//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta  (Read 80302 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #45 on: 26 August 2008, 10:25:55 PM »
Quote
Perlu saya kemukakan bahwa pendekatan MMD ini saya pelajari dari J
Krishnamurti, yang menurut hemat saya adalah seorang yang telah mencapai
pencerahan & pembebasan sempurna
dalam hidupnya di abad ke-20 lalu

haa... ? ? ?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #46 on: 26 August 2008, 10:44:32 PM »
cek aja bos disini http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html

memang kayaknya "konsep" anatta itu yang sebenarnya terdapat di dalam anattalakkhana sutta itu sendiri. Apakah bisa disingkat menjadi anatta = tanpa "aku" / tanpa diri ?

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #47 on: 26 August 2008, 10:50:18 PM »
dari judulnya kan udah ada.

Anatta-lakkhana Sutta
Khotbah tentang Karakteristik Bukan-Diri
There is no place like 127.0.0.1

Offline HokBen

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.525
  • Reputasi: 100
  • Gender: Male
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #48 on: 27 August 2008, 12:24:08 AM »
Sory saya sangat meragukan bahwa J krishnamurti telah mencapai pembebasan sempurna. Karena dari apa yg pernah saya baca beliau terlibat perselingkuhan dan aborsi(mudah-mudahan salah  :) ). Arahat dan Buddha tidak pernah melakukan hal demikian dalam kehidupan Ariyanya.

Persepsi bisa berbeda karena asumsi berbeda. ... Di dalam Theravada yang puritan, seks dan pencerahan tidak kompatibel. ... Di dalam Mahayana lain lagi: ada sumpah Bodhisattva yang menyatakan, bahwa seorang Bodhisattva bersedia MELANGGAR SILA demi cinta kasih. ... Di dalam Vajrayana, lain lagi: seks malah menjadi instrumen bagi tercapainya pencerahan.

http://fwbo.org/articles/tantric_sex.html

Quote
To conclude, within the Vajrayana, sex - as most of us understand and experience it - is not part of the path to Enlightenment at all. Sexual language within the Vajrayana is strictly metaphorical, strictly symbolic: not to be taken literally. Indeed, if taken literally, some Vajrayana writings will not lead us to Enlightenment, but will sink us more deeply in the mire of greed, hatred, and delusion.

Referensi tulisan di link tersebut adalah :

References

1.Thinley Norbu, The Small Golden Key, p.24
2. Stephan Beyer, The Buddhist Experience, p. 258
3. Herbert V. Guenther, The Life' and Teaching of Naropa, pp. 161-162
4. Ven. Sangharaks**ta, 'Masculinity' and 'Femininity' in the Spiritual Life, p.24

"The Small Golden Key" ditulis oleh HH Dungse Thinley Norbu Rinpoche, pengetahuan Beliau mengenai Vajrayana tampaknya cukup dalam, karena dari profile Beliau di wikipedia, tercatat sebagai "a pre-eminent teacher of the Nyingma lineage of Tibetan Buddhism and he is patron of the Vajrayana Foundation".

Untuk "'Masculinity' and 'Femininity' in the Spiritual Life" bisa dilihat di http://www.dharmachakra.com/talks/details?num=69



Posting buat bahan referensi aja, kalo mau dibahas silahkan buka thread http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=219.0.

Selanjutnya silahkan kembali ke topik:
"Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta"
« Last Edit: 27 August 2008, 12:48:21 AM by HokBen »

Offline Semit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 172
  • Reputasi: 30
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #49 on: 27 August 2008, 03:09:46 AM »
Sory saya sangat meragukan bahwa J krishnamurti telah mencapai pembebasan sempurna. Karena dari apa yg pernah saya baca beliau terlibat perselingkuhan dan aborsi(mudah-mudahan salah  :) ). Arahat dan Buddha tidak pernah melakukan hal demikian dalam kehidupan Ariyanya.

