sangat sulit mencari kebenaran apabila hanya berdasarkan sejarah semata-mata, antara Protestan dan Kath0lik sama-sama memiliki kebenaran atau pembenaran versi masing-masing. permasalahan kitab-kitab yang diubah pada masa-masa awal, tentu saja dapat menjadikan suatu perdebatan tak berujung pangkal. apalagi jika pembahasan melibatkan aliran Karisten Koptik yang juga memiliki kitab-kitab (tambahan) sendiri.
Maka dari itu marilah kita jangan membahas lagi tentang pertentangan Protestan dan Katholik ini. Karena sudah OOT toh. Lagipula anda sendiri sudah tahu kalau ada penggantian kitab di masa-masa awal... Katholik dan Protestan memiliki pembenaran masing-masing. Memang! Demikian juga dengan Theravada dan Mahayana. Tapi keduanya dianggap mainstream.
Mengenai aliran mainstream jadi batasannya adalah berlindung pada triratna dan 4 kebenaran mulia? baru disebut sebagai aliran mainstream? apabila suatu aliran memenuhi konsep berlindung pada triratna dan 4 kebenaran mulia, namun memasukkan unsur-unsur agama tradisional, apakah boleh disebut sebagai mainstream juga. (misalnya: tridharma). terus bagaimana pandangan anda mengenai MMD (aliran tanpa unsur 4 kebenaran mulia dan jalan mulia beruas ?
Mengenai MMD saya tidak akan menjawab. Karena sudah tidak ada hubungannya sama sekali dengan topik ini. Ya tergantung apakah unsur tradisional itu bertentangan atau tidak dengan Triratna dan 4 Kebenaran Mulia. Apabila bertentangan tentu saja tidak diterima. Apabila tidak bertentangan tentu dapat diterima. Karena agama Buddha adalah agama yang fleksibel terhadap budaya, maka dengan cepat dapat menyebar ke seluruh penjuru Asia, bahkan di dunia-dunia barat.
Yang paling lucu adalah anda mempertanyakan Tridharma. Kenapa anda memperbandingkan Tridharma dengan aliran mainstream Buddhis, yang sudah jelas-jelas sangat berbeda? Apa ada sih aliran "Buddhis Tridharma" kalau bukan hanya di Indonesia saja? Kalau boleh tahu, sampai sejauh mana pengetahuan anda tentang
apa itu Tridharma? Marilah kita bahas di topik sebelah yang ditulis Mr.Wei, kalau anda bersedia.
Semacam "kompromi politik"-kah? jadi apabila jaman dahulu ada aliran sesat tidak mengakui kosep X, namun aliran sesat itu sukses berkembang mendapatkan banyak pengikut, apabila berkompromi dengan aliran yang mengakui konsep X. kemudian aliran itu pun berubah status menjadi aliran mainstream.
Terserah anda mau anggap politik ataupun bukan.
Yang pasti adalah secara objektif, dalam agama Buddha, umat Buddha adalah mereka yang menerima Triratna dan 4 Kebenaran Mulia. Dan ini dikatakan oleh Sang Buddha sendiri, silahkan cari sendiri, kalau anda mau.
Dan saya percaya bahwa umat Kristiani juga memandang secara objektif, bahwa yang patut disebut agama Kristiani dan umat Kristiani itu adalah mereka yang menerima Trinitas.
Case closed.
saya tidak mengatakan bahwa dalai lama adalah pimpinan gelug, coba diteliti deh.. Ya benar Dalai Lama adalah pimpinan tertinggi-nya tibet. namun sayang sekali konflik antara "New Kadampa" dan Dalai Lama itu menyebabkan munculnya anggapan dari umat Buddha bahwa "New Kadampa" itu termasuk cult. seperti thread ini:
Buddhist Cults and Cult-like Organisations http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=3190.0
Maka dari itu Dalai Lama dan Paus itu BEDA. Kenapa anda memposisikan Dalai Lama dengan Paus sebagai Pemimpin Tertinggi dalam postingan anda yang lalu dan seolah anda memperbandingkannya? La jelas yang dimaksud 'Pemimpin Tertinggi' di sini beda.
