//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter  (Read 12489 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« on: 09 August 2007, 11:09:36 PM »

Pada saat ini Yang Mulia bangkit dengan tenang dari meditasi (samadhi) seraya menyapa Sariputra : Kearifan semua Buddha adalah tidak terbatas dalamnya serta tidak terkirakan. Pintu gerbang menuju kearifan ini sulit untuk dimengerti dan sulit untuk dimasuki. Tiada kaum Sravaka maupun kaum Pratekyabuddha dapat memahami.
Dasar alasannya adalah bahwa Buddha telah melaksanakan pertapaan yang tidak terhingga pada ratusan ribu kalpa koti Buddha - Buddha yang tidak terbilang. Beliau telah membuktikan dirinya pada pelaksanaan-pelaksanaan ini sedemikian beraninya serta tidak pernah lelah sehingga namanya dikenal diseluruh alam semesta. Beliau telah menyadari Dharma yang mendalam serta tiada taranya dan membabarkannya sesuai dengan tahap kemampuan umat manusia, namun demikian niat dan hasrat beliau adalah sangat sulit dimengerti.
Sariputra, semenjak aku mencapai kesadaran Buddha, aku telah membabarkan ajaranKu secara meluas melalui cerita-cerita/ kisah - kisah perihal hubungan -hubungan masa lampau serta banyak perumpamaan-perumpamaan, dan dengan cara-cara yang tidak terhitung telah membina umat manusia untuk melepaskan dirinya dari segala keterikatan/ keterbelengguan.
Dasar alasannya adalah bahwa Sang Tathagata memiliki kedua-duanya baik cara*-cara maupun kearifan yang sempurna:*

Sariputra! Kearifan Sang Tathagata meliputi segala-galanya dan mendalam sekali. Welas asihnya tak terhingga, serta ajaran-ajaranNya tidak mengenal batas-batas. Diberkahi dengan kekuatan, keberanian, pemusatan, kebebasan ( dari karma dan nafsu ) dan kecakapan untuk bermeditasi ( berpikir secata mendalam ), ia bermukim dalam ketiada-keterbatasan dan menyadari Dharma yang tiada pernah disadari sebelumnya.
Sariputra, Sang Tathagata memiliki kekuatan untuk mengerti yang mana diantara ajaran-ajaran ( yang sesuai / cocok bagi pendengarnya ), untuk membabarkan ajaran*-ajaran dalam suatu cara bijaksana, dan untuk menggembirakan hati umat manusia dengan kata-kata yang hangat serta lembut. Dengan kata lain, Sariputra, Sang Buddha telah menyadari Dharma yang tidak terhingga, tidak terbatas serta terunggul.
Sariputra ! aku tidak mengatakan lebih lagi, karena apa yang telah dicapai oleh Sang Buddha adalah Dharma / Hukum yang paling langka serta paling sulit untuk dimengerti dan dipahami.
Hakikat kebenaran dari seluruh fenomena, hanyalah dapat dimengerti antara Buddha dengan Buddha. Hakikat kebenaran ini mencakupi bentuk perwujudan, sifat, hakikat, kekuatan pengaruh, sebab terpendam, hubungan ( jodoh ), akibat terpendam, akibat terjelma ( nyata ), dan konsistensi mereka dari awal dan akhir.
Ketika itu Sang Buddha menyapa kepada para Boddhisattva dan seluruh hadirin : " Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, percaya serta pahamilah kata-kata sejati Sang Tathagata ". Lagi Sang Buddha menyapa kepada umat : " Percayalah serta pahamilah kata-kata Sang Tathagata ".
Pada saat ini para Boddhisattva beserta seluruh hadirin, mulai dengan Boddhisattva Maitreya mengatupkan telapak tangan mereka seraya berkata : " Yang dimuliakan seluruh dunia, hasrat tunggal kami hanyalah memohon Anda mengajarkan kami. Sudah tentu kami akan percaya kepada kata-kata Sang Buddha ". Dengan demikian mereka katakan tiga kali, dengan mengulangi kata-kata, " Hasrat tunggal kami hanyalah memohon anda mengajarkan kami, sudah tentu kami akan percaya kepada kata-kata Sang Buddha.
Ketika yang dimuliakan sedunia melihat bahwa para Boddhisattva mengulangi permohonan mereka tiga kali dan lebih tanpa hentinya, beliau berkata pada mereka : " Camkanlah baik-baik dan dengarkanlah rahasia Sang Tathagata serta kekuatan gaibNya”.
Seluruh dewa-dewi, manusia serta asura dari dunia ini percaya bahwa setelah meninggalkan istana bangsa Sakya, Buddha Sakyamuni telah mendudukan dirinya ditempat pengungkapan/ pembabaran yang tidak jauh dari kota Gaya dan telah mencapai kesadaran Agung.
Tetapi wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus ! Sang waktu sesungguhnya tiada terbatas dan tak terkirakan…adalah seratus, seribu, sepuluh ribu, ratusan ribu, kalpa koti…sejak aku sesungguhnya mencapai Kesadaran Buddha.

Seandainya ada seseorang yang dapat menghancurkan lima ratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa kati ( nayuta’ = 1012 ), asam kheya ( asogi’ = 1051 ) tata dunia utama menjadi butiran - butiran debu, lalu membawa semuanya menuju ketimur, dengan manaburkan / menjatuhkan sebutir debu setiap kali menyeberangi lima ratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu nayuta ( kalpa koti ), asogi ( asam kheya ) dunia-dunia. Seandainya bahwa ia meneruskan menjelajah ke arah timur dengan cara demikian, sarnpai ia menghabiskan seluruh butiran-butiran debu tersebut. Wahai, orang-orang yang berkeyakinan tulus! Bagaimana pandangan kalian? Dapatkah kiranya jumlah dari seluruh dunia tersebut terbayangkan atau terpikirkan?
Bodhisatva Maitreya beserta yang lainnya berkata kepada sang Buddha," yang dimuliakan sedunia, dunia-dunia ini tiada terbatas dan tidak terhingga. Mereka berada di luar jangkauan perkiraan. Mereka melebihi kemampuan imajinasi/daya khayal. Tiada orang dari kaum sravaka maupun kaum pratekyabuddha bahkan dengan kearifan yang bebas dari kesesatan sekalipun dapat membayangkan/memperkirakan jumlah angkanya. Meskipun kami kini berada pada tahap dimana kami tidak akan mundur dalam keyakinan, kami pun tidak berkemampuan untuk memahami hal ini. Yang dimuliakan sedunia, memang dunia-dunia ini adalah tiada terbatas serta tak terhingga". Kemudian sang Buddha berkata kepada para bodhisattva agung : "sekarang, wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, Aku menyatakan dengan tegas kepada kalian. Seandainya seluruh dunia-dunia ini, apakah mereka menerima satu butiran debu ataukah tidak, sekali lagi dihancurkan menjadi debu. Anggaplah sebutir debunya mewakili satu kalpa. Lalu sang waktu yang telah berlalu semenjak aku mencapai kesadaran Buddha sesungguhnya melampau ini sampai seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa (nayuta), koti (asogi), asam kheya (aeons).".
"Bahkan semenjak itu Aku senantiasa berada di dunia ini, membabarkan Dharma serta menyebarluaskan ajaran-ajaran. Dan juga Aku telah membina serta memberikan manfaat kepada umat manusia pada seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, kalpa (nayuta), koti (asogi) dunia-dunia lainnya".
Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, selama waktu ini Aku telah mengajarkan umat perihal Buddha Nento dan lain-lainnya, dengan mengatakan bahwa Aku akan mengakhiri seluruh penderitaan dan wafat. Kesemuanya ini Aku perbuat melalui cara-cara mendidik yang berbeda yang disesuaikan kepada kecakapan umat manusia tersebut".

"Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, ketika umat datang kepadaKu, Aku dapat mengerti dengan pandangan mata seorang Buddha, tingkat dari keyakinan mereka serta mutu-mutu lainnya. Tergantung kepada apakah kecakapan mereka itu tajam ataukah tumpul, Aku mengatur kemunculanKu, mengajarkan di berbagai dunia yang berbeda, menggunakan nama-nama yang berbeda dan menjelaskan berapa lama ajaran-ajaranKu akan berpengaruh. Pada lain kesempatan ketika Aku muncul, Aku telah mengatakan kepada umat bahwa Aku akan segera memasuki nirwana, dan Aku menggunakan berbagai cara untuk membabarkan ajaran-ajaran yang gaib dan membuat umat manusia bergembira di dalam hatinya".
"Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, Aku, sang Tahtagata, telah memperhatikan bahwa umat manusia telah merasa senang dan puas dalam ajaran-ajaran yang rendah, miskin kebajikannya serta diberatkan oleh kekotoran jiwa. Oleh karenanya Aku telah mendidik mereka bahwa Aku telah membuang keduniawian dalam masa keremajaanKu dan kemudian mencapai kesadaran Buddha. Tetapi sesungguhnya waktu semenjak Aku mencapai kebuddhaan adalah jangka waktu yang panjang seperti yang telah Aku babarkan. Hal ini hanyalah suatu ikhtiar yang Aku pergunakan untuk membina umat serta membuat mereka memasuki jalan menuju kesadaran Buddha".
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #1 on: 09 August 2007, 11:11:53 PM »
Wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, sutra-sutra yang dibabarkan oleh sang Tahtagata seluruhnya adalah dimaksudkan untuk menyelamatkan umat manusia dari penderitaan-penderitaan mereka. Kadangkala Aku berkata perihal diriKu sendiri, kadangkala perihal orang lain; terkadang Aku menunjukan diriKu sendiri, kadangkala diri orang lain, terkadang pula Aku memperlihatkan tindakan-tindakanKu, kadang­kadang tindakan-tindakan orang lain. Seluruh ajaran-ajaranKu adalah benar dan tiada palsu".
"Alasannya adalah bahwa sang Tahtagata memahami aspek sesungguhnya perihal ketiga alam dunia tepat sebagaimana adanya. Tiada pasang ataupun surut dari kelahiran
sampai kematian, juga tiada kehidupan dalam dunia ini dan kematian di kemudian. Jiwa bukanlah berbobot (substansial) pun juga tidak kosong, bukan tetap (konsisten) pun tidak beraneka ragam, pun juga bukan seperti apa yang dipahami oleh mereka yang berada dalam ketiga alam dunia tersebut. Semua hal tersebut sang Tahtagata melihatnya dengan jelas tanpa kekeliruan".

"Umat manusia memiliki sifat yang berbeda, nafsu yang berbeda, gaya perilaku yang berbeda, pendapat dan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, dari hasratKu untuk menanamkan bibit-bibit kesadaran dalam hati mereka, Aku telah mengajarkan berbagai ajaran lewat cerita-cerita hubungan masa lampau, perumpamaan-perumpamaan dan kata-kata lainnya. Pelaksanaan yang tepat bagi seorang Buddha ini telah aku laniutkan tanpa henti-hentinya".
"Semenjak Aku mencapai kesadaran Buddha, telah berlalu suatu jangka waktu yang tak terbayangkan lamanya. Panjangnya usia jiwa Aku adalah kalpa koti yang tak terhingga. JiwaKu senantiasa berada dan tiada akan berakhir. Wahai umat yang berkeyakinan tulus, pada suatu saat Aku pun telah melaksanakan pertapaan bodhisattva dan jiwa yang telah Aku peroleh pada saat itu masih belum berakhir. JiwaKu masih akan berlangsung dua kali lipat sebanyak kalpa koti lagi dari sekarang.
Meskipun sebenarnya aku tidak pernah wafat sesungguhnya. Aku telah meramalkan kematianKu. Dengan cara­-cara inilah, sang Tahtagata mengajarkm umat manusia".
"Alasannya adalah demikian. Apabila sang Buddha berada didunia ini terlalu lama, umat manusia yang berbakat/moral rendah tidak dapat menghimpun rejeki yang dibutuhkan untuk mencapai kesadaran kebuddha-an. Serakah/tamak dengan kelima nafsu, mereka akan terjebak dalam jaringan pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat yang menyesatkan. Dengan melihat sang Tahtagata tetap hadir berada dan tidak mati di dunia ini, maka mereka akan menjadi sombong dan egois serta akan melalaikan pelaksanaan pertapaan agama Buddha-nya. Mereka tidak akan berhasil untuk menyadari betapa sulitnya untuk dapat berjumpa dengan sang Tahtagata serta tidak akan menaruh rasa hormat kepada beliau".

"Sebagai suatu kelayakan, oleh karenanya sang Tathagata berkata kepada para bhiksu dengan mengatakan," Anda sekalian harus mengetahui ada suatu hal yang jarang terjadi untuk dapat hidup pada suatu waktu ketika sang Buddha muncul di dunia ini “. Alasannya adalah bahwa sekalipun setelah suatu antara tenggang waktu dari masa tak terbatas, ratusan, ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu kalpa koti asam kheya. Beberapa manusia dari bakat yang rendah mungkin saja kebetulan melihat seorang Buddha, namun yang lainnya mungkin tidak berkesempatan. Oleh karena itu Aku memberitahukan mereka, ‘Para bhiksu, adalah jarang sekali bahwa seorang dapat melihat sang Tathagata’. Ketika umat mendengar kata-kata ini, mereka pasti menyadari betapa sulitnya dan jarangnya dapat bertemu dengan seorang Buddha dan kemudian mereka akan menanamkan sebab kesadaran ke-buddha-an di dalam hati mereka. Oleh karena itulah maka sang Tahtagata menunjukan kematian dirinya meskipun sesungguhnya beliau tidak pernah menjadi musnah".

Wahai umat yang berkeyakinan tulus, Dharma mana saja dari Buddha mana pun adalah senantiasa seperti ini. Karena sang Buddha mengungkapkan Dharma untuk menyelamatkan umat, maka semuanya itu adalah benar dan tiada satu pun yang palsu".
"Bayangkanlah seorang tabib yang terampil serta bijaksana yang dapat membuat obat untuk menyembuhkan segala penyakit. Ia mempunyai banyak anak, mungkin sepuluh, dua puluh atau bahkan seratus. Ia pergi ke suatu negeri yang jauh untuk mengurus suatu hal".

"Kemudian anak-anak meminum sejenis racun yang telah membuat mereka liar karena kesakitan, dan mereka jatuh berliuk sampai ke tanah".
"Pada saat ini sang ayah kembali kerumahnya dan menemukan anak-anaknya telah meminum racun. Beberapa anak telah kehilangan kesadarannya, sedangkan yang lainnya tidak. Melihat sang ayah mereka dari kejauhan, semuanya merasa gembira dan berlutut untuk menyambutnya, sambil berkata, ‘Betapa untungnya bahwa Anda telah kembali dengan selamat! Karena kebodohan kami telah salah meminum racun. Kami mohon kepada Anda untuk menyembuhkan kami dan biarkanlah kami hidup lebih lama l agi".
"Sang ayah setelah melihat anak-anaknya menderita seperti ini, mengikuti berbagai resep. Dengan mengumpulkan daun obat-obatan yang halus yang warnanya sempurna, sedap baunya serta sari rasanya, beliau menggilingnya, menyaring serta mencampurkan mereka menjadi satu. Dengan memberikan suatu pengobatan ini pada anak-anaknya beliau mengatakan pada mereka, Obat yang sangat manjur ini adalah berwarna sempurna, sedap baunya dan sari rasanya. Minumlah, dan kalian akan segera disembuhkan dari penderitaan-penderitaan dan akan bebas dari segala kesulitan­kesulitan".

