saya lebih suka secara tegas mengacu pada Sutra langsung. Dalam Sutra jelas2 tidak ada satu katapun yang mengatakan Theravada adalah Hinayana. Ini acuan paling objektik yang saya sodorkan.
Kemudian ada yang selalu menuduh Mahayana mengatakan Hinayana hanya mengejar kearahatan, itu juga tidak sepenuhnya benar. Mengapa ? Dalam Mahayana, tokoh Sariputra, Ananda, MahaKassapa adalah Arahat, dan mereka tidak mengejar pencapaian Sammasambuddha, tetapi Buddha tidak bilang mereka Hinayana, malahan walaupun mereka tidak bercita2 jadi Buddha, Sang Buddha tetap meramalkan mereka akan mencapainya pada tak terhitung kalpa yang akan datang. Ini acuan Sutra, bukan acuan pada pendapat sesepuh A, B atau C. bukan mengacu pada pendapat skolar picik yang sok pintar bilang Theravada =Hinayana. Mengapa tulisan Epstein, Ronald B., Ph.D harus dianggap mewakili pendapat Mahayana, dan saya tidak berhak? sama saja itu pendapat dari masing2 pribadi. Anda ingin mengacu dari siapa? Maka saya sodorkan dari Sutra, bukan dari pendapat para skolar picik.
Mengapa harus merasa ada satu juta orang bilang Hinayana = Theravada, maka satu juta orang itu mewakili Mahayana? Mengapa harus terpancing oleh pendapat khalaya ramai? Sekarang ada berapa juta umat di dunia yang tidak menganggap Buddha adalah jalan mencapai pembebasan, apakah berarti pendapat mereka benar? tentu tidak, jika kita mau menggalinya secara objektif berdasarkan catatan Sutta dan Sutra, bukan berdasarkan pendapat dari segi kuantitas orang yang menilainya, maka kita tidak perlu terpancing sampai merasa dihina.
Theravada juga mengajarkan 10 paramita dan memberi apresiasi pada pencapaian Buddha dalam kitab Buddhavamsa. Jadi Theravada tidak bisa dikatakan Hinayana. Dan Mahayana tidak bisa dikatakan menghina Theravada, Jika menghina, maka Sariputra dkk juga terhina dong, tapi tidak demikian bukan??
Semua ini acuan dari Sutra, apakah itu kurang?