Persepsi bisa berbeda karena asumsi berbeda. ... Di dalam Theravada yang puritan, seks dan pencerahan tidak kompatibel. ... Di dalam Mahayana lain lagi: ada sumpah Bodhisattva yang menyatakan, bahwa seorang Bodhisattva bersedia MELANGGAR SILA demi cinta kasih. ... Di dalam Vajrayana, lain lagi: seks malah menjadi instrumen bagi tercapainya pencerahan.

http://fwbo.org/articles/tantric_sex.html

Quote
To conclude, within the Vajrayana, sex - as most of us understand and experience it - is not part of the path to Enlightenment at all. Sexual language within the Vajrayana is strictly metaphorical, strictly symbolic: not to be taken literally. Indeed, if taken literally, some Vajrayana writings will not lead us to Enlightenment, but will sink us more deeply in the mire of greed, hatred, and delusion.

Referensi tulisan di link tersebut adalah :

References

1.Thinley Norbu, The Small Golden Key, p.24
2. Stephan Beyer, The Buddhist Experience, p. 258
3. Herbert V. Guenther, The Life' and Teaching of Naropa, pp. 161-162
4. Ven. Sangharaks**ta, 'Masculinity' and 'Femininity' in the Spiritual Life, p.24

"The Small Golden Key" ditulis oleh HH Dungse Thinley Norbu Rinpoche, pengetahuan Beliau mengenai Vajrayana tampaknya cukup dalam, karena dari profile Beliau di wikipedia, tercatat sebagai "a pre-eminent teacher of the Nyingma lineage of Tibetan Buddhism and he is patron of the Vajrayana Foundation".

Untuk "'Masculinity' and 'Femininity' in the Spiritual Life" bisa dilihat di http://www.dharmachakra.com/talks/details?num=69



Posting buat bahan referensi aja, kalo mau dibahas silahkan buka thread http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=219.0.

Selanjutnya silahkan kembali ke topik:
"Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta"

wah... ini menarik sekali, thanks Bro Hokben,
yang mana yang benar nih, bisakah Sdr. Hudoyo memberikan referensi mengenai kalimat Di dalam Vajrayana, lain lagi: seks malah menjadi instrumen bagi tercapainya pencerahan.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #50 on: 27 August 2008, 09:53:02 AM »
Di dalam Mahayana lain lagi: ada sumpah Bodhisattva yang menyatakan, bahwa seorang Bodhisattva bersedia MELANGGAR SILA demi cinta kasih. ... Di dalam Vajrayana, lain lagi: seks malah menjadi instrumen bagi tercapainya pencerahan.

Tergantung sumbernya pak. Tergantung teks Mahayana yang mana. Ada Sutra Mahayana yang bilang  Bodhisattva bila melanggar sila akan jatuh dari Sangha Bodhisattva.

Seks dalam Vajrayana sudah pernah dibahas di sini. Tergantung dari aliran mana (Vajrayana ada banyak, nyingma, kadampa, sakya, dll). Hal ini bahkan tidak dibahas di kalangan Vajrayana sendiri, Tetapi pak hudoyo bisa dengan baik menggeneralisir keadaan tersebut.

Saya ingin sekedar komentar. Jika saya melakukan upaya kausalya, tetapi setiap thread yang saya buat menimbulkan pertanyaan "ini ajaran Sang Buddha bukan ya?", bahkan sampai timbul perdebatan yang melibatkan pribadi, sebaiknya saya bertanya dulu ke dalam, apakah ini upaya kausalya atau bukan.

Bek tu topik.