"Anak-anak tersebut yang tidak kehilangan kesadarannya dapat melihat bahwa obat yang manjur itu adalah enak baik warna maupun harumnya, maka mereka segera meminumnya dan sama sekali sembuh dari penyakitnya. Mereka yang telah kehilangan kesadarannya sama gembiranya rnelihat ayahnya kembali serta memohon kepadanya untuk mengobati penyakitnya, tetapi ketika mereka diberikan obat tersebut, mereka menolak untuk meminumnya".
"Hal ini dikarenakan karena racun tersebut telah merembes mendalam, menyebabkan mereka kehilangan pikiran sejati mereka. Oleh karenanya mereka berpikir bahwa obat tersebut tidak akan enak meskipun warnanya menarik dan harum baunya. Maka sang ayah berpikir,’Kasihan anak-anakKu’. Racun telah merasuki jiwa mereka dan sama sekali mengacaukan pikiran mereka. Meskipun mereka gembira melihat Aku dan memohon kepada Aku untuk menyembuhkan mereka, mereka menolak untuk meminum obat manjur yang Aku berikan. Kini Aku harus menggunakan cara untuk membuat mereka meminumnya. Maka Ia mengatakan kepada mereka:’Dengarkanlah anak-anakKu. Aku kini telah tua dan lemah. JiwaKu sudah mendekati akhir. Aku tinggalkan obat manjur ini di sini untuk kalian sekarang. Kalian seyogyanya meminumnya dan janganlah khawatir bahwa kalian tidak akan sembuh’ . Dengan memberikan instruksi atau petunjuk kepada mereka, Ia pergi lagi kenegeri lain, dari sana ia mengirimkan seorang kurir kerumahnya untuk mengumumkan, ‘ayah kalian telah wafat"’.

"Mendengar bahwa sang ayah mereka telah meninggalkannya dan wafat, maka sang anak-anak telah diliputi oleh rasa duka cita dan membayangkan kembali: `Seandainya ayah kita masih hidup, ia pasti mengasihani kita dan menjaga kita, tetapi kini ia telah meninggalkan kita dan wafat di negeri yang jauh. Kita kini hanyalah yatim piatu yang tiada seorang pun dapat diandalkan’. Dalam kesedihannya yang tak habis­-habisnya, mereka akhirnya terbangun. Mereka menyadari bahwa sesungguhnya obat tersebut memiliki warna yang menarik, baunya yang harum serta rasanya yang enak, maka mereka meminumnya dan tersembuhkan dari segala akibat keracunan. Sang ayah, setelah mendengar bahwa anak-anaknya telah tersembuhkan, kembali pulang dan menjumpai mereka semua. `Kini, wahai orang-orang yang berkeyakinan tulus, apakah yang kalian pikir perihal ini? Dapatkah siapa saja mengatakan bahwa dokter mahir ini bersalah dari membohongi?’. ‘ Tidak, yang dimuliakan sedunia’. Selanjumya sang Buddha berkata : `Sama pula halnya dengan Aku. Sang waktu sesungguhnya tiada terbatas… seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, asam kheya kalpa koti … semenjak Aku mencapai jiwa ke-buddha-an. Demi umat manusia Aku telah menggunakan cara-cara yang jitu ini, memberikan perihal kewafatan Aku sendiri. Tetapi tiada seorangpun dapat dengan beralasan menuduh Aku dari membohong".

"Pada saat itu yang dimuliakan sedunia, ingin mempertegas ajaran ini sekali lagi, maka telah berkata dalam sajak. Semenjak aku mencapai ke - Buddha - an, berkalpa koti yang tak terhitung telah berlalu, seratus, seribu, sepuluh ribu, seratus ribu, asam kheya kalpa koti, Aku telah mengajarkan Dharma secara berkelangsungan, selama kalpa koti yang tak terhingga ini, dan membuat berjuta-juta yang tak terbatas, memasuki jalan menuju ke - Buddha - an".
"Aku membiarkan umat menyaksikan nirwanaKu, sebagai suatu cara untuk menyelamatkan mereka, tetapi sesungguhnya Aku tidak mati/wafat, Aku senantiasa berada di sini, mengajarkan Dharma".
"Aku senantiasa berada disini, namum karena kekuatan gaib-Ku, orang-orang yang tersesat tidak dapat melihat Aku, meskipun Aku berada di dekatnya".

"Ketika umat manusia menyaksikan kemoksyaan-Ku, mereka akan tersebarluas menghormati peninggalan-Ku, mereka semua akan memiliki pikiran-pikiran yang mendambakan dan di dalam hati mereka akan terlahir suatu pendambaan akan Aku".
"Ketika mereka menjadi simgguh-sungguh berkeyakinan, jujur dan terus terang, lembut dalam pikirannya, dengan penuh kesungguhan mendambakan melihat sang Buddha, bersedia menyerahkan jiwa raganya untuk itu, maka Aku beserta persamuan para Sangha akan muncul bersama di atas puncak Gunung Gridhrakuta".

"Lalu aku beritahukan orang-orang, bahwa Aku senantiasa berada disini, tidak pernah mati bahwa Aku pada saat-saat tertentu tampak hidup, saat-saat tertentu mati, sebagai suatu cara yang layak. Seandainya ada mereka didalam dunia-dunia lainnya yang menghortnati serta ikhlas keyakinannya, diantara mereka juga Aku mengajarkan Dharma yang terunggul".
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline sefung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 189
  • Reputasi: 4
  • ajaran ini sangat sederhana tp sulit dipahami
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #2 on: 09 August 2007, 11:12:24 PM »
Namun Anda menolak untuk memperhatikan kata-Ku, dan memaksa perihal pandangan bahwa Aku mati. Aku melihat massa umat manusia, tenggelam dalam suatu lautan bencana, dan untuk alasan itulah Aku tidak mewujudkan diriKu, membuat mereka mendambakan Aku, ketika hati mereka mulai memohon, Aku muncul segera untuk mengajarkan Dharma".

"Demikianlah kekuatan gaib-Ku. Selama asam kheya kalpa koti yang tak terhingga, Aku senantiasa berada diatas puncak Gunung Gridhakuta, dan telah hidup di berbagai negeri lainnya. Ketika umat menyaksikan akhir dari suatu kalpa, dan segalanya terbakar dalam suatu kobaran api besar, negeriKu ini, tetap aman dan tidak terganggu, serta senantiasa dipenuhi dengan para dewa dan manusia. Aula-aula dan istana-istana dalam taman serta hutan kehijauannya, dihiasi dengan segala macam permata. Pahon­-pohon yang subur menumbuhkan banyak bunga serta buahnya, dan umatya disitu berbahagia dan tenang nyaman. Para dewa menabuh tambur surgawi, membuat alunan simphoni yang tiada akhirnya. Suatu hujan dari bunga-bunga mandarava putih, menyirami sang Buddha serta umatnya. Tanah suciKu tiada dapat dihancurkan, namun manusia melihat seolah terbakar dalam api, penuh dengan kesedihan, ketakutan dan perselisihan, suatu tempat dari kesulitan-kesulitan yang tak terhingga".

"Umat manusia ini dengan berbagai kejahatannya, disebabkan oleh akibat dari perbuatan jahat mereka, bahkan tidak akan mendengar nama dari sang Tri ratna ( ketiga pusaka ), meskipun berkalpa koti berlalu".
"Tetapi mereka yang mengikuti jalan jalan yang berjasa, yang lembut, tenang dan tegas, mereka semua akan bertemu dengan Aku, disini dalam wujud manusia, mengajarkan Dharma. Pada saat-saat lainnya Aku akan mengajarkan umat ini, panjangnya usia sang tahtagata yang tak terhingga, dan kepada mereka yang bertemu dengan Aku, hanya setelah suatu waktu lama, Aku akan menerangkan betapa sulitnya untuk dapat berjumpa dengan sang Buddha sesungguhnya".
"Demikianlah kekuatan kearifan-kebijaksanaanKu, bahwasanya memberi penerangan yang jauh tak terhingga. Jiwa ini yang telah bertahan selama kalpa yang tak terhingga, aku telah memperolehnya sebagai hasil pertapaan yang lama".
"Wahai kalian umat yang bijaksana, bebaskanlah diri kalian dari segala keraguan perihal ini. Putuskanlah mereka sekaligus untuk selamanya. Kata-kata sang Buddha adalah benar, tidak palsu. Beliau bagaikan tabib yang terampil, menggunakan beberapa alat untuk menyembuhkan anak-anak beliau, yang telah keracunan/tersesat. Beliau masih hidup tapi mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah wafat, Tiada seorang pun dapat mengatakan ajaran beliau palsu. Aku adalah ayah dari dunia ini, menyelamatkan mereka yang menderita dan berduka".

