agak susah ya...
jadi intinya, 'makhluk' itu ada karena adanya tathagatagarbha??
kalau begitu, apa yang membedakan tathagatagarbha dengan sosok 'pencipta' di agama lain??
Wahh di agama apa ya? Masalahnya konsep di tiap agama beda-beda juga, sy harus bandingin sama yang mana? hahah...
Tapi singkatnya, Sosok Pencipta dalam agama Samawi berada di "luar" proses hidup dan mati, muncul dan lenyap, yang merupakan ciptaannya. Ia menjadi subjek personal absolut yang mengatur semuanya. Ia adalah murni Sebab, Absolut, tak tersentuh oleh akibat ciptaannya. Beberapa paham Hinduisme juga seperti ini.
Beberapa paham Hinduisme menyatakan bahwa segala sesuatu dan semua makhluk adalah bagian dari Brahman (Tuhan), non-dual, dengan "Maya" sebagai proses kreatif Brahman yang membentuk dunia ini. Paham ini mendekati Buddhisme, bedanya mereka menyatakan bahwa setelah pencerahan seseorang melebur dengan Brahman, Sang Atman Dunia dan kehilangan identitas personalnya.
Sedangkan paham Dharmakaya dalam Buddhisme, sebagai Ketuhanan Buddhis, mencakup semuanya. Dharmakaya tidak berada di luar Samsara dan bukan semata-mata Nirvana. Dharmakaya ada dalam Samsara, sehingga pencerahan dimungkinkan selagi orang berada di dalam samsara. Ini menunjukkan bahwa agama Buddha bukan agama khayal, karena Ketuhanan atau keBuddhaan dapat dialami saat ini dalam hidup ini dalam dunia ini, dalam satu kesempatan, beberapa kesempatan, banyak kesempatan atau selama-lamanya.
Bukan cuma makhluk, segala sesuatu, ada karena Dharmakaya yang mencakup Kebajikan Pokok dan Kesesatan Pokok, Samsara dan Nirvana, baik dan jahat. Maka dari itu seperti yang bro william sendiri katakan sebagai reply pada sugianto, bila seseorang tercerahkan maka ia melampaui baik dan jahat. CMIIW
Meminjam istilah Upasaka Saccako, Dharmakaya "memancarkan" realita, bukan "menciptakan". Senter tidak menciptakan cahaya, tetapi ia memancarkan cahaya, yang merupakan hasil kesatuan berbagai sebab dan akibat. Karena Dharmakaya adalah hukum karma, Pratityasamutpada, serta Nirvana dan Tanah Suci itu sendiri. Dharmakaya memancarkan proses kreatif dunia ini, Ia bagaikan DNA mental dan fisik.
Dengan demikian, dunia ini ada bukan hasil kebetulan atau chaos, tetapi merupakan proses kreatif Dharmakaya dan segala tujuan umat manusia dibentuk dari sana.
Seorang Buddha tidak melenyapkan Samsara, beliau mentransformasikan Samsara menjadi Nirvana, ini makna terbebas yang sesungguhnya. Dunia yang anda sebut Samsara ini, seorang Buddha akan melihatnya sebagai alam Buddha, sepenuhnya murni dan damai, karena beliau telah menyadari sepenuhnya apa sih Samsara itu. Nirvana adalah hakekat sejati Pratityasamutpada.
Menyadari Dharmakaya membangkitkan Kebajikan Pokok menjadi Buddha, tidak menyadari Dharmakaya dan malah mengembangkan tiga racun, akan membawa pada kelahiran di alam neraka. Maka dari itu manusia memilih sendiri tujuan hidupnya, sepenuhnya free will dia mau ke arah mana. Free Will adalah unsur dari Dharmakaya, Dharmakaya bukan Sosok absolut yang mengatur kehendak manusia. Ia adalah alaya vijnana, dasar kesadaran dan kehendak manusia.
Lantas apa tujuan Buddha hadir di dunia ini, adalah membawa semua orang agar bertujuan menjadi Buddha, tujuan sejati semua makhluk. Manusia punya free will, mereka dapat memutuskan mau jadi baik atau jahat, tetapi bukankah kita semua dihimbau untuk menjadi baik? Demikian kita dihimbau oleh para Buddha agar mentransformasikan Samsara menjadi Nirvana, memurnikan alaya-vijnana menjadi amala-vijnana, merealisasi Dharmakaya murni dan Ke-Buddhaan. Itulah tujuan sejati semua makhluk, mengubah alaya menjadi amala, kesdaraan kesembilan yang murni, yang memaksimalkan Kebajikan Pokok dan memurnikan Kesesatan Pokok.
Maaf kalau saya juga masih snagat terbatas dalam menjelaskan.
The Siddha Wanderer