Among things [dhammas] conditioned or unconditioned [dhammā saṅkhatā vā asaṅkhatā vā], dispassion is reckoned best of them all, the crushing of all infatuation, the removal of thirst, the uprooting of attachment, the cutting off of the round (of rebirth), the destruction of craving, dispassion, Nibbāna. AN II 34

It is impossible, it cannot come to pass that a man possessed of (right) view would treat any dhamma as self - this situation does not occur. MN iii 64

The world, as a rule, is fettered by attachment and clinging to things, and is firmly adhering to them. But the learned and noble disciple does no longer attach himself, cling firmly, adhere and incline to the thoughts: 'I have an attā,' and he knows: 'Merely dukkha arises, merely dukkha vanishes.' SN II 17 SN III 135

“ ‘The self, the self,’ bhikshus, thinks the untaught worldling, misapprehending concepts. But there is no self and what belongs to self. This suffering, arising, arises; this suffering, ceasing, ceases. Samskaras, arising, arise, samskaras ceasing, cease.” (Chinese Madhyama Agama, MA, 62, 498b)

If I - being asked by Vacchagotta the wanderer if there is a self - were to answer that there is a self, would that be in keeping with the arising of knowledge that all phenomena [dhammas] are not-self? SN iv 401

"All dhammas are not-self" is said when Nibbāna is included. NiddA. 7

Selain dari Bodhicitta dan Tathagathagarbha dalam Mahayana, adakah disebutkan anatta sebagai sesuatu yang tidak benar? Atau cuma spekulasi dan gerak-gerik pikiran?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #51 on: 27 August 2008, 09:56:42 AM »
Kaulsalya apa artinya om :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #52 on: 27 August 2008, 10:27:55 AM »
Sesuai topik dan dibanyak thread yg selalu mempertanyakan "apakah Ini Ajaran Sang Buddha" dan pengertian sutta yg diartikan sesuka hati, bukanlah EHIPASIKO yg membawa kemajuan batin, tetapi telah terperangkap dalam vicikicha dan micchaditthi yg mendalam. Entah disadari atau tidak time will tell.... _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
INTERMEZO
« Reply #53 on: 27 August 2008, 10:48:34 AM »
Intermezooo
Ada sebuah kisah Zen, dan namanya kisah Zen kebanyakan adalah untuk direnungkan karena maknanya yang dalam. Saya ambil dari buku Zen dan mengisahkannya secara bebas, jadi kalau ada yang ingin berargumen saya tidak bisa menanggapi karena yang bikin kisahnya bukan saya.

Demikian kisahnya.

Suatu hari ada seorang bhiksu muda yang telah mempelajari Prajnaparamita menemui gurunya dan duduk di hadapan gurunya.

Bhiksu muda:
Guru, semuanya adalah kosong, tidak ada. Wujud adalah kosong, persepsi, bentuk pikiran, kesadaran, perasaan adalah kosong. (menguraikan apa yang ia pahami setelah mempelajari Prajnaparamita)

Guru:
(mendengarkan sampai bhiksu muda itu selesai, kemudian tiba-tiba sang Guru memencet hidung bhiksu muda itu sekeras-kerasnya…) TET !

Bhiksu muda:
Wadauuu!!! Sakit!! Dasar tua bangka,  [at] !#$%!

Guru:
He..he..he… jika semuanya kosong, tidak ada, lalu dari mana datangnya rasa sakit itu?
 
Bhiksu muda:
?!! (tercerahkan)

--
Dalam penjelasan dikatakan bahwa bhiksu muda itu belum memahami benar apa itu kekosongan.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #54 on: 27 August 2008, 11:19:58 AM »
kembali ke laptop.

boleh saya simpulkan dari diskusi ini?

Quote
Harap berhati-hati membaca Anatta-lakkhana-sutta. ... Sebagian besar umat Buddha terperosok ketika membaca sutta itu, sehingga merasa memahami FAKTA 'anatta', padahal sebenarnya mereka hanyalah memegang DOKTRIN 'anatta'.
Ini adalah rasa takut yang berlebihan dimana masih banyak doktrin atau ajaran lain juga demikian. Semua ajaran apapun selama masih hanya sebatas menghafal tentu tidak berguna. Contohnya ilmu memasak dan memasak beneran.

Utk memasak perlu petunjuk dahulu baru bisa memasak.