"Karena kesesatan-kesesatan umat manusia biasa, Aku katakan bahwa Aku telah tiada, meskipun sesungguhnya Aku hidup, karena apabila mereka melihatKu bahwa Aku selalu ada, kesombongan serta keserakahan timbul dalam jiwa mereka. Mereka menyerahkan dirinya kepada kelima nafsu, dan jatuh ke dalam jalan yang buruk, Aku senantiasa mengetahui umat mana yang melaksanakan Dharma, dan mana yang tidak, dan sebagai jawaban kepada kebutuhan mereka demi penyelamatannya, Aku mengajarkan mereka berbagai jenis ajaran-ajaran".

"Hal ini adalah pikiranKu senantiasa, bagaimana dapat Aku membuat seluruh mahluk hidup, memperoleh jalan masuk menuju “jalan” teragung, dan cepat memperoleh kesadaran Buddha".
memuliakan agama sendiri dengan merendahkan agama yg lain, justru mencoreng agamanya sendiri

Offline Muten Roshi

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 366
  • Reputasi: 2
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Muten-R%C3%B4shi
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #3 on: 12 August 2007, 10:37:35 PM »
BAB IV
SASARAN YANG TEPAT

Pada saat itu Subhuti, Maha Katyayana, Maha Kasyapa dan Maha Maudgalyayana yang telah dilahirkan dengan kebijaksanaan, menjadi kagum serta dihinggapi perasaan gembira setelah mendengar dari Sang Buddha tentang hukum yang belum pernah diajarkan sebelumnya oleh Sang Buddha dan tentang Penerangan Agung dari Sariputra. Kemudian mereka bangkit dari tempat duduknya dan sambil mengatur pakaian, mereka menutup bahu kanan serta meletakkan lutut mereka diatas tanah mengkatupkan tangannya, membungkukkan badan dengan takzim dan memandang ke arah wajah Sang Buddha, mereka menyapa Sang Buddha dan berkata :

"Kami para ketua dari Viharawan-viharawan yang sudah tua dan sudah lanjut usia, beranggapan bahwa kami telah mencapai Nirvana sehingga tidak ada lagi yang bisa kami lakukan, oleh karenanya kami tidak mendesak untuk mencari Penerangan Agung. Sang Buddha telah lama mengkhotbahkan hukum dan selama itu pula kami duduk ditempat merasa badan kami lesu dan hanya berpikir tentang kehampaan, tentang Arupa dan yang tanpa arah. Tetapi sesuai dengan hukum-hukum Bodhisatva, contoh-contoh kegaiban, membersihkan kawasan kebuddhaan dan menyempurnakan semua mahluk, kami tidak dapat membayangkan sedikitpun adanya rasa bangga.

.....

Kemudian Maha Kasyapa yang ingin menyampaikan lagi maksud-maksud ini, menyatakan dalam syair :

"Kita pada hari ini
telah mendengar sabda Sang Buddha
dan sangat berdebar-debar dengan kegembiraan
telah memperoleh ajaran-ajaran yang belum pernah ada
Sang Buddha mengatakan bahwa kita para sravaka
Akan menjadi Buddha
Kumpulan hartanya yang tiada tara
Kita telah terima tanpa mencarinya


Seperti halnya seorang pemuda
Belum dewasa dan pelalai
Yang meninggalkan ayahnya dan pergi
Ke tanah lain yang jauh
Mengembara kian kemari dibanyak negeri
Selama 50 tahun
Ayahnya dengan penuh kekhawatiran
Mencarinya ke segala penjuru
Jemu dengan pencariannya
Ia tinggal disuatu kota
Hari ini kita mendengar sabda Sang Buddha
Dengan penuh gairah dan kegembiraan
Telah memperoleh ajaran dari Sang Buddha
Yang sebelumnya belum pernah dibabarkan

Sang Buddha telah menyatakan
Bahwa kita para sravaka akan menjadi Buddha
Kumpulan harta yang tiada ternilai banyaknya
Telah kita terima tanpa kita mencarinya
.....

Demikian pula halnya dengan kita ini
Meskipun kita mengetahui harta kekayaan
Yang berupa Hukum yang diberikan Sang Buddha
Namun tidak keinginan untuk memilikinya
Seperti halnya dengan si anak yang malang

Dengan jalan mengekang hawa nafsu
Kita merasa telah mencapai kepuasan
Masalah ini hendaknya kita selesaikan
Sehingga tiada sisa lagi untuk dikerjakan

Jika kita telah mendengar
Tentang pensucian tanah-tanah Buddha
Dan penyempurnaan mahluk-mahluk hidup
Kita tidak akan merasa bahagia
Mengapa ?

Karena kita menyukai segala-galanya
Menyukai kehampaan, menyukai kelahiran
Tanpa kematian tiada yang besar
Tiada yang kecil tanpa salah dan cela
Merenungkan semuanya ini
Tiada terasa ada kebahagiaan
Meskipun hal inilah berjalan lama

Tiada merasa iri hati atau terikat
Terhadap kebijaksanaan Sang Buddha
Atau punya hasrat keinginan untukNya
Tetapi dengan memandang Hukum ini
Kita merasa telah mencapai kesempurnaan.

Kita dalam waktu yang lama
Melaksanakan hukum kehampaan ini
Memperoleh kebebasan dari Tribuana
Menderita segala macam kesengsaraan

Tinggal di tubuh yang sempurna
Di Nirvana dimana bentuknya masih ada
Karena diperintah oleh Sang Buddha
Kita merenung dan tanpa ragu lagi
Mencapai jalan itu


Karena itu kita seharusnya
Membalas kasihNya Sang Buddha
Meskipun kita demi putra-putra Buddha
Telah berkhotbah tentang Hukum Bodhisatva
Bahwa mereka harus mencari jalan Buddha
« Last Edit: 12 August 2007, 10:55:14 PM by Dharmakara »

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #4 on: 13 August 2007, 01:24:47 AM »
"Kami para ketua dari Viharawan-viharawan yang sudah tua dan sudah lanjut usia, beranggapan bahwa kami telah mencapai Nirvana sehingga tidak ada lagi yang bisa kami lakukan, oleh karenanya kami tidak mendesak untuk mencari Penerangan Agung.
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By Giriputra Soemarsono dan Drs.Oka Diputhera- Departemen Agama Republik Indonesia)
-------
"We stand at the head of the monks and are all of us old and decrepit. We believed that we had already attained nirvana and that we were incapable of doing more, and so we never sought to attain anuttara-samyak-sambodhi.”
(Saddharmapundarika Sutra IV -Translated by Burton Watson)
-------
“Lord, we are old, aged, advanced in years; honoured as seniors in this assemblage of monks. Worn out by old age we fancy that we have attained Nirvâna; we make no efforts, O Lord, for supreme perfect enlightenment; our force and exertion are inadequate to it…….”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By H. Kern (1884))
------
“We elders of the Samgha were already old and decripit [when we heard of Anuttara-samyak-sambodhi]. We did not seek Anuttara-samyak-sambodhi because we thought that we had already attained Nirvana,….”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Kumarajiva Version - Translated By Senchu Murano)

