa)
Pembunuhan anak menteri yang tertusuk khatvanga itu menurut John Powers, janganlah dimengerti sebagai "pembunuhan" tetapi sebagai "pembebasan". Lah kok bisa "pembebasan"? Sekarang yang menusuk kepala anak menteri adalah
khatvanga.Khatvanga adalah tongkat Tantris bercabang tiga yang menyimbolkan kemusnahan tiga racun (lobha, dvesa, moha) dan juga munculnya Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya. Tiga cabang juga berarti esensi, sifat dan welas asih. Dengan kata lain khatvanga adalah simbol pembebasan dari tiga racun dan
pembunuhan tiga racun.Thinley Norbu Rinpoche menjelaskan tentang pembunuhan ini: "Perbuatannya adalah simbolis sekaligus ajaib karena ia membebaskan batin anak menteri."
Tidak mungkin bagi Padmasambhava untuk main bunuh apalagi satu kampung dan main perkosa segala. Ini dijelaskan oleh seorang guru Buddhis agung:
"Berkata bahwa Buddhis Tantrik sebenarnya mendukung incest dan tindakan seksual yang salah adalah sama KONYOLNYA dengan menuduh para Theravadin melakukan pembunuhan ayah ibu dan beberapa kejahatan kejam lainnya."
Jika kita merasa terganggu dan kemudian mencoba untuk menginvestigasi tradisi Tantra dalam wujudnya yang paling murni, tidak gado-gado dan mereka tetap eksis sampai sekarang di ribuan vihara Tibet, di mana idealisme akan pengendalian hawa nafsu dan pelepasan diyakini dengan sepenuh hati, dan baru itulah kita dapat menyadari bahwa bagaimana kacaunya dan betapa tidak berharganya teori-teori zaman sekarang ini, yang berusaha memerosotkan Tantra dalam alam sensual/hawa nafsu."(Lama Anagarika Govinda)Tulisan ini ada dalam buku Anagarika Govinda tentang Fondasi Tibetan Buddhism, di mana beliau awalnya mengisahkan bahsa simbol dari
Dhammapada, kemudian membandingkannya dengan sandhyabhyasa dari aliran Vajrayana.
"Ini adalah kebetulan yang cukup aneh, jika tidak merupakan suatu perumpamaan yang disadari dari syair Dhammapada, bahwa "penghanmcuran kerajaan termasuk raja dan para masyarakatnya" juga ditujukan pada Padmasambhava... Dalam biografi simbolikalnya, ditulis dalam sandhyabhyasa dikatakan bahwa Padmasmabhava dalam penyamaran deity yang wrathful, menghancurkan raja dan para pengikutnya yang menentang Dharma.... dan mengambils emua wanita mereka dengan tujuan mensucikan mereka... Ini sangat aneh karena tentu hal ini tidak dapat diharafiahkam bahwa Padmasambhava membunuh satu populasi negara dan melanggar semua etika seksualitas. Ini akan menjadi sangat kontradiksi dengan ajaran-ajaran Beliau sendiri, yang mana mengajarkan moral=moral yang tinggi dan etika ketat serta perenungan mendalam berdasarkan pengendalian hawa nafsu yang ketat. Itu adalah Sandhabhyasa... untuk merepresentasikan pengalaman meditasi (seperti ksiah pertemuan Buddha dengan Mara)"Lama Anagarika Govinda dan Urgyen Rinpoche menjelaskan bahwa tindakan Padamsmabhava itu hanya simbolisasi, perwujudan upaya-prajna, rupa dan shunyata.
Ucapan ini juga didukung oleh Chogyam Trungpa Rinpoche dari aliran Karma Kagyu:
"Definisi sesat adalah sangat halus. Jika anda tidak sejalan dengan realita sejati, engkau membuat dirimu sebagai target, satelit ekstra di mana tidak ada yang memberi kamu makan di sana. Tidak ada bensin untuk dirimu selain daripada sumber dayamu sendiri dan engkau akan terikat dengan kematian karena engkau tidak mampu menregenerasi sumber dayamu lagi. Inilah yang terjadi pada para pandita yang dibunuh Padmasambhava. Tindakan ini tentu sangat tidak welas asih dan brutal, namun dalam kasus ini Padmasambhava merepresentasikan hakekat sejati dari fenomena daripada bertindak sebagai penyihir hitam atau putih."Penyihir hitam membunuh demi kebencian, penyihir putih membunuh untuk kebaikan. Padmasambhava bukanlah kedua-duanya, kisah beliau ini hanya simbolisasi atau
sandhyabhyasa dari hakekat sejati fenomena.
Lebih lanjut Chogyam Trungpa Rinpoche mengtakan:
"Kita tidak dapat diinstruksikan bagaimana melakukan tindakan yang menghancurkan para pandit tersebut. Meskipun ajaran-ajaran Padmasambhava terus diturunkan generasi demi generasi tanpa interupsi dan penyelewengan sehingga sekarang kita dapat mendapatkan ajaran lengkap Padmasambhava, TIDAK ADA SATUPUN AJARAN YANG DIAJARKAN UNTUK MEMBUNUH PARA PENGIKUT ALIRAN SESAT. Tidak ada ajaran seperti itu. Tetapi ajaran tersebut berbicara bagaimana engkau berpraktek.. Engkau melakukannya dan para penyeleweng makna ajaran akan menghancurkan diri mereka sendiri."Ya jadi kalau ada org misla LSY mengajarkan mantra bunuh orang, pantas diragukan Ke-Buddhaan orang tersebut. Padmasambhava sangat menjaga shila dan itulah yang diteruskan dalam ajaran-ajarannya, terutama dalam ajarannya yang dinamkaan "Ajaran Dakini" Padmasambhava mengajarkan dengan ketat sila tidak membunuh.
Lagipula dikisahkan Padmasambhava berumur sangat panjang... dalam waktu beberapa tahun sejak Parinirvana Buddha Shakyamuni, beliau terlahir dan ditemukan oleh raja Indrabhuti (raja yang sering memohon ajaran Tantra pada Buddha Shakyamuni). Dikisahkan beliau sempat bertemu Raja Asoka dan mengubah sifat kejam beliau yang suka sekali membunuh.
Dari sini sangat jelas Padmasmabhava sangat sangat menentang pembunuhan, apalagi pembunuh massal. A BIG NO!
Dalam biografi-biografi Tsongkhapa, disebutkan bahwa Padmasambhava dan Atisa adalah kelahiran lampau Tsongkhapa, sang penjunjung Shila dan Vinaya yang tersohor dalam Vajrayana, pemurni ajaran 4 aliran sama seperti Atisa yang memurnikan tindakan salah tentang seks - tanagana yang marak pada saat itu di Tibet. Baik Tsongkhapa dan Atisha taat dalam pengendalian hawa nafsu, indriya, Shila dan Vinaya, begitulah juga Padmasambhava.
The Siddha Wanderer