[tentang MMD, walaupun saya sebenarnya tidak setuju membahas MMD disini karena bukan tempatnya, petunjuk pak Hud menurut saya adalah salah satu bentuk doktrin/ajaran juga]


Quote
Kunci untuk memahami Anatta-lakkhana dengan benar terletak pada bagian akhir sutta itu:

"Setiap fenomena nama-rupa apa pun ... dilihat sebagai apa adanya dengan pemahaman benar sebagai: 'Ini bukan milikku. Ini bukan diriku. Ini bukan aku.'
"Melihat demikian, murid yang ariya ... berpaling dari nama-rupa. Setelah berpaling, dia menjadi tidak tertarik. Setelah tidak tertarik, dia terbebas sepenuhnya. Dengan terbebas penuh, disana ada pengetahuan, 'Terbebas sepenuhnya.' Dia mengerti bahwa 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah terpenuhi, tugas telah selesai. Tidak ada lagi lebih jauh untuk dunia ini.'"
Kuncinya adalah keseluruhannya. Pada sutta ini merupakan dialog tanya jawab dimana Sang Buddha membawa diskusi dari awal sampai akhir yang berhubungan. Dengan jelas diawal dikatakan satupersatu bahwa nama-rupa bukan diri.

Quote
Nah ... jadi yang bisa melihat 'Ini bukan milikku; ini bukan aku; ini bukan diri/atta-ku,' HANYALAH seorang ariya ... Dengan kata lain, FAKTA 'anatta' HANYA bisa dilihat oleh seorang ariya. ...
Ini terbalik. Setelah melihat dia baru tercerahkan. Jadi bukan menjadi ariya baru melihat, justru setelah melihat dia, dia kecewa lalu tidak melekat, baru tercerahkan.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #55 on: 27 August 2008, 01:09:11 PM »
Loh koq kesimpulan saya yg sudah terdistorsi? ini ada di suttanya koq
Quote
"Then, Bahiya, you should train yourself thus: In reference to the seen, there will be only the seen. In reference to the heard, only the heard. In reference to the sensed, only the sensed. In reference to the cognized, only the cognized. That is how you should train yourself. When for you there will be only the seen in reference to the seen, only the heard in reference to the heard, only the sensed in reference to the sensed, only the cognized in reference to the cognized, then, Bahiya, there is no you in terms of that. When there is no you in terms of that, there is no you there. When there is no you there, you are neither here nor yonder nor between the two. This, just this, is the end of stress."
Tema-nya sama.
btw semua pernyataan Pak Hud juga sudah terdistorsi oleh ajaran MMD hehehehe

Maksudnya 'terdistorsi', Anda telah membaca Bahiya-sutta dengan KONSEP anatta. ... Coba bayangkan seorang non-Buddhis membaca Bahiya-sutta .... tidak ada KONSEP anatta dalam pikirannya ...

Di dalam Bahiya-sutta, Sang Buddha tidak mengajarkan KONSEP anatta kepada Bahiya. ... Alih-alih, Sang Buddha mengajarkan agar Bahiya 'melihat apa adanya', tanpa konsep apa pun. ... Baru pada akhir sutta itu, Sang Buddha mengatakan, bahwa--apabila Bahiya bisa 'melihat apa adanya'--maka 'kamu tidak ada lagi' (anatta), ini FAKTA anatta bukan KONSEP anatta. ... Di sini Sang Buddha memberitahu Bahiya, bahwa bila ia bisa 'melihat apa adanya' ... maka ia menembus FAKTA anatta.

Melihatkah Anda bedanya KONSEP anatta dengan FAKTA anatta? ... Itulah yang saya katakan sejak semula, banyak sekali umat Buddha terjebak pada KONSEP anatta tanpa menembus FAKTA anatta. ... FAKTA anatta hanya bisa ditembus dalam khanika-samadhi.