Next ---

"Kita pada hari ini telah mendengar sabda Sang Buddha dan sangat berdebar-debar dengan kegembiraan telah memperoleh ajaran-ajaran yang belum pernah ada Sang Buddha mengatakan bahwa kita para sravaka Akan menjadi Buddha Kumpulan hartanya yang tiada tara kita telah terima tanpa mencarinya…..”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By Soothill And Kern - Departemen Agama Republik Indonesia)
------
“We today have heard the Buddha's voice teaching and we dance for joy,  having gained what we never had before.The Buddha declares that the voice-hearers will be able to attain Buddhahood.”
(Saddharmapundarika Sutra IV -Translated by Burton Watson)
------
We are stricken with wonder, amazement, and rapture at hearing a Voice; it is the lovely voice, the leader's voice, that so unexpectedly we hear to-day.
In a short moment we have acquired a great heap of precious jewels such as we were not thinking of, nor requiring.….
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By H. Kern (1884))
------
“Hearing your teaching today, we are dancing with joy. We have never had sucj joy before. You say: ‘The Sravakas will be able to become Buddhas.” We have obstained unsurpassed treasures although we did not seek them…”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Kumarajiva Version - Translated By Senchu Murano)

Next ---

“Kita dalam waktu yang lama melaksanakan hukum kehampaan ini memperoleh kebebasan dari Tribuana, menderita segala macam kesengsaraan, tinggal di tubuh yang sempurna di Nirvana dimana bentuknya masih ada (???). Karena diperintah oleh Sang Buddha, kita merenung dan tanpa ragu lagi mencapai jalan itu…
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By Giriputra Soemarsono dan Drs.Oka Diputhera- Departemen Agama Republik Indonesia)
------
“Through the long night we practiced the Law of emptiness, gaining release from the threefold world and its burden of suffering and care. We dwelt in our final existence, in the nirvana of remainder.”
(Saddharmapundarika Sutra IV -Translated by Burton Watson)
------
In this bodily existence, closing with Nirvâna, we have continually accustomed our thoughts to the void; we have been released from the evils of the triple world we were suffering from, and have accomplished the command of the Gina.”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Translated By H. Kern (1884))
------
“Having studied the truth of the Void in the long night, We emancipated ourselves from the sufferings of the triple world, attained the Nirvana-with-remainder and reached the final stage of our physical existence.”
(Saddharmapundarika Sutra IV - Kumarajiva Version - Translated By Senchu Murano)


Note:
Perhatikan dan bandingkan kata yang dicetak tebal pada masing-masing terjemahan.
Sravaka (Savaka) = voice-hearers = pendengar
Sravaka Buddha = who achieves liberation after listening to the teachings of a Sammasambuddha = mencapai Buddha karena setelah mendengar ajaran Sammasambuddha.
Nirvana-with-remainder = sa-upaadisesa-nibbaana (Pali) – adanya panca skanda
Nirvana-with-no remander = anupaadisesa-nibbaana (Pali) – tidak adanya panca skanda
 :lotus:
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #5 on: 12 June 2011, 08:53:55 PM »
mau nanya ah....yang berkaitan dg Sadharmapundarika, siapa yang bisa bantu menjelaskan pasti dpt door prize.... ;D

1. apa signifikasi Sadharmapundarika dalam tradisi Mahayana ?
2. apa keistimewaan dengan banyaknya Buddha di tradisi Mahayana ?
3. mengapa mereka lebih memuja Bodhisattva ?

***) jawaban mohon disertai kutipan Sutranya Sadharmapundarika, dilengkapi keterangan chapter berapa.thanks.

[spoiler]
Quote
Mohon jangan melebar ke lain Sutra, saya hanya membutuhkan bahasan Sutra Sadharmapundarika ini. ;D
« Last Edit: 12 June 2011, 08:57:18 PM by pannadevi »

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #6 on: 15 June 2011, 07:12:16 PM »
Samaneri saya mencoba menjawab, saya menggunakan terjemahan Lotus sutra ini:
http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/contents.htm

Yang TS kasi baru 2 bab, totalnya ada 28 Bab jadi saya ambil yang inggrisnya.

1) Saddharma Puṇḍarīka Sūtra (nama lainnya lotus sutra) ini merupakan sutra utama dan menurut sutra ini sendiri merupakan sutra paling tinggi di antara sutra2 lain.
ini kutipannya dari bab 10 Lotus sutra (Master of the Dharma):  (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus10.htm)

"Medicine King, I tell you now,
Of all the Sutras I have spoken,
The Dharma Flower is foremost."

Sutra ini terutama menjelaskan ttg upaya kausalya dan penyempurnaan parami bodhisattva, kebanyakan dalam bentuk perumpamaan.
ada perumpamaan terkenal yaitu Buddha diumpamakan sebagai tabib yang mempunyai anak2 yang keracunan namun tidak mau meminum penawar racun yang sudah dibuat tabib itu karena mereka merasa tidak sakit atau keracunan, lalu tabib itu melakukan cara2 piawai supaya mereka mau minum obat.

dikutip dari Lotus Sutra Bab 16. (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus16.htm)

"It is as if there were a good physician, wise and well versed in the medical arts and intelligent, who is skillful at healing the multitude of sicknesses. The man also has many sons ten, twenty or even a hundred. Then, called away on business, he travels to a far-off country.

"Meanwhile, the children drink some poison, which causes them to roll on the ground in delirium.

"Just then their father returns home. Because they drank the poison, some of the sons have lost their senses, while others have not. Seeing their father at a distance, they are all greatly happy. They bow to him, kneel, and inquire after him. �Welcome back in peace and safety. In our foolishness, we took some poison by mistake. We pray that you will rescue and heal us, and will restore our lives to us.�

"Seeing his children in such agony, the father consults his medical texts and then searches for fine herbs of good color, aroma, and flavor. He then grinds, sifts, and mixes them together, and gives the compound to his sons to take.

"And he says to them, �This is an excellent medicine of good, color, aroma, and flavor. Take it. Your agony will be relieved, and you will suffer no further torment.�

"Some among the children have not lost their senses. Seeing the fine medicine with its good color and aroma, they immediately take it and their sickness is completely cured.

"Although the others who have lost their senses rejoice in their father�s arrival, have inquired after his well-being, and have sought to be cured of their illnesses, they refuse to take the medicine. What is the reason? The poisonous vapors have entered them so deeply that they have lost their senses, and so they say that the medicine of good color and aroma is not good.

"The father then thinks, �How pitiful these children are! The poison has confused their minds. Although they rejoice to see me and ask me to rescue and cure them, still they refuse such good medicine as this. I should now set up an expedient device to induce them to take this medicine. �

"Immediately he says, �You should know that I am now old and weak, and my time of death has arrived. I will now leave this good medicine here for you to take. Have no worries about not recovering.� Having instructed them in this way, he then returns to the far-off country and sends a messenger back to announce, �Your father is dead.�

"When the children hear that their father is dead, their hearts are struck with grief, and they think, �If our father were here, he would be compassionate and pity us, and we would have a savior and protector. Now he has forsaken us to die in another country, leaving us orphaned, with no one to rely upon.� Constantly grieving, their minds then become awakened. They understand that the medicine has good color, aroma, and flavor. They take it immediately, and their poisonous sickness is completely cured.

"The father, hearing that his sons have been completely cured, then comes back, and they all see him.

"Good men, what do you think, could anyone say that this good physician has committed the offense of false speech?"

nah jadi sutra ini sangat penting untuk mahayana.



