Potthapada Sutta
Tentang Potthapada
Kondisi Kesadaran
Diterjemahkan dari bahasa Pali ke bahasa Inggris oleh
Maurice O'Connell Walshe
......9-10. "Ia menjaga pintu-pintu indrianya, dan seterusnya (DN 2, paragraf 64-75). [182] Setelah mencapai jhana pertama, ia berdiam di sana. Dan sensasi apapun yang ia miliki sebelumnya menjadi lenyap. Pada saat itu terdapat persepsi kegirangan dan kegembiraan7 yang sesungguhnya namun halus, yang muncul dari ketidak-melekatan, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kegirangan dan kegembiraan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan. Dan ini adalah latihan itu", Sang Bhagava berkata.
11. "Kemudian lagi, seorang bhikkhu, dengan melenyapkan awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, dengan memperoleh ketenangan di dalam dan keterpusatan pikiran, mencapai dan berdiam di dalam jhana kedua, yang bebas dari awal-pikiran dan kelangsungan-pikiran, yang muncul dari konsentrasi, dipenuhi dengan kegirangan dan kegembiraan. Persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus yang muncul dari ketidak-melekatan yang ada sebelumnya menjadi lenyap. Pada saat itu terdapat persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus [183], yang muncul dari konsentrasi, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kegirangan dan kegembiraan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."
12. "Kemudian lagi, dengan memudarnya kegirangan ia berdiam dalam keseimbangan, penuh perhatian dan berkesadaran jernih, dan ia mengalami dalam tubuhnya perasaan menyenangkan yang oleh Para Mulia dikatakan: 'Berbahagia ia yang berdiam dalam keseimbangan dan perhatian', dan ia mencapai dan berdiam di dalam jhana ketiga. Persepsi kegirangan dan kegembiraan yang sesungguhnya namun halus yang muncul dari konsentrasi yang ada sebelumnya menjadi lenyap, dan di sana muncul keseimbangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya namun halus, dan ia menjadi seorang yang sadar akan keseimbangan dan kebahagiaan yang halus ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."
13. "Kemudian lagi, dengan ditinggalkannya kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, ia mencapai dan berdiam di dalam jhana keempat, suatu kondisi yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian. Keseimbangan dan perhatian halus yang ada sebelumnya menjadi lenyap, dan di sana muncul bukan kebahagiaan dan juga bukan bukan-kebahagiaan yang halus, dan ia menjadi seorang yang sadar akan kebahagiaan dan juga bukan bukan-kebahagiaan ini. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."
14. "Kemudian lagi, dengan seluruhnya melampaui sensasi jasmani, dengan lenyapnya semua penolakan dan dengan ketidak-tertarikan pada persepsi yang beraneka-ragam, melihat bahwa ruang adalah tidak terbatas, ia mencapai dan berdiam di dalam alam ruang tanpa batas. Demikianlah beberapa persepsi muncul melalui latihan, dan beberapa lenyap melalui latihan."http://dhammacitta.org/tipitaka/dn/dn.09.wlsh.htmlNote :
Bisa dilihat bahwa ketika masih adanya sensasi jasmani disana persepsi terhadap indria masih ada...Sebagaimana persepsi itu adalah piti dikatakan persepsi indria dikarenakan berhubungan dengan jasmani yg mencakup indria.
Kedua, semua subjek meditasi kasina dan anapanasati berbasis pada indria. Misal kasina : apo..apo atau tejo..tejo...seseorang melalui indria mata melihat objek sampai muncul patibagha nimitta ini masih dalam lingkup persepsi indria dari melihat sampai melihat melalui batin secara nyata seperti objek yg dilihat (persepsi hasil dari indria penglihatanmuncul). anapanasati dari sentuhan keluar masuk nafas.
Mengenai subjek meditasi perenungan, adalah dari persepsi indria pikiran..
Bisa disimpulkan bahwa basis faktor2 jhana 1-4 berhubungan dengan jasmani.