//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !  (Read 3850 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Wi Tjong

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 40
  • Reputasi: 7
Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« on: 03 June 2008, 10:10:25 AM »
Belakangan ini, ketika berhubungan dengan orang-orang dalam sebuah komunitas, tidak lupa mereka menyinggung nama seseorang yang punya karakter unik disana. Ada yang mengirim saya via sms, ada yang kirim email, ada yang mengatakannya langsung dan saya juga membalasnya. Entah pagi, entah malam, dimanapun itu, seolah-olah nama itu disebut-sebut terus.

Kalau dipikir-pikir, itu sama saja dengan orang yang lagi jatuh cinta.  Sebab, dimanapun kita berada, pikiran penasaran itu selalu muncul terus. "Kok ada ya orang yang begitu ?", "Bagaimana bisa jadi contoh yang baik kalau tidak tahu etika ?", "Mengapa dia suka memelintir fakta ? Apakah kemampuan pemahamannya memang cuma segitu ?" dsb . Meskipun di mulut mengatakan tidak suka, perasaan yang muncul pun tidak enak, sepertinya benci dan tidak ingin berkumpul dengan orang demikian, tetapi faktanya ? kemana pun kita pergi, bayangan orang yang dibenci itu selalu dibawa-bawa.

Apa tidak sama dengan yang lagi jatuh cinta ? Seperti lagunya Maia yang sedang populer itu, "Aku mau makan, ingat kamu.. Aku mau tidur, ingat kamu ...".

Sesungguhnya selalu ada manfaat yang bisa kita ambil dari setiap fenomena yang terjadi disekeliling kita. Dan mari coba kita menarik beberapa manfaat dari contoh kasus diatas. Paling tidak, kita bisa memperhatikan "Apa sesungguhnya yg sedang terjadi dalam batin kita masing-masing"  dan "Bagaimana kita harus menyikapinya ?"
 
Kalau ada barang-barang usang, tidak berharga, tidak ingin dipakai atau tidak disukai lagi dirumah, kita selalu tahu cara melupakannya. Entah dengan membuangnya ke tong sampah, memberikannya kepada orang lain ataupun meyelipkannya dipojok ruangan sehingga tidak terlihat lagi. Tidak akan kita letakan dibarisan paling depan dalam ruangan, membawa-bawanya kemana-mana, menyimpannya didompet atau saku dsb. Tetapi tentu tidak hanya itu cara "menyingkirkan" barang-barang tersebut. Ada yang mengubahnya menjadi barang lain yang lebih bagus dan bermanfaat, tetapi itu sangat tergantung pada kadar kreatifitas dan kebijaksanaan yang dimiliki orang tersebut.
 
Demikian pula dengan sampah-sampah pikiran yang tidak bermanfaat dan tidak disukai. Ada yang menghindarinya atau berusaha melupakannya dengan membuang jauh-jauh ke tempat sampah. Tetapi ada juga orang yang mampu memanfaatkannya menjadi bahan untuk berlatih demi kemajuan batin. Yang kasihan memang adalah kita yang tahu itu sampah tetapi tidak tahu bagaimana melepaskan diri darinya apalagi memanfaatkannya. Kemudian terbawa kemana-mana dan menjadi beban terus menerus.
 
Dari apa yang saya ketahui, batin sesungguhnya tidak mampu membedakan mana yang "baik" dan mana yang "tidak baik", mana yang "bermanfaat" dan mana yg "tidak bermanfaat" dsb. Batin hanya mencengkeram atau memeluk objek erat-erat dengan daya sebesar kadar kemelekatan ataupun penolakan. Semakin besar kemelekatan dan penolakan maka semakin kuatlah cengkeraman batin sehingga semakin jelas dan semakin sering objek itu dimunculkan oleh pikiran.
 
Kalau kemudian objek itu secara tidak sadar menjadi pemikiran, maka akan semakin besar, semakin lama bertahan dan semakin "betah" pula objek yang tidak disukai itu hadir. Seberapa lama objek itu dipelihara dengan diberi makanan yg disebut pikiran, maka selama itu pulalah penderitaan itu bersama kita. Batin sesungguhnya kurang bersahabat dan kurang perduli dengan apapun yang kita alami. Batin hanya bekerja sesuai hukum alam. Dia membahagiakan ataupun menghajar siapapun yang tidak mampu mengendalikannya.
 
Cobalah berjalan dan lihatlah berapa banyak objek disekelililng kita. Berapa banyak yang tidak kita sadari telah menjadi pikiran atau berapa banyak objek yang terlihat lalu menjadi "makanan" (baca: objek) bagi pikiran ? Mungkin saat itu kita juga melihat pohon, batu, meja, kursi, baju, orang, anak kecil, permen, pen, sepatu, topi, rumah, jalan, pasir atau apa saja. Namun yang menjadi pikiran mungkin adalah permen !