2) seperti yang kita ketahui di tradisi theravada, Buddha juga tidak cuma 1 Buddha Gotama, namun ada tak terhitung Buddha di masa lampau dan akan ada tak hinggal Buddha di masa depan setelah Maitreya.

di sutra lotus bab 8 (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus8.htm)
Buddha memprediksikan 500 murid akan jadi Sammasambuddha. dan akan ada banyak sekali Buddha
ini kutipannya

"The five hundred Arhats, Uruvilvakashyapa, Gayakashyapa, Nadikashyapa, Kalodayin, Udayin, Aniruddha, Revata, Kapphina, Vakula, Cunda, Svagata, and others all will attain Anuttarasamyaksambodhi, all of them with the same name Universal-Brightness."

At that time the World Honored One, wishing to restate his meaning, spoke verses, saying:

The Bhikshu Kaundinya,
Will see limitless Buddhas,
And after Asankhyeya aeons,
Will realize Equal Proper Enlightenment. "

mungkin banyaknya Buddha di sini bisa berarti, selalu akan ada orang yang ingin menolong makhluk lain mendapatkan kebahagian sejati.

3)Bodhisattva dalam sutra ini memang dianggap lebih spesial daripada savaka Buddha atau pacceka Buddha.

ada kutipannya juga di bab 2. (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus2.htm)

"Furthermore, Shariputra, it should be known that those Bhikshus and Bhikshunis who claim to have attained Arhatship and to dwell in their final bodies before ultimate Nirvana, but who do not further resolve to seek Anuttarasamyaksambodhi, are people of overweening pride. Why is this? It is impossible that any Bhikshu who had actually attained Arhatship should not believe this Dharma, except in the case when the Buddha has passed into extinction and no Buddha is in existence. Why is this? After the Buddha has passed into extinction, those who accept, uphold, read, recite, and understand the meaning of Sutras such as this will be hard to find. If they encounter other Buddhas, they will then obtain thorough understanding of this Dharma."

kata Buddha, jangan merasa puas sudah sampai arhat karena masih ada cita2 yang lebih besar yang bisa dicapai yaitu anuttara samyaksambodhi

Uniknya memuja Bodhisattva seperti yang dilakukan sekarang di klenteng dan tempat lain terutama Mak Kwan Im
ada sumbernya di sutra ini yaitu di bab 25 (The Universal Door of Guanshi yin Bodhisattva)
di bab ini diceritakan yang melafal nama Guan Shi Yin dengan tulus ketika tenggelam, masuk ke api, kena badai dsb
akan ditolong oleh Mak Kwan Im.

http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus25.htm


Nah bab 25 ini di vihara  mahayana di kota saya di buatkan plakat di samping tiap perwujudan Mak Kwan Im, seperti Mak Kwan Im lagi naik naga, Mak Kwan Im duduk di atas batu karang, dll

Bab 25 ini sangat terkenal.


« Last Edit: 15 June 2011, 07:21:21 PM by Mahadeva »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #7 on: 16 June 2011, 09:13:20 AM »
Samaneri saya mencoba menjawab, saya menggunakan terjemahan Lotus sutra ini:
http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/contents.htm

Yang TS kasi baru 2 bab, totalnya ada 28 Bab jadi saya ambil yang inggrisnya.

1) Saddharma Puṇḍarīka Sūtra (nama lainnya lotus sutra) ini merupakan sutra utama dan menurut sutra ini sendiri merupakan sutra paling tinggi di antara sutra2 lain.
ini kutipannya dari bab 10 Lotus sutra (Master of the Dharma):  (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus10.htm)

"Medicine King, I tell you now,
Of all the Sutras I have spoken,
The Dharma Flower is foremost."

Sutra ini terutama menjelaskan ttg upaya kausalya dan penyempurnaan parami bodhisattva, kebanyakan dalam bentuk perumpamaan.
ada perumpamaan terkenal yaitu Buddha diumpamakan sebagai tabib yang mempunyai anak2 yang keracunan namun tidak mau meminum penawar racun yang sudah dibuat tabib itu karena mereka merasa tidak sakit atau keracunan, lalu tabib itu melakukan cara2 piawai supaya mereka mau minum obat.

dikutip dari Lotus Sutra Bab 16. (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus16.htm)

"It is as if there were a good physician, wise and well versed in the medical arts and intelligent, who is skillful at healing the multitude of sicknesses. The man also has many sons ten, twenty or even a hundred. Then, called away on business, he travels to a far-off country.

"Meanwhile, the children drink some poison, which causes them to roll on the ground in delirium.

"Just then their father returns home. Because they drank the poison, some of the sons have lost their senses, while others have not. Seeing their father at a distance, they are all greatly happy. They bow to him, kneel, and inquire after him. �Welcome back in peace and safety. In our foolishness, we took some poison by mistake. We pray that you will rescue and heal us, and will restore our lives to us.�

"Seeing his children in such agony, the father consults his medical texts and then searches for fine herbs of good color, aroma, and flavor. He then grinds, sifts, and mixes them together, and gives the compound to his sons to take.

"And he says to them, �This is an excellent medicine of good, color, aroma, and flavor. Take it. Your agony will be relieved, and you will suffer no further torment.�

"Some among the children have not lost their senses. Seeing the fine medicine with its good color and aroma, they immediately take it and their sickness is completely cured.

"Although the others who have lost their senses rejoice in their father�s arrival, have inquired after his well-being, and have sought to be cured of their illnesses, they refuse to take the medicine. What is the reason? The poisonous vapors have entered them so deeply that they have lost their senses, and so they say that the medicine of good color and aroma is not good.

"The father then thinks, �How pitiful these children are! The poison has confused their minds. Although they rejoice to see me and ask me to rescue and cure them, still they refuse such good medicine as this. I should now set up an expedient device to induce them to take this medicine. �

"Immediately he says, �You should know that I am now old and weak, and my time of death has arrived. I will now leave this good medicine here for you to take. Have no worries about not recovering.� Having instructed them in this way, he then returns to the far-off country and sends a messenger back to announce, �Your father is dead.�

"When the children hear that their father is dead, their hearts are struck with grief, and they think, �If our father were here, he would be compassionate and pity us, and we would have a savior and protector. Now he has forsaken us to die in another country, leaving us orphaned, with no one to rely upon.� Constantly grieving, their minds then become awakened. They understand that the medicine has good color, aroma, and flavor. They take it immediately, and their poisonous sickness is completely cured.

"The father, hearing that his sons have been completely cured, then comes back, and they all see him.

"Good men, what do you think, could anyone say that this good physician has committed the offense of false speech?"

nah jadi sutra ini sangat penting untuk mahayana.



2) seperti yang kita ketahui di tradisi theravada, Buddha juga tidak cuma 1 Buddha Gotama, namun ada tak terhitung Buddha di masa lampau dan akan ada tak hinggal Buddha di masa depan setelah Maitreya.

di sutra lotus bab 8 (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus8.htm)
Buddha memprediksikan 500 murid akan jadi Sammasambuddha. dan akan ada banyak sekali Buddha
ini kutipannya

"The five hundred Arhats, Uruvilvakashyapa, Gayakashyapa, Nadikashyapa, Kalodayin, Udayin, Aniruddha, Revata, Kapphina, Vakula, Cunda, Svagata, and others all will attain Anuttarasamyaksambodhi, all of them with the same name Universal-Brightness."

At that time the World Honored One, wishing to restate his meaning, spoke verses, saying:

The Bhikshu Kaundinya,
Will see limitless Buddhas,
And after Asankhyeya aeons,
Will realize Equal Proper Enlightenment. "

mungkin banyaknya Buddha di sini bisa berarti, selalu akan ada orang yang ingin menolong makhluk lain mendapatkan kebahagian sejati.

