Namanya juga topik saling mengingatkan. Mengingatkan masing masing utk saling menghormati.
Ajaran Buddha sangat mulia karena terkenal dengan ajaran moralitasnya yang universal. Buddha mengajarkan moralitas utk umat awam seperti sikap saling menghormati. Jangankan kepada kaum non Buddhis, kepada makhluk bukan manusia ,seperti hewan pun Buddha memiliki welas asih yang besar.
Dari pijakan ini, mari kita saling menghormati. walaupun berbeda pendapat mari kita tidak saling mengcemooh atau mencela. Karena sikap demikian bagaimanapun juga hanya akan merugikan diri sendiri. Jika memahami hal demikian, maka untuk apa kita mencela. Jika saudara2 merasa pernah dihina/dicela maka jelaskan secara objektif dan arif bahwa anda tidak demikian adanya, sementara itu kita tidak perlu balas mencela, karena pihak yang mencela sendiri telah menanam benih karma buruk, maka untuk apa kita ikut terpancing yang akhirnya merugi diri sendiri juga?
Bro El Sol merasa telah dihina oleh kaum Mahayana, maka bro El Sol berhak untuk balas menghina/mencela ajaran/kaum Mahayana, namun patut direnungkan kembali bahwa meskipun demikian tetap tidak membawa kemajuan batin。 Demikian juga kaum Mahayana yang telah menghina tidak akan membawa kemajuan batin juga.
Namun ada kesimpulan yang perlu kita tekankan disini:
bahwa sudah menjadi kenyataan bahwa agama Buddha telah berkembang sedemikian rupa hingga terbentuk menjadi tiga aliran utama, yakni Theravada, Mahayana dan Tantrayana. Namun telah ada sepakatan bersama bhw ketiga aliran ini membangun sikap saling menghormati dan menjaga keharmonisan.
Jadi bila masih ada nada-nada yang saling menjelekkkan2, sebaiknya tidak perlu digubris, dan alangkah baiknya kita justru mengembangkan rasa simpati karena sang pencela telah mengembangkan kekotoran batinnya, dan menjauhi pemurnian batin.
Semoga dengan adanya saling mengingatkan ini, kita tetap berada pada jalur Sati dan Maitri karuna. Sikap sati bukan monopoli aliran manapun, siapapun yang memiliki pemahaman yang baik akan mampu mempraktikkan Sati, demikian juga Sikap maitri karuna juga bukan monopoli siapapun, apapun alirannya sejauh masih memiliki kesadaran akan sanggup mempraktikkan Maitri karuna.