Lalu mengapa dari sekian banyak objek yg masuk melalui "pintu" mata, yang terpilih adalah permen ? Padahal kita tidak merasa memilihnya apalagi kalau ingat permen itu saya ingat pengalaman masa lampau yang membuat perasaan jadi sangat tidak nyaman. Mengapa pohon, batu, meja, kursi dan objek lainnya banyak yang seolah tidak pernah terlihat dan terlewatkan begitu saja ? Itu karena ketertarikan / kemelekatan dan kecenderungan batin kita bereaksi dan tanpa disadari.
 
Seandainya pada saat kemunculan objek pikiran seperti permen tadi diketahui dan hanya diamati saja. Maka pada saat itu pikiran tidak akan bergulir dan lenyaplah objek pikiran tersebut begitu saja. Tidak ada fenomena apapun yang akan berlanjut semakin besar kemudian. Demikian pula objek pikiran lain, termasuk fenomena yang sedang kita bicarakan. Tidak akan menjadi pemikiran kalau kemunculannya sebagai objek pikiran mampu diketahui. Dan tidak ada proses pikiran yang menjadi bola salju penderitaan yang bergulir semakin dan semakin membesar.
 
Sayangnya, selalu saja kita tidak cukup sabar untuk benar-benar berhenti dan sungguh-sungguh berdiam diri melihat kedalam apa yang sesungguhnya sedang terjadi. Kebiasaan yang sudah tidak terhitung lamanya dan entah sudah dimulai sejak kapan itu adalah mencari faktor penyebab di luar diri. Dalam kekacauan pikiran yang tidak pernah hening sedetikpun itu, kita sesungguhnya hanya mampu melihat kulit dari realita. Dan dalam gambaran pikiran yang tidak jernih itu yang terlihat hanyalah persepsi dari pikiran sendiri. Sehingga kalau tidak suka, maka objek yang terlihat hampir semua adalah negatif. Kalau suka, selalu saja ada alasan untuk menerimanya. Sesungguhnya kita tidak melihat dengan mata tetapi dengan kecenderungan pikiran masing-masing !

Itulah sebab munculnya penderitaan yaitu melekat ataupun menolak kenyataan. Seperti contoh pengalaman diatas, kita mengalami penderitaan saat  menolak fenomena yang sedang terjadi. Pikiran berandai-andai dan berharap-harap kondisi berubah sesuai yang diinginkannya. Disisi lain kemelekatan juga ikut "bermain" sehingga kita menjadi tersinggung karena sesuatu yang kita cintai dikritik atau dicela secara tidak bertanggungjawab. Sesungguhnya itu adalah pelajaran yang nyata dan bahan latihan yang jauh lebih bermanfaat daripada teori seperti tulisan ini.
 
Kalau begitu, ayo sekarang mari kita langsung praktekan saja. Mari berlatih bersama-sama, amati bagaimana batin kita bereaksi dikemudian hari.  Perhatiakan pula bagaimana perkembangannya dari hari ke hari. Apakah kemelekatan dan penolakan kita semakin berkurang atau justru bertambah ? Kalau kedua hal itu berkurang, seharus semakin bahagialah hidup kita. Tapi jangan percaya begitu saja, buktikanlah sendiri !

Semoga ada yang memperoleh kemajuan, meskipun hanya satu orang....


Wi Tjong

Offline Effendy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
Re: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« Reply #1 on: 04 June 2008, 11:03:17 PM »
Hidup ini adalah Pelajaran, maka Belajarlah dari Kehidupan

Hidup ini adalah Belajar, maka belajarlah dari kehidupan

Offline Wen Wen

  • Teman
  • **
  • Posts: 60
  • Reputasi: -30
Re: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« Reply #2 on: 18 June 2008, 10:05:33 AM »
persetan dengan cinta

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« Reply #3 on: 18 June 2008, 10:17:40 AM »
 [at] atas, korban yah ?
There is no place like 127.0.0.1

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« Reply #4 on: 18 June 2008, 10:32:32 AM »
Pernah patah hati tuh  =))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline kiman

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 348
  • Reputasi: 13
  • Gender: Female
  • HUM !
Re: Mirip Dengan Yang Lagi Jatuh Cinta !
« Reply #5 on: 19 June 2008, 02:14:29 PM »
wkwkwkwkkwkw...
U CAN GET DHARMA WITHOUT MONEY

 

anything