3)Bodhisattva dalam sutra ini memang dianggap lebih spesial daripada savaka Buddha atau pacceka Buddha.

ada kutipannya juga di bab 2. (http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus2.htm)

"Furthermore, Shariputra, it should be known that those Bhikshus and Bhikshunis who claim to have attained Arhatship and to dwell in their final bodies before ultimate Nirvana, but who do not further resolve to seek Anuttarasamyaksambodhi, are people of overweening pride. Why is this? It is impossible that any Bhikshu who had actually attained Arhatship should not believe this Dharma, except in the case when the Buddha has passed into extinction and no Buddha is in existence. Why is this? After the Buddha has passed into extinction, those who accept, uphold, read, recite, and understand the meaning of Sutras such as this will be hard to find. If they encounter other Buddhas, they will then obtain thorough understanding of this Dharma."

kata Buddha, jangan merasa puas sudah sampai arhat karena masih ada cita2 yang lebih besar yang bisa dicapai yaitu anuttara samyaksambodhi

Uniknya memuja Bodhisattva seperti yang dilakukan sekarang di klenteng dan tempat lain terutama Mak Kwan Im
ada sumbernya di sutra ini yaitu di bab 25 (The Universal Door of Guanshi yin Bodhisattva)
di bab ini diceritakan yang melafal nama Guan Shi Yin dengan tulus ketika tenggelam, masuk ke api, kena badai dsb
akan ditolong oleh Mak Kwan Im.

http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus25.htm


Nah bab 25 ini di vihara  mahayana di kota saya di buatkan plakat di samping tiap perwujudan Mak Kwan Im, seperti Mak Kwan Im lagi naik naga, Mak Kwan Im duduk di atas batu karang, dll

Bab 25 ini sangat terkenal.


ini dia...thanks banget bro....buku Lotus Sutra saya entah kemana, menghilang, sy udah bongkar2 lemari buku sy tetap ga ketemu, langsung terbantu dg link lotus sutranya...sbg terima kasih door prize udah meluncur.

thanks banget udah dibantu point2 yg sy butuhkan, ini ada tambahan lagi nih, lalu dari sutra ini mana yg menyatakan point terpenting yg membuat Mahayana menjadi bersatu di seluruh dunia....

mettacittena,

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #8 on: 16 June 2011, 07:36:52 PM »
Samaneri

dari chapter 2 Lotus Sutra, sutra ini menekankan untuk semuanya bersatu ke  mahayana. Karena menurut sutra ini juga semua cara dan jalan yang diajarkan para Buddha sesungguhnya adalah mahayana dan tidak ada kendaraan lain.

(http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus2.htm)

Spoiler: ShowHide
Now all of you assembled here,
Should cast your doubts aside.
The speech of all Buddhas is the same:
There is only One Vehicle, not two.


kecuali karena upaya kausalya

menurut sutra ini sesungguhnya Buddha ingin mengajarkan hanya 1 kendaraan yaitu bodhisattva namun karena upaya kausalya supaya makhluk dengan berbagai latar belakang bisa menerima dulu ajaran Buddha maka Buddha juga mengajarkan 2 kendaraan lain yang pada akhirnya setelah mereka siap, mereka bisa menempuh jalur bodhisattva.

Spoiler: ShowHide
They use the power of expedients
To demonstrate the various paths,
In reality, for the sake of the Buddha Vehicle.
Knowing the conduct of living beings,
The thoughts deep within their minds,
Their habitual actions in the past,
The nature of their desire, the power of their vigor,
and their faculties, keen or dull,
They employ various causes and conditions,
Analogies and verbal expressions,
To teach them the appropriate expedients.



Spoiler: ShowHide
I have established these expedients
To cause them to enter the Buddha�s wisdom.
Never did I say, "All of you
Will realize the Buddha Way."
I did not say as much because
The time to speak had not yet come.
The time, now, is exactly right,
To speak the Great Vehicle.
The nine divisions of my Dharma,
Are spoken to accord with living beings;
Intending to lead them into the Great Vehicle,


ini ada juga:

Spoiler: ShowHide
"Shariputra, all of you should, with one heart, believe, understand, accept and uphold the speech of the Buddha, for in the words of all the Buddhas there is nothing vain or false. There are no other vehicles; there is only the One Buddha Vehicle."



Lotus sutra merupakan salah satu sutra yang pertama kali menggunakan istilah mahayana.

Jadi dalam mahayana ada berbagai macam aliran dan cara masing-masing di dunia ini, semuanya memang harus bersatu dalam hal menjadi bodhisattva. Karena point ini memang point penting kendaraan ini yang membedakan dengan kendaraan lain.

bahasan mengenai kendaraan ini dan kendaraan lain banyak dibahas di chapter 2 ini. Jadi Buddha mengajarkan kendaraan lain sebagai upaya kausalya. Tapi tetap menurut sutra ini bodhisattva yana merupakan yang terbaik.


nb: terimakasih Samaneri doorprizenya, saya belum bisa balas soalnya belum 1000 post.. ;D


« Last Edit: 16 June 2011, 07:39:52 PM by Mahadeva »

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #9 on: 16 June 2011, 09:21:43 PM »
Samaneri

dari chapter 2 Lotus Sutra, sutra ini menekankan untuk semuanya bersatu ke  mahayana. Karena menurut sutra ini juga semua cara dan jalan yang diajarkan para Buddha sesungguhnya adalah mahayana dan tidak ada kendaraan lain.

(http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus2.htm)

Spoiler: ShowHide
Now all of you assembled here,
Should cast your doubts aside.
The speech of all Buddhas is the same:
There is only One Vehicle, not two.


kecuali karena upaya kausalya

menurut sutra ini sesungguhnya Buddha ingin mengajarkan hanya 1 kendaraan yaitu bodhisattva namun karena upaya kausalya supaya makhluk dengan berbagai latar belakang bisa menerima dulu ajaran Buddha maka Buddha juga mengajarkan 2 kendaraan lain yang pada akhirnya setelah mereka siap, mereka bisa menempuh jalur bodhisattva.

Spoiler: ShowHide
They use the power of expedients
To demonstrate the various paths,
In reality, for the sake of the Buddha Vehicle.
Knowing the conduct of living beings,
The thoughts deep within their minds,
Their habitual actions in the past,
The nature of their desire, the power of their vigor,
and their faculties, keen or dull,
They employ various causes and conditions,
Analogies and verbal expressions,
To teach them the appropriate expedients.



Spoiler: ShowHide
I have established these expedients
To cause them to enter the Buddha�s wisdom.
Never did I say, "All of you
Will realize the Buddha Way."
I did not say as much because
The time to speak had not yet come.
The time, now, is exactly right,
To speak the Great Vehicle.
The nine divisions of my Dharma,
Are spoken to accord with living beings;
Intending to lead them into the Great Vehicle,


ini ada juga:

Spoiler: ShowHide
"Shariputra, all of you should, with one heart, believe, understand, accept and uphold the speech of the Buddha, for in the words of all the Buddhas there is nothing vain or false. There are no other vehicles; there is only the One Buddha Vehicle."



Lotus sutra merupakan salah satu sutra yang pertama kali menggunakan istilah mahayana.

Jadi dalam mahayana ada berbagai macam aliran dan cara masing-masing di dunia ini, semuanya memang harus bersatu dalam hal menjadi bodhisattva. Karena point ini memang point penting kendaraan ini yang membedakan dengan kendaraan lain.

bahasan mengenai kendaraan ini dan kendaraan lain banyak dibahas di chapter 2 ini. Jadi Buddha mengajarkan kendaraan lain sebagai upaya kausalya. Tapi tetap menurut sutra ini bodhisattva yana merupakan yang terbaik.


nb: terimakasih Samaneri doorprizenya, saya belum bisa balas soalnya belum 1000 post.. ;D


lho sy malah yg dibantu ya sy terima kasih bro, kok malah bro terima kasih ke sy krn dpt door prize....sy khan udah dibantu bro ngerjakan tugas saya....ini bener2 sangat membantu sy, krn untuk baca sutra ini belum apa2 udah puyeng sendiri 28 chapter sihhh  ;D....walau mau ga mau harus baca juga...tp klo dah dpt point2 pentingnya tinggal nyari chapter2 penting aja, ntar yg tiap chapter tinggal dibaca sekilas utk dibuatkan sekilas ringkasannya. tapi haduhh...ampun dah panjang banget sutra ini... ;D

jadi justru dlm sutra ini ya istilah Mahayana dikenalkan....juga di Sutra ini pula yg diharuskan Mahayana bersatu...nahh udah kejawab nih tugas sy...ntar kalo ada pertanyaan lagi nanya lagi ya bro...