Dalam Katholik, Paus adalah pemimpin spiritual umat Katholik, beliau memiliki kekuasaan untuk mencap suatu aliran. Sedangkan Dalai Lama tidak.
Apabila New Kadampa dicap sesat hanya karena menolak Dalai Lama, maka bagi saya itu tidak valid, karena Dalai lama tidak berhak mencap aliran tersebut sesat atau tidak (dari segi agama). Namun Dalai Lama yang punya kekuasaan politik atas Gelug, kemudian menganggap New Kadampa sebagai sesat, atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Yang jelas adalah ketika Dalai Lama menolak aliran New Kadampa, maka Beliau berada dalam posisi seorang
Pemimpin Tertinggi dalam hal politik sekaligus Bhiksu yang cukup dihormati. Beliau bukan
Pemimpin Tertinggi Spiritual yang berhak mencap sebuah aliran sesat atau tidak.
Apalagi setahu saya New Kadampa masih berlindung pada Triratna. (CMIIW) Hanya saja permasalahannya mereka memuja Dorje Shugden yang konon sangat kontroversial apakah seorang tokoh yang telah tercerahkan atau seorang worldly deity.
Apabila Dorje Shugden memang benar-benar terbukti adalah "worldly deity", maka New Kadampa dapat dikategorikan bukan agama Buddha. Kenapa? Karena mereka yang berlindung pada Triratna tidak akan berlindung pada "worldly deity" atau dewa dewi yang masih belum mencapai tahapan pencerahan apapun.
Karena sampai sekarang masih kontroversial ttg Dorje Shugden ini, maka saya akui "New Kadampa" adalah satu-satunya aliran yang saya masih ragu apakah sesat atau tidak.
Kalau IKT, Maitreya, ZFZ, sama Nichiren shoshu ya sudah jelas di mata.
banyak sekali umat Buddhist di luar sana yang membuta, tanpa mengetahui asal-usul dan latar belakang suatu permasalahan, lantas sembarangan saja memasukkan suatu organisasi itu sebagi "cult". bandingkan dengan umat Kath0lik / Protestan.. apakah sikap mereka seperti ini juga? siapa yang lebih radikal antara umat Buddha dan umat Kr1stiani?
Demikian juga hendaknya seseorang juga tidak sembarangan memasukkan suatu aliran yang masih belum jelas ke dalam agama Buddha. Masalah radikal atau tidak, silahkan anda nilai sendiri.
iya memang tidak beres, cuma saya ingin tau saja bagaimana sikap umat Buddha jika melihat ketidak beresan pelanggaran sila-vinaya , dibandingkan dengan bagaimana sikap umat Kr1stiani melihat ketidakberesan pelanggaran aturan mereka. hal ini memicu suatu pertanyaan "Benarkah bahwa umat Buddha lebih radikal jika dibandingkan umat Kr1stiani?"
Ok-ok.... tapi sekarang anda tahu dong bahwa ada sekelompok Bhiksu yang anda anggap menikah dan melanggar sila itu, ternyata bukan Bhiksu yang sesungguhnya, karena tidak mengambil Vinaya. Mereka adalah para "Bhiksu" pengambil Bodhisattva Sila.
Dan jelas, apabila seorang Bhiksu yang memegang Vinaya ketahuan menikah, maka setahu saya, ia dikeluarkan dari anggota Sangha para Bhiksu. Namun ia tetap umat Buddha sepanjang masih berlindung pada Triratna dan 4 Kebenaran Mulia.
yang namanya mengganti itu bisa menambahkan dan bisa juga mengurangi. Namun yang ingin saya bahas adalah "Radikalisme umat Buddha dibandingkan dengan umat Kr1stiani"
Haha... tapi masalahnya mereka (aliran nyeleneh) yang membuat sutra-sutra baru itu, tidak berusaha untuk memasukkannya ke dalam Tripitaka toh. Jadi sampai sekarang setahu saya tidak ada aliran nyeleneh yang berusaha mengganti isi Tripitaka.
Apalagi kalau berusaha "mengganti" Tripitaka dengan menambahi sutra-sutra baru yang bertentangan dengan Buddha Dharma
pada era modern ini. Pasti akan menjadi bahan tertawaan banyak orang.
Thanks for mince for remind me not to OOT too much....
The Siddha Wanderer