Dalam Bahiya-sutta, 'kamu tidak ada' (anatta) bukan topik utama, bukan KONSEP melainkan FAKTA ... pesan utama Sang Buddha dalam sutta itu adalah 'melihat apa adanya'.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #56 on: 27 August 2008, 01:20:42 PM »
An-atta = tanpa inti yang kekal atau tanpa diri / roh ? karena kedua-nya seharusnya berbeda.

Apa yang ditanyakan oleh Rekan Dilbert ini SANGAT PENTING. .... Saya sudah melihat hal ini sejak lama ...

Anatta = "tanpa inti yang kekal" ... ini adalah kesalahan sebagian besar umat Buddha dalam memahami konsep anatta. ... Coba, siapa saja yang bisa menemukan ucapan Sang Buddha yang mendefinisikan 'anatta' seperti itu, silakan tampilkan di sini. ... Ini adalah konsep anatta secara METAFISIKAL. ... Sang Buddha tidak pernah bicara tentang 'anatta' sebagai konsep metafisikal ... bahkan Sang Buddha menolak menganut paham metafisikal apa pun ... "Semua paham metafisikal hanyalah 'rimba pendapat'," kata Sang Buddha. ...

Sang Buddha tidak bicara tentang 'anatta' sebagai pengertian metafisikal, melainkan sebagai FAKTA EKSPERIENSIAL (pengalaman batin), setidak-tidaknya konsep eksperiensial, bukan metafisikal. ... 'Anatta' itu adalah ketika seorang arahat tidak lagi berpikir 'ini milikku, ini aku, ini diri/atta-ku'. ...

Jadi menurut hemat saya, terjemahan 'anatta' yang benar adalah 'tanpa-aku, tanpa-diri' (not-me, not-self), bukan 'tanpa-inti' (no-essence).

Salam,
hudoyo


Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #57 on: 27 August 2008, 01:23:28 PM »
cek aja bos disini http://dhammacitta.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html

Bahkan di dalam Anattalakkhana-sutta ini sendiri, anatta diuraikan oleh Sang Buddha sebagai ketika orang tidak lagi berpikir 'ini milikku, ini aku, ini diri/atta-ku'.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #58 on: 27 August 2008, 01:27:24 PM »
...
Melihatkah Anda bedanya KONSEP anatta dengan FAKTA anatta? ... Itulah yang saya katakan sejak semula, banyak sekali umat Buddha terjebak pada KONSEP anatta tanpa menembus FAKTA anatta. ... FAKTA anatta hanya bisa ditembus dalam khanika-samadhi.
...

Saya belum pernah baca tentang "khanika samadhi" dalam Sutta. Boleh minta referensinya, Pak?

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Hati-hati membaca Anattalakkhana-sutta
« Reply #59 on: 27 August 2008, 01:30:22 PM »
Quote from: hudoyo
Quote from: bond
Sory saya sangat meragukan bahwa J krishnamurti telah mencapai pembebasan sempurna. Karena dari apa yg pernah saya baca beliau terlibat perselingkuhan dan aborsi(mudah-mudahan salah  Smiley ). Arahat dan Buddha tidak pernah melakukan hal demikian dalam kehidupan Ariyanya.
Persepsi bisa berbeda karena asumsi berbeda. ... Di dalam Theravada yang puritan, seks dan pencerahan tidak kompatibel. ... Di dalam Mahayana lain lagi: ada sumpah Bodhisattva yang menyatakan, bahwa seorang Bodhisattva bersedia MELANGGAR SILA demi cinta kasih. ... Di dalam Vajrayana, lain lagi: seks malah menjadi instrumen bagi tercapainya pencerahan.
bos kok nyelonong sampe ke yg laen2?? pembicaraannya kan pendekatan MMD  ^-^ mengalihkan yak :D

Saya ingin menekankan bahwa persepsi orang terhadap satu peristiwa tidak pernah sama, bisa berbeda bila asumsi yang ada di balik kepalanya berbeda.