oya, punya yg versi sanskritnya ga? linknya donk bro....(**GRP buat bulan depan.... ;D). thanks banget ya bro udah bantu saya.

mettacittena,
« Last Edit: 16 June 2011, 09:25:56 PM by pannadevi »

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #10 on: 16 June 2011, 10:39:38 PM »
Iya Samaneri kalau lagi sempat, sutra ini menarik juga kalau dibaca semua..hehe

susah mendapat bahasa sanskritnya tapi ini saya ketemu 1 bab yaitu bab 16
(http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus16.htm)

ini bahasa romanisasi devanagarinya

http://www.saddharmapundarika.com/?p=131


nanti kalau saya ketemu yang full saya post, (susah mungkin..he3)

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #11 on: 17 June 2011, 09:52:16 AM »
Iya Samaneri kalau lagi sempat, sutra ini menarik juga kalau dibaca semua..hehe

susah mendapat bahasa sanskritnya tapi ini saya ketemu 1 bab yaitu bab 16
(http://www.buddhistdoor.com/oldweb/resources/sutras/lotus/sources/lotus16.htm)

ini bahasa romanisasi devanagarinya

http://www.saddharmapundarika.com/?p=131

nanti kalau saya ketemu yang full saya post, (susah mungkin..he3)

wahhh....hebatt...bro bisa dapatin....thanks banget ya....

karena kalo mengerjakan tugas, maka setiap referensi kita musti mencantumkan, kalo dari Pali sutta maka kalimat dlm pali itu kita cantumkan kemudian translation inggrisnya. nah jadi yg Lotus Sutra ini khan mau ga mau nyari sanskritnya, kalo ga bisa ketemu ya gpp bro...memang sulit kok mempelajari Mahayana, lebih mudah mempelajari Pali Sutta dan banyak sekali tersedia datanya sehingga tidak menemui kesulitan dlm mengumpulkan data2nya.

itulah manfaatnya saya belajar bersama kalian di DC, karena banyak sekali saya mendapatkan hal2 yg saya perlukan dlm mempelajari dhamma disini. saya memetik manfaat yg sangat besar sekali di DC ini.

semoga DC makin maju dan sukses dalam membantu menyebarkan Buddha Dhamma di bumi pertiwi tercinta.sadhu.

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #12 on: 17 June 2011, 01:36:58 PM »
Samaneri

senang bisa membantu. saya juga malah mendapat kesempatan membaca beberapa sutra yang belum pernah saya baca.

Samaneri saya barusan malah ketemu lengkap saddharmapundarikasutram dalam sanskrit lengkap. (jadi bisa dibuat referensi)



note: kalau dalam link bahasa sanskrit ini, urutan babnya selisih 1 dengan sumber yang saya cantumkan sebelumnya, misal bab 16 di sumber sebelumnya kalau di sumber bahasa sanskrit ini menjadi, bab 15.

dan dalam bahasa Indonesia lengkap




Kalau di Lotus Sutra memang tidak ada kisah Mak Kwan Im masuk avici, tapi yang ada, kalau melafal nama Mak Kwan Im maka seseorang yang lagi kesusahan bisa ditolong Mak Kwan Im, bab 25 Lotus sutra ini menjadi landasan kegiatan melafal nama Mak Kwan Im.



nah Bab 25 ini begitu terkenalnya sampai dibuat kartun juga, di bab 25 ini dikatakan Mak Kwan Im bisa menolong orang dengan berbagai macam perwujudan sesuai kebutuhan, bisa jadi Dewa Siva, bisa jadi Dewa Sakka, bisa jadi upasaka dsb..



untuk melihat animasi lain yang berdasar bab 25 Lotus Sutra bisa langsung ke link uploader video itu dengan cara watch on youtube.

atau untuk link resmi kartun ini bisa ke:



semoga tugas dan studi Samaneri bisa sukses dan lancar2.

saya juga merasa senang bisa menemukan Forum DC, tempat untuk belajar dhamma dengan enak dan lengkap.   ;D










« Last Edit: 17 June 2011, 01:52:32 PM by Mahadeva »

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #13 on: 17 June 2011, 02:36:22 PM »
ralat (mau modify sudah telat), ternyata sumber bahasa sanskrit dengan sumber terjemahan lain tidak selalu selisih satu bab karena ada beberapa yang sama memang, ada yang memang beda karena tergantung penerjemah juga, ada yang memasukan dharani sebagai bab tersendiri. jadi untuk amannya lebih baik diperiksa lagi judul babnya saat akan membandingkan sumber sanskrit dengan terjemahan. thx


Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Bab Ii Dan Bab Xvi Sadharmapundarika Suter
« Reply #14 on: 17 June 2011, 06:00:56 PM »
Samaneri

senang bisa membantu. saya juga malah mendapat kesempatan membaca beberapa sutra yang belum pernah saya baca.

Samaneri saya barusan malah ketemu lengkap saddharmapundarikasutram dalam sanskrit lengkap. (jadi bisa dibuat referensi)



note: kalau dalam link bahasa sanskrit ini, urutan babnya selisih 1 dengan sumber yang saya cantumkan sebelumnya, misal bab 16 di sumber sebelumnya kalau di sumber bahasa sanskrit ini menjadi, bab 15.

dan dalam bahasa Indonesia lengkap




Kalau di Lotus Sutra memang tidak ada kisah Mak Kwan Im masuk avici, tapi yang ada, kalau melafal nama Mak Kwan Im maka seseorang yang lagi kesusahan bisa ditolong Mak Kwan Im, bab 25 Lotus sutra ini menjadi landasan kegiatan melafal nama Mak Kwan Im.



nah Bab 25 ini begitu terkenalnya sampai dibuat kartun juga, di bab 25 ini dikatakan Mak Kwan Im bisa menolong orang dengan berbagai macam perwujudan sesuai kebutuhan, bisa jadi Dewa Siva, bisa jadi Dewa Sakka, bisa jadi upasaka dsb..



untuk melihat animasi lain yang berdasar bab 25 Lotus Sutra bisa langsung ke link uploader video itu dengan cara watch on youtube.

atau untuk link resmi kartun ini bisa ke:



semoga tugas dan studi Samaneri bisa sukses dan lancar2.

saya juga merasa senang bisa menemukan Forum DC, tempat untuk belajar dhamma dengan enak dan lengkap.   ;D


 :jempol: :jempol:

salut dahhh....cepet banget nemuin nya....thanks ya bro....sekarang tinggal pekerjaan mempelajari dan berkutat dg ringkasan yg amat panjangggg sekali...duuhhh .... napa ini sutra kok panjang amir.... ::)

ralat (mau modify sudah telat), ternyata sumber bahasa sanskrit dengan sumber terjemahan lain tidak selalu selisih satu bab karena ada beberapa yang sama memang, ada yang memang beda karena tergantung penerjemah juga, ada yang memasukan dharani sebagai bab tersendiri. jadi untuk amannya lebih baik diperiksa lagi judul babnya saat akan membandingkan sumber sanskrit dengan terjemahan. thx


iya bro, gpp. saya akan cek satu2, kenapa selisih beda 1 chapter, kalo tadi secara sekilas saya buka satu persatu antara sanskrit ama translation inggrisnya kelihatannya yg beda di chapter 12. coba bro buka yg chapter 12 bhs inggrisnya ama sanskrit, beda banget khan isinya. dan translationnya juga kelihatannya ngacak, mulai bab 15-18 ngacak ga persis, jadi musti hati2 bacanya. harus bener2 dicocokkan dulu. btw..thank uuu banget ya bro...